Beranda / Romansa / HASRAT TERLARANG ADIK TIRI / 54 - PERTANDINGAN BALAS DENDAM

Share

54 - PERTANDINGAN BALAS DENDAM

Penulis: Ranari Kka
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-19 22:21:40

Melihat kebungkaman Chloe yang jelas sebagai konfirmasi, Dante bangkit sepenuhnya. Ia melangkah mundur dari tempat tidur, menjauh dari godaan dan kehangatan yang ditinggalkan ciuman mereka.

Dante menertawakan dirinya sendiri dengan nada pahit.

"Aku benar-benar idiot. Aku berpikir bahwa ini ... bahwa akhirnya kau—" Ia menyentuh bibirnya sendiri. Tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

Chloe akhirnya menemukan suaranya, tetapi suaranya bergetar.

"Aku ... aku hanya khawatir, Dante. Kau bahkan tidak mau memberitahuku pertandingan apa itu. Mendengar percakapanmu dengan Zoya siang tadi, jelas itu mengancam nyawamu.”

Mendengar suara Chloe yang pecah karena khawatir, ketegangan di wajah Dante perlahan mereda. Pria itu mendekat, lalu menangkup kedua pipi Chloe dengan lembut.

“Chloe, ini pertandingan balas dendamku. Aku sudah menunggu ini sejak lama,” bisiknya, suaranya berubah tenang namun dalam.

Chloe menggeleng, tetapi Dante mengusap pipinya perlahan menenangkan.

“Aku janji aku tidak akan terluka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   89 - PERTAHANAN MATI-MATIAN KAKAK TIRI

    “Apa kau mengusir Zoya, Dante?”Suara Sarah terdengar datar, namun di dalamnya terselip nada yang membuat udara di ruang tamu terasa lebih dingin. Wanita itu berdiri di dekat meja makan dan ekspresi wajahnya menyiratkan kekecewaan.Di sampingnya, Chloe berdiri diam tanpa bersuara. Sorot matanya sulit dibaca.Dante menghela napas kasar, memijat pangkal hidungnya. Kelelahan akibat konfrontasi dengan Zoya kini berhadapan langsung dengan introgasi ibunya.“Sudah kubilang, aku tidak pernah punya hubungan apa pun dengan dia, Bu. Aku membencinya. Dia wanita licik dan manipulatif.”“Kau bilang begitu setiap kali ada masalah. Tapi dia terus datang. Setiap hari. Dia tampak akrab. Dia menyebut namamu dengan manja,” balas Sarah, menatap Dante seolah ia sedang menginterogasi seorang kriminal yang sudah sering berbohong.“Sudah kubilang dia itu licik, bu. Dia melakukan ini agar aku bi—”“Bisa apa? Ada sesuatu yang kau selalu sembunyikan, Dante. Aku sudah menganggapmu sebagai putraku sendiri. Kau bi

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   88 - TITIK TERLEMAH

    Dante menarik tangan Zoya dengan gerakan kasar, sebuah tarikan tiba-tiba yang menyeret wanita itu menjauh dari suasana tegang di dalam rumah. Langkahnya cepat, penuh energi terpendam dari emosi yang ia tahan sejak lama seolah satu detik lagi ia bisa meledak dan menghancurkan semua yang ada di dekatnya.“KAU TIDAK MENGERTI BAHASA MANUSIA, YA?!” bentakny. Suaranya yang serak dan berat menghentikan langkah Zoya secara paksa dan berbalik menatapnya dengan rahang mengeras. “Kalau kau mau aku bayar penalti karena mengabaikan kontrak, aku akan bayar! Aku akan bayar semua yang kau minta! Kau tidak perlu datang dan mengganggu hidupku!”Zoya sama sekali tidak goyah. Matanya yang gelap memantulkan amarah Dante, namun tatapannya tetap tenang, bahkan terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja ditarik seperti boneka. Di matanya, Dante hanyalah target yang sudah dipahami polanya.Begitu Dante melepaskan cengkeramannya, Zoya segera mengibaskan tangannya seolah kulit Dante adalah debu yang menjijik

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   87 - USAHA MENCOMBLANGKAN DANTE

    Hari itu dimulai dengan cengkeraman kasar Dante dan senyum manis yang dipaksakan Zoya. Sejak berhasil masuk ke rumah itu dan membuat Sarah percaya pada status yang bahkan tidak pernah ada, rumah terasa seperti miliknya sendiri.Ia datang hampir setiap hari. Kadang sore membawa kue, kadang pagi hanya untuk menyapa, kadang muncul menjelang makan malam dengan alasan kebetulan lewat. Dalam hitungan hari, keberadaannya sudah menyatu dengan rutinitas keluarga.Hal yang paling menyayat hati justru datang dari arah yang tidak diduga. Sarah yang biasanya formal dan sulit tertawa kini terlihat begitu hidup ketika berbicara dengan Zoya. Tawanya lepas, wajahnya bersinar, bahkan matanya sampai berkerut di sudut karena terlalu sering tersenyum.Pemandangan itu terasa asing bagi Chloe seolah orang yang membuat ibunya sebahagia itu bukan dirinya, melainkan wanita lain yang jelas tidak sebaik yang Sarah kira.Seolah Zoya adalah anak perempuan yang selama ini diinginkan Sarah. Penampilannya cantik, sup

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   86 - KEKACAUAN BERNAMA ZOYA

    Dante sudah berdiri kaku di ambang pintu. Aura gelapnya memenuhi teras yang seharusnya menyambut pagi hari dengan damai. Dan di sana, berdiri di bawah sinar matahari pagi adalah sumber kekacauan itu.Rambut sebahu Zoya yang dipadu dengan midi dress merah muda yang ia kenakan terlihat begitu kontras dengan suasana tegang. Ia terlihat cantik, sangat cantik, tapi kehadirannya di depan rumah ini terasa seperti minyak yang disiram ke kobaran api amarah Dante.Mata Dante menyipit. Tidak ada sapaan atau basa-basi. Hanya kemarahan murni yang merayap di wajahnya. Kedatangannya jelas merusak ketenangan pagi hari.Sesaat setelah Zoya tersenyum tipis—senyum yang sangat Dante benci—pria itu bergerak cepat. Tangan kokohnya menyambar pergelangan Zoya dengan cengkeraman keras dan hampir menyakitkan.“Pergi,” desis Dante dingin. Suaranya rendah dan penuh ancaman. Ia mulai menarik wanita itu menjauhi ambang pintu, berniat mengusirnya sejauh mungkin dari kediamannya.“Dante! Hentikan!”Langkah Dante ter

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   85 - TAMU YANG MENGEJUTKAN

    Pintu itu terbuka hampir bersamaan. Di satu sisi, Chloe melangkah keluar mengenakan piyama satin berwarna biru muda yang longgar. Rambut panjangnya dikuncir asal-asalan ke belakang, menyisakan anak rambut halus yang membingkai wajahnya hingga membuatnya tampak manis.Dante keluar dari kamar yang tepat berhadapan. Ia hanya memakai celana training abu-abu dan kaus putih polos yang memperlihatkan sedikit lengannya yang berotot. Rambut tebalnya tampak acak-acakan khas bangun tidur dan beberapa tindik perak kecil berkilauan samar di telinganya.Koridor lantai atas rumah itu terasa hangat oleh cahaya matahari pagi. Mereka berdua berdiri diam. Dipisahkan oleh lantai keramik yang dingin.Chloe menatap Dante yang balas menatapnya. Senyum mereka merekah, bukan hanya di bibir, tetapi juga terasa sampai ke mata.Ini adalah pagi yang baik.Setelah beberapa hari sakit, wajah Chloe terlihat segar dan cerah. Kulitnya kini merona sehat dan jauh dari pucat. Sementara Dante, meskipun belum sepenuhnya pu

  • HASRAT TERLARANG ADIK TIRI   84 - KAKAK ADIK YANG ANEH

    Aroma debu yang terangkat oleh angin senja adalah hal pertama yang tercium. Dante tidak tahu di mana dia, tetapi di sana ada kehangatan yang lembut dan bunyi daun-daun yang bergesekan. Terasa akrab seperti bunyi detak jantungnya sendiri.Ia mendongak. Di atasnya ada kanopi pohon rindang menyaring cahaya matahari sore menjadi serpihan emas yang menari di wajahnya. Dan di sampingnya terdengar tawa itu.Dante melihat dirinya sendiri saat tiga tahun lalu. Ia sedang duduk di samping Chloe, di anak tangga belakang gedung olahraga, tempat yang selalu sepi sepulang sekolah.Chloe menyandarkan kepala di bahunya. Helai rambutnya yang beraroma vanila menggelitik leher Dante. Di jari manis kiri Chloe melingkae cincin kertas pemberian Dante."Sepertinya aku satu-satunya alumni yang sering datang ke sini," bisik Chloe.Dante melingkarkan lengannya di bahu gadis itu, lalu menariknya lebih dekat. Keindahan sore itu terasa seperti sebuah kanvas yang telah selesai dilukis oleh alam semesta. Di usia mer

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status