Share

HINAAN IPAR (ADIK SUAMIKU)
HINAAN IPAR (ADIK SUAMIKU)
Penulis: Ucu Nurhami Putri

Bab 1 Bermula dari Status

"Punya kakak ipar kok bisanya ngutang, mana gak dibayar lagi." Status dari adik suamiku.

Loh, ngutang? Kapan?

Daripada penasaran, aku mulai mengetik balasan dari statusnya.

"Kapan Mbak ngutang sama kamu?"

"Bukan buat Mbak, kok," elaknya berbohong.

"Kalau bukan buat Mbak, terus buat siapa lagi? Emang kamu punya kakak ipar yang lain?" balasku lagi dengan emosi.

Bisa-bisanya dia membuat status seperti itu, padahal uang kami ada padanya sangat banyak. Sungguh aku gak habis pikir, kalau bukan karena statusnya ini, aku mungkin tidak akan tahu bagaimana sifat aslinya.

"Benar, kok, Mbak. Aku hapus aja deh statusnya," balasnya masih tidak mau mengaku.

Aku langsung buru-buru melihat statusnya lagi dan melakukan tangkapan layar. Suamiku harus tahu melakukan adiknya yang selalu disayang ini. Sungguh tidak sesuai.

Padahal Mas Arif selalu memberikan apapun yang dia inginkan, tapi apa balasannya? Aku malah dijadikan status kebohongan dan fitnah. Enak sekali dia.

"Mbak tetap tidak akan tinggal diam meksipun statusnya sudah kamu hapus, ya. Ingat, uang kami ada padamu sangat banyak," balasku cepat.

"Itu kan hanya status, Mbak. Aku ikut buat seperti orang-orang," elaknya lagi-lagi berbohong.

Dari semenjak aku menikah dengan kakaknya, aku sudah bisa menebak kalau sikapnya ini memang tidak sebaik yang dia perlihatkan. Sudah pasti dia akan mencari banyak masalah denganku di masa depan dan sekarang sudah terbukti.

Aku bukan tipe orang yang suka omong kosong dan berbicara yang tidak penting, jadi sudah pasti aku akan membicarakan hal ini kepada pihak keluarga besar suamiku.

"Mbak akan bawa ini kepada keluarga besar," balasku lagi, kali ini dia tidak membalas pesanku, tapi langsung telpon, dan aku juga mengangkatnya.

"Mbak lebay, cuman gitu aja langsung dipermasalahkan. Orang lain aja gak pernah sampai heboh begitu," ucapnya setengah berteriak.

"Oh, jadi maksud kamu status kamu ini gak bermasalah?" tanyaku menantang.

"Tentu saja tidak. Lagipula bermasalah dari segi mana. Enggak banget, deh,” geramnya merendahkan.

"Loh, kalau memang kamu merasa status kamu aman-aman saja, tenang dong. Justru sikap kamu ini malah membuat orang semakin curiga," ucapku, lalu tertawa kecil.

"Mbak!" bentaknya tapi aku tidak peduli.

Aku langsung mematikan sambungan telponnya dan mengirimkan status Ratih barusan kepada suamiku.

"Lihat adik kesayangan kamu ini, Mas. Masa dua jelek-jelekin aku di statusnya coba," tulisku sambil menyertai bukti tangkapan layar.

Kebetulan jam satu siang ini adalah jadwal suamiku istirahat di bengkelnya.

"Mungkin kamu salah faham," balasnya cepat. "Tapi aku tidak akan tinggal diam kalau status itu memang ditunjukkan untukmu," balasnya lagi.

Bibirku langsung tersenyum ketika membaca balasannya dan aku langsung mengirimkannya kepada adik ipar tersayang.

"Bacalah, kamu memang pantas diberikan pelajaran. Dasar adik tidak tahu diri," ucapku lewat pesan suara.

"Dasar baperan. Kalau baperan, gak usah jadi kakak iparku," balasnya sangat cepat.

Aku yakin saat ini dia sedang diskusi dengan suaminya untuk menemukan cara meredakan emosi suamiku.

Lihat saja nanti, emang dia pikir aku adalah wanita yang mudah ditindas? Enggak banget.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status