Share

Dua

Laura masih bimbang dengan pikirannya sendiri, ia ingin ikut chiliders, agar bisa dekat dengan Kak Sagara. Tapi ia yakin, pasti tidak akan diijinkan oleh kedua orang tuanya. Laura suka bernyanyi, tapi ia takut karena Darrel ketuanya.

Banyak orang yang bilang bahwa Darel sangat serius menyangkut Harmony. Harmony adalah nama untuk ekstra kulikuler Musik di SMA Nirmala. Banyak anak-anak yang masuk ekskul Harmony, tapi dikeluarkan begitu saja oleh Darrel karena menurutnya orang-orang itu hanya asal-asalan memilih ekskul atau mungkin hanya untuk mencari perhatian Darel.

Laura membuka ponselnya, melihat Dezora yang mengirim poster Harmony yang open recruitment.

*Dezora*

Dezora: “Pendaftarannya tinggal besok loh ra, awas nyesel”

Pagi ini Laura dapat menghirup udara segar di halaman SMA Nirmala. Masa Orientasi Sekolah sudah usai, jadi tidak ada lagi yang namanya “siap kak” “baik kak” “terima kasih kak.” Tidak perlu takut jika berpapasan dengan kakak kelas. Laura menyelipkan rambutnya ke daun telinga, berjalan santai dengan menggendong tas ranselnya menuju kelas.

“Bel istirahat nanti, anterin gua setor formulir ini ya ke kak Jessica” pinta Dezora yang dianggukkan oleh Laura dan Abella.

Pembelajaran dimulai, Laura memainkan ponselnya karena bosan dengan penjelasan guru didepannya. Sedangkan Dezora memilih untuk tidur karena mengantuk. Dan ya, diantara ketiga cewek paling cantik dikelas ini, hanya Abella satu-satunya yang paling rajin dan sangat pintar.

Sudah satu setengah jam, tapi guru didepan belum juga menyelesaikan pembelajaran hari ini. Hingga bel istirahat berbunyi. Semua siswa keluar dari kelas dan berlari kekantin, agar kebagian tempat duduk. Tiga cewek ini lalu menyusuri koridor, mengetuk pintu yang diatasnya bertuliskan Chiliders Room.

“Siapa ya?” tanya perempuan cantik dengan tubuh mungil itu, saat membuka pintu.

‘Saya Dezora kak, mau daftar jadi anggota Chiliders” jawabnya sopan sembari memberikan formulir yang sudah berisi data dirinya.

“Oooh gitu…” Jessica, ketua ekskul Chiliders mengambil formulir itu, sambil tersenyum tipis.

“Kalau gitu, kita permisi dulu ya kak” pamit ketiga cewek itu dengan sopan.

“Jadi lo gimana ra? Mau ambil ekskul apa?”

“Nanti aja deh gua kasi taunya, masih ragu juga”

Mereka bertiga melanjutkkan perjalanannya menuju kantin.

“Eh kalian duluan aja ya, nanti gua nyusul” Laura lalu pergi begitu saja meninggalkan kedua temannya yang masih berdiri disana.

Laura mengetuk pintu ekskul Music, lalu masuk kedalam ruangan itu. Ia terkejut melihat banyaknya alat music yang tertata rapi, juga poster-poster boyband, atau penyanyi legendaris lainnya yang tertempel di tembok ruangan.

Ruangan ini sangat sepi, tema gelap yang sangat berbeda dari ruangan chiliders yang tadi ia datangi. Laura memperhatikan setiap foto yang tertempel disana. Grup musik The Beatles, Queen, Coldplay dan grup music terkenal lainnya tertempel disana.

Bahkan BTS boy group terkenal dari korea, yang saat ini sangat dicintai oleh semua kalangan. Memiliki lagu-lagu inspiratif serta membangun, membuatnya memiliki fans yang banyak di seluruh belahan dunia.

Saat mengalihkan pandangannya, matanya tertuju pada satu poster lumayan besar. Yang berisi foto 4 orang anak, yang sedang manggung. Empat anak campuran kelas sebelas dan dua belas itu, memiliki band yang diberi nama 70 (seventy). Diambil dari secret kode yang artinya {I’m Sad}

Laura tahu semua orang yang ada di poster itu. 70 sangat terkenal di SMA Nirmala, jadi semua siswa Nirmala pasti mengenalnya. Cowok yang membawa gitar bernama Dava, seorang Gitaris dari band 70 yang duduk dibangku kelas dua belas. Cowok tampan dan keren itu juga diincar banyak gadis SMA Nirmala. Disebelahnya cowok yang bermain Drum bernama Juan yang juga duduk di kelas dua belas. Juan memiliki kulit sawo matang, serta rahang keras yang membuatnya terlihat gagah. Rey memiliki posisi sebagai pemain keyboard dalam band 70, anak kelas 11-3. Senyuman manis yang menampilkan lesung pipi membuat ia terlihat sangat sexy, baju kaos hitam serta topi diatas kepalanya menambah kesempurnaan dalam dirinya. Dan yang terakhir sang vokalis kesayangan 70, Darrel Sadewa. Cowok dengan kaos oblong yang memperlihatkan ototnya, sedangl memegang mic. Tatapannya tajam tanpa senyuman dibibirnya. Tubuh tinggi dan kulit putih bersih sangatlah menambah kerupawanan Darrel sebagai ciptaan Tuhan. Foto-foto yang diambil saat perform juga ada disana, ditempel pada mading khusus yang bertuliskan “70 Perform.”

Laura terkejut ketika seseorang menepuk bahunya. Saat menoleh ia hampir saja berteriak karena Darrel sudah ada didepannya.

“Ngapain lo kesini?” tanya Darrel sambil mengerutkan keningnya.

“emmm aku…, mau daftar ekskul harmony” jawabnya sangat gugup, tanpa melihat Darrel.

“Gabisa, pendaftaran udah ditutup” Darel mejawab cepat, lalu membalikkan badan untuk pergi.

“Haaah… kok bisa sih, bukannya batas waktu sampe hari ini ya. Tapi ini kan belum setengah hari.”

“Iya, dan lo udah telat. Pendaftaran ditutup lima menit yang lalu”

Laura segera membuka ponselnya dan melihat bahwa benar saja apa yang Darrel katakan, pendaftaran untuk bergabung Harmony sudah ditutup lima menit yang lalu.

Laura keluar dari ruangan itu dengan perasaan kesal. Laura sudah memberanikan diri untuk mengikuti hobinya, tapi ia malah gagal mendaftar.

Laura yang tidak sengaja melihat Abian, lalu menghampiri Bian yang baru saja keluar dari toilet.

“BIAN…” teriak Laura keras. Abian lalu menoleh pada sumber suara sambil menyunggingkan senyuman.

“Kenapa nih” tanyanya saat Laura sudah berdiri disebelahnya,

“Bi, gimana dong pendaftaran ekskul music udah ditutup”

“Loh? Jadi juga lo daftar tuh ekskul”

“Tadi udah mau daftar, tapi kata Kak Darrel udah penuh”

“Yahh, terus gimana?”

“Gatau deh. Gua kira lo ada solusi” setelah mengatakan itu Laura langsung pergi begitu saja meninggalkan Abian yang mematung.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status