Share

16. Kalang Kabut (2)

Aku mulai mencari-cari sendiri wanita untuk diajak kencan melalui aplikasi tanpa bantuan Robi. Jika di luaran aku bisa melakukan hal-hal liar dan menggairahkan, maka saat pulang aku bertemu dengan Naira yang teduh dan menenangkan. Rasa bersalah itu, perlahan-lahan hilang. Semuanya akan baik-baik saja selama Naira tak tahu.

Empat bulan yang lalu, aku akhirnya ditugaskan untuk menyelesaikan proyek di luar pulau. Ada rasa sedih dan senang sekaligus saat itu. Sedih karena harus meninggalkan Naira, Fadil, dan Mama tapi senang karena aku mendapatkan kebebasan untuk bersenang-senang.

Tingkahku menjadi semakin liar saja. Tak ada yang mengawasi atau pun mengingatkan masalah dosa. Aku bahkan memiliki seorang wanita yang selalu bersedia dikencani kapanpun aku mau. Meski bayarannya sedikit mahal, aku puas karena ia sungguh luar biasa.

Tak ada rasa cinta ataupun tanggung jawab, hanya transaksi kenikmatan semata yang kami jalani. Rasa sepi karena berjauhan dengan keluarga, sedikit terobati dengan k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status