Share

PENGAKUAN PAPA

Author: Alya Snitzky
last update Last Updated: 2022-12-19 16:55:47

      "Iya, Papa memang beli tanah di samping home stay ini. Hanya memang bukan atas nama papa," kata papa saat kami berkumpul makan malam.

"Kalau kamu mau, kamu bisa bangun tanah itu buat bikin rumah makan. Di sini rumah makan emang banyak. Tapi, pengunjung juga banyak loh, Romi. Apa lagi katanya Vina dulu pernah buka rumah makan  di rumah lama kalian yang dijual," kata Tante Siska. 

"Iya, Vina suka masak dan buat kue, jadi kami sempat buka rumah makan dan kue-kue online gitu. Sayang belum terlalu laris trus rumahnya keburu dijual," kata Romi melirik ke arah papanya. 

     Yang dilirik hanya diam seolah tidak terjadi sesuatu. Ya aku bisa memaklumi karena memang papa itu sudah pikun. Usianya sudah 77 tahun . Sudah pikun dan sudah kembali seperti anak kecil.

"Maafkan papa, ya," kata paman Syongky kepada kami. 

"Saya nggak masalah kok, yang paling penting dari pihak keluarga papa nggak lagi menyalahkan saya. Atau saya dibilang tidak mau merawat papa," ujarku kepada paman Syongky. 

       Papa sedang duduk di meja lain bersama Leo karena Leo ingin bermain ayunan yang kebetulan ada di rumah makan yang kami kunjungi. Tentu saja bersama Romi. Karena kalau papa dibiarkan menggendong Leo khawatir Leo akan jatuh karena tenaga papa sudah tidak kuat lagi.

"Papa kalian itu sudah tua dan seperti anak kecil. Jadi, terkadang kalau bicara suka dilebihkan dan yang pasti tidak mau disalahkan. Itu sebabnya dulu saya ke Jambi untuk mencari tahu juga. Karena saya hanya mendengar sepihak, belum mendengar dari kalian masalahnya apa," kata paman Syongky.

        Aku menghela napas panjang, aku tahu jika banyak orang meragukan aku. Selama ini profesi sebagai seorang DJ itu kan selalu dipandang sebelah mata dan juga banyak yang mengatakan jika DJ itu murahan. 

       Padahal untuk menjadi DJ itu diperlukan modal yang tidak sedikit, kami  harus sekolah dulu dan sekolah DJ ini harganya cukup mahal. Belum lagi untuk membeli lagu, handfree dan lain-lain. Hanya saja memang ada sebagian DJ yang nakal. Yang tidak hanya menjual skill atau kemampuan yang dimiliki tetapi juga menjual diri.

"Sejak awal saya menikah dengan Romi saya sudah tau konsekuensinya. Romi anak tunggal dan dia memiliki tanggung jawab kepada kedua orang tuanya yang sudah tua. Saya nggak pernah merasa terbebani ketika saya merawat mama.  Ketika mama meninggal saya juga tidak pernah keberatan merawat papa. 

"Saya marah kepada papa hanya karena saya ingin beliau istirahat, apa itu salah?" ujarku. 

        Tante Siska dan paman Syongky tampang menganggukkan kepala mereka. 

"Iya, Tante paham kok bagaimana perasaan kamu. Di sini pun papa kalian itu sering buang air kencing sembarangan. Itu makanya kami sengaja kasi kamar yang ada kamar mandinya di dalam. Tapi, ada kamar mandi aja tetap buang air kecil pake pispot," lapor tante Siska. 

"Nah, itu kan Tante tahu. Jadi, wajar kan saya tegur? Waktu itu saya tegur papa teriak-teriak. Belum lagi sifat papa yang nggak sabaran. Merawat bayi itu kan susah ya. Kadang Leo baru aja tidur, papa ganggu dia. Padahal saya malamnya begadang loh. Wajar kalo saya tegur kan Tante? Tapi, yang papa katakan pada semua orang beda," ujarku mengeluarkan semua uneg-uneg yang aku rasakan. 

       Bukan aku tidak tau jika selama ini semua keluarga menghujatku karena aku sempat bertengkar dengan papa. 

"Iya, wajar. Tante juga kalau di posisi kamu pasti akan kesal." 

"Saya memang nggak beres-beres rumah, semua ada Ayuk yang kerjain. Tapi, yang masak saya. Kadang Romi suruh jaga toko. Habis toko tutup jualan makanan sampai malam. Jam dua belas saya baru tidur dan ini saya ada bayi juga. Kalau pagi saya mau papa tu nggak usahlah sibuk. Mau cuci handuklah, toh nanti juga pasti akan  dikerjakan. Tapi, sabar." ujarku lagi.

        Ya, papa mertuaku itu memang tidak sabaran. segala sesuatu harus mengikuti apa maunya. Tidak masalah selama aku tidak jadi korban fitnahnya. Tapi ini, aku difitnah juga, ujungntya aku dihujat banyak orang. 

"Papa punya rencana untuk pulang ke Jambi katanya," ujar tante Siska. 

        Aku mengerutkan dahi.

"Memang papa nggak betah di sini?" tanyaku. 

"Nggak tau, ya namanya juga orang tua kan? Nggak betah di sana mau ke sini. Nggak betah di sini mau ke sana. Tapi, nggak tau kapan ke Jambinya. Mungkin menunggu kamu lahiran," kata Tante Siska.

"Saya sih nggak masalah, Tante. Papa mau tinggal lagi sama kami juga nggak masalah." 

"Iya, paling papa bolak balik karena lihat tanahnya di sini," kata paman Syongki. 

"Memang papa beli tanah ini berapa kalau boleh tau?" tanyaku penasaran. 

"Enam ratus juta. Tapi, kalau misalkan mau dibangun sekarang uangnya belum ada," sahut tante Siska. 

          Aku mengerutkan dahi. 

"Uang papa bukannya masih ada sekitar satu milyard lagi?" tanyaku. 

"Paman pinjem buat bangun home stay. Jadi kembalikan setiap bulan  dicicil." 

       Mendengar penjelasan tante Siska dan paman Syongki aku merasa tidak enak. Bukan karena aku gila harta. Tapi, mulai dari pembelian tanah dan lainnya aku merasa ada yang janggal di sini. Umur papa sudah tua, bukan aku mendoakan papa cepat meninggal. Tetapi, jika papa besok lusa dipanggil Tuhan, bagaimana dengan urusan utang piutangnya? 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   TETAP KUAT SAMPAI AKHIR

    Seorang kawan Romi yang bernama Yongki mengajak Romi untuk Investasi bitcoin dengan nama Wx coin. Karena percaya Romi mengerahkan sisa uang yang mereka punya sebesar 60jt kepada Yongki. Ternyata,di tengah jalan, itu adalah penipuan. Uang mereka hilang. Dan mereka juga kena tipu oleh seorang kawan yang bernama Memed. Memed mengajak Investasi untuk berjualan mie celor, tenyata uang dimakannya. Mereka benar-benar di tipu sana sini. Romi pun karena ada bisnis jadi mengundurkan diri dari pekerjaan. Semua menjadi kacau. Akhirnya satu persatu apa yang bisa mereka jual mereka jual. Mobil,perhiasan,semuanya. Romi pun mulai mencoba peruntungan sebagai driver grab dan gocar. Mobilnya rental dari salah seorang kawan mereka yang bernama Ko Johan. Puji Tuhan berjalan lancar, namun tidak lama bonus grab dan gocar ditiadakan, mereka tidak sanggup lagi membayar rentalnya. Dan dengan sisa modal yang ada, Vina pun membuka usaha kuliner kuberi nama Warung Bandung Tea. Vina daftarkan ke Gojek dan

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   KEMBALI TERTIPU

    “Namanya adalah WXC coin. Sistem mereka ini seperti multi level marketing. Sekali bahwa orang-orang yang ikut investasi ini adalah orang yang ingin cepat mendapatkan keuntungan. Dan aku yakin sekali kalau koko ikut, pasti bisa dapat keuntungan yang cukup lumayan.”Siang itu, Romi kedatangan tamu bernama Yongki. Dia adalah teman Romi sejak SMA dulu. Dan tujuannya datang ke rumah adalah untuk meyakinkan Romi dengan bisnis yang baru itu."Aku pernah mempelajari tentang bitcoin. Dan aku memang pernah mendapat sedikit keuntungan. Tapi, yang aku ikuti itu tidak ada yang namanya merekrut orang. Ya, aku hanya membeli lewat Internet kemudian, ketika harganya naik, aku menjual bitcoinku, kemudian uangnya aku withdraw, ya cukup menguntungkan memang, aku mendapat keuntungan sekitar dua juta. Tapi setelah itu, aku tidak mau membeli lagi. Karena setelah aku pelajari perlu sekali ketelitian dan kerajinan kita memantau harga coin yang kita miliki. Saat harga sedang naik, kita lebih baik cepat menjual

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   KEPUTUSAN YANG TERBURU-BURU

    Aku menghela nafas panjang kemudian mengembuskannya perlahan. Bayangan tentang ibu mertuaku itu selalu membekas dalam ingatanku. Apa yang pernah Mama berikan kepadaku terlalu berkesan untuk dilupakan. Tidak ada bayangan seorang mertua yang jahat kepada menantunya dalam diri mama. Bahkan beliau tidak pernah memarahiku, dia selalu memperlakukanku seperti anaknya sendiri. Dan entah mengapa rasanya sekarang terasa begitu berat tanpa Mama lagi. Apalagi Papa sudah memutuskan untuk tinggal di pulau seribu bersama adik-adiknya. Terkadang aku sedikit menyesal kenapa tidak bisa menahan emosi pada waktu itu. Tetapi jika dilihat dari kacamataku sendiri. Pada waktu itu aku baru saja melahirkan, harus merawat Mama yang juga sedang sakit. Ditambah Papa yang tidak pengertian sebagai orang tua. Rasanya memang aku tidak sanggup. Dan lagi yang aku lakukan untuk papa hanya ingin beliau tidak bekerja itu saja. Apakah salah?Tiba-tiba saja ponselku berdering. Aku melihat dari pesan BlackBerry ku ada s

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   PERJUANGAN TERAKHIR

    Hanya 3 minggu Mama di Jakarta. Dan beliau pulang dengan surat rujukan. Akhirnya dokter di Jakarta menyarankan untuk di Jambi saja. Aku sudah lemas, aku merasa takut. Aku takut mama tidak kuat lagi dengan penyakitnya. Hal yang pertama yang Mama lakukan ketika pulang adalah menggendong cucunya. Ia tampak gembira bisa menggendong Leo. Kasur Leo selalu disimpan di ruang tengah. Karena Mama tidak mau tidur di kamar. Jadi siang hari Leo akan tidur di kasurnya dengan dipasang kelambu diruang tengah supaya mama bisa selalu melihat cucunya. Aku tidak melarang,aku tau beliau ingin menghabiskan waktu bersama cucunya. Dan, hari itu tepat tanggal 20 mei 2015 , Mama kembali menjalani operasi kecil. Ginjal mama sudah kena. Dan kaki serta perut beliau kembali membengkak, kali ini jauh lebih parah dari sebelumnya.Dan, ketika pulang dari Rumah Sakit, adik ipar Mama yang bernama Aeng, membawa Bhante ke rumah untuk sama-sama berdoa. Beberapa adik dan keponakan Mama juga datang untuk sama- sama

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   ANAK PERTAMA

    Ternyata 2 minggu setelah aku pulang, Mama juga pulang. Kaki dan perut Mama tidak bengkak lagi, karena sudah di lakukan penyedotan. Aku nggak ngerti apa istilah dalam bahasa kedokterannya. Tapi, bulan depan Mama harus kembali lagi ke Jakarta. Aku senang, karena Mama tidak nampak kesakitan. Meskipun badannya aku liat semakin kurus."Bulan depan aku ke Jakarta lagi. Katanya cek up. Aku minta di Jambi alatnya nggak ada,"kata Mama."Abis ini, Mama jangan ngapa-ngapain. Udah diam aja, istirahat. Nggak usah ke pasar atau ngapa-ngapain. Kan ada ayuk juga yang ngerjain semua,"kataku. Aku ingat, dokter bilang, bahwa perut dan kaki mama bisa membengkak kembali,jika banyak melakukan aktivitas. Tapi, ya bukan Mama kalau bisa diam. Kaki Mama itu ada rodanya. Ada saja yang di kerjakan. Mulai dari bongkar-bongkar lemari, cari baju- baju bekas Romi waktu bayi sampai mainan-mainan Romi ketika kecil. Semua dia bongkar. Padahal aku sudah bilang untuk istirahat. Satu waktu malah keliling pasar sa

  • HINAAN KELUARGA SUAMI AWAL KEBERHASILANKU   PULANG

    Setelah 2 minggu kami berada di Jakarta, adik bungsu Mama yang bernama Ciu Ahui pun datang ke Jakarta. Aku yang menjemput beliau dari Bandara. Kebetulan hari itu selasa dan Mama kebetulan tidak ada jadwal pemeriksaan. Rabu pagi, sore aku akan pulang ke Jambi. Tapi,pagi hari nya aku harus tetap mengantar Mama dan ciu Ahui dulu ke Rumah sakit. Supaya Ciu Ahui tidak bingung nanti. Oya, jika kalian tidak tau, ciu itu artinya Paman. Sama dengan acek atau susuk artinya paman juga. Aku juga tidak terlalu paham sih untuk panggilan dalam bahasa Hokien. Aku ikutan Romi aja. Dia panggil apa ya aku ikut panggil begitu. Dan, rabu pagi aku sudah bangun dari pukul 4 pagi. Aku membereskan dulu semua pakaianku. Dan merapikan semua surat- surat mama. Sebenarnya, berat untuk meninggalkan Mama. Tapi, kondisiku juga sudah tidak memungkinkan untuk tetap bersama beliau. Salah-salah jika aku sampai melahirkan di Jakarta, kasian Mama. Bagaimana beliau dapat mengurusku nanti."Tolong urus Papa ya, kasi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status