Share

BAB 2.PERKENALAN FLORA DENGAN RENO

Flora membuang semua  kekesalan hatinya, kata-kata ibu Megawati  membuatnya kesal, marah dan galau. Hari pernikahannya tinggal menghitung hari sedangkan ibu Megawati tidak memberi jawaban atas permohonannya. Flora menatap ponselnya menunggu telepon Reno, biasanya jam delapan malam  Reno menelponnya. Sambil menunggu telepon Reno , Flora mengkilas balik pertemuan dan perkenalannya dengan Reno.

Flasback , Jalan Jaksa, di awal bulan Pebruari, 2023.

Kepengapan di ruang ukuran kecil setelah tiga hari menginap di hotel membuatnya bosan. Flora  mencoba  mencari  udara malam di luar hotel. Bulan Pebruari memancarkan kehangatan di malam  tak berawan, angin sepoi-sepoi menyusup ke tubuh Flora menerbangkan rambut keritingnya yang terurai sampai ke punggungnya.

Flora melangkahkan kakinya mencari tempat untuk makan malam , menyusuri jalan Jaksa yang sangat terkenal  bagi turis backpackers dengan hotel, homestay serta aneka kuliner pilihan.

Flora akhirnya  memutuskan masuk ke café yang ada live musiknya. Sambil mencari tempat duduk yang nyaman agar bisa menikmati live musik, diarahkan pandangannya ke seluruh café dan tertarik duduk di sudut café.

Mulai dari  pintu masuk , Flora berjalan percaya diri, beberapa  bule menatapnya penuh kekaguman. Tubuhnya yang tinggi , sintal , kulitnya yang berwarna kecoklatan , rambut keritingnya yang terurai , disertai senyum yang terukir manis di bibirnya , Flora bagaikan seorang dewi yang kesasar masuk ke café.

Seorang  pria  menatapnya , melihat dari atas ke bawah.  Flora agak risih melihat tatapan matanya yang sangat tajam , dengan cuek  dan dengan diringi lagu “Stranger in the night “ yang dibawakan cukup bagus oleh penyanyi pria , dia menuju ke sudut café.  Dia merasa pria  itu terus melihatnya dan karena gugup Flora menabrak kursi di samping pria itu dan terhuyung sedikit.  Sambil meminta maaf, pria itu berdiri memegang punggung  Flora, sejenak mereka   bertukar pandang beberapa detik pria itu  menawarkan Flora  duduk bersamanya.

“Maukah anda menemani saya makan malam?”  tanyanya dengan suara bariton dan sopan.

Semula Flora ragu menerima tawarannya, entah mengapa  bagaikan  terhipnotis melihat senyumnya, dagunya yang terbelah dua dan tatapan matanya yang  memancarkan kehangatan membuat Flora tersipu malu , tetap berdiri memandang pria asing itu.

“Silahkan duduk, nama saya Reno Baskara Jatmiko, “ kata pria asing itu  sambil mengulurkan tangannya.

Merekapun berjabat  tangan , remasan tangan pria tampan membuat Flora langsung  terduduk, bingung dan canggung sesaat sehingga dia tidak mengingat namanya sendiri.

“Oh, nama saya Flora. Terima kasih atas undangannya.“ seru Flora  tersenyum malu.

Pria  tampan terus  menatapnya dan berkata, “ Beautiful  name and beautiful lady. “

Kemudian ia menanyakan minuman dan makanan  yang akan dipesan Flora .

“Karena anda mengundang saya, saya ikutan saja apa yang anda pesan,” kata Flora sambil tersenyum manis.

Merekapun terlibat dalam pembicaraan  yang mengasyikkan. Reno  teman mengobrol yang mengasyikkan ,  membuat Flora terpesona karena komunikasi hebat yang dimilikinya.  Mereka saling tukar menukar informasi tentang pekerjaan, tentang aktivitas yang mereka geluti saat ini dan akhirnya merekapun saling memberi nomor handphone.

Tak terasa waktu telah menunjukkan jam sebelas malam

“Well, jam sudah menunjukkan jam sebelas malam, waktunya saya kembali ke hotel, “ kata Flora sambil memasukkan ponselnya ke tas jinjingnya.

“Kamu menginap di hotel  ?” tanya Reno.

Flora  menyebut nama hotel yang sangat disukai para  ekspatriat di jalan Jaksa , ternyata mereka bermalam di hotel yang sama.  Reno yang kantor Pusatnya di  Singapura  , enam bulan sekali dia ke Indonesia meninjau kantor cabang di Jakarta, baru tiba dari Singapura.

Mereka berjalan kaki menuju hotel , Renoyang sudah kesengsem dengan Flora menggenggam tangan Flora.

 Hmm..  mengapa kubiarkan saja  dia mengenggam tanganku. Seluruh badanku terasa hangat, nyaman dan aman dalam genggamannya dan oh …. jantungkupun berdegup kencang tak karuan. Apakah aku  jatuh cinta ?! batin Flora .

“Flora, ketika kau masuk ke  café , aku terpesona dengan rambutmu keriting yang terurai dan tanpa polesan make up, kecantikanmu natural ,” kata Reno sambil menatap Flora.

Merekapun berpisah di lobbi.  Reno ingin mengantar Flora ke kamar, tapi dengan halus  dan sopan Flora menolaknya. Aku  takut nanti akan terjadi hubungan yang berkelanjutan. Meskipun ia kelihatannya sopan dan baik, aku tidak mau tertipu dengan  kesan pertama yang baik, batin Flora untuk menguatkan dirinya.

Esok paginya  ada ketukan halus  dari balik pintu kamarnya. Flora keluar  melihat pelayan kamar membawa buket  Bungan dan  menyerahkan kepada Flora serangkaian bunga mawar putih  bercampur mawar hijau yang sangat cantik.

“Pagi, ibu . Ada titipan dari tuan Reno, tadi jam tujuh pagi  dia sudah check out  dan minta saya  menyerahkan bunga ini buat ibu.” katanya dengan senyum penuh arti.

“Terima kasih .” kata Flora dan membuka amplop , di dalamnya ada kartu nama  Reno Baskara Jatmiko,  CEO RB & J Bulidings ada tulisan tangan   “ I will  miss you “

Florapun kembali ke Surabaya , bayangan wajah Reno Baskara Jatmiko, yang baru dikenalnya semalam, buket bunga mawar putih dan hijau, menemaninya.

*******

Longdistance relationship antara Reno dan Flora berjalan tanpa mengenal waktu, pagi , siang , malam bahkan tengah malam ketika Flora sudah tertidur lelap Reno menelpon atau mengirim message via w******p.

“What are you doing?”

“Have already eaten ?”

Dan bla…bla… yang kadang membuat Flora jengkel tapi senang karena ada seorang pria yang care padanya.

Flora merasa  Reno  sangat posesif, tapi dia menikmatinya. Selama ini belum pernah ada seorang pria yang begitu posesif  pada dirinya . Sebagai wanita tentunya dia  merasa sangat tersanjung karena menjadi sumber perhatian Reno  sampai hal yang sekecil-kecilnya.

Jika Flora terlambat membalas w******p, Reno komplain keterlambatan merespons Whatsappnya.

“Please don’t always stay a long in replying  my message , Flora It makes me worried .“

Hubungan mereka telah berjalan tiga bulan , suatu hari  Reno menelponnya, “ Flora, I want our relationship be seriously. You are the woman that can accept me as I am and who Iam. I want tobe love again all my live. I have been single for longtime.  But now I found the right woman that I can spend all my live with as one family.” kata Reno

Waktu perkenalan pertama ,   Reno mengatakan bahwa ia  sudah lama menduda dan  punya dua anak gadis. Isterinya meninggal dua tahun yang lalu karena  kanker payudara . Kenangan atas isterinya masih melekat pada dirinya. Ia sangat mencintai isterinya. Karenanya Flora menganggap bahwa hubungan mereka adalah hubungan pertemanan, saling membagi rasa dan asa.

Setiap Reno mengatakan bahwa dia merindukannya, Flora tidak berani menanggapinya, bahkan berusaha   menepisnya, takut nanti dia mengalami kekecewaan   karena Reno  seorang duda dengan dua anak  ,  kenangan akan isterinya masih melekat dalam pikiran Reno. Takut kalau kedua anak gadis Reno tidak menyetujui ayahnya menikah lagi.   Percikkan api cinta yang ada dalam dada Flora semakin hari semakin menyala yang sulit dipadamkan.

Jantung Flora berdegup kencang, merindu tak tertahankan ketika Reno menelponnya , mengatakan bahwa dia merindukan dan ingin hubungan mereka menjadi lebih serius.

“Hi, are you hear me ? “  suaranya yang berat menyadarkan Flora.

“Yeah ,“  bisik Flora.

 “ Flora, I love you , I missed you so much and I need you “ suara Reno  terdengar bergetar

Flora merasakan lidahnya  terasa kelu, tapi jantung yang berdegup kencang membuat Flora tak bisa berkata-kata. Aku benar - benar jatuh cinta padanya , tapi aku takut untuk menjawab Yes,  batin Flora.

Terdengar sayup-sayup alunan suara saxophone ,  "I’m in the mood for Love, " Kenny G. pemain saxophone kesukaan Flora.

“ Honey, are you hear me ?” tanya Reno.

“ I’m waiting for your answer. ” suara baritonnya  terdengar menekan kata-katanya untuk mendapatkan jawaban.

Tiga hari kemudian , Reno  menelpon Flora  , mengajukan lamaran, apakah Flora bersedia menjadi isteri dan ibu bagi anak - anaknya. Ragu- ragu Flora menjawab lamaran Reno, 

“Reno , love is not  enough .I must prepare  to be  not only your wife  but mother for your two kids “  jawab Flora dengan lembut

“Ok, I will wait . “ jawab Reno.

Ada  nada kecewa. Setelahnya  Reno tidak menelpon Flora.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status