HAPPY READING“Senang berkenalan dengan anda pak William,” ucap Richad.William tersenyum dan membalas uluran tangan itu pria itu, “Senang juga berkenalan dengan anda pak Richad,” setelah itu William melepaskan tangannya.“Bapak William ini pemilik pengusaha pengembangan, yang kantor pusatnya berada di Kemayoran, banyak property yang sedang beliau tangani, yang tersebar Jabodetabek, dan Jawa barat dan Bali,” ucap Anjani memperkenalkan profil pak William kepada atasannya.“Nice,” ucap Richad tersenyum kepada William.Agenda hari ini adalah pengujian sampel, dan penandatanganan MOU dari pak William dan pak Richad. Semua proses kerja hari ini sangat lancar. Mereka berbincangg-bincang tentang topik pekerjaan saja, dan staff nya juga membicarakan profil perusahaan Semen Indonesia yang sudah masuk perusahaan multinasional.Setelah pekerjaan mereka selesai, akhirnya team pak William memutuskan untuk pulang, dikarenakan masih ada meeting selanjutnya yang harus di hadiri. Anja dan pak Richa
HAPPY READINGBeberapa menit kemudian mobil sudah berada di One Satrio, Richad memarkir mobilnya di plataran halaman, ia dan Anja keluar dari mobil, mereka melangkah masuk ke dalam. Jam makan siang banyak para ekspatriat, karena di sini banyak sekali kantor kedutaan berbagai negara. Ketika mereka masuk, mereka di sambut ramah oleh server yang berjaga.“Selamat siang. Untuk berapa orang pak?” Sapa servernya ramah.“Untuk dua orang,” ucap Richad.“Mari pak ikut saya.”Anja dan Richad mengikuti langkah server, server itu mempersilahkan mereka duduk di salah satu table kosong di dekat jendela. Anja meletakan tas-nya di kursi kosong di sebelahnya. Ia melihat server memberi mereka buku menu.Anja dan Richad memesan Tagliolini Neri All Aragosta Con Pomodorini Confite, Basil and cucumber Smash, mereka akan memberi mereka free Ice Tea, ia akui kalau hospitality di sini sangat baik dan helpful. Setelah mencatat pesanan mereka, server itu meninggalkannya.Richad menatap Anja, wanita itu bergerak
HAPPY READING“Dan yang paling penting kalau merasa tidak cocok dengan salah satu sikapnya, ya mending nggak usah. Kedengeran sangat egois? Tapi memang lebih baik nggak usah pacaran menurut saya kalau keadaanya seperti itu. Saya belajar dari pengalaman saya sendiri, di mana mantan saya itu memiliki selera humor dengan saya, sering kali saya risih dengan jokes-nya.”“Owh ya, seperti apa jokesnya?”“Dia sering menertawakan kekurangan seseorang, membuat saya tidak nyaman dan cenderung memicu keributan diantara saya sendiri.”“Kesalahan saya saat itu terlambat menyadari kalau memang kita tidak sejalan sejak awal. Analoginya saya ke barat dan dia ke timur, saya dan dia memiliki pemikiran yang berbeda jauh. Dia sama sekali tidak bisa mengerti mau kedepannya seperti apa, dan saya juga kesulitan memahami keinginannya. Akhirnya sama-sama bingung dan saling menyalahkan.”“Saya juga bukan tipe pria yang mengemis-ngemis cinta, jika saya sudah tidak sejalan saya akan melepaskannya dan membiarkan
HAPPY READING“Mi, aku kan udah bilang, aku ini nggak mau dijodohkan,” ucap William kepada maminya di balik speaker.“Ya, aku tetap nggak mau mi,” ini kesekian kalinya Willi menolak permintaan orang tuanya.Mami William menarik nafas, “Dengerin dulu mami, Willi. Ini tuh Livy. Kamu pernah kenal dia dulu waktu kecil. Coba ketemu dulu, baru bilang nggak.”“Tetap aja Willi nggak mau mi. Mama ngertiin dong perasaan willi gimana. Willi udah dewasa, bisa nentuin hidup sendiri.”“Tapi mami ingin kamu ketemu dulu sama Livy, dia baru pulang dari New York.”“I don't want to meet her, mi,” timpal Willi, karena sudah beberapa kali berkenalan dengan wanita, berakhir sia-sia. Semuanya tidak sesuai dengan seleranya. Mungkin si wanita mau, sedangkan dirinya tidak.“Tolong kamu ketemu dengan Livy besok. Kalau kamu nggak suka, setelah itu mami nggak akan ngenalin kamu ke anak teman mami yang lain.”William menarik nafas, jujur ini merupakan kesekian kalinya sang mama menjodohkan dirinya dengan seoorang
HAPPY READING“Kelebihan dan kekurangannya apa menurut kamu?” Tanya William penasaran.“Kalau apartemen itu banyak fasilitas seperti kolam renang, minimarket, mall, tempat gym, sedangkan di kostan enggak. Kalau kostan exclusive seperti saya tempati fokus kebutuhan sehari-hari, misalnya ada laundry geratis, jasa bersih kamar geratis, wifi, maintenance, parkir, include listrik, air. Kita datang cuma pakek aja, nggak bayar lagi. Kalau apartemen kan nggak semua itu bayar.”“Kalau masalah privasi, memang apartemen itu lebih privasi dibanding kost. Kalau kost masih bisa bertemu dengan kost di sebelah siapa, bahkan saling sapa. Tapi saya lebih provide ke kebutuan sehari-hari sih. Buat hidup lebih mudah aja.”“Kalau saya beri fasilitas kamu tempat tinggal apartemen, kamu mau?” Tanya William.Anja menoleh menatap William, “Apartemen siapa?”“Apartemen milik saya. Milik pribadi, nggak di tempatin juga.”“Di mana?”William menarik nafas, ia menjalankan mobilnya kembali, “Apartemen Kemang Villag
HAPPY READING“Enggak saya saja sih, banyak sekali pelajar Indonesia menggunakan jasa agen ini. Tapi pengalaman saya dan teman-teman lainnya, saya merasa ditelantarin. Ada sebagian teman-teman saya mengunakan agen lalu pulang ke Indo. Karena tidak menyangka karena kuliah di Jerman itu ribet dan membutuhkan proses yang tidak sebentar.”“Untung saja saya punya teman Juliet, mungkin orang tuanya sangat berpengalaman kuliah di luar negri seperti apa. Juliet kuliah di Jerman melalui website kedutaan Jerman, dia banyak membantu saya, bahkan dia memasukan saya ke group PPI di jerman.”“Itu pentingnya punya pengalaman, atau orang tua yang kuliah di luar, bukan seperti saya yang tersesat di tengah-tengah negara orang yang nggak tau apa-apa,” ucap Anja.“Terus.”“Pertama-tama tinggal di sana, saya stress, biaya hidup tinggi, homesick, rasisme dan diskriminasi. Makanannya kurang enak, teman seks bebas, saya tidak akan terlena lagi dengan segala kenyamanan di Eropa.”“Yah, sampai akhirnya saya b
HAPPY READING***Setelah dinner Anja dan Willi memutuskan untuk pulang. Ia melirik Willi sedang memanuver mobilnya, dia memperhatikan jarak mobil dan motor di hadapannya. Tangan kanannya di setir dan tangan kirinya berada di audio mencari music yang untuk mereka dengar selama di perjalanan.Ia melihat Willi mengenakan jam tangan. Jujur ia merasa, kalau pria mengenakan jam tangan, dia terlihat jauh lebih tampan. Apalagi ketika lengannya bajunya tergulung hingga siku, kesannya jauh lebih sexy dibanding yang tidak. Alasanya karena dia terlihat rapi, dan dewasa.“Kamu ada media social?” Tanya Anja penasaran.“Media social seperti apa?”“Instagram, facebook, atau yang lainnya,” Tanya Willi.Willi menyungging senyum, “Saya nggak sempat main media social Anja. Kerjaan saya lebih banyak, lebih baik saya menyelesaikan pekerjaan saya, dari pada mengurus social media.”Anja tersenyum, jujur ia lebih suka dengan pria yang tidak popular di media social, apalagi dia tidak aktif di sana. Misalnya
HAPPY READINGKini ciuman mereka terkesan seperti besok akan kiamat, dan bahwa hari ini adalah hari terakhir mereka bisa melakukan apapun yang mereka inginkan tanpa perlu khwatir akibatnya. Ciuman mereka basah dan menyeluruh.Ia bisa merasakan bagaimana Willi menciumnya dengan mengebu-ngebu dan kedua tangannya akitf menyentuh seluruh tubuhnya secara menyeluruh. Ia memejamkan mata ketika tubuhnya sudah berbaring di tempat tidur, ia membiarkan Willi melakukannya. Bibir mereka saling berpangutan satu sama lain, memainkan lidah. Rasanya sangat luar biasa.Willi melepaskan kecupannya, ia mengalihkan ke leher Anja. Anja mendongakan kepalanya agar Willi bisa mengecupnya lebih dalam. Willi menghisap pelan dan memainkan lidahnya di sana. Desahan-desahan halus lolos dari bibir Anja. Sedangkan kedua tangan Willi aktif memijat dada.Mereka sama-sama hilang control, Anja membuka matanya, ia merasakan bibir Willi berada di tulang selangkanya. Pria itu mengecupnya lebih dalam, ia meraba ujung kao