Home / Romansa / HASRAT MEMBARA CEO PERKASA / BAB. 2 Kemarahan Joseph

Share

BAB. 2 Kemarahan Joseph

last update Last Updated: 2025-09-21 08:53:12

Pagi yang Cerah di JM Corp,

Matahari bersinar cerah, menyoroti gedung pencakar langit yang megah milik JM Corp, salah satu perusahaan terkemuka di bidang teknologi dan investasi yang ada di Kota Jakarta. Di depan pintu masuk utama, sebuah mobil sport edisi terbatas berwarna hitam mengkilap berhenti dengan sangat elegan.

Seorang pria tampan dengan setelan jas mahal berwarna navy keluar dari mobil tersebut. Dia adalah Joseph Mikuel, CEO baru JM Corp yang baru saja diangkat seminggu lalu oleh dewan direksi dan ayahnya Tuan Efendi Mikuel, sang chairman.

Joseph berdiri tegap, menatap gedung dengan penuh percaya diri. Rambutnya yang tertata rapi dan wajahnya yang tampan langsung menarik perhatian semua orang yang di sekitarnya. Para karyawan yang berada di lobi berbisik-bisik, mengagumi aura karismatik bos muda mereka.

“Lihat, itu Tuan Muda Joseph. Ganteng sekali, ya.”

“Dan dia CEO. Benar-benar sempurna.”

“Sayang, dia pasti sangat sibuk. Mana mungkin kita bisa dekat dengannya.”

Joseph sama sekali tak menghiraukan bisikan-bisikan tersebut. Dengan langkah tegas, sang pria berjalan menuju lift, diikuti oleh asisten pribadinya, Andi, yang membawa dokumen-dokumen penting.

Sesampainya di lantai paling atas, Joseph langsung masuk ke ruangan kebesarannya yang luas dan elegan. Meja kerjanya terbuat dari kayu mahoni mewah, dikelilingi oleh perabotan modern yang serba hitam dan putih.

“Andi,” panggil Joseph dengan nada serius.

“Apa ada kabar soal kandidat sekretaris pribadiku?”

Asisten Andi, yang selalu setia mendampingi bosnya, langsung menjawab sambil membuka tabletnya.

“Tuan Muda Joseph, memang sejauh ini sudah ada beberapa kandidat yang melamar.

Tapi .…”

Joseph mengangkat alisnya, menatap sang asisten dengan sangat tajam.

“Tapi apa, Andi?”

Asisten Andi menelan ludah, merasa gugup.

“Tapi belum ada yang memenuhi semua kriteria yang Anda inginkan, Tuan.”

Mendengar hal itu, Joseph menghela napas panjang, lalu berdiri dari kursinya. Tatapan matanya tajam seperti elang. “Andi! Sudah satu minggu sejak aku diangkat jadi CEO, dan kamu belum bisa menemukan satu orang pun yang kompeten sebagai sekretarisku? Apa kamu tahu betapa pentingnya posisi ini?”

Asisten Andi menunduk, merasa bersalah.

“Maafkan saya, Tuan Muda Joseph. Saya sudah berusaha mencari yang terbaik, tapi …..”

“Saya tidak butuh alasan darimu!” potong Joseph, suaranya meninggi.

“Aku butuh seseorang yang bukan hanya pintar, tapi juga cekatan, berpenampilan menarik, dan memiliki etika kerja yang tinggi. Semua kandidat yang kamu bawa selama ini terlalu biasa! Apa hanya sampai di sini level JM Corp?”

Asisten Andi mengangguk pelan, tidak berani membantah. “Saya mengerti, Tuan. Saya akan berusaha lebih keras.”

“Berusaha lebih keras?” Joseph mendekat, berdiri tepat di depan Andi.

“Kamu sudah bekerja denganku cukup lama. Seharusnya kamu tahu standar apa yang aku mau! Karena ketidakmampuanmu, sekarang kamu harus menerima hukuman.”

Andi langsung menatap Joseph dengan ekspresi terkejut. “Hukuman, Tuan?”

“Benar,” jawab Joseph dengan nada dingin.

“Push-up seratus kali sekarang juga, di ruangan ini.”

“Tapi, Tuan ….”

“Tidak ada kata tapi! Cepat lakukan!”

Asisten Andi hanya bisa pasrah. Dia pun melepas jasnya dan mulai melakukan push-up di tengah ruangan, sementara Joseph kembali duduk di kursinya, menyaksikan dengan tangan terlipat di depan dada.

“Seharusnya ini menjadi pelajaran bagimu, Andi,” ujar Joseph sambil menatap asisten pribadinya yang mulai kehabisan napas.

“Aku membutuhkan orang-orang yang kompeten di sekitarku. Jika kamu tidak bisa memenuhi ekspektasiku, bagaimana kita bisa membawa JM Corp ke tingkat yang lebih tinggi?”

Asisten Andi, meski kelelahan, tetap menjawab dengan suara terengah-engah.

“Sa … saya paham, Tuan. Saya akan berusaha lebih baik lagi.”

Setelah menyelesaikan push-up-nya, Asisten Andi berdiri dengan susah payah, wajahnya memerah karena kelelahan.

“Baiklah,” ucap Joseph, melirik arlojinya.

“Sekarang, kembali bekerja. Aku ingin daftar kandidat baru di mejaku sebelum makan siang.”

“Baik, Tuan Joseph,” jawab Andi dengan patuh, meskipun tubuhnya masih gemetar. Dia pun segera keluar dari ruangan untuk mulai menyusun ulang kriteria pencarian sekretaris pribadi yang diinginkan bosnya.

Di Ruang Kerja Asisten Andi.

Asisten Andi duduk di kursi kerjanya, dia terlihat sedang memijat bahunya yang pegal sambil memandang layar laptop. Pria itu mulai mengetik ulang deskripsi pekerjaan untuk posisi sekretaris pribadi Joseph.

“Kriteria sekretaris yang diinginkan Tuan Muda Joseph, antara lain berpendidikan minimal S2, mampu berbicara tiga bahasa asing, berpenampilan menarik, memiliki kemampuan multitasking, dan mampu bekerja di bawah tekanan,” gumam Andi sambil menulis.

“Ini bukan mencari sekretaris, tapi superhuman!”

Rekan kerja Andi, seorang staf perempuan, datang menghampiri meja Andi dengan secangkir kopi.

“Asisten Andi, kamu kelihatan lelah. Apakah Bos Joseph marah lagi?” tanyanya sambil meletakkan kopi di meja sang asisten.

Andi mengangguk lesu.

“Bos bukan cuma marah. Tapi aku disuruh push-up seratus kali tadi.”

Staf tersebut terbelalak. “Astaga, Bos benar-benar ngamuk, ya. Tapi, kenapa dia begitu kesal?”

“Bos belum menemukan sekretaris pribadi yang sesuai standar. Aku benar-benar harus menemukan kandidat sempurna secepatnya, atau aku bisa kehilangan pekerjaan ini,” jawab Andi sambil minum kopi yang diberikan oleh rekannya.

Sang staf menghela napas. “Ya, semoga saja kali ini ada kandidat yang cocok. Semua pasti tahu jika Bos Joseph memang punya standar tinggi, tapi dia juga harus sadar jika tidak ada manusia yang sempurna.”

Asisten Andi hanya mengangguk, lalu melanjutkan pekerjaannya. Dalam hati, dia bertekad untuk menemukan seseorang yang benar-benar memenuhi semua kriteria yang diinginkan Bos Joseph.

Sementara itu, Joseph duduk di kursinya, memandangi pemandangan Kota Jakarta melalui jendela besar di belakang meja kerjanya. Pikirannya melayang jauh, memikirkan masa depan perusahaan dan bagaimana dia harus menjalankan tugas berat sebagai CEO.

“Aku membutuhkan tim yang kuat,” gumamnya pelan.

“Aku tidak bisa melakukan semua ini sendirian.”

Joseph mengambil ponselnya dan membuka aplikasi kalender, mengecek jadwal rapatnya untuk hari itu. Meski terlihat dingin dan tegas, di dalam hatinya dia hanya ingin yang terbaik untuk JM Corp, perusahaan yang dibangun dengan kerja keras oleh ayahnya.

Beberapa jam kemudian, Asisten Andi kembali dengan selembar kertas berisi daftar kandidat baru.

“Tuan Joseph, ini daftar kandidat baru yang sudah saya seleksi ulang berdasarkan kriteria Anda,” tutur Asisten Andi sambil menyerahkan dokumen tersebut.

Joseph menerima dokumen itu dan mulai membacanya. “Hmmm … ini lebih baik, Andi. Tapi aku akan memastikan sendiri apakah mereka benar-benar memenuhi ekspektasiku. Jadwalkan wawancara untuk mereka besok.”

“Baik, Tuan Joseph. Saya akan mengatur semuanya,” jawab Asisten Andi dengan lega.

Joseph mengangguk pelan. “Bagus. Jangan kecewakan aku lagi, Andi.”

Asisten Andi hanya tersenyum tipis sambil menunduk, lalu keluar dari ruangan dengan perasaan campur aduk. Dia tahu jika bekerja untuk Bos Joseph bukanlah hal yang mudah, tapi sang asisten juga memahami bahwa semua ini demi kesuksesan JM Corp.

Ketegasan dan tuntutan Joseph mungkin membuat orang-orang di sekitarnya merasa tertekan, tapi dia sangat sadar jika hal itu adalah bagian dari tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin. Dengan keyakinan penuh, Joseph bertekad untuk membawa JM Corp ke puncak kejayaan, meskipun perjalanan itu tidak akan mudah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB.. 13 Pagi Yang Hangat

    Suasana pagi yang hangat menyelimuti Kota Jakarta. Sinar matahari menembus tirai putih di apartemen mewah milik Joseph, memberikan nuansa damai setelah malam yang begitu melelahkan bagi pasangan pengantin baru itu. Namun, di dalam kamar yang luas dan elegan, dua insan masih terlelap di bawah selimut putih lembut.Joseph membuka matanya perlahan. Seluruh tubuhnya masih terasa lelah, tapi ada sesuatu yang lebih menarik perhatiannya dibandingkan rasa kantuk yang masih tersisa yaitu wajah istrinya, Mary.Di bawah sinar matahari yang lembut, Mary terlihat begitu cantik. Rambut hitamnya terurai di atas bantal, napasnya teratur, dan bibirnya sedikit terbuka. Joseph tersenyum simpul. Dia masih sulit percaya jika gadis yang dirinya cintai sejak SMA tersebut kini telah menjadi istrinya, sah di mata Tuhan dan hukum.Perlahan, Joseph mengangkat tangannya dan menyentuh lembut pipi Mary."Ya Tuhan, dia begitu cantik," pikirnya. "Aku benar-benar beruntung telah menikah dengannya."Joseph memiringk

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 12 Hot Night

    Malam telah larut ketika Mary dan Joseph memasuki kamar mereka di dalam apartemen milik Joseph. Ruangan itu cukup luas dengan dekorasi minimalis yang elegan. Tempat tidur berukuran king size dengan seprai putih bersih mendominasi ruangan, sementara sebuah lampu tidur di nakas memberikan cahaya temaram yang lembut.Mary duduk di tepi tempat tidur dengan perasaan campur aduk. Hari ini adalah hari pernikahannya, akan tetapi pernikahan itu terjadi begitu mendadak dan penuh kejutan. Mereka menikah di rumah sakit, di tengah kondisi yang tidak terduga. Dia belum sepenuhnya bisa mencerna kenyataan bahwa dirinya kini adalah istri Joseph.Joseph yang melihat kecanggungan Mary mencoba mencairkan suasana. Dengan santai, dia mulai membuka kancing kemejanya satu per satu hingga akhirnya melepaskan bajunya begitu saja.Mary yang melihat tindakan itu langsung membelalakkan mata, lalu buru-buru menundukkan kepalanya, wajahnya merona.“Kak Joseph! Kok malah buka baju sih?” serunya gugup.“Ha-ha-ha!”Jo

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 11 Ke Rumah Orang Tua Mary

    Oma Barbara terbaring di ranjang rumah sakit dengan wajah yang tampak lebih tenang dari sebelumnya. Senyuman bahagia menghiasi bibirnya saat melihat Joseph dan Mary berdiri di sampingnya, kini sudah resmi menjadi suami istri. Di sisi lain ranjang, Papi Efendi dan Mami Naura juga terlihat lega, meskipun kelelahan masih tergambar di wajah mereka setelah mengurus semua proses pernikahan yang dilakukan di rumah sakit."Oma sekarang bisa tenang," ujar Oma Barbara dengan suara yang lemah namun penuh kebahagiaan. "Oma akhirnya melihat cucu Oma satu-satunya menikah dengan wanita yang dicintainya," ujar sang nenek lagi.Joseph pun menggenggam tangan Mary erat, sementara gadis itu tersenyum lembut, matanya sedikit berkaca-kaca."Terima kasih, Oma," ucap Joseph dengan suara penuh emosi. "Kami sangat bersyukur Oma masih bisa menyaksikan hari bahagia ini."Mami Naura menepuk lembut bahu Mary. "Sekarang kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, Mary. Selamat datang di keluarga besar Mikuel.

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 10 Mendadak Menikah

    Suasana ruang tunggu ICU di Rumah Sakit Siloam masih dipenuhi ketegangan. Joseph dan Mary duduk berdampingan di kursi panjang, sementara kedua tangan mereka kembali saling bertaut. Wajah Joseph tetap tegang, sementara Mary tampak berusaha menenangkan dirinya sendiri. Di sudut ruangan, Tuan Efendi Mikuel dan Nyonya Naura Mikuel, kedua orang tuanya Joseph, sedang berdiri sambil sesekali melirik ke arah pintu."Petugas catatan sipil sudah dihubungi, kan, Asisten Andi?" tanya Tuan Efendi kepada asistennya."Sudah, Tuan. Mereka sedang dalam perjalanan dan harusnya tiba dalam beberapa menit lagi," jawab Asisten Andi dengan suara mantap.Joseph menghela napas berat. "Mami, Papi ... aku masih merasa ini terlalu cepat. Pernikahan itu bukan hal yang bisa diputuskan dalam hitungan jam," ucapnya lirih.Joseph memang ingin hubungannya lebih serius lagi dengan Mary dan tidak akan melepaskan gadis itu. Akan tetapi bukan dengan pernikahan yang terkesan sangat mendadak ini."Tapi ini adalah harapan te

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 9 Cinta Yang Tak Terduga di Ruang Tunggu ICU

    Langit Jakarta sore itu terlihat muram, seakan ikut merasakan ketegangan yang melingkupi ruang tunggu ICU di Rumah Sakit Siloam, Jakarta. Di sana, Joseph Mikuel, CEO muda dari JM Corp, duduk dengan wajah tegang dan penuh kekhawatiran. Di sampingnya, Mary, sekretaris setianya yang juga mantan kekasihnya di masa lalu duduk dengan ekspresi cemas. Tangan mereka saling bertaut erat, saling memberi kekuatan dalam diam."Kak Joseph, tetap tabah, ya," bisik Mary lembut. "Oma Barbara adalah perempuan yang kuat. Kita doakan saja dia segera pulih."Joseph mengangguk pelan, matanya menatap lurus ke arah pintu ICU yang tertutup rapat. Di dalam ruangan itu, nenek tercintanya tengah berjuang antara hidup dan mati. Oma Barbara adalah sosok yang selalu mendukungnya dalam setiap langkah hidupnya. Dan kini, sang nenek sedang tak berdaya."Mary," suara Joseph bergetar, "Aku sangat takut kehilangan Oma."Mary menatap wajah pria itu dengan penuh empati. "Kamu nggak sendirian, Kak Joseph. Aku di sini ber

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 8 Kabar Darurat Dari Rumah Sakit

    Masih di Kantor JM CorpPagi semakin menyinari, ruangan di lantai tertinggi JM Corp terasa berbeda. Suasana yang biasanya penuh kesibukan dan diskusi bisnis kini diwarnai dengan kehadiran Mary Violet, sekretaris baru sekaligus cinta lama Tuan Muda Joseph Mikuel. Di ruangan besar dengan jendela kaca raksasa itu, keduanya duduk berhadapan di meja CEO.Joseph, dengan setelan jas hitam dan kemeja putih bersih, menatap Mary dengan sorot mata penuh kerinduan. Namun, dia berusaha keras menjaga profesionalismenya. Pria itu lalu menarik napas dalam-dalam dan memusatkan perhatian pada lembaran kerja di tangannya.“Jadi, Mary,” ujar Joseph memulai diskusi, suaranya tegas meski sesekali terdengar lembut. “Sebagai sekretaris pribadiku, tugasmu tidak hanya mengatur jadwal rapat atau menerima tamu. Lebih dari itu, kamu juga harus memahami proyek-proyek yang sedang berjalan dan menyiapkan dokumen penting sebelum rapat dimulai.”Mary mengangguk sambil mencatat di buku kecilnya. “Baik, Bos Joseph. Jad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status