Share

Bagian 41

"Mamah." Aku segera menarik tanganku. Suara Nabhan mengalihkan pandanganku kearah pintu.

Abah, Umi, Kang Din, dan seorang santri putri berjalan di belakang Nabhan yang berlari kecil menghambur padaku.

"Putranya?" tanya dokter Santi. Aku mengangguk.

"Nggak usah sedih. Sudah punya anak laki yang manis seperti ini kok." Dokter Santi mengusap-usap puncak kepala Nabhan. "Saya tinggal dulu. Ibu cukup istirahat supaya segera pulih ya?"

"Mari." Dokter Santi mengangguk pada Abah dan Umi sebagai isyarat pamit.

Gus Sami membantuku duduk. Nabhan mulai sesenggukan sambil mendekapku.

"Mamah jangan dipeluk seperti itu, G

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
siswaniabas
suka banget dng karakternya Gus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status