بيت / Romansa / HASRAT MEMBARA CEO PERKASA / BAB. 21 Layanan Kamar Dari Suami Terbaik

مشاركة

BAB. 21 Layanan Kamar Dari Suami Terbaik

last update آخر تحديث: 2025-10-14 12:17:13

Setelah menikmati malam yang penuh cinta di bioskop mini apartemen mereka, Joseph dan Mary masih berbaring di sofa, saling berpelukan dalam diam. Cahaya redup dari layar yang kini menampilkan kredit film perlahan mulai meredup sepenuhnya, menyisakan kehangatan di antara mereka.

Joseph menatap wajah Mary yang bersandar di dadanya. Napas istrinya sudah mulai stabil, akan tetapi kelelahan masih terlihat jelas di wajahnya. Dengan lembut, Joseph menyelipkan helai rambut Mary ke belakang telinganya dan mengecup keningnya.

"Sayang, ayo kita mandi dulu sebelum tidur," bisik Joseph lembut.

Mary membuka matanya perlahan, lalu tersenyum tipis. "Aku terlalu lelah untuk berjalan, Kak Jo," gumamnya manja.

Joseph terkekeh, lalu dengan sigap mengangkat tubuh istrinya ke dalam gendongannya.

"He-he-he. Kalau begitu, aku akan menggendongmu, Sayang."

Mary tertawa pelan dan melingkarkan lengannya di leher Joseph.

"He-he-he. Kamu selalu tahu bagaimana membuatku merasa seperti ratu, Kak."

“Iya, dong. Kamu
استمر في قراءة هذا الكتاب مجانا
امسح الكود لتنزيل التطبيق
الفصل مغلق

أحدث فصل

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 55 Brunch Romantis Bersama Istri Tercinta

    Setelah bangun pagi dengan tubuh yang masih sedikit pegal akibat petualangan sebelumnya, Mary menguap lebar sambil memeluk selimut.“Mmm … kita masih Tasmania, ya?” gumamnya setengah sadar.Joseph, yang sudah mengenakan sweater abu-abu dan duduk di sofa dengan laptop di pangkuannya, tersenyum.“Selamat pagi, putri petualangku. Hari ini kita agak santai dulu. Aku udah booking tempat brunch yang terkenal banget di pusat Kota Hobart.”Mary membuka mata sepenuhnya, lalu duduk. “Brunch? Di mana?”Joseph menutup laptop dan berdiri. “Di Restoran Franklin. Katanya salah satu tempat terbaik buat ngerasain cita rasa lokal Tasmania.”Tak lama kemudian, mereka pun bersiap dan berkendara ke pusat Kota Hobart. Restoran Franklin memiliki desain interior yang modern minimalis dengan sentuhan industrial. Aroma kopi segar dan roti panggang memenuhi ruangan itu.Pelayan membawa mereka ke meja di dekat jendela besar yang menghadap ke jalan utama.“Selamat datang! Hari ini kami punya oyster segar dari Br

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 54 Sejarah, Misteri, dan Pemandangan Bersatu Padu

    Pagi menyapa dengan lembut di Kota Hobart. Sinar matahari menembus tirai tipis kamar vila, membentuk garis keemasan di lantai kayu. Mary membuka matanya pelan, mendapati Joseph masih tertidur di sampingnya, wajahnya sangat damai.Dia tersenyum, lalu membelai lembut rambut suaminya. “Kak Jo, bangun, Sayang. Hari ini kita punya petualangan baru.”Joseph membuka matanya perlahan, lalu menggeliat kecil. “Hmm … petualangan? Jangan bilang kamu mau lomba lari pagi,” candanya dengan suara serak.Mary tertawa. “Ha-ha-ha. Bukan, Kak! Kita mau ke Port Arthur, remember? Sejarah, misteri, dan pemandangan menakjubkan menanti.”Setelah mandi dan sarapan ringan, mereka menaiki mobil SUV sewaan dan memulai perjalanan sekitar sembilan puluh menit menuju Port Arthur, situs bersejarah yang dulu merupakan koloni tahanan Inggris. Di sepanjang jalan, pohon-pohon eukaliptus dan bukit-bukit hijau mendampingi mereka, berpadu dengan angin sejuk Tasmania yang khas.Sesampainya di gerbang masuk Port Arthur Hi

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 53 Welcome To Tasmania

    Setelah puas menjelajahi pantai-pantai eksotis Bora-Bora, Joseph dan Mary pun meninggalkan pulau surga itu dengan senyuman puas di wajah mereka. Keduanya lalu menumpang jet pribadi milik keluarga Joseph, sebuah pesawat jet pribadi mewah yang dilengkapi fasilitas premium.Di dalam kabin, Mary duduk di samping jendela sambil menikmati panorama langit. Joseph duduk di sebelahnya, menyeruput kopi hangat.“Nggak nyangka ya, akhirnya kita bisa menikmati waktu liburan panjang ini,” ucap Mary, tersenyum manis.Joseph mengangguk, memegang tangan Mary. “Aku udah lama rencanain semua ini. Setelah semua kesibukan kantor yang melelahkan di Jakarta sana.”Mary menyandarkan kepalanya di bahu Joseph. “Dan sekarang kita menuju Tasmania. Jujur aku penasaran banget sama tempat itu.”Beberapa jam kemudian, jet mereka mulai menurunkan ketinggian. Di kejauhan, bentang alam Tasmania mulai terlihat. Ada perbukitan hijau, hutan lebat, dan teluk biru yang tenang. Cuaca cerah, dengan awan tipis menghiasi lan

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 52 Menikmati Keindahan Surga Pribadi Yang Begitu Menggoda

    Pagi berikutnya, matahari bersinar lembut di balik awan tipis, menyinari permukaan air laguna Bora-Bora yang berkilauan bak kristal cair. Joseph dan Mary berdiri di dermaga resort, bergandengan tangan, menunggu perahu pribadi mereka datang. Hari ini, keduanya dijadwalkan mengikuti Lagoon Tour, petualangan yang paling ditunggu-tunggu selama bulan madu Joseph dan Mary.“Lihat airnya, Kak Jo,” ujar Mary takjub, matanya tak lepas dari gradasi biru toska yang memukau. “Kayak bingkai kaca raksasa.”Joseph tersenyum, merangkul pinggang Mary. “Dan kita akan mengarunginya berdua. Bagaimana rasanya jadi pasangan paling beruntung di dunia?”Mary tersipu. “Rasanya kayak mimpi yang menjadi kenyataan.”Tak lama, perahu katamaran putih elegan bersandar di dermaga. Kapten kapal, seorang pria lokal ramah bernama Teva, menyapa dengan senyum lebar.“Selamat pagi! Selamat datang di surga pribadi kalian hari ini!” sapa Kapten Teva.Mary terkekeh. “He-he-he. Surga pribadi. Kedengarannya menarik!”Josep

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 51 Tour Helikopter Yang Mendebarkan

    Cahaya matahari pagi menelusup masuk melalui tirai tipis vila, membentuk pola lembut di dinding kayu. Mary membuka matanya lebih dulu dan menoleh ke sisi tempat tidur. Joseph masih terlelap, napasnya tenang dan damai. Senyum tipis terbit di wajah Mary.Dia membelai pelan rambut Joseph. “Bangun, Kak Jo. Hari ini kita punya janji sama langit,” bisiknya lembut.Joseph menggeliat pelan, lalu membuka mata dan tersenyum. “Langit? Maksudnya kamu?” godanya.Mary tertawa pelan. “He-he-he. Bukan, Kak. Maksudku, tur helikopter kita ke Mount Otemanu!”Joseph langsung bangkit. “Oh iya! Hari ini kita jadi burung.”“Lho? Kok jadi burung?” celetuk Mary bingung.“Kan kita akan terbang ke angkasa, Sayang!” sahut Joseph senang.“Ah, iya. Aku lupa! Hore … hari ini kita jadi pasangan burung yang cantik dan ganteng!” tukas Mary semangat.“Ha-ha-ha!” Keduanya pun tertawa terbahak-bahak.Setelah sarapan ringan di dek vila, roti panggang, buah tropis segar, dan jus mangga. Keduanya lalu dijemput oleh staf r

  • HASRAT MEMBARA CEO PERKASA    BAB. 50 Keseruan Naik Parasailing

    Keesokan harinya,Pagi di Bora-Bora kembali menyambut Joseph dan Mary dengan langit cerah dan angin laut yang hangat. Dari balkon vila itu, mereka bisa melihat gugusan pulau kecil di kejauhan dan ombak tenang yang menyapu perlahan dasar laut.“Matira Beach menunggu kita hari ini,” ujar Joseph sambil menyeruput capucino.Mary tersenyum, duduk di kursi rotan sambil mengenakan kacamata hitam dan gaun pantai putih. “Katanya itu pantai terindah di dunia, Kak Jo. Aku nggak sabar deh!”Sekitar pukul sepuluh pagi, mereka tiba di Matira Beach. Hamparan pasir putih seperti tepung terhampar luas, bersih tanpa cela. Air laut bergradasi biru toska sampai hijau zamrud, begitu jernih hingga dasar pasir bisa terlihat jelas bahkan dari jauh. Di pinggiran pantai, deretan pohon kelapa melambai tertiup angin.Mary berdiri terpukau. “Kak Jo ini seperti lukisan. Tapi nyata.”Joseph menggenggam tangannya. “Ini lebih dari yang aku bayangkan. Lihat airnya, kayak kaca. Bening banget!”Mereka pun menanggalkan

فصول أخرى
استكشاف وقراءة روايات جيدة مجانية
الوصول المجاني إلى عدد كبير من الروايات الجيدة على تطبيق GoodNovel. تنزيل الكتب التي تحبها وقراءتها كلما وأينما أردت
اقرأ الكتب مجانا في التطبيق
امسح الكود للقراءة على التطبيق
DMCA.com Protection Status