Keith merasa aneh dengan iparnya, karena ada perasaan berbeda dengan ipar yang ia temui sebelumnya dengan yang ini.
“Mungkin hanya perasaanku,” batin Keith.
“Terima kasih, kakak ipar. Hati-hati di jalan dan jangan mengemudi asal-asalan,” nasehat Keith yang di tangkapi dengan senyuman oleh Raven.
Pintu di tutup, Raven memerintahkan Ruzel untuk mengawasi dengan detail dan jangan sampai kecolongan.
“Baik Tuan.”
Sepanjang perjalanan keluar dari rumah sakit. Raven menghela nafas panjang, ia sangat lelah hari ini dan memutuskan untuk segera pulang kerumah.
***
Di kediaman Van Diora, Ruster terjaga dari tidurnya membuka matanya perlahan memperhatikan sekeliling kamar yang gelap. saat ia ingin bangkit dari tidurnya, Ruster terdiam merasakan seseorang memeluk pinggang rampingnya.
Ruster menoleh ke samping, sosok Rameo yang tertidur semakin merapatkan diri ke tubuhnya. Ruster memilih tidak bergerak menunggu sampai suaminya itu te
Tiba-tiba Ruster merasakan sapuan lembut di bibirnya dan Ruster mengenali bibir siapa ini. Ia langsung membuka kedua matanya menatap kepada sosok pria yang berdiri bertumpu pada meja mengelus pucuk kepalanya. sekali lagi bibirnya di cium kemudian menjadi lumatan penuh nafsu. “Romeo…” batin Ruster. Entah sejak kapan Romeo sudah berada di sini, bergabung dengan kakaknya menyentuh tubuh Ruster. tangan Romeo bergerak lincah memilin Ruster lalu menghisapnya di sertai dengan gigitan kecil. Raven mencabut Rudalnya dan duduk di atas meja. dengan merengkuh tubuh Ruster yang duduk di atas pangkuannya. Dengan posisi menghadap ke arah Romeo yang berdiri di depannya. Ruster memekik keras saat jari tangan Raven memasuki liang anusnya. Raven kemudian, memberi cairan barusan kedalam liang anus Ruster. "Tidak... tidak!" tolak Ruster dengan menggelengkan kepalanya. Ruster tidak ingin di anal lagi. karena terakhir di oleh Romeo, terasa sangat men
“Apa kau ingin mengulangi kesalahan musuh keluarga Van Diora dengan mengorbakan semua air mata Karlos Van Diora yang memutar waktu berabad-abad hingga Raphael Van Diora terjebak keabadia dengan melihat orang terdekatnya meninggal satu demi satu. Kemudian, kedua ayah kalian mengulangi kehidupan tiga kali dengan air mata tak terhitung lagi!” jelas Lius Versalius yang berhasil mendapatkan serpihan ingatanya kembali, saat Karlos mengenggam tanganya di saat terakhir dengan senyuman bahagia. Karena berhasil memutarkan kembali waktu yang terampas dari perjanjian di masalalu dengan mengorbankan orang di sekelilingnya. Di masa kini, Karlos melihat orang yang terlibat di dalamnya hidup berbahagia dengan pasangan aslinya.“Maafkan aku,” kata yang pernah di ucapkan oleh Karlos di saat terakhir. Di dalam ingatan Lius sampai sekarang.“Tapi,” ragu Raven.“Ven, aku selalu di sisimu! Di masa lalu atau masa depan. berapa kali waktu
Ruster tidak ingin suaminya salah paham. Tapi justru itu yang membuat Devan semakin ingin mendekati Ruster. Setelah ia mendapatkan informasi, pernikahan Ruster dengan Romeo hanya sebatas kertas tipuan. Karena Romeo mencurigai Ruster adalah mata-mata dan pernikahan keduanya itu tidak sah. Pastor yang memberkati mereka adalah palsu dan surat pernikahan juga palsu. Hal seperti ini, mudah di dapatkan oleh Devan. Karena ia satu organisasi dengan kedua kembar.“Kalau begitu, hati-hati di jalan!” ucap Devan Holland dengan senyumannya.“Terima kasih,” balas Ruster dengan hati berdebar-debar.Di dalam mobil, Ruster mengamati pesan yang di kirimkan oleh Devan padanya. Ia membalasnya dengan singkat dan selalu menghapus semua pesan sampai bersih. Di ponselnya hanya ada nomor suaminya, ibu, Keith, Vio dan terakhir nomor Devan Holland yang di tulis dengan nama D.Kepulangan Ruster yang awal, tidak menimbulkan kecurigaan apapun pada penghuni ruma
Ruster sedikit kecewa, tapi ia tidak ingin mengatakan hal itu. hingga akhirnya Raven merasang area inti Ruster dengan mulut dan lidahnya. untuk menyiksa Ruster secara perlahan-lahan.Tangan Ruster spontan meremas rambut Raven. Sesekali mendorong kepala Raven semakin dalam menyentuh lembah basah itu. entah apa yang Ruster lakukan sekarang, tapi ia tahu ini salah. Tapi sentuhan lembut seperti ini, rasanya sangat sayang untuk ia tolak.Mungkin setelah ini, Ruster berpikir untuk berpura-pura tidak tahu sama sekali.“Ahhh ven..” ldesah Ruster yang merasakan kenikmatan membara.Tubuh Ruster bergetar hebat, di ikuti dengan cairan bening yang keluar begitu saja. Di bawah sana, Raven tersenyum penuh kemenangan. Ia mengecup area itu, lalu segara bangkit dari posisinya dan kembali menjejerkan tubuhnya dengan Ruster.Raven membuka resletingnya, membuat Ruster semakin was-was. Ia memang tidak masalah dengan Raven yang menyentuhnya dengan jari ataupu
Tanpa kehadiran Raven di rumah selama berapa hari ini. Ruster merasa lega kembali, ia bisa keluar dari rumah untuk mengunjungi ibunya dan adiknya yang sudah kembali dari liburan penukaran siswa di sekolah.Raven tetiba membatalkan semua kerjasama yang menurutnya akan merugikan perusahan. Sehingga ia pulang lebih awal dengan hati riang gembira. Ia memasuki rumahnya yang super mewah dengan segera menuju kamar Ruster untuk melepaskan gairahnya.Romeo membuka kamar Ruster, keningnya mengernyit dalam tidak menemukan Ruster di sana. Raven melangkah masuk dan membuka pintu kamar mandi yang di dalamnya tidak ada tanda keberadaan Ruster sama sekali. Padahal ia yakin, wanita itu selalu tidur siang di rumah tanpa kemana-mana.“Kemana Ruster?” batin Raven.Raven segera memanggil pelayan rumah dan mereka langsung menghadapnya.Raven bertanya Ruster kemana dan pelayan menjawab sebenarnya. Kemudian, Raven menyuruh pelayan menjauh dan rahangnya m
Kemudian, Raven menyeret tubuh Ruster ke kamar mandi menyentuhnya secara habis-habisan disana tanpa peduli jerit tangisan yang memilukan dari wanita itu. yang memohon ampun.“Tubuhmu adalah canduku,” batin Raven.Setelah puas menyetubuhi Ruster secara kasar, Raven menjauh dari tubuh Ruster dan melangkah ke luar dari kamar mandi dengan bersiul gembira. Ia meninggalkan Ruster yang telanjang kedinginan didalam bathup, pandangan mata Ruster kosong, jiwanya terasa terkoyak, hatinya sudah lelah dengan apa yang ia hadapai ini. Perasaan tidak ingin hidup semakin menguasai pikiran Ruster.Ruster merasa ini lebih rendah dari seorang pelacur sekalipun dan suaminya, Romeo. sama sekali tidak peduli padanya.“Apa kesalahanku?” lirih Ruster pilu.Selama ini Ruster selalu berusaha menyenangkan hati siapapun, Ruster tidak pernah sama sekali membalas hujatan dan cacian orang lain padanya dulu. tapi kenapa Tuhan menuliskan takdir sepahit ini p
"Nanti saja, aku sedang sibuk,” balas Raven dengan nada datar yang masih mengosok keramik di kolam renang. Sebenarnya ia tidak mengosok keramik di kolam renang. Tapi mencari cincin milik Ruster yang terjatuh ke dalam kolam renang menurut cerita para pelayan. Tapi Ruster yang tidak bisa berenang dan tidak ada yang berani menguras air di kolam yang sudah berlumpur tebal. Maka Raven sendiri yang melakukannya untuk menemukan cincin tersebut. Maka dari itu, hari ini ia sengaja membuat Ruster terkapar di atas ranjangnya."Aku ingin sekarang,” ucap Romeo dengan nada memerintah dan tekanan marah.Raven menyipitkan matanya, ia berjalan hati-hati ke arah pinggiran dan naik ke atas. mengambil handuk untuk mengelap keringatnya."Hal penting apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Raven yang mengambil botol wine menuangkannya di gelas dan meminumnya sampai tandas. Untuk mencegah tubuhnya kedinginan saat ia sibuk kembali mencari cincin pernikahan ruster dengan
"Karena aku bukan dia."Ruster terdiam, ia tau dia siapa yang di maksud oleh Romeo."Kalau kau bukan dia seharusnya kau tidak menyerahkan tubuhku untuk kesenangannya," ujar Ruster meneteskan air matanya."Maafkan aku! Aku janji akan membawamu keluar dari neraka ini, tolong bersabar sedikit lagi!" balas Romeo mengecup kening istrinya dan memeluknya dengan erat seakan takut Ruster suatu saat akan pergi jauh darinya.Meskipun sangat lelah, Ruster terpaksa melayani nafsu suaminya yang sama brutalnya dengan iparnya. Tak ada kelembutan sama sekali. Entah setan apa yang merasuki kedua kembar tersebut. Hingga membuatnya tidak berdaya sama sekali di atas ranjang.Paginya, Romeo pergi duluan ke kantor tanpa membangunkan istrinya yang tertidur lelap karena kelelahan. Ia juga tidak sarapan pagi, karena masih marah sama Raven. Jika di pikir-pikir, ia dan Raven memang sama saja kelakuannya. Semalam menyentuh istrinya dengan kasar.Romeo mengusap wajahnya