Share

BAB 9. WEJANGAN MAMA.

Flora bangun ada sesuatu yang hilang dalam dirinya, sesuatu yang semalam membuatnya sangat bergairah.  Matahari pagi memasuki kamar ,  gorden pelapis lupa ditutup ,  cahaya matahari menembus vitrage  tipis . Terbaring dalam kesunyian kamar,  Flora  gemetar. Gemetar bukan karena takut,  melainkan rasa gemetar yang tidak pernah  dia rasakan seumur hidupnya. Gemetar penuh kebahagiaan dan rasa nikmat semalam masih terasa di seluruh tubuhnya.  Tak pernah terbayang oleh dirinya bahwa bermain cinta itu bisa seperti itu, melelahkan, nikmat dan menggairahkan !

Flora membalikkan badan,  tidak ada Reno di sampingnya. Bau badan dan lotionnya yang menyegarkan masih terasa di kulitnya .  Di sampingnya ada nampan sarapan, dengan bunga mawar putih, sandwich, kopi dan juice, secarik kertas , I love you, I always love you , Iam going out hotel to do some thing,  Please wait me .

Di balik selimut  tanpa mengenakan selembar baju, Flora tiba-tiba merasa malu.

“Dia sudah melihat keseluruhan tubuhku.” bisiknya.

Masih terbayang semalam , tanpa Flora sadari dia sudah dalam kungkungan tubuh Reno. Mereka bercinta cukup intens, Flora merasakan sakit pertama kalinya, tapi nikmat yang disuguhi Reno membuatnya melupakan rasa sakit malah mengerang , mendesah dan kemudian menjerit membuat Reno semakin aktif bergerak.

Hum, dia  sangat kuat dan perkasa, batin Flora.

Masih merasakan sakit dan denyutan di kewanitaannya membuat  Flora malas turun dari ranjang, ada perasaan aneh di tubuhnya membuatnya ingin mandi. Karena pakaiannya masih di koper, Flora  melihat kemeja  Reno tergantung di kursi ,  mengenakannya , kemudian  masuk ke kamar mandi. Keluar dari kamar mandi, masih mengenakan kemeja Reno .

Flora mengambil nampan  ke meja sofa lalu menikmati sarapannya sambil melihat ke luar kamar hotel,   nampak dari jauh lautan berwarna biru disertai gulungan ombak yang datang dari tengah laut menghempas  batu-batu yang menjulang tinggi menjadi deburan - deburan kecil  berbuih.  Flora seolah merasakan deburan ombak di tubuhnya ketika bergelut dengan pikirannya sendiri, kemudian tersipu  malu mengingat kejadian semalam. 

“Semalam bukan mimpi atau ilusi. Ini benar-benar nyata, " bisik Flora setelah mencubit lengannya.

Belum setahun ,baru sepuluh bulan kami berhubungan, tanpa mengetahui keseluruhan jati diri Reno aku berani memutuskan menikah dengannya. Aku sekarang dipanggil  nyonya Reno Baskara Jatmiko.” bisiknya pelan sambil mengeritkan dahinya karena  merasakan sakit di keintimannya.

Flora menghabiskan semuanya , menyalakan televisi, membaringkan tubuhnya di sofa . Perasaan lelah dan sakit di seluruh badannya , Flora akhirnya tertidur di sofa. Sepasang tangan menyentuh leher Flora. Flora membuka matanya.

“Reno…” bisik Flora.

“Hmmm…. kamu terlihat cantik kalau tidur.” bisik Reno.

“Jadi kalau aku bangun, aku tidak cantik ?” protes Flora manja.

“Sudah sarapan?” tanya Reno.

“Sudah. Kamu ? “ tanya Flora balik.

“Sudah. Bersama klien yang aku undang ke Bali.” sahut Reno.

“Flora, terima kasih atas semalam, aku sangat menikmatinya setelah lebih dari dua tahun tidak melakukannya.” gumam Reno.

“Terima kasih kamu memberikan virginmu, awalnya terasa sulit memasukinya. Maaf membuatmu sakit dan menjerit.”  bisik Reno , kemudian tangannya meraih tubuh Flora memeluknya.

Terdengar ketukan halus di pintu membuat Flora terhenyak, “ Mungkin anak-anak ingin menemui  kita,  “  bisiknya. 

Dengan sigap, Flora melepaskan pelukan Reno,  mengambil jas kamar , menuju ke pintu.

“Maybe, Liza and Ami “  kata Flora bingung, ada perasaan malu jika Liza dan Ami melihatnya hanya memakai kemeja daddynya.

“Maybe, roomservice. “  Sahut Reno tersenyum melihat Flora yang kebingungan .

Dengan perlahan Flora membuka  pintu kamar  serangkaian bunga mawar putih tergeletak di depan kamar.  Flora  memungutnya , terselip  sebuah kartu dengan tulisan tangan  Reno,  “ I wil always love you, ever and ever .“ Sambil memeluk rangkaian bunga mawar,  Flora melompat ketempat tidur, mencubit paha Reno, menggelitik  dibalas  Reno menggelitik pinggang Flora.

“Liza and Ami, ke  Tanah Lot , Mirna and Krisna, guide mereka.”  kata Reno sambil tertawa geli dan kemudian memeluk  dan mencium Flora. , merekapun bercinta kembali.  Rangkaian bunga mawar putih  tertindis tubuh  mereka  yang saling memagut, untung duri -durinya telah dilepaskan.

 Seharian mereka  menikmati kebersamaan mereka di kamar hotel. Reno menunjukkan sprei  putih yang ada setitik darah.

“Saya baru merasakan keintiman denganmu, terasa sangat berbeda ketika malam pertama saya dengan Irene.” kata Reno.

“Malam pertama aku dan Irene, biasa-biasa saja. Kami  sama-sama sudah biasa melakukannya sebelum menikah, bahkan Irene mengaku bahwa dia sudah melakukannya sejak dia berumur lima belas tahun. Saya tidak mempermasalahkan apakah dia virgin atau tidak, karena saya sangat mencintainya.” kata Reno sambil memeluk tubuh Flora erat-erat.

“Kamu masih mencintainya?” tanya Flora yang kemudian sadar mengapa dia mengajukan pertanyaan yang konyol.

Reno terdiam sesaat.

“Maaf, kamu tidak perlu menjawabnya. “ kata Flora sambil mencium bibir Reno.

Mereka kembali berciuman, mengulum dan menyisakan sore menjelang malam dengan bercinta. Matahari yang akan memasuki peraduan memamerkan keindahan langit  menjelang senja, warna langit berubah dari biru  menjadi oranye dengan sinar bundar yang tenggelam perlahan-lahan di garis pantai.

Setelahnya mereka mandi bersama, kemudian berbenah untuk acara makan malam keluarga. Makan malam di restoran hotel tempat  mereka  menginap , makan malam karena esok pagi semua undangan dan keluarga kembali ke tempat mereka masing-masing.

Reno dan Flora kembali ke kamar hotel. Reno masih mengajaknya dengan bercinta, tapi ditolak halus oleh Flora merasakan tubuhnya bagai tercabik-cabik karena hasrat dan gairah liar Reno yang sulit dikendalikan.

Setelah berbicara sebentar, Flora melihat Reno sudah tertidur pulas . Nampak senyum kebahagiaan dan kepuasan di bibirnya yang seksi.  Flora mencium bibir yang tersenyum,  kemudian berbaring di sampingnya. Kenikmatan yang baru dialami masih menggelepar dalam dirinya , ada rasa  enggan  untuk menghilangkan kenikmatan yang masih berdenyut di payudara dan keintimannya.

“Aku ingin ini menjadi kenangan yang terindah dalam hidupku dan akan digenapi lagi pada saat kami berbulan madu” batin Flora.

Karena tidak bisa tidur, pikiran Flora dua minggu yang lalu ketika dia minta resign dari kantor. Ibu Megawati terus menerus menelponnya, akhirnya dia memblokir nomor ibu Megawati. Tidak terima , ibu Megawati mengirim satpam kantor yang juga merupakan bodyguard ibu Megawati ke rumah untuk meneror rumah tempat  Flora  dan mamanya tinggal.

Atas desakan Reno, seminggu menjelang hari H, ditemani mamanya, Flora  meninggalkan kota Surabaya menuju Bali tinggal di hotel yang sudah diresevasi oleh Reno. Agar pesta pernikahannya tidak diteror oleh ibu Megawati, Flora tidak mengundang teman-teman kantornya bahkan Vivian yang semula dia minta menjadi bridemaids dengan penuh sesal  Flora minta maaf dan berjanji akan mengirim foto-foto pernikahannya.

Mimpiku terwujud. Aku hanya menginginkan laki-laki yang setia dan bertanggung jawab, aku tidak tergiur dengan kekayaan yang dimilikinya, aku butuh sesuatu yang selalu kuidamkan. Tuhan mengirimikannya kepadaku. Tampan dan kaya adalah bonus yang aku terima karena sabar menunggu jodoh yang Tuhan berikan kepadaku, batin Flora.

Sebelum kembali ke Surabaya, mama memanggil Flora  dan Reno  ke kamarnya. Flora tahu setiap anaknya menikah mama Siska memanggil anak dan mantunya , memberi wejangan kepada mereka. 

“Khusus untuk Flora,  kamu sekarang adalah seorang isteri , ibu dari dua anak gadis. Hendaknya  kamu bisa berlaku sebagai seorang isteri yang baik , ibu yang bijaksana. Sangat tidak mudah apa yang akan kamu hadapi, karena itu adalah pilihanmu. Mama  harap kamu komit atas pilihanmu. Jangan ada kata “ sudah tidak cocok, jangan ada kata bahwa budaya berbeda, jangan ada kata cerai. Kata cerai tidak ada dalam kamus keluarga kita. Jika ada masalah diselesaikan dengan baik. Layanilah suamimu dengan baik, layanilah hatinya agar ia merasa nyaman. Layanilah keinginannya untuk bercinta, jangan ada kata capek dan malas. Layanilah ia di meja makan.”

 Flora  sempat protes,

“Ma   , kuno. Pada jaman now, laki-laki dan perempuan bisa mengurus dirinya sendiri. Kalau mau bercinta hendaknya melihat suasana hati pasangannya, jangan ingin, langsung nabrak” kata Flora sambil memandang Reno menahan senyum.

Reno yang hanya faham sedikit-sedikit, terlihat tersenyum.

Mama Siska  memandang Flora  dengan penuh kasih,

“Apa yang mama katakan , itu yang  diajarkan oma dulu kepada mama. Waktu mama menikah. Dan mama wajib mengajarkan kepada semua anak-anak gadis mama yang sudah menikah. Mbakmu  Yani dan Maya  juga  mama nasehati yang sama, bahkan adikmu Yana, juga hal yang sama mama sampaikan. Etika seorang isteri dalam berumah tangga tidak pernah lapuk meskipun sudah melalui berapa jaman. “

Mama menatap Flora, “Apakah dia langsung menabrakmu?” bisik mama agar tidak didengar Reno.

Flora tertawa lalu menggelengkan kepalanya, “ Tidak ma.”

Tibalah nasehatnya kepada Reno.  Flora menjelaskan  apa yang tidak difahami oleh Reno.

“Tidak ada kamus dalam hidup mama istilah anak mantu. Pria dan wanita yang menikahi anakku adalah anakku. Sekarang anak mama sudah empat pasang,  karenanya  Reno jangan segan-segan meminta bantuan mama atau kalau mama menegur hendaknya teguran orangtua yang menginginkan yang terbaik buat anak-anaknya. “

 “Mama  mengharapkan agar  Reno memberlakukan Flora  dengan baik, jangan ada kekerasan dalam rumah tangga, jangan ada orang ketiga dalam rumah tangga karena bisa menyakitkan pasangan. Mama mengharapkan agar Flora dan Reno menjunjung tinggi arti perkawinan. Jika Reno sudah bosan dengan Flora dan berniat menceraikannya, bawa dia ke mama dulu. Bukankah sebelum menikah kamu melamar Flora ke mama? “

Reno menggenggam tangan Flora  erat-erat, “ Saya menjunjung janji perkawinan , akan menjaga Flora  dan anak-anakku  dengan baik. “

Reno berdiri, melepaskan tangan Flora, berlutut lalu   sungkem di depan mama , terbata-bata ia memanggil  “ Mom….. I Love you. Now ,you are my mom ”.

Akhirnya  Reno, Flora dan mama Siska  berpelukan . Pendekatan yang dilakukan mama Siska ke Reno sangat diapresiasi oleh Reno. Flora dan Reno mengantar mama dan rombongan ke bandara.  Liza dan Mia diantar Krishna, cowok cakep keturunan India , sekretaris pribadi  Reno kembali ke Singapura. Flora dan Reno masih menginap semalam , esok mereka akan berbulan madu keliling Eropa.

Tiba-tiba ponsel Reno berbunyi, Reno melihat sepintas, lalu mematikan, menggerutu dalam bahasa Inggris, Flora memandangnya, " Siapa yang menelpon membuatmu marah?" tanya Flora.

"Unknow number."

Jangan-jangan ibu Megawati. Dia tidak mungkin menelponku karena aku blokir, batin Flora.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status