Share

BENALU

Author: Alya Snitzky
last update Last Updated: 2023-02-05 22:57:49

“Ya ampun, Yuk, ini kok banyak banget cucian? Terus ini cucian piring banyak banget, perasaan tadi Leo belum makan. Terus udah gitu kok piringnya numpuk gelas kotor juga numpuk. Terus ini cucian  baju siapa aja?” tanyaku kepada Ayukk Neneng.

Aku sangat terkejut, saat aku turun ke lantai bawah dan melihat Ayuk yang bekerja di rumahku sedang mencuci banyak sekali pakaian kotor. Dan juga di wastafel tempat cuci piring, menumpuk piring dan gelas.

Saat aku membuka kulkas dan hendak mengambil batu es, ternyata batu es nya habis dan cetakan batu esnya sama sekali belum diisi. Begitu juga dengan botol-botol air minum di kulkas semuanya kosong.

Sudah sebulan ini selalu saja begitu. Aku jadi merasa lebih lelah dari biasanya. Memang ini hanya masalah kecil. Tetapi, jika dibiarkan pasti akan menjadi kebiasaan.

“Itu kerjaannya si Beiby, dari kemarin juga kayak gitu. Kalau habis makan, cucian piringnya ditumpukin di situ. Terus ini juga baju-baju kotor punya dia,” kata Ayukk.

Aku menepuk dahiku dengan kesal. Sepertinya keputusan Romi untuk menampung Beiby di rumah kami itu sudah salah. Buktinya dia itu bukannya membantu tapi malah menambah pekerjaan.

Ya, sudah sebulan ini Beiby memang tinggal di rumahku. Dia akan pergi bekerja setiap pukul 09.00 malam, dan pulang jam 02.00 pagi saat club sudah tutup. Biasanya dia akan diantar oleh tukang ojek yang menjadi langganannya. Atau juga oleh tamunya.

Dia memang aku beri kunci cadangan supaya tidak menggangguku karena jam 02.00 itu kan aku pasti sudah tidur.

“Terus, sekarang anaknya ke mana?” tanya aku kepada Ayuk.

“Tadi pergi dijemput temannya, nggak tahu pergi ke mana.”

 Aku hanya bisa menghela napas, tadi memang aku sempat keluar karena harus membeli beberapa kebutuhan di rumah. Pada waktu aku pergi, dia masih tidur.

“Padahal tadi dia masih tidur waktu aku pergi,” kataku.

“Ayuk juga nggak tahu, tadi Vina pergi dia memang masih tidur . Tapi nggak lama ada telepon masuk, terus dia pergi nggak pakai mandi,” lapor Ayuk.

Ayuk memang hanya memanggil nama kepadaku dan Romi. Dulu, waktu almarhum mama mertua masih ada, di memang terbiasa memanggil nama saja. Aku sendiri tidak keberatan karena usia Ayuk itu sudah tua.

Aku hanya menghela napas panjang. Bukan sekali dua kali hal ini terjadi. Awal-awal tinggal di rumahku, Beiby memang sangat rajin membantu bersih-bersih dan lain sebagainya. Tetapi, setelah dua minggu tinggal di sini ada saja kejadian yang membuat aku kesal setengah mati.

Mulai dari sabun mandi yang boros, handbodyku yang dipakai, alat make up ... belum lagi pakaianku. Banyak dressku yang ia pinjam.

Dia tidur di kamar anakku, Leo. Dan kamar itu tidak pernah rapi dan bersih. Jika aku kasih tahu, dia hanya tertawa cengengesan dan berkata, ‘iya nanti apabila libur dibersihkan,’ tapi, buktinya jika ia libur dia malah pergi ke sana ke sini.

“Kayaknya, Romi salah nyuruh dia tinggal di sini. Tadinya, dia tinggal di sini itu kan untuk bantu-bantu buat nemenin aku kalau ada apa-apa. Eh, malah kayak begini keluhku,” kepada Ayuk Neneng.

“Anaknya males, terus kamarnya juga itu lihat aja berantakan banget belum pernah rapih. Kalau Ayuk rapihin nggak  langsung kotor lagi,” kata Ayuk mengadu.

Aku tidak tahu lagi harus berkata apa. Awalnya kami yang menyuruh dia untuk tinggal di sini, tidak mungkin kan sekarang mengusirnya begitu saja. Terkecuali, jika ia sendiri yang memutuskan untuk pindah dari rumah kami.

“Lagian ... Kenapa sih Vin, kok dibiarin tinggal di sini? Padahal anaknya jorok begitu,” kata Ayuk.

“Romi yang suruh, katanya kalau ada apa-apa ada yang bantuin, Yuk. Kan Ayuk cuman dari pagi sampai siang di sini. Maksudnya Romi kalau misalkan Ayuk udah pulang dia kan di sini sampai sore. Kalau ada apa-apa jadi aku bisa minta tolong dia. Tapi, bukan bisa minta tolong malah aku yang direpotin sama dia, mana lagi hamil gini,” kataku kesal.

Romi sudah sebulan ini kerja di Bayung lincir. Dia hanya pulang seminggu sekali. Di hari Sabtu dan Minggu dia ada di rumah. Tapi, dari mulai hari senin pagi sampai hari jumat malam dia bekerja di Bayung Lincir dan pulang di hari Jumat malam.

“Sepertinya, aku harus mengatakan hal ini kepada Romi. Dia nggak bisa seenaknya aja tinggal di sini terus udah gitu main berantak-berantakin sana-sini,” ujarku, “anak perempuan kok jorok begitu. Nggak diajarin apa sama orang tuanya?”

Daripada merasa kesal, aku memutuskan untuk membuat kue. Entah mengapa saat hamil anak yang kedua ini aku jadi suka membuat makanan-makanan. Baik itu kue atau masakan.

Kebetulan, kemarin aku baru saja belanja bahan. Rencananya, aku hendak membuat mille crepes Milo. Tetapi, alangkah kagetnya aku saat melihat Milo persediaanku sudah habis tinggal sedikit.

“Ayuk ini kok tinggal segini? Padahal baru kemarin loh beli Milo,” kataku kesal. Padahal aku mau membuat kue dan bahan utamanya malah hampir habis.

“Iya itu ... si Beiby ya ngabisin. Dia itu nggak diseduh tapi dimakanin gitu aja, disendokin dicemilin milonya, kata Ayuk. Aku hanya bisa menepuk dahi kesal. Dia memang memberikan uang sebesar lima ratus ribu setiap bulan. Tetapi, kalau caranya begini bukannya untung tapi malah tekor.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   TETAP KUAT SAMPAI AKHIR

    Seorang kawan Romi yang bernama Yongki mengajak Romi untuk Investasi bitcoin dengan nama Wx coin. Karena percaya Romi mengerahkan sisa uang yang mereka punya sebesar 60jt kepada Yongki. Ternyata,di tengah jalan, itu adalah penipuan. Uang mereka hilang. Dan mereka juga kena tipu oleh seorang kawan yang bernama Memed. Memed mengajak Investasi untuk berjualan mie celor, tenyata uang dimakannya. Mereka benar-benar di tipu sana sini. Romi pun karena ada bisnis jadi mengundurkan diri dari pekerjaan. Semua menjadi kacau. Akhirnya satu persatu apa yang bisa mereka jual mereka jual. Mobil,perhiasan,semuanya. Romi pun mulai mencoba peruntungan sebagai driver grab dan gocar. Mobilnya rental dari salah seorang kawan mereka yang bernama Ko Johan. Puji Tuhan berjalan lancar, namun tidak lama bonus grab dan gocar ditiadakan, mereka tidak sanggup lagi membayar rentalnya. Dan dengan sisa modal yang ada, Vina pun membuka usaha kuliner kuberi nama Warung Bandung Tea. Vina daftarkan ke Gojek dan

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   KEMBALI TERTIPU

    “Namanya adalah WXC coin. Sistem mereka ini seperti multi level marketing. Sekali bahwa orang-orang yang ikut investasi ini adalah orang yang ingin cepat mendapatkan keuntungan. Dan aku yakin sekali kalau koko ikut, pasti bisa dapat keuntungan yang cukup lumayan.”Siang itu, Romi kedatangan tamu bernama Yongki. Dia adalah teman Romi sejak SMA dulu. Dan tujuannya datang ke rumah adalah untuk meyakinkan Romi dengan bisnis yang baru itu."Aku pernah mempelajari tentang bitcoin. Dan aku memang pernah mendapat sedikit keuntungan. Tapi, yang aku ikuti itu tidak ada yang namanya merekrut orang. Ya, aku hanya membeli lewat Internet kemudian, ketika harganya naik, aku menjual bitcoinku, kemudian uangnya aku withdraw, ya cukup menguntungkan memang, aku mendapat keuntungan sekitar dua juta. Tapi setelah itu, aku tidak mau membeli lagi. Karena setelah aku pelajari perlu sekali ketelitian dan kerajinan kita memantau harga coin yang kita miliki. Saat harga sedang naik, kita lebih baik cepat menjual

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   KEPUTUSAN YANG TERBURU-BURU

    Aku menghela nafas panjang kemudian mengembuskannya perlahan. Bayangan tentang ibu mertuaku itu selalu membekas dalam ingatanku. Apa yang pernah Mama berikan kepadaku terlalu berkesan untuk dilupakan. Tidak ada bayangan seorang mertua yang jahat kepada menantunya dalam diri mama. Bahkan beliau tidak pernah memarahiku, dia selalu memperlakukanku seperti anaknya sendiri. Dan entah mengapa rasanya sekarang terasa begitu berat tanpa Mama lagi. Apalagi Papa sudah memutuskan untuk tinggal di pulau seribu bersama adik-adiknya. Terkadang aku sedikit menyesal kenapa tidak bisa menahan emosi pada waktu itu. Tetapi jika dilihat dari kacamataku sendiri. Pada waktu itu aku baru saja melahirkan, harus merawat Mama yang juga sedang sakit. Ditambah Papa yang tidak pengertian sebagai orang tua. Rasanya memang aku tidak sanggup. Dan lagi yang aku lakukan untuk papa hanya ingin beliau tidak bekerja itu saja. Apakah salah?Tiba-tiba saja ponselku berdering. Aku melihat dari pesan BlackBerry ku ada s

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   PERJUANGAN TERAKHIR

    Hanya 3 minggu Mama di Jakarta. Dan beliau pulang dengan surat rujukan. Akhirnya dokter di Jakarta menyarankan untuk di Jambi saja. Aku sudah lemas, aku merasa takut. Aku takut mama tidak kuat lagi dengan penyakitnya. Hal yang pertama yang Mama lakukan ketika pulang adalah menggendong cucunya. Ia tampak gembira bisa menggendong Leo. Kasur Leo selalu disimpan di ruang tengah. Karena Mama tidak mau tidur di kamar. Jadi siang hari Leo akan tidur di kasurnya dengan dipasang kelambu diruang tengah supaya mama bisa selalu melihat cucunya. Aku tidak melarang,aku tau beliau ingin menghabiskan waktu bersama cucunya. Dan, hari itu tepat tanggal 20 mei 2015 , Mama kembali menjalani operasi kecil. Ginjal mama sudah kena. Dan kaki serta perut beliau kembali membengkak, kali ini jauh lebih parah dari sebelumnya.Dan, ketika pulang dari Rumah Sakit, adik ipar Mama yang bernama Aeng, membawa Bhante ke rumah untuk sama-sama berdoa. Beberapa adik dan keponakan Mama juga datang untuk sama- sama

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   ANAK PERTAMA

    Ternyata 2 minggu setelah aku pulang, Mama juga pulang. Kaki dan perut Mama tidak bengkak lagi, karena sudah di lakukan penyedotan. Aku nggak ngerti apa istilah dalam bahasa kedokterannya. Tapi, bulan depan Mama harus kembali lagi ke Jakarta. Aku senang, karena Mama tidak nampak kesakitan. Meskipun badannya aku liat semakin kurus."Bulan depan aku ke Jakarta lagi. Katanya cek up. Aku minta di Jambi alatnya nggak ada,"kata Mama."Abis ini, Mama jangan ngapa-ngapain. Udah diam aja, istirahat. Nggak usah ke pasar atau ngapa-ngapain. Kan ada ayuk juga yang ngerjain semua,"kataku. Aku ingat, dokter bilang, bahwa perut dan kaki mama bisa membengkak kembali,jika banyak melakukan aktivitas. Tapi, ya bukan Mama kalau bisa diam. Kaki Mama itu ada rodanya. Ada saja yang di kerjakan. Mulai dari bongkar-bongkar lemari, cari baju- baju bekas Romi waktu bayi sampai mainan-mainan Romi ketika kecil. Semua dia bongkar. Padahal aku sudah bilang untuk istirahat. Satu waktu malah keliling pasar sa

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   PULANG

    Setelah 2 minggu kami berada di Jakarta, adik bungsu Mama yang bernama Ciu Ahui pun datang ke Jakarta. Aku yang menjemput beliau dari Bandara. Kebetulan hari itu selasa dan Mama kebetulan tidak ada jadwal pemeriksaan. Rabu pagi, sore aku akan pulang ke Jambi. Tapi,pagi hari nya aku harus tetap mengantar Mama dan ciu Ahui dulu ke Rumah sakit. Supaya Ciu Ahui tidak bingung nanti. Oya, jika kalian tidak tau, ciu itu artinya Paman. Sama dengan acek atau susuk artinya paman juga. Aku juga tidak terlalu paham sih untuk panggilan dalam bahasa Hokien. Aku ikutan Romi aja. Dia panggil apa ya aku ikut panggil begitu. Dan, rabu pagi aku sudah bangun dari pukul 4 pagi. Aku membereskan dulu semua pakaianku. Dan merapikan semua surat- surat mama. Sebenarnya, berat untuk meninggalkan Mama. Tapi, kondisiku juga sudah tidak memungkinkan untuk tetap bersama beliau. Salah-salah jika aku sampai melahirkan di Jakarta, kasian Mama. Bagaimana beliau dapat mengurusku nanti."Tolong urus Papa ya, kasi

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   KONDISI YANG BERTAMBAH PARAH

    Data yang diperlukan oleh pihak RSCM sudah keluar. Namun, data itu harus di pelajari lagi oleh tim dokter yang menangani Mama.Dan itu harus menunggu lagi selama beberapa hari. Aku dan Mama mendapatkan tempat kos tidak jauh dari RSCM.Tiap pagi kami bisa naik bajaj. Jam 5 pagi, kami sudah di RS, karena antrian bagi pasien BPJS itu panjang sekali. Kalau ingin dapat no antrian cepat ya harus datang pagi. Jadi, biaa kalian bayangkan. Aku dalam kondisi hamil 7 bulan, ikut antri di halaman Rumah Sakit bersama Mama. Tapi, Tuhan itu baik. Aku berkenalan dengan seorang Ibu. Ia juga mengantar Ibunya berobat. Dan, hampir setiap hari, Ibu itu yang berdesakan menggantikan aku, supaya perutku tidak terhimpit. Kadang, datang jam 5 pagi, kami bisa di periksaA dokter jam 10 pagi. Tergantung antriannya lagi. Betul- betul perjuangan. Untungnya, bayi dalam kandunganku betul- betul bisa di ajak kerjasama. Aku selalu bilang padanya, "Sayang, kita kan antar Ama berobat, jadi jangan rewel ya. Anteng

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   MAMA KEMBALI DROP

    Aku merasa bahagia dengan apa yang saat ini aku dapatkan. Jika pada awalnya aku takut, karena cerita orang di luar sana tentang menantu versus mertua. Aku nampaknya harus banyak bersyukur. Mama memperlakukan aku dengan amat sangat baik. Beliau memperlakukan aku seperti anaknya. Terkadang, saat beliau pergi ke pasar, selalu beliau bertanya , apa yang ingin ku makan. Romi juga lebih perhatian dan menjagaku dengan baik. Tentu saja, kami tidak mau merasakan kehilangan untuk kedua kalinya. Namun, sekarang ini yang aku khawatir kan bukan kondisi bayi dalam kandunganku. Setiap bulan pertumbuhan nya baik dan sehat. Di tambah lagi, Romi selalu mencukupi asupan gizi yang aku makan. Bahkan mama mertuaku selalu memperhatikan makananku. Dan, saat ini aku mengkhawatirkan kondisi kesehatan Mama. Terakhir dokter mengatakan bahwa harapan untuk beliau hidup hanya 40 persen. Kankernya sudah menyebar. Sekarang mungkin baru kelenjar getah beningnya. Lama kelamaan akan menyerang ginjalnya dan t

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   HARI YANG BARU

    Pukul 6 pagi Vina terbangun karena mendengar suara jendela kamar yang dibuka. Ia bergegas keluar kamar, dilihatnya Mama sedang menjerang air. Mama termasuk ibu yang masih tradisional. Air minum, ya dimasak."Pagi, Ma. Maaf kesiangan. Ada yang bisa dibantu, Ma?" Sapa Vina. Mama tersenyum."Bisa tidur semalam? Kau liatin aku dulu pagi ini, nanti besok-besok baru kau yang kerjain, ya." Vina menghapalkan setiap urutan yang dibuat Mama. Mulai dari memasak air,membuatkan susu untuk Romi ,sereal buat Papa. Dan, yang terakhir membuang isi pispot Papa. Rupanya, di malam hari Papa tidak pernah keluar kamar untuk buat air kecil. Sehingga disediakan pispot di kamar, di dekat ranjangnya.Pantas saja, semalam Vina sempat melihat pispot di dekat ranjang."Dia tu jorok. Kalau pipis buang sembarang. Sering aku marahin," ujar Mama. "Nggak usah sapu pel, Vina. Nanti kan ada ayuk yang datang buat kerjain semuanya," kata Mama saat Vina hendak mengambil sapu."Oooh, ada ayuk ya, Ma?""Iya. Jadi nggak u

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status