Share

Rasa takut

Penulis: Sarye
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-23 16:25:00

"Tapi Mas?"

"Tapi kenapa! Bukannya kita saling mencintai, apa yang salah jika kita saling mencintai?" Tanya Mas Arka.

Mas Arka terus memaksa jika kami akan memulai semuanya dari awal seperti dulu saat kami pertama kali saling jatuh cinta.

"Mas, Aku memang mencintaimu bahkan sangat mencintaimu tapi Aku takut akan ada yang tersakiti Mas," lirihku pada Mas Arka yang masih erat menggenggam tanganku.

Kami benar-benar dimabuk asmara, hingga malam tiba kami masih duduk berdua di cafe, Mas Arka menceritakan segala yang pernah kami lalui dahulu, mengingatkan kembali masa-masa indah kami pacaran dulu.

Membuatku larut dalam dekapannya dan menerimanya kembali menjadi kekasihku meski statusku adalah simpanannya saat ini, demi Mas Arka aku rela.

Mas Arka berjanji akan segera menikahiku meski statusku menjadi istri keduanya. Karena ia tidak mungkin menceraikan Maura, semua yang ia miliki saat ini adalah milik Maura.

Cintaku pada Mas Arka telah membutakan mataku, Aku terlalu nyaman berada di dalam dekapannya. Bagiku Mas Arka adalah segalanya dan pelindungku.

***

Sejak Aku menerima Mas Arka kembali masuk kedalam hidupku, hari-hariku semakin bahagia, Mas Arka selalu membuatku tersenyum dengan hadiah-hadiah kecilnya. Ia begitu memanjakanku dengan perhatiannya.

Apalagi saat ini ia sedang ada tugas di Kota tempat tinggalku, jadi kami sering menghabiskan waktu bersama walau itu mencuri waktu dari kedua orang tua.

Demi bisa bertemu Mas Arka aku sering ijin tidak masuk kerja bahkan berbohong pada Ibu, Mas Arka bilang ia yang akan menjamin semua kebutuhanku jadi aku tak perlu capek-capek untuk bekerja lagi tapi tidak mungkin jika aku harus berhenti bekerja.

Mas Arka juga berjanji akan membelikan aku sebuah rumah yang akan kami tempati nanti jadi jika nanti ia ingin bertemu denganku tidak sembunyi-sembunyi lagi seperti sekarang.

"Sayang kamu kapan mau nikahi Aku? Kan capek jika terus sembunyi-sembunyi begini?" Tanyaku manja pada Mas Arka saat kami sedang berduaan.

"Sabar Sayang, nanti pasti kita Nikah tapi kamu harus sabar dulu, lagian proyek aku disini kan masih lama jadi kita masih banyak waktu untuk bersama-sama," ucap Mas Arka meyakinkanku.

"Tapi Mas, Aku kan udah gak sabar mau jadi istri kamu juga," rengekku dengan manja.

"Iya, kamu tenang aja nanti juga kita pasti nikah dan besok kita kan mau lihat rumah baru buat kamu."

"Beneran Mas kamu jadi beliin Aku rumah? Rumah baru?" Tanyaku sambil tersenyum lebar dan memeluk erat calon suamiku.

"Iya dong, masak Mas bohong sama kamu, rumah itu juga nanti atas nama kamu."

"Makasih ya Mas, kamu memang lelaki idaman dan calon suami terbaik," seruku.

"Yaudah sekarang kita pulang sebentar lagi gelap nanti kamu dicariin sama Ibu."

"Baik Mas."

****

Sampai dirumah, Bapak sudah menungguku di depan pintu, Aku tahu jika Bapak akan banyak bertanya.

Dengan santai aku berjalan masuk kedalam rumah tak lupa ku ucapkan salam pada Bapak.

"Kamu dari mana saja Nak! Bapak perhatikan akhir-akhir ini kamu sering pulang Malam tidak seperti biasanya?" Tanya Bapak.

"Iya, Maafin Cila Pak! Sekarang banyak kerjaan soalnya jadi Cila suka pulang terlambat, Maaf ya Pak," ucapku meyakinkan Bapak agar tak marah.

"Ya sudah kalau begitu, kamu istirahat sekarang."

"Baik Pak, Cila masuk kamar dulu," Aku berpamitan pada Bapak yang masih duduk di ruang tamu sambil menikmati secangkir kopi hitam kesukaannya.

Sampai di dalam kamar aku menarik nafas panjang, ada rasa takut dalam diriku, takut jika Bapak dan Ibu tahu jika Aku menjalin hubungan dengan Mas Arka yang jelas-jelas sudah menikah.

Entah sampai kapan aku bisa menyembunyikan hubunganku dengan Mas Arka. Aku takut jika Ibu dan Bapak tahu.

Kutepis semua rasa cemas dalam pikiranku lebih baik Aku membersihkan diri dan beristirahat karena sebentar lagi pasti Mas Arka menelpon ataupun mengirimkan pesan padaku.

***

Benar saja saat aku sedang bersantai-santai sambil membaca buku, Mas Arka mengirimkan pesan gombalnya padaku.

Aku sangat menyukai gombalannya, aku jadi tak sabar untuk segera menikah dengannya meski statusku nanti adalah istri simpanan aku tak peduli itu yang penting bagiku adalah bisa menikah dengannya.

Tok … tok !

Suara ketukan pintu dari luar kamarku, entah siapa yang mengetuk pintu malam-malam begini.

Tok … tok !

"Iya sebentar!"

"Siapa sih ganggu aja," gerutuku sambil membuka pintu.

"Ibu!"

"Ada apa Bu? Kok malam-malam nyariin Cila?" Tanyaku pada Ibu yang mengetuk pintu kamarku.

"Ibu cuma mau tanya kenapa kamu belum makan malam, Ibu perhatikan sekarang kamu jarang makan, kenapa? Kamu sakit Nak?" Tanya Ibu padaku.

"Hem … itu Bu, Cila cuma lagi diet aja kok, biasalah Bu anak gadis," jawabku asal.

"Diet kamu bilang!" Ibu tampak heran dengan jawaban yang kuberikan karena selama ini memang aku tak pernah diet.

"Ya udah Ibu istirahat dulu kalau begitu," ucap Ibu berlalu.

Lagi-lagi aku berbohong pada Ibu karena sebenarnya Aku sudah makan tadi bersama Mas Arka.

Sampai kapan aku harus berbohong kepada kedua orang tuaku, Aku takut jika nanti mereka tahu yang sebenarnya, lagi-lagi pikiran itu menghantuiku.

Jika mereka tahu aku menjalin hubungan dengan Mas Arka entah apa yang akan mereka lakukan padaku, apapun konsekuensinya harus aku terima demi bisa tetap bersama Mas Arka, cinta memang sudah membutakan mata ku.

Aku sudah tak sabar untuk bertemu Mas Arka besok, karena kami besok akan melihat rumah baru yang dibelikan Mas Arka untukku.

Rumah yang nantinya untuk kami tempati bersama.

Aku senyum-senyum sambil membayangkan rumah baru yang didalamnya hanya ada aku dan Mas Arka serta anak-anak kami nantinya.

Betapa bahagianya keluarga kecilku namun sayangnya itu masih dalam khayalanku yang sebentar lagi akan menjadi kenyataan.

Saat pikiranku masih bertraveling ke duania khayalan tiba-tiba ponselku bergetar.

Dret … dret!

Siapa sih yang telpon sudah malam begini, aku berjalan menuju nakas yang ada di samping tempat tidurku untuk mengambil ponsel.

Dret … dret!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Bertemu Nadia teman lama Arsila

    "Arsila!" "Kamu siapa? Kamu mengenalku?" Tanya Arsila yang meringis kesakitan. Karena kepala mereka terbentur satu sama lain. "Kamu lupa denganku?"Arsila berusaha mengingat seseorang yang ada di hadapannya, pikirannya jauh ke beberapa tahun silam. "Nadia! Kamu Nadia kan?" "Sekarang kamu sudah jadi dokter? Nad! Wah keren banget kamu," Arsila baru mengingat sosok wanita yang tak sengaja ia tabrak."Arsila kamu ngapain disini? Siapa yang sakit? Ibu kamu atau Ayahmu yang sakit?" Tanya Nadia dengan memegang pundak Arsila. Arsila tersenyum lalu menggelengkan kepalanya " bukan Nad! Istri Mas Arka yang sakit," Jelas Arsila. "Istri Arka mantan kamu itu? Yang sudah jelas-jelas ninggalin kamu demi perempuan kaya," ucap Nadia penuh emosi. Bagaimana tak emosi, Nadia tahu betul perjalanan cinta Arsila dan Arka hingga mereka terpaksa berpisah karena Arka harus menikahi wanita kaya pilihan orang tuanya. "Iya Nad, Maaf.""Kamu gak salah Sil! Ngapain kamu liat Istri laki-laki yang benar-benar

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kondisi Maura pasca kecelakaan

    "Dokter kenapa diam? Katakan yang sebenarnya dok?""Istri Anda saat ini belum sadar kan diri, kepalanya sedikit kena benturan tapi kakinya patah dan untuk saat ini ia belum bisa berjalan," jelas sang dokter yang bernama Pasha."Apa dok! Istri saya lumpuh," lirih Arka sambil mengusap air matanya."Saya belum bisa memastikan, kita lihat hasil pemeriksaannya besok, permisi."Mendengar berita itu membuat Arka terduduk lemas, Arsila hanya mampu menenangkannya meski sebenarnya ia bingung harus berbuat apa. Ada rasa cemburu dalam diri Arsila melihat suaminya begitu panik dan bersedih, apakah Arka akan berbuat hal yang sama jika ia sakit."Mas! Kamu yang tenang ya, Mbak Maura pasti akan baik-baik saja," tukas Arsila sambil mengelus-elus punggung Arka dengan lembut.Arsila bisa melihat dari manik mata Arka yang begitu merasa bersalah atas kecelakaan yang menimpa Maura. "Iya, Sayang! Makasih kamu sudah mau menemani Mas buat jagain Maura, Mas hanya takut terjadi apa-apa pada Maura, bagaimanapu

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kecelakaan

    "Maaf sebelumnya Bu, sebenarnya istri saya sedang dan sekarang dirawat di rumah sakit, sehingga saya tidak merasa tenang Bu. Tapi sebagai sopir saya harus mengantarkan Ibu." "Siapa yang menjaga istri Mamang di rumah sakit?" "Tidak ada siapa-siapa Bu, saat ini istri saya sendiri," jawab Mang Jajang sedih. "Ya sudah kalau begitu Mamang pulang saja izin berangkat sendiri, ini uang untuk biaya rumah sakit, semoga setelah saya kembali istri Mamang sudah sembuh." Ucap Maura sambil memberikan sejumlah uang kertas berwarna merah beberapa lembar pada driver yang sudah setia Anda. "Terimakasih Bu! Ibu hati-hati dijalan, jangan ngebut-ngebut ya Bu." "Saya berangkat kalian jaga rumah dengan baik," Maura mengingatkan para pembantunya yang sudah berdiri mengantarnya di depan pintu pagar. "Baik Bu, ibu hati-hati di jalan," jawab para pembantu yang berkumpul tiga orang sedang tersenyum penuh kemenangan seolah bebas dari penjara. Bagaimana tidak senang karena sebagai majikan Maura begitu mengeka

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Kehamilan Arsila dan pembantu baru

    "Selamat pagi Bu, perkenalkan saya Jum yang kemarin sudah menghubungi Ibu untuk bekerja disini," ucap Wanita yang tampak sudah sedikit menua. "Silakan masuk Bik! Mari silahkan duduk," ajak Arsila dengan ramah pada calon pembantu rumah tangganya. "Iya Bu, terimakasih sudah mengijinkan saya bekerja disini." "Sama-sama Bik. Kita langsung ke dapur saja kalau begitu Bik," Arsila langsung memberitahukan tugas apa saja yang akan dilakukan Bik Jum dan menunjukan tempat tidurnya karena bik Jum berasal dari kampung maka tidak mungkin jika ia harus pulang setiap harinya. "Semoga betah ya bik, kerja sama saya." "Iya Bu." "Ya sudah kalau begitu saya ke kamar dulu ya Bik, hari ini bibik bisa istirahat dulu karena perjalanan jauh dari kampung, Bibik bisa mulai bekerja nanti karena tak terlalu banyak yang dikerjakan bik, saya hanya berdua saja sama suami saya." "Terimakasih Bu, kalau begitu Bibi pamit untuk ke kamar sebentar dan nanti akan langsung bekerja sesuai arahan Ibu." Arsila senang kar

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Orang tak dikenal

    Mataku terbelalak saat melihat layar ponsel, ternyata nomor yang tidak aku kenal, entah siapa yang menelpon tapi sungguh Aku tak berani untuk menjawabnya. Aku mengabaikan panggilan telepon yang masuk karena tidak ingin menjawabnya. Ponselku berdering lagi tapi tetap saja ku abaikan. Tiba-tiba ada notifikasi dari aplikasi hijau. Ternyata masih dari nomor yang menelpon tadi. [Hai, apa kabarmu disana? Kuharap kamu baik-baik saja] [Aku dengar kamu sudah menikah, padahal aku berharap jika kamu akan menjadi wanitaku tapi kau sudah menjadi wanita lelaki lain] [ Sungguh Aku merasa sangat kecewa padamu] [Tapi Aku akan selalu menjagamu dari kejauhan] [Salam sayang dariku, Lelaki hatimu] Deck, hatiku merasa kaget membaca pesan dari lelaki yang sama sekali tidak aku kenal, foto profilnya pun tidak ada jadi aku tak bisa mengenalinya. Sungguh Aku penasaran dibuatnya. Ingin membalasnya tapi dalam hatiku ada keraguan, bagaimana jika itu Mas Arka yang hanya ingin mempermainkanku saja, batink

  • Hadiah Anak untuk Mantan Kekasihku   Teman Baru

    Di Jakarta Aku tidak merasa kesepian karena sudah punya Mira teman baru ku selama Mas Arka ke Bandung, Aku menghabiskan waktu bersama Mira. Kami pergi ke salon untuk perawatan agar nanti jika suami Kami kembali akan terlihat cantik dan mempesona. Kami juga ke mall untuk berbelanja pakaian dinas malam, Aku yang tadinya tidak tahu soal baju dinas malam itu, berkat Mira jadi tahu dan membeli beberapa helai untuk ia pakai jika suamiku kembali nanti. Sepulang dari salon dan Mall, Aku langsung mencoba gaun dinas malamku yang tadi ku beli bersama Mira. di dalam kamar aku tertawa sendiri melihat tubuhku dibalut lingerie merah yang sudah kubeli. Apakah benar jika Aku mengenakan lingerie itu Mas Arka akan suka dan bergairah melihatnya. Aku mencoba semua lingeri yang sudah Aku beli dengan berbagai warna dan saat suamiku pulang nanti akan langsung di pakai. Aku sudah tak sabar ingin mengenakan lingerie itu untuk menyambut kedatangan Mas Arka malam ini karena menurut jadwal malam ini Mas Arka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status