Share

Tiga

Penulis: kajede10
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-23 14:14:28

TIGA

Pulang sekolah ponsel Laura berdering tanda pesan masuk. Ia terkejut mendapati pesan dari nomer tidak dikenal, karena penasaran Laura membuka isi pesan tersebut.

*085xxx”

085xxx: “send a picture”

085xxx: “Kalau masih mau ambil kesini”

085xxx: “Garuda Apart, Jl. Kenanga No 9. Kamar nomer 135”

Formulir untuk bergabung ekstra kulikuler music ternyata masih ada, tanpa basa-basi ia segera memesan taxi online untuk mengantarnya ke alamat tersebut. Abian tidak pulang bersama Laura karena Abian masih ada urusan lain disekolah.

Saat sudah sampai di depan gedung apartemen besar itu, orang yang memiliki nomer tadi mengirim pesan lagi.

*085xxx*

085xxx: “Cepetan ya, tiga menit harus sudah sampai.”

Membaca pesan itu Laura langsung berlari, ia tidak tahu kamar nomer 135 ada dilantai berapa. Jadi ia harus bertanya pada Resepsionis.

“Hallo, selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?” ucap resepsionis itu ramah.

“Kamar nomer 135 ada dilantai berapa ya mbak?” Tanya Laura langsung,

“Kamar nomer 135 ada dilantai 16 ya kak”

“Terima Kasih mbak” Laura langsung berlari menuju lift, memencet tombol untuk menuju lantai 16.

Saat lift terbuka, Laura langsung bergegas lari, dan mencari kamar nomer 135 yang berada di ujung.

Tok.. tok… tok…

Laura mengetuk pintu kamar itu dengan keras, hingga seorang laki-laki dengan kaos hitam oblong dan celana pendek rumah membuka pintu itu.

“Masuk” titah cowok itu sembari mempersilahkan Laura masuk kedalam apartemennya.

Apartemen megah ini membuat Laura tercengang melihatnya. Ruangan yang sangat luas, serta model yang elegan dengan desain dan bahan material khusus kelas utama. Kemewahan yang disuguhkan tak hanya pada segi desain, tapi juga pada fasilitas-fasilitas eksklusif yang diberikan.

Nafas Laura yang naik turun akibat berlari tadi membuat ia kelelahan. Laura duduk di sofa besar yang berhadapan dengan televisi. Darel yang melihat Laura bercucuran keringat lalu menawarkannya minuman.

“Mau minum apa?”

“Apa aja deh kak” tadinya Laura ingin meminta Orange Juice tapi ia takut melihat wajah Darrel yang kaku itu.

Darel datang dengan satu gelas air putih, menaruhnya di meja yang ada didepan Laura.

“Makasih kak” ucapnya pelan.

Darel menatap wajah Laura yang sedang minum air digelas itu. Pandangan matanya tidak luput dari mata sayu Laura, tatapan tajam Darrel terlihat seperti mengintimidasi.

Laura menghabiskan air itu dengan cepat, lalu menaruh gelas kembali ke meja.

“Cape ya?” tanya Darrel tiba-tiba

“Engga kok kak,” jawab Laura mengalihkan pandangannya, yang tidak sengaja menatap mata Darrel.

“Terus, kenapa ngos-ngosan gitu?” Laura hanya tersenyum, tidak menjawab pertanyaan Darrel.

Mereka berdua duduk bersebelahan, tidak ada lagi percakapan yang terjadi. Hingga lima menit setelahnya, Laura mengeluarkan suara.

“Kalau boleh tau, formulir pendaftarannya gimana kak?”

Darrel berdiri, masuk kedalam kamarnya, dan mengambil selembar formulir yang ada didalam tasnya.

“nih, langsung isi disini aja” Laura mengambil formulir itu dan langsung menulis namanya.

“udah kak,” Laura menyerahkan formulir itu pada Darrel lagi.

“Makasih…” ucapnya pelan.

Laura berdiri dan mengambil tas disebelahnya, “Mau kemana?”

“emmm, Pulang. Udah selesai kan” jawabnya ragu-ragu.

Darrel menggunakan jaketnya, dan mengambil kunci mobil yang tergantung didekat pintu.

“yuk, gua anter” pernyataan Darrel, membuat Laura terkejut mendengarnya.

“Kenapa?” tanya Darrel yang melihat Laura kebingungan.

“Gausah deh kak, aku bisa pulang sendiri kok”

“Gua anterin lo pulang, kalau lo kenapa-kenapa abis dari apartemen gua. Abian bakal marah.”

“Gua gasuka penolakan.”

Laura lalu mengikuti langkah kaki Darrel dari belakang.

Sampai di mobil, mereka berdua benar-benar tidak mengeluarkan suara sama sekali. Hanya ada keheningan yang menyelimuti dua pasang remaja ini. Darrel menyukai ketenangan, dan lebih suka berdiam diri. Sedangkan Laura, ia suka tidak tahan dengan suasana hening seperti ini. Suasana yang membuatnya, merasa sangat frustasi.

Darrel menghidupkan lagu milik Olivia Rodrigo, yang berjudul Drivers license. Lagu yang akhir-akhir ini Laura sukai.

And I know we weren’t perfect

But I’ve never felt this way for no one

And I just can’t imagine how you could be so okay

Now that I’m gone

Guess you didn’t mean what you wrote in that song about me

‘Cause you said forever, now I drive alone past your street.

Laura menyanyikan lirik lagu itu sangat pelan, takut mengganggu Darrel yang focus menyetir.

“Lo, suka lagu ini?” tanya Darrel yang tiba-tiba membuat Laura terkejut. Darrel dapat mendengar suara nyanyian Laura. Meski sangat pelan. Menurutnya suara Laura tidak begitu sumbang.

“eh, em. Iya kak.” Jawabanya terbata-bata.

Darrel yang awalnya sudah memilih untu menutup pendaftaran anggota Harmony. Memberikn formulir sisa pada Laura karena Abian yang memintanya. Abian bilang bahwa Laura sangat suka bernyanyi, hobi Laura sejak kecil. Jadi dia memaksa Darrel untuk menerima Laura sebagai anggotanya. Jadi sekarang ia mengerti, tidak ada salahnya menerima satu anggota lagi.

“Ini kemana?”

“Di depan belok kiri kak”

Darrel segera membelokkan setirnya dan berhenti tepat di depan gerbang rumah Laura.

“Makasih ya kak, hati-hati dijalan” ucapnya sebelum turun dari mobil.

Darrel langsung pergi begitu saja saat Laura turun dan tidak mengatakan apa-apa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • HARMONY   delapan puluh

    Laura sudah berada di bali sekarang, ia pulih setelah beberapa hari tinggal disini. Laura sama sekali belum memberi kabar apapun pada teman-temannya di Jakarta. Ia yakin mereka semua pasti sedang khawatir, namun dia juga tidak ingin menghubungi mereka saat ini, entahlah perasaan Laura sangat sulit dimengerti akhir-akhir ini. “Jadi pacar Laura ini siapa sebenarnya?” tanya sang mama yang sedang asik membuatkan sarapan pagi untuk keluarga kecilnya. Sudah lama mereka tidak berkumpul, menurut Laura ada untungnya juga ia sakit, jadi keluarga senantiasa merawatnya seperti bayi lagi seperti dulu. “Apaan sih mah, gausah bahas itu lagi deh” sahut Laura. sejak itu mamanya selalu bertanya siapa kekasih Laura sebenarnya. Karena saat itu dua laki-laki terlihat paling terpuruk saat Laura berada di rumah sakit. Yaitu Abian dan juga Darrel. “Pacaran sama Darrel, tapi kenapa pas habis operasi manggil-manggil nama Abian terus” tanya sang mama lagi. wanita itu sangat penasaran tentang kisah cinta an

  • HARMONY   tujuh puluh sembilan

    Sudah satu bulan hubungan palsu yang mereka jalani untuk mengelabui orang-orang. Namun perasaan Darrel setiap harinya semakin nyata, ia bahkan tidak mau jauh-jauh dari Laura. Mereka semakin dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama. Darrel juga sering menceritakan masalah-masalah yang ia alami di masa lalu hanya pada Laura, karena setiap kali bercerita pada gadis itu, Darrel selalu merasa nyaman. Hubungan dua remaja itu membuat pertemanan Laura dan Abian semakin menjauh. Keduanya terlihat sering mengabaikan satu sama lain, selain itu Abian juga sedang dekat dengan Nayla sekarang. “Aku gamau putus” ujar Darrel parau.“Tapi dari awal kita ga pacaran beneran kan” ujar Laura. ia juga berpikir bahwa berat rasanya meninggalkan Darrel seperti ini. Bersama laki-laki itu Laura jadi tahu bagaimana sikapnya yang lembut, berpura-pura kuat padahal sering rapuh. Laura juga tidak yakin bisa meninggalkan Darrel, laki-laki itu belum sembuh total dari rasa kecewa mengingat hidupnya di masa lalu.

  • HARMONY   tujuh puluh delapan

    Berita tentang hubungan Darrel dan Laura ramai di perbincangkan oleh masyarakat sekolah. Beberapa fans Darrel menentang hubungan ini, dan beberapa juga senang karena mereka berdua terlihat sangat cocok.Laura harus jalan sambil menundukkan kepalanya setiap kali melihat fans Darrel yang sedang dalam zona senggol bacok. Laura tidak mungkin meladeni orang-orang buta yang tergila-gila dengan pacar pura-puranya. Karena tidak mau orang-orang curiga, jadi Laura dan Darrel berangkat ke sekolah bersama tadi. Seperti biasa, Darrel harus menjemput perempuan itu dulu. Darrel juga mengantar Laura masuk kedalam kelasnya agar hubungan mereka terlihat real. Mereka juga menghabiskan waktu bersama di kantin, dan beberapa kali hangout bersama couple lainnya. Tidak punya banyak waktu bersama Laura membuat Abian penasaran, apakah hubungan itu sungguhan atau hanya mengelabui Sagara saja. Agar Laura tidak terlalu ngenes, sejak hari itu Laura belum cerita tentang apapun pada Abian. Laki-laki itu merasa k

  • HARMONY   tujuh puluh tujuh

    Semenjak kemenangan itu, mereka mendapat banyak job untuk mengisi pertunjukan di beberapa café-café. Darrel selalu mengajak Laura untuk ikut bersamanya, sekarang mereka sudah seperti paket komplit yang kemana-mana harus bersama. Saat sekolah mengadakan Nirmala Art Festival atau biasa disingkat dengan Nafest, band 70 ditugaskan untuk menyumbang suara untuk mengisi malam festival. Mereka berlatih setiap hari agar bisa menampilkan yang terbaik untuk para penonton terkhusus anak-anak Nirmala. Laura berlatih keras agar tidak malu dihadapan teman-temannya, Darrel juga selalu membantunya setiap kali Laura merasa kurang. Laura dan Sagara juga masih dekat seperti biasa, ia pikir hari itu akan menjadi hari terakhir untuk dirinya dan Sagara. namun laki-laki itu masih mencarinya dan mengajaknya bermain bersama. Abian lebih fokus pada latihannya karena ia menjadi siswa satu-satunya yang mewakili sma Nirmala untuk bertanding di tingkat Provinsi. Ia tidak lagi punya banyak waktu untuk bermain,

  • HARMONY   tujuh puluh enam

    Tidak heran jika band 70 memenangkan lomba ini sebagai juara pertama. Perpaduan suara antara Darrel dan Laura memang sangat cocok untuk disatukan, keduanya memiliki suara yang sangat indah. Abian dan Sagara menghampiri Darrel dan teman-temanya untuk mengucapkan selamat. Mereka mendapat juara pertama dan hadiah sebesar 5 juta rupiah. Jujur saja, alasan mereka ikut lomba ini bukan karena uang, tapi karena ingin menambah pengalaman saja. Laura menepuk jidatnya ketika ingat kejadian tadi, dimana saat pengumuman juara dan mereka memenangkannya Laura sangat excited sehingga memeluk orang disampingnya yang ternyata Darrel. Darrel juga malah merespon pelukan itu, sehingga ketika sadar keduanya langsung membuang muka seolah tidak terjadi apa-apa. “Congrats ya ra” ujar Abian menghampiri gadis itu. “Makasih bi” sahutnya. “Gua gabisa lama-lama disini, lo pulang bareng Darrel ya?” tanya Abian, ia harus pergi setelah ini. “Abian, makasih udah selalu dukung gua” ujar Laura memeluk laki-laki

  • HARMONY   tujuh puluh lima

    Semakin hari Sagara lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura. mereka semakin dekat saja setiap harinya. Membuat Abian dan Darrel kesal karena terus-terusan ditinggal oleh temannya. Besok 70 akan mengikuti lomba yang sudah ditunggu-tunggu sejak lama. Sekarang mereka sedang berkumpul kembali membahas persiapan untuk besok, Laura merasa sedikit gugup karena takut membuat kesalahan yang membuat 70 malu karenanya. “Jangan gugup ya Ra, gua yakin lo bisa!” ujar Dava membuat Laura menoleh percaya diri. “Kita udah kerja keras, kita latihan setiap hari dan berharap hasil terbaik buat band ini. Gua harap kita semua bisa tunjukin yang terbaik!” ujar Darrel pada anggotanya. Gina yang ikut duduk disana tersenyum, ia sudah melihat bagaimana kerja keras Laura selama kurang dari sebulan ini. Perempuan ini sangat berbakat, ia harap 70 bisa berhasil dalam lomba ini. Abian: “Dimana Ra?” Laura: “Di rumah kak Dava”Abian: “Udah jam sembilan, apa ga pulang aja? jangan begadang biar besok bangu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status