Laura masih bimbang dengan pikirannya sendiri, ia ingin ikut chiliders, agar bisa dekat dengan Kak Sagara. Tapi ia yakin, pasti tidak akan diijinkan oleh kedua orang tuanya. Laura suka bernyanyi, tapi ia takut karena Darrel ketuanya.
Banyak orang yang bilang bahwa Darel sangat serius menyangkut Harmony. Harmony adalah nama untuk ekstra kulikuler Musik di SMA Nirmala. Banyak anak-anak yang masuk ekskul Harmony, tapi dikeluarkan begitu saja oleh Darrel karena menurutnya orang-orang itu hanya asal-asalan memilih ekskul atau mungkin hanya untuk mencari perhatian Darel.Laura membuka ponselnya, melihat Dezora yang mengirim poster Harmony yang open recruitment.*Dezora*Dezora: “Pendaftarannya tinggal besok loh ra, awas nyesel”Pagi ini Laura dapat menghirup udara segar di halaman SMA Nirmala. Masa Orientasi Sekolah sudah usai, jadi tidak ada lagi yang namanya “siap kak” “baik kak” “terima kasih kak.” Tidak perlu takut jika berpapasan dengan kakak kelas. Laura menyelipkan rambutnya ke daun telinga, berjalan santai dengan menggendong tas ranselnya menuju kelas.“Bel istirahat nanti, anterin gua setor formulir ini ya ke kak Jessica” pinta Dezora yang dianggukkan oleh Laura dan Abella.Pembelajaran dimulai, Laura memainkan ponselnya karena bosan dengan penjelasan guru didepannya. Sedangkan Dezora memilih untuk tidur karena mengantuk. Dan ya, diantara ketiga cewek paling cantik dikelas ini, hanya Abella satu-satunya yang paling rajin dan sangat pintar.Sudah satu setengah jam, tapi guru didepan belum juga menyelesaikan pembelajaran hari ini. Hingga bel istirahat berbunyi. Semua siswa keluar dari kelas dan berlari kekantin, agar kebagian tempat duduk. Tiga cewek ini lalu menyusuri koridor, mengetuk pintu yang diatasnya bertuliskan Chiliders Room.“Siapa ya?” tanya perempuan cantik dengan tubuh mungil itu, saat membuka pintu.‘Saya Dezora kak, mau daftar jadi anggota Chiliders” jawabnya sopan sembari memberikan formulir yang sudah berisi data dirinya.“Oooh gitu…” Jessica, ketua ekskul Chiliders mengambil formulir itu, sambil tersenyum tipis.“Kalau gitu, kita permisi dulu ya kak” pamit ketiga cewek itu dengan sopan.“Jadi lo gimana ra? Mau ambil ekskul apa?”“Nanti aja deh gua kasi taunya, masih ragu juga”Mereka bertiga melanjutkkan perjalanannya menuju kantin.“Eh kalian duluan aja ya, nanti gua nyusul” Laura lalu pergi begitu saja meninggalkan kedua temannya yang masih berdiri disana.Laura mengetuk pintu ekskul Music, lalu masuk kedalam ruangan itu. Ia terkejut melihat banyaknya alat music yang tertata rapi, juga poster-poster boyband, atau penyanyi legendaris lainnya yang tertempel di tembok ruangan.Ruangan ini sangat sepi, tema gelap yang sangat berbeda dari ruangan chiliders yang tadi ia datangi. Laura memperhatikan setiap foto yang tertempel disana. Grup musik The Beatles, Queen, Coldplay dan grup music terkenal lainnya tertempel disana.Bahkan BTS boy group terkenal dari korea, yang saat ini sangat dicintai oleh semua kalangan. Memiliki lagu-lagu inspiratif serta membangun, membuatnya memiliki fans yang banyak di seluruh belahan dunia.Saat mengalihkan pandangannya, matanya tertuju pada satu poster lumayan besar. Yang berisi foto 4 orang anak, yang sedang manggung. Empat anak campuran kelas sebelas dan dua belas itu, memiliki band yang diberi nama 70 (seventy). Diambil dari secret kode yang artinya {I’m Sad}Laura tahu semua orang yang ada di poster itu. 70 sangat terkenal di SMA Nirmala, jadi semua siswa Nirmala pasti mengenalnya. Cowok yang membawa gitar bernama Dava, seorang Gitaris dari band 70 yang duduk dibangku kelas dua belas. Cowok tampan dan keren itu juga diincar banyak gadis SMA Nirmala. Disebelahnya cowok yang bermain Drum bernama Juan yang juga duduk di kelas dua belas. Juan memiliki kulit sawo matang, serta rahang keras yang membuatnya terlihat gagah. Rey memiliki posisi sebagai pemain keyboard dalam band 70, anak kelas 11-3. Senyuman manis yang menampilkan lesung pipi membuat ia terlihat sangat sexy, baju kaos hitam serta topi diatas kepalanya menambah kesempurnaan dalam dirinya. Dan yang terakhir sang vokalis kesayangan 70, Darrel Sadewa. Cowok dengan kaos oblong yang memperlihatkan ototnya, sedangl memegang mic. Tatapannya tajam tanpa senyuman dibibirnya. Tubuh tinggi dan kulit putih bersih sangatlah menambah kerupawanan Darrel sebagai ciptaan Tuhan. Foto-foto yang diambil saat perform juga ada disana, ditempel pada mading khusus yang bertuliskan “70 Perform.”Laura terkejut ketika seseorang menepuk bahunya. Saat menoleh ia hampir saja berteriak karena Darrel sudah ada didepannya.“Ngapain lo kesini?” tanya Darrel sambil mengerutkan keningnya.“emmm aku…, mau daftar ekskul harmony” jawabnya sangat gugup, tanpa melihat Darrel.“Gabisa, pendaftaran udah ditutup” Darel mejawab cepat, lalu membalikkan badan untuk pergi.“Haaah… kok bisa sih, bukannya batas waktu sampe hari ini ya. Tapi ini kan belum setengah hari.”“Iya, dan lo udah telat. Pendaftaran ditutup lima menit yang lalu” Laura segera membuka ponselnya dan melihat bahwa benar saja apa yang Darrel katakan, pendaftaran untuk bergabung Harmony sudah ditutup lima menit yang lalu.Laura keluar dari ruangan itu dengan perasaan kesal. Laura sudah memberanikan diri untuk mengikuti hobinya, tapi ia malah gagal mendaftar.Laura yang tidak sengaja melihat Abian, lalu menghampiri Bian yang baru saja keluar dari toilet.“BIAN…” teriak Laura keras. Abian lalu menoleh pada sumber suara sambil menyunggingkan senyuman.“Kenapa nih” tanyanya saat Laura sudah berdiri disebelahnya,“Bi, gimana dong pendaftaran ekskul music udah ditutup”“Loh? Jadi juga lo daftar tuh ekskul”“Tadi udah mau daftar, tapi kata Kak Darrel udah penuh”“Yahh, terus gimana?”“Gatau deh. Gua kira lo ada solusi” setelah mengatakan itu Laura langsung pergi begitu saja meninggalkan Abian yang mematung.TIGA Pulang sekolah ponsel Laura berdering tanda pesan masuk. Ia terkejut mendapati pesan dari nomer tidak dikenal, karena penasaran Laura membuka isi pesan tersebut.*085xxx”085xxx: “send a picture”085xxx: “Kalau masih mau ambil kesini”085xxx: “Garuda Apart, Jl. Kenanga No 9. Kamar nomer 135”Formulir untuk bergabung ekstra kulikuler music ternyata masih ada, tanpa basa-basi ia segera memesan taxi online untuk mengantarnya ke alamat tersebut. Abian tidak pulang bersama Laura karena Abian masih ada urusan lain disekolah. Saat sudah sampai di depan gedung apartemen besar itu, orang yang memiliki nomer tadi mengirim pesan lagi. *085xxx*085xxx: “Cepetan ya, tiga menit harus sudah sampai.”Membaca pesan itu Laura langsung berlari, ia tidak tahu kamar nomer 135 ada dilantai berapa. Jadi ia harus bertanya pada Resepsionis.“Hallo, selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?” ucap resepsionis itu ramah.“Kamar nomer 135 ada dilantai berap
Sebagai anak tunggal jelas saja Abian melakukan semuanya sendiri. Orang tuanya yang sibuk bekerja di luar kota, membuatnya kesepian. Ia tidak mendapat perhatian penuh, meskipun uang yang diberikan orang tuanya cukup. Abian tetap merasa ada yang kurang, karena ia perlu kasih sayang orang tuanya. Untungnya saat masuk kelas sepuluh, ia dikenalkan pada Laura oleh kedua orang tuanya. Sejak satu tahun yang lalu Abian dan Laura sudah menjadi sahabat dekat, berkat orang tuanya yang berkerabat. Mereka berdua akrab dengan sangat cepat, mungkin karena factor sama-sama anak tunggal. Tidak jarang ia merasa iri pada Laura, meskipun kedua orang tuanya juga sibuk. Tapi perhatian dan kasih sayang yang diberikan pada Laura sangatlah cukup. Abian membutuhkan suasana damai, berkumpul dengan keluarganya. Serta berbagi kisah hari-hari yang mereka lalui setiap saat. Abian kecil tumbuh menjadi pria remaja yang mandiri. Berhasil menarik perhatian lawan jenis karena wajahnya yang tampan. Abian mengambil pons
Sore ini Abian memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah Laura. Bermain PS, laki-laki yang masih mengenakan seragam putih abu itu duduk dibawah sofa. Laura hanya memonton Abian bermain sambil mengunyah keripik yang ada didalam mulutnya. Pasalnya jika ia ikut bermain Abian akan marah, karena Laura tidak jago bermain PS mereka selalu kalah setiap kali Laura mencoba bergabung. Laura memilih untuk memainkan ponselnya, melihat feed Instogram cowok yang paling ia sukai, yaitu @sagara.wjy. Tidak heran jika cowok satu ini memeliki lebih dari 10k followers, karena postingan yang ia unggah sangat aesthetic. Laura yang sedang scrolling Instogram Sagara, menekan profil Sagara yang menampilkan foto yang baru saja Sagara unggah. “Bi, ini kayanya foto lama ya?” Laura memperlihatkan layar ponselnya, Abian tidak menoleh sama sekali, laki-laki itu lebih asik dengan dunianya sendiri. Hingga Laura harus menggunakan kekerasan setiap kali ingin direspon oleh Abian. Perempuan itu lalu m
Laura keluar dari aula sendirian. Ia baru saja mengikuti rapat anggota baru Harmony. Tidak ada yang namanya pelantikan, seperti ekskul yang lain. Harmony hanya memiliki beberapa acara bersama, untuk menjaga solidaritas, serta kekeluargaan antar anggota. Ekskul dimulai minggu depan, menyesuaikan dengan semua ekskul yang ada di SMA Nirmala. Setiap hari selasa dan sabtu, Laura akan pulang telat, karena mengikuti kegiatan ekskul yang diadakan diluar jam belajar sekolah. Laura memulai langkah kakinya, meninggalkan aula yang kini sudah sepi. “Kak Gara” teriaknya, ketika melihat Sagara membawa ranselnya keluar dari dalam kelas. “Eh, Laura” sapa Sagara menghampiri gadis itu. “Mau kemana nih kak, bolos ya?” tebaknya yang langsung disanggah oleh Sagara.“Engga kok, ini mau latihan di Gor. Sekalian persiapan tanding bulan depan” jelas Sagara agar tidak salah paham. “Ohhh, gitu toh. Maaf ya kak aku gatau, btw semangat ya! Aku bakal dukung kak Gara selalu!” mendeng
Abian mengirim pesan, meminta Laura untuk datang ke atap sekolah. Abian memilih bolos karena malas belajar matematika. Membuatnya pusing menghitung rumus-rumus matematika yang rumit. Sedangkan Laura merasa bosan karena jam kosong di kelas.Laura melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga. Lalu membuka pintu rooftop yang tertutup, ia mendapati Abian yang berdiri membelakangi tubuhnya. Mendengar suara langkah kaki, membuyarkan lamunan Abian. Laura melangkah sambil tersenyum,menghampiri Abian yang sudah menunggunya. Lalu mereka berdua duduk diatas kursi panjang, berwarna coklat. Abian mengeluarkan satu kantong totebag yang ia bawa, mengeluarkan satu kotak makanan. “Lo sakit Bi?” tanya Laura binggung, ia menaruh tangannya diatas kening Abian. “Ga panas kok” ujar Laura. Ia tidak pernah melihat Abian membawa bekal dari rumah sebelumnya. Abian hanya melirik ke arah Laura sekilas, lalu membuka kotak makan yang ternyata ada nasi goreng didalamnya. Abian mema
Laura memasukkan buku-bukunya yang berada diatas meja kedalam tas. Bel pulang sekolah sudah berdering tiga menit yang lalu. Laura berjalan keluar kelas bersama dengan dua temannya itu, Dezora dan Abella. “Kita balik duluan ya, Ra” ujar Dezora sambil memegang tangan Abella.“Iya, hati-hati ya” dua temannya itu mengangguk, lalu berjalan pergi meninggalkan Laura sendiri. Laura berjalan menuju ruang Ekskul Harmony, sambil bersenandung pelan.Laura sedikit terkejut, ketika melihat semua orang sudah berkumpul di ruangan ini. Ia melihat jam tangannya sudah lewat satu menit, masih belum terlambat untuk ikut bergabung. Laura berlari kecil dan mengambil barisan paling belakang. Tiba-tiba saja tangannya ditarik paksa membuat ia mendongak, dan menoleh kearah kanan. Darrel menarik tangannya, dan membawa Laura ke barisan paling ujung. “Lo terlambat!” “Lo lupa sama peraturan Harmony? Anggota yang terlambat bakal dapet hukuman” Jelas Darrel dengan tegas. Laura hanya menund
*Cecan Harmony*Sarah: “Pada dimana nih, gengs?” Mia: “Rumah”Yuni: “2”Siska: “3”Vina: “4”Yuni: “Laura, mana nih?”Laura: “Hadir”Siska: “Harus diabsen dulu ya, Ra”Siska: “Baru mau keluar,”Laura: “Hahaha”Vina: “Share Location”Vina: “Jam tiga ya, guys…”Siska: “Ok”Yuni: “2”Laura: “3”Sarah: “4”Mia: “5”Vina: “Ini keywordnya pada kaga isi abc apa gimana dah”Yuni: “Males ngetik”Siska: “2”Sarah: “Kaga usah dilanjut ya”Vina: “Yaudah sana, pada siap-siap dulu gih”Sarah: “Okeee, see u guys..”Laura keluar dari roomchat grup tersebut, ia bangun dari posisi rebahannya. Lalu bersiap untuk bertemu teman-teman barunya. Laura hanya mengoleskan bedak tipis pada wajahnya, menggunakan liptint peach untuk mempercantik bibirnya. Laura mengambil satu jepit rambut motif bintang, lalu memakainya. Laura memperhatikan dirinya di depan cermin, dengan seulas senyum ia mengambil tasnya, lalu keluar dari kamar.
Abian sibuk berkutit dengan buku dan pulpen yang ia pegang, menyalin tugas biologi yang lupa ia kerjakan. Matanya sibuk melihat buku disampingnya, membaca tulisan itu dalam hati, mempercepat tangannya menulis setiap kata. Padahal kemarin siang Sagara sudah mengingatkan Abian bahwa tugas biologi akan dikumpul hari ini. Tetap saja Abian menanggapinya dengan santai, dan sekarang dia kelimpungan sendiri. Sedangkan Sagara dan Darrel yang sudah mengerjakan tugas itu kemarin, bisa mabar game online. Abian mempercepat tangannya menulis, mendengar keseruan dua temannya bermain membuat dirinya tidak sabar untuk bergabung. “Woi, tungguin gua dong” Pinta Abian sambil menulis. “Cepetan nulisnya bege, lelet amat lo” jawab Sagara asal. Abian langsung membuka aplikasi game yang sudah terinstall di ponselnya sejak lama. Ikut bergabung main dengan Sagara dan Darrel. Sesekali mengumpat kasar karena hampir kena tembakan. “Anjing! Lo yang bener mainnya setan!” umpatnya kasar.