Share

BAB 4 PERTEMUAN PERTAMA GEBY DAN JEREMY

YORKSHIRE

Jeremy sudah tidak ingat kapa terakhir dirinya melihat halam rumput keluarga Loghan. Rumah utama masih terlihat sama tidak banyak yang berubah sejak dirinya datang untuk menghadiri pemakaman sang kakek sepuluh tahun lalu. Bahkan pagar kudanya juga masih sama.

Sejak Jeremy dan James berumur belasan tahun mereka sudah tinggal di sekolah asrama elit di Washington dan hanya sesekali mengujungi sang kakek saat musim libur. Mereka akan menghabiskan masa libur dengan berkuda di tanah keluarga mereka yang luas dengan perbukitan hijau. Tanah yang sampai sekarang masih alami tak terjamah oleh moderenisasi. Seluruh tanah dan properti keluarga Loghan memang masih utuh terjaga. Semua itu adalah warisan turun temurun dari leluhur nenek moyang mereka yang pernah menjadi penguasa di perbatasan Utara Inggris.

"Oh, Tuanku sejak kapan Anda datang?" kaget salah seorang pengurus rumah begitu melihat Jeremy Loghan berdiri di ambang pintu.

Jeremy juga sudah mengenal Mr. Papkins, pria yang sekarang pipinya sudah bergelambir keriput karena telah bekerja pada keluarga Loghan sejak mendiang kakeknya masih muda. Pria itu terlihat gugup ketika mempersilahkan masuk. "Apa Anda datang sendiri?" Jeremy mengabaikan pertanyaan Mr. Papkins dan malah segera balik bertanya.

"Di mana saudaraku?"

"Tuan muda James ada di kamarnya."

"Oh." Jeremy hampir lupa jika James lumpuh sejak kecelakan yang juga merenggut istrinya dan kabarnya sekarang juga sedang sekarat.

Jeremy berdiri di dekat jendela besar yang menghadap ke halaman belakang di mana terdapat kolam air mancur. Semuanya juga masih sama tidak ada yang berubah. Halaman hijau dan perbukitan rendah terbentang sejauh mata memandang yang juga masih merupakan tanah keluarga Loghan.

"Siapa itu?" tanya Jeremy begitu melihat wanita muda yang sedang berkuda dengan seorang gadis kecil.

"Itu keponakan Anda Tuanku, dan pengurusnya nona Gabriela Harlot."

"Seorang Harlot?" heran Jeremy.

"Keponakan Mr. Harlot, dulu Nona Geby adalah sekertaris tuan muda James sebelum mengalami kecelakan dan ikut pindah kemari untuk mengurus tuan muda serta putrinya."

"Mengesankan," sarkas Jeremy karena semula sempat ingin bersimpati dengan nasib malang saudaranya yang cacat dan kehilangan istri. Ternyata James malah menikmati hidup damai di rumah besar dengan halaman hijau bersama pengasuh mudanya yang cantik dan juga seorang Harlot. 'Benar-benar konspirasi yang luar biasa' pikir Jeremy.

"Mari, Tuan, saya akan menyuruh Beatris untuk menyiapkan kamar Anda."

"Kau tidak perlu repot aku hanya akan menemui James sebentar, tidak perlu menginap."

"Mr. Papkins!" triak seorang gadis kecil yang baru diturunkan dari pelanan kuda dan sedang berlari sambil meloncat-loncat menghampirinya.

Geby masih menyerahkan kudanya pada pengurus istal sementara Lily sudah berlari kembali ke dalam rumah seperti biasanya.

"Oh, kemarilah Nona kecil," pangil Mr. Papkins sambil mengulurkan tangannya. "Beri salam hormat untuk pamanmu."

Lily segera menuruti perintah Mr. Papkins seperti yang sering diajarkan Geby untuk memberi salam hormat kepada orang yang lebih tua meskipun gadis itu masih belum begitu paham dengan istilah paman yang sepertinya juga baru dia dengar hari ini.

"Aku mau puding?" kata gadis kecil itu pada Mr. Papkins setelah merasa telah menuruti perintahnya.

"Geby akan mengajakmu menemui Beatris di dapur." Mr. Papkins sedikit merunduk untuk bicara dengan nona kecilnya.

"Geby!" Lily langsung berpaling pada Geby yang baru datang menyusul sambil berjalan melepas sarung tangan dan sepertinya Geby juga baru tahu jika sedang ada tamu.

Geby tersenyum karena sudah mengenali Jeremy Loghan dari lukisan besarnya yang terpajang di dekat perapian ruang baca. Lukisannya dipajang bersebelahan dengan sang kakek dan James. Meski kesannya agak berbeda ketika melihat langsung, tapi Geby senang karena akhirnya bisa benar-benar bertemu dengan seorang Jeremy Loghan.

Berbeda dengan James yang selalu terlihat ramah, menurut Geby, Jeremy memiliki tatapan yang lebih tajam dan terkesan dingin untuk didekati walapaun tetap saja dia juga tampan layaknya seorang Loghan. Sepertinya Jeremy juga lebih tinggi dari James jika sama-sama berdiri tegak. Secara keseluruhan lebih banyak Sir William Loghan pada dirinya dibanding James yang lebih mirip sang ibu jika Geby membangdingkan mereka dari lukisan yang banyak terpajang di dinding.

Jeremy juga sedang memperhatikan wanita muda itu walaupun tidak membalas keramahannya sama sekali. Jeremy hampir mengetahui semua anak-anak Mr. Harlot tapi memang baru kali ini dia tahu jika Mr. Harlot juga memiliki keponakan perempuan. Walaupun sudah saling tahu tapi Mr. Papkins tetap memperkenalkan mereka. Geby mengulurkan tangan layaknya seorang Amerika.

"Senang bertemu dengan Anda, Nona Harlot," hanya itu yang diucapkan Jeremy tanpa menghiraukan uluran tangan Geby.

Geby segera menarik kembali tangannya dengan tetap tersenyum dan menghargainya sebagai tuan muda yang layak untuk lebih dihormati meskipun jaman sudah sangat moderen dan dirinya adalah seorang Amerika yang tidak mengenal sistem monarki.

Setelah berkenalan, Geby segera permisi untuk mengajak Lily pergi karena tidak ingin mengganggu urusan seorang Jeremy Loghan.

"Aku mau puding," ucap gadis kecil itu ketika Geby mengajaknya berjalan.

"Kita temui Beatris di dapur apa dia masih menyimpan puding untukmu."

Diam-diam Jeremy juga masih memperhatikan sampai kedua orang itu pergi dan ruangan kembali hening karena hanya ada dirinya dan Mr. Papkins.

"Aku mau bertemu James!"

{Cerita ini adalah karya asli dari penulis 'jemyadam' jika menemukan karya ini di manapun dengan nama penulis lain tolong bantuanya untuk melaporkan ke penulis melalui Instagrm 'jemyadam8' / F*B jemyadam. Dukungan pembaca sangat berarti bagai kami untuk terus bisa berkarya} Aku perlu menyisipkan pesan ini secara acak untuk menghindari pencurian karya yang pernah terjadi sebelumnya. Ceritaku dicuri besar-besaran dan dijual dengan nama penulis lain.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Agus Susanto
selalu terpesona dengan karya jemyadam,penuh konflk,dan tak terbaca alur ceritanya ter love2 pokoknya mah
goodnovel comment avatar
Fira Yonivalisa
astagaa....karya jemyadam bagus²,apakah ada novel cetaknya?
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
mantap deehh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status