Flora tidak dapat menahan kegundahan hatinya , Reno sudah melamarnya di depan keluarganya. Hari pernikahannya tinggal menghitung hari. Setelah menyerahkan dokumen untuk ditandatangani, Flora masih tetap berdiri di depan meja kerja bosnya. Sesuai etika dia tidak akan duduk jika tidak dipersilahkan bos.
"Duduk, silahkan lapor apa kegiatan kita hari ini." kata ibu Megawati.
Flora lalu melaporkan rencana kerja hari ini. Suasana di ruang kerja ibu Megawati Dirga Susanto, CEO PT Puspita Dara yang seluruh dinding ruangannya berbalut kaca, dari luar tidak bisa melihat aktivitas di dalam ruang kerja milik CEO yang berkuasa penuh atas perusahaan yang dipimpinnya, tapi bos bisa melihat seluruh aktivitas di luar ruang kerjanya, terutama siapa yang akan masuk ke ruang kerjanya. Sekarang sedang berhadapan dengan Personal Asistant, Flora Santi Wijaya. Mata yang berbalut bingkai kacamata mahal Channel seharga enam juta bertengger di atas hidungnya yang agak pesek sehingga terlihat menggantung, menatap tajam ke arah Flora.
"Kalau sudah, silahkan teruskan pekerjaanmu."
Flora masih tetap duduk menatap ibu Megawati dengan perasaan was-was.
“Kau mau minta izin lagi? Siapa yang meninggal atau siapa yang menikah?” tanya ibu Megawati.
“Saya bu.” Jawab Flora was-was.
“Hum, kamu yang meninggal? Kok masih duduk di depanku. Apakah yang duduk di depanku roh gentayangan?” Tanya ibu Megawati dengan senyum mengejek di bibirnya.
“Saya minta izin akan menikah.”
“Wow. Akhirnya kamu menikah juga, saya kira kamu akan masuk jajaran perawan tua yang ada di kantor ini.”
Flora menatap bosnya dengan tatapan tidak suka.
“Mengapa menatapku dengan tatapan itu. Tidak suka? “
“Maaf ibu,tanggal 15 Desember saya akan menikah.”
Terjadi ketegangan di ruang kerja ibu Megawati yang dingin, bukan karena AC tapi wajah ibu Megawati yang memasang wajah dingin membuat Flora was-was.Flora mengibaskan rambutnya untuk membuat dirinya lebih santai menghadapi ibu Megawati yang tidak menjawab permohonannya, sibuk membaca dokumen di depannya kemudian menandatanganinya, membiarkan Flora menunggu jawabannya.
Kearoganan seorang pemimpin, yang merasa dibutuhkan serta berkuasa membuat Flora menunggu dengan hati berdebar , diliputi kepercayaan bahwa ibu Megawati menyetujui permohonannya, karena ibu Megawati terkenal kikir memberikan ijin maupun cuti, meskipun dalam peraturan kepegawaian setiap karyawan berhak setahun menikmati cuti tahunan dan izin .
Flora masih duduk di depan ibu Megawati berbalut kecemasan. Beberapa hari yang lalu Reno telah melamarnya di depan keluarganya, Setelah ada ketetapan tanggal pernikahan Flora menghadap ibu Megawati sekaligus meminta izin menikah sekaligus minta hak cutinya.
Sejak menjadi CEO , mbak Megawati melakukan banyak hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi Flora. Flora kira dengan pimpinan seorang perempuan ada angin sejuk keibuan dalam perusahaan membawa perubahan buat masa depan perusahaan, tentunya kesejahteraan karyawan. Gaya memimpin perusahaan ibu Megawati malah lebih gila dari ayahnya. Sifat ambisius, dominan, memiliki rasa percaya diri tinggi, egois , keras kepala serta tidak segan mempermalukan orang lain , membuat banyak karyawan bekerja dengan penuh kecemasan dan takut berbuat kesalahan.
Sudah setengah jam Flora duduk di depan ibu Megawati yang sibuk membaca dokumen kemudian menandatanganinya. Wanita berusia empat puluh tahun itu kemudian beralih dari dokumen ke wajah Flora yang menatapnya penuh harap.
“ Ohhh…. Saya dengar dari staf, kamu baru saja dilamar. Beraninya cowok itu melamar kamu di kantorku tanpa ijin?” seru ibu Megawati mengulasnya dengan senyum mengejek.
“ Katanya pria blasteran?” tanyanya lagi sambil menurunkan kaca matanyanya agar bisa melihat Flora lebih jelas.
“ Iya… bu.”
“ Apa pekerjaannya?” tanyanya lagi.
“ Dia … dia… kerja di RB & J Buildings” jawab Flora. Flora tidak berani mengatakan bahwa Reno adalah CEO RB & J Bulidings.
“Apa ? Itu perusahaan kontraktor yang besar dan terkenal di Singapura , ada cabangnya di Jakarta! Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?” gerutu ibu Megawati.
“ Mmm… saya kira itu perusahaan kontraktor yang biasa-biasa saja.” bohong Flora.
“Apa !? Kamu ini tolol atau dungu! Itu perusahaan konstruksi yang terkemuka, kau bilang biasa-biasa saja?!” sungut ibu Megawati.
“Katamu dia pegawai biasa? tapi hemm… tidak mungkin, menurut Shanti dia melamarmu dengan bunga dan cincin berlian.” nerocos ibu Megawati.
Flora memandang bosnya dengan perasaan tidak enak karena telah berbohong. Dia ingin meralatnya, tapi takut nanti bosnya akan mengindoktrinasinya.
“Apa posisinya di RB & J Bulidings?” tanyanya menatap tajam Flora.
“Saya tidak tahu…” lirih Flora.
“Hei…kok kamu tidak tahu ? Harusnya kamu tahu siapa dia, apa latar belakangnya. Hmm.. dimana kau kenalan?” tanyanya lagi.
“Di Jakarta, waktu saya ikut ibu mengikuti seminar bulan Februari lalu,” kata Flora.
“Apakah dia peserta seminar”” tanya ibu Megawati.
“Saya tidak melihatnya sewaktu di seminar, mungkin karena banyak orang saya tidak lihat.” Kata Flora.
“Siapa nama calon suamimu?”
Flora agak ragu menyebut nama, agak lama dia termenung, menatap lantai di bawahnya seolah lantai di bawahnya bergerak karena merasakan kakinya bergetar beriringan dengan jantungnya berdetak tajam.
“Flora?”
“ Namanya Reno…..”
“Reno Baskara Jatmiko?” tanya ibu Megawati , langsung berdiri, mendekati Flora.
“Iyaahh…” jawab Flora dengan kaki bergetar.
“Apa ? Pria yang digandrungi para wanita sosialita kau katakan biasa-biasa saja? Kamu tahu siapa dia? Dia owner of RB & J Buildings , kontraktor terkenal di Singapura.” Ucap ibu Megawati sambil menekankan kata owner.
“Dia tidak memperkenalkan jabatannya, saya hanya tahu dia kerja di di RB & J Bulidings waktu kami pertama kali bertemu.” Elak Flora ingin melepaskan diri dari integorasi ibu Mega.
Ada ketegangan di ruang kerja ibu Megawati yang sibuk hilir mudik di depan Flora, kemudian berhenti menatap Flora dengan tatapan dengki, “Kurang Ajar !Kau mengambil dia dariku. Aku sudah lama mengincarnya ,kau dengan seenaknya merebut seluruh khayalanku ! " Ujar ibu Megawati kemudian melempar vas bunga yang ada di mejanya ke arah Flora.
Untung Flora cukup gesit menjauhkan tubuhnya dari vas berisi bunga segar yang melewati tubuhnya disusul suara prank terdengar sampai keluar ruang kerja ibu Megawati. Terdengar pintu diketuk , beberapa staf berebutan masuk ke ruang kerja ibu Megawati.
“Kamu memang brengsek !!” jeritnya.
“Keluar !! “ teriak ibu Megawati.
Mendengarnya , para staf langsung keluar, termasuk Flora.
“Flora ! Kamu tetap disini !”
“Saya tidak memberikan cuti kepadamu ! Kalau saya beri cuti, berarti kau jadi menikah dengan Reno yang sudah lama saya incar. Setiap ada seminar tentang konstruksi bertajuk Internasional aku selalu hadir agar bisa bertemu dengannya. Waktu ada seminar di Singapura, aku pernah bertemu dengannya . Oh…. Dia pria tampan, cerdas, memiliki kekuasaan dan kekayaan yang tak terhitung. Tatapan matanya, wow.. buat aku tidak bisa tidur semalaman.” Cicit ibu Mega.
Flora menatap bosnya , Dia sudah tergila-gila pada Reno, kenapa aku tidak tahu bahwa dia terobsesi pada Reno, batin Flora.
“Tidak !! Saya tidak setuju kau menikah dengannya !” katanya lagi sambil mengepalkan tangannya wajahnya berubah kemerahan karena menahan amarah.
“Tapi… Reno… “
“Apa ?Reno ? Kau sudah panggil dia dengan Reno bukan pak?” tanyanya dengan nadamarah.
Tak ada sepatah katapun terucap dari mulut Flora yang berusaha untuk menahan kemarahannya.
“Kau tahu waktu di Singapura aku mengejar-ngejarnya ketika dia menuruni tanggal berjalan, kakiku sampai terkilir. Kami sempat bertatapan mata, dia tersenyum padaku ,mempermainkan matanya, betul-betul lelaki jantan.”
“Saya tidak tahu kalau itu Reno yang membuat ibu terobsesi memilikinya.”
“Iya ! Aku sangat ingin memilikinya. Berikan nomor ponselnya Reno Baskara Jatmiko !" kata ibu Megawati .
“Tapi ibu...pak Reno tidak suka nomor ponselnya diberikan kepada orang yang tidak dikenalnya.” Kata Flora.
“Berikan nomor ponselnya ! Cepat !” teriaknya.
Dengan tangan gemetar Flora menyebut nomor ponsel Reno. Setelah mendapat nomor telepon Reno, ibu Megawati menatap Flora, ada sinar ancaman di matanya, “Jangan kau beberkan apa yang saya katakan kepada Reno ! Kamu tahu siapa saya bukan ?! Saya bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, jangan menghalangi keinginanku ! “ katanya sambil meninggalkan ruangan kerjanya.
Telapak tangan Flora mengepal erat, Flora langsung terhenyak tak berdaya di sofa. Tak terasa air matanya menetes ke pipinya yang mulus .Saat-saat yang dinantikannya telah di depan mata. Mengapa ibu Megawati terobsesi pada Reno Baskara Jatmiko.
"Aku baru tahu bahwa Reno menjadi incaran wanita sosialita yang senang berpakaian modis, menampilkan gaya hidup mewah pada acara-acara sosial yang kemudian diunggah di jejaring sosial." bisik Flora lirih.
Flora berdiri menuju ruang kerjanya, perkataan ibu Megawati telah menampar hatinya. Rupanya rencana untuk meraih kebahagiaan tidak semulus dengan apa yang ada diangan-angan Flora yang telah berusia tiga puluh tahun, sudah siap menikah lahir batin.
" Apakah aku harus mengalah untuk ibu Megawati? Membatalkan pernikahanku demi bos gila yang terobsesi pada Reno?" bisiknya.
Seminggu sebelum hari Thankgiving, mereka bersih-bersih rumah Reno. Mc.Bride mengecat keseluruhan rumah Reno yang telah lama tidak di cat. Seharian mereka membicarakan warna cat apa yang cocok untuk rumah tua yang mungkin sudah berpuluh-puluh tahun didiami orangtua mamanya Reno. Akhirnya mereka sepakat memakai cat coklat tua dipadu dengan cat coklat muda . Mc.Bride mengecat sendiri, Flora membantu mengecat bagian yang mudah dijangkaunya serta menyiapkan makanan dan minumannya, kadang-kadang disela-sela melepas lelah Mc. Bride bermanja-manja di pangkuan Flora.“Kami bagaikan suami isteri,” bisik Flora.“Bukan bagaikan sudah seperti suami isteri,” Ralat Mc.Bride mencari bibir Flora mengecupnya .Malamnya meskipun capek, Mc.Bride minta jatah,Flora langsung meleleh melihat Mc.Bride merayunya dan menatapnya penuh hasrat.“Satu ronde saja, please.” Serunya dengan wajah memelas.“Aku capek, badanku terasa kaku. Malas gerak.” Bisik Flora.“Kamu tidak perlu bergerak, aku yang aktif.” Bisik
Flora menarik napas dalam menghembusnya perlahan, punggungnya bersandar pada pintu belakang yang baru saja dihempaskan lalu dikunci , takut Mc.Bride ikut masuk ke dalam rumahnya. Takut Mathew dan isterinya memergokinya sedang bersama pria lain. Mungkin mereka tidak mempermasalahkannya karena Flora janda yang ditinggal mati suaminya. Sudah dua tahun dia menjanda tapi Flora takut jika dengan tidaknya Flora menjawab message, telepon dan video call Liza, Ami dan Dean dia sibuk dengan pria lain melupakan anak-anaknya.Flora mencium aroma Mc.Bride di tubuhnya, bergegas dia masuk ke kamar langsung menuju kamar mandi langsung membasahkan tubuhnya di bawah shower yang mencurahkan air hangat, menyabuni tubuhnya dengan sabun berkali-kali agar aroma tubuh Mc.Bride hilang tapi aroma itu masih tercium di hidungnya.“Mungkin kami selalu lengket satu sama lain, sehingga aroma tubuh kami saling menstranfer,” bisik Flora membayangkan tubuh mereka saling memeluk, memagut. Bahkan dia tidur di atas tubuh
Flora menatap pria yang memeluk pinggangnya seakan tidak ingin melepaskan tubuh sintal milik Flora begitupun Flora, aroma maskulin tubuh yang memeluknya semakin menyengat di hidungnya.“Grahm berapa wanita yang telah kau taklukkan?,” bisik Flora di telinga pria yang kemudian memeluk lebih erat ketika mendengar bisikan Flora."Hum..kamu ingin tahu?" “Kamu membuatku liar ,”“Aku suka keliaranmu,membuatku sulit mengendalikanmu." bisik Mc.Bride di telinga Flora .Flora mencubit pinggangnya, "Kau terobsesi padaku?""Aku takut kehilanganmu." Mereka melepaskan rasa lelah dan sisa-sisa nikmat , memeluk, mencium, berbisik kata-kata mesra setelah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan.Setahun lebih tidak menikmati membuat Flora tidak mampu menahan birahinya apalagi sentuhan Mc.Bride membuat hasratnya timbul tenggelam dalam sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride.Awalnya Flora menolak, namun dorongan hasrat yang kuat tak mampu menolak sentuhan bibir, lidah dan tangan Mc.Bride . Akhirnya m
“Maaf Mc. Bride, aku tidak bisa menerima lamaranmu. Aku harus berunding dengan anak-anakku.Tapi…”“Tapi apa Flora?”“Aku tidak mengerti mengapa kau mengajakku menikah, padahal kamu tahu aku tidak menyukaimu.”“Bagiku tidak penting kau tidak menyukaiku, bahkan tidak mencintaiku. Aku tahu , aku tertepuk sebelah tangan.Seperti yang pernah kukatakan sejak melihatmu mengintip di bingkai pintu, aku terpesona pada mata yang mengintip , kemudian seraut wajah yang begitu mempersonaku. Aku sudah menyukaimu.Malah ketika kau menawarkan aku menjadi detektif sewaanmu, aku langsung menerimanya agar bisa mendekatimu.“Oh ya, kamu ..mmm… mengapa menolak cek. Itu hakmu.”“Uang yang kamu bayar sudah cukup dengan semua pengeluaran untuk menyelidiki kematian suamimu.Yang tersisa adalah uang jasaku. Aku tidak akan menerimanya.”“Mengapa?” tanya Flora menatap pria yang duduk di sampingnya.“Karena aku ingin menikahimu,”“Untuk menikah perlu komitmen, bukan saja cinta, tapi janji kesetiaan dan mempertahankan
Flora mengambil ponselnya, mencari m-bangking, melihat saldo, ternyata saldonya tidak cukup untuk membayar sisa kontraknya dengan Mc. Bride. Diambilnya buku cek, ditulisnya nominal . Sambil berpikir-pikir apakah menyerahkannya nanti saja ketika bertemu dengan Mc. Bride, “ Sebaiknya aku bayar sekarang, agar selesai pembayaran, selesai kontrak sudah tidak ada hubungan antar aku dengannya.” Bisiknya pada dirinya sendiri.Flora masuk ke kamar, mengganti bajunya dengan gaun panjang dibalut cardigan rajut over size untuk menutupi dadanya karena dia tidak suka memakai bra kalau di rumah. Setelah mematutkan dirinya di kaca, mematutkan keseluruhan tubuhnya , setelah merasa puas, Flora menuju pintu belakang . Melalui arena belakang rumahnya yang berseberangan dengan rumah keluarga Mc. Bride serta penghuni lain ada taman memudahkan para penghuni untuk saling berkunjung. Demi privasi setiap taman dipisahkan pagar kawat yang berpintu.Flora membuka pintu pagar , menutupnya kembali kemudian menge
Sambil mencicipi roti lapis buatan Mc.Bride yang terasa nikmat diminum dengan kopi, Flora mendengar laporan Mc. Bride mengenai kematian Reno.“Mr. Jatmika dijebak dengan skandal yang akan mempermalukan dirinya jika diekspose keluar. Dia pernah mengalaminya ,waktu itu kamu sangat marah, sempat membuat kalian pisah ranjang.”“Siapa yang menjebak?” tanya Flora.“Marion dan Mr.Chackrii.”“Marion lagi? Belum puas dia melihat rumah tanggaku sempat dibuatnya porak poranda?”“Marion diperalat Chackrii dengan sejumlah uang, malah kalau dia berhasil menguasaimu , dia menyerahkan Mr.Jatmika ke Marion. Kau tetap di Bangkok, Mr. Jatmika dan Marion kembali ke Singapura .“Apa?” teriak Flora, tidak sadar sedang menyerup kopi langsung tersedak. Mc.Bride menepuk punggung Flora, menenangkannya.Setelah tenang dia melanjutkan, “Ternyata Mr. Jatmika sadar yang disetubuhinya bukan kamu, melainkan Marion. Dia sangat marah. Rupanya air yang diminumnya telah diberi obat perangsang .”Flora terdiam sejenak, ad