Share

26. Kesempatan Dalam Kesempitan

Aku segera memencet tombol off. Wajah Mas Andra menghilang dari layar ponsel. Jantungku masih berdetak tak beraturan. Mau membawa Fadil jalan-jalan, katanya? Aku tak rela!

[Jangan cari kesempatan dalam kesempitan kamu ya, Mas. Aku gak izinkan Fadil jalan sama kamu] Segera aku kirimkan pesan lewat aplikasi WA.

Terlihat Mas Andra sedang mengetikkan balasan. Aku menggenggam erat ponsel seolah-olah benda itu yang membuat masalah.

[Mas gak perlu izin kamu untuk ajak Fadil jalan-jalan. Mas ini ayahnya!] balas Mas Andra.

[Pokoknya aku tetap gak izinkan. Sampai masalah kita selesai, Fadil gak boleh jalan sama kamu!] tegasku, tak main-main.

[Jangan egois, Naira! Kamu gak lihat Fadil kangen banget sama ayahnya. Jangan jadi ibu jahat]

Balasan Mas Andra kali ini benar-benar menohok. Aku akui memang terdengar egois untuk melarang Fadil bertemu ayahnya. Namun, aku masih tak rela. Perasaan gamang merajai di dada.

[Selesaikan dulu masalah kita. Aku gak percaya lagi sama kamu] Aku yakin Mas Andra seng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status