Share

HATI ADINDA
HATI ADINDA
Penulis: Tris Rahmawati

Adinda

Mungkin aku terlalu lelah menjalin hubungan dengan yang seumuran atau mungkin sedikit di atasku.

Beberapa hari ini fikiran anehku tiba-tiba memberontak, aku trus membayangkan bagaimana rasanya juga menantangnya dicintai, diposesifi oleh seorang lelaki yang lebih matang, dewasa juga ah yang pasti lelaki yang bukan pria remaja atau anak muda labil lagi.

You knowlah apa yang ada dibayanganku, Hot man...gentle man...oh Dinda apa-apaan kau ini.

Aku bayangakan dia memelukku, menahan tangan dan tubuhku, tidak membiarkan aku pergi dan ah...."

"Woy...Dindaaaa! Bangun jam berapa mau ke kampus!!" Suara cempreng Melana memecah lamunan dalam tiduran menghayalku."

 đź–¤

🌻🌻🌻

Adinda finara Sokha 

Aku adalah mahasiswa disebuah universitas swasta, usiaku baru 21 tahun, ini adalah hari kedua dikos-kosan baru, asli seharian kemarin full bekerja keras mengangkat barang dan langsung mengemasinya supaya hari esok bisa bersantai.

Ya seperti hari ini sudah bisa bersantai, alarm sudah berdering dan berkali-kali, bahkan aku sudah mensnooze hingga ke 4 kalinya hingga akhirnya aku pun memutuskan untuk bangun.

Ini adalalah kosan baruku yang ku tempati bersama Melana teman satu kotaku tinggal di Bandung kami bertemu tanpa sengaja di Jakarta hingga memutuskan tinggal bersama.

Sebelumnya kami ngontrak tepat di belakang kampus karena harganya naik sejak di renovasi, aku dan Melana pun memutuskan pindah, sedikit berat untuk aku yang kuliah hanya bermodalkan 60 persen beasiswa dan 40 persennya harus mencari sendiri lewat bekerja di mini market.

Sebelumnya sih aku bekerja di babycare hanya saja waktunya tidak fleksibel aku harus meluangkan waktu yang sedikit panjang, sementara terkadang tugas kuliahku menumpuk dan akhirnya aku memilih sebuah mini market yang memang pemiliknya aku kenal adalah salah satu dosen dikampusku dan ada beberapa karyawan disana.

Mereka mengerti aku yang kuliah dan tidak masalah untuk aku terkadang minta bergantian shift mendadak namun tetap dong ya sebisa mungkin aku tidak menyusahkan hidup orang selalu sebab mereka juga yang juga punya kehidupan lain.

Jujur saja sebenarnya mamaku masih cukup mampu membayar biaya kuliah hanya saja aku tidak tahu aku tidak suka menyusahkan mama.

 Ya…tetap saja mama kirim uang bulanan, ibuku adalah seorang guru di kota Bandung dan aku punya seorang kakak, bahkan kakakku tinggak di kota ini, dia sudah menikah dan mempunya anak dan juga hidup sangat berkecukupan namun aku tidak mau tinggal bersama kakak.

Kakak sedikit bawel ya bawelnya seorang kakak bagaimana sih, kakak juga selalu transfer aku uang dan uangnya aku transfer lagi ke Mama ada juga sih sebagian aku simpan sebagai simpanan kala mendesak.

Intinya sebenarnya hidupku cukup sudah nyaman aku saja yang meribetkan sendiri, latihan sih aku juga niat ke Jakarta kan untuk kulaih dan mandiri bukan buat seneng-seneng doang.

Ini adalah kawasan kos-kosan, sekelilingnya adalah merupakan deretan kos-kosan berlantai 3, eh...tidak didepan situ ada perumahan dan tepan didepan kos-kosanku ada beberapa rumah.

Tempat ini tidak jauh dari kampus hanya perlu jalan kaki 15 menit sampai lewat jalan potong.

“Good Morning, tempat baru…” 

Aku pun membuka jendela, kosan ini lumayan nyaman dengan fasilitas 1 kamar dan semua kebutuhan ada didalam seperti 1 kamar mandi dan mini dapur, lumayan sih buat aku dan Melana, ku edarkan mataku meliat sekeliling halaman teras kos-kosan tepat dari lantai 2 balkon kecil kamar kosan kami cukup tenang juga rapi hunian disekeliling sini.

Tepat sekali kamar kosan kami menghadap ke jalanan dan perumahan, pemandangan setiap hari adalah rumah-rumah besar didepan.

Ku perhatikan didepan sana aktivitas orang-orang yang berlalu lalang, ibu yang akan menghantarkan anaknya dengan sebuah mobil mewah, sepasang wanita muda dan laki-laki membawa anjing bergandengan tangan dan ada juga mas-mas yang sedang mencuci mobil dengan seorang anak kecil yang membantunya.

“Hemm….cakep…eh Astaga!”

Aku pun mengetuk dahiku, bisa-bisanya aku memuji bapak dari seorang anak dihadapanku, ya memang cakep kalau disamain dengan artis Indonesia dia mirip siapa ya…

Eh lupa....

Pokoknya tubuhnya atletis, wajahnya itu miripi pria blasteran dengan hidung mancung seperti seluncuran anak TK, OMG lihat tuh badan doi ngecap dari balik kaus hitam yang dia pakai dan tinggi banget.

Oh my God, Dinda bisa-bisanya pagi-pagi cuci mata lihat suami orang, kau ingin di kutuk jadi apa?

Kelamaan ngejomblo jadi harap di maklumi lihat yang bening-bening rada jelalatan mata ini.

“Dinda, tapi jangan  suami orang juga kali ya…ampun, hanya cuci mata saja kali... Ah baiklah aku akan masuk kedalam rumah, beberapa barang menanti untuk dipasang diatas dinding biar kosan sedikit lebih estetik."

"PAPAAA!!!!!!"

Seketika aku berhenti diambang pintu saat ku dengar anak kecil menangis, aku pun berbalik lagi kebelakang, ku lihat anak dari lelaki yang mencuci mobil itu terjatuh dibawah sana dan sang ayahnya itu segera menggendongnya dan memeluk anaknya yang mungkin berusia sekitar 4 tahunan itu.

“OMG, udah cakep, keren, penyayang lagi sama anak, duh bahagia banget dah istrinya.” Mereka pun terlihat masuk disana dan aku pun akhirnya masuk juga.

Bolehkah memberikan dukungannya🍉

Komen (10)
goodnovel comment avatar
Vafajia
udah baca dri bln² kmren, entah ini aq baca yg k brpa.. lupa...
goodnovel comment avatar
Vafajia
coba klo aq gk Dm kak tris... gk bakalan tau klo ada kisah ini dsni.. setau aq di sebelah sihhh............
goodnovel comment avatar
Nova Ugara
penasaran ma kisah edgar kecil jadi diriku nambah lagi ke sini...demi apa...awal mula ny aajaaa udah pake bawang... mbak trisss is the best..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status