Beranda / Rumah Tangga / Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku / 5. Lihat, Mas! Kamu Akan Kaget Melihat Diriku

Share

5. Lihat, Mas! Kamu Akan Kaget Melihat Diriku

Penulis: Ulhy Maerhan
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-08 14:55:11

“Randy?”

Safina kaget dan tidak menyangka Randy nekat menemuinya.

“Apa yang terjadi sama kamu?”

Randy menghentikan langkah Safina dan berharap bisa bertatap muka dengannya.

Safina takut Angga melihat dirinya bersama pria lain. Safina gugup hingga tanpa sadar mengelus telapak tangannya yang dingin.

Sebenarnya, Safina ingin mengatakan semua hal buruk yang terjadi padanya. Namun sekarang, bukanlah waktu yang tepat.

“Maafin, aku Randy! Tolong pergi dari sini! Aku ingin sendiri!” gumam Safina dengan suara tangis yang menguasai pikirannya.

“Baiklah, aku pasti akan kembali buat kamu, Safina. Kamu tidak sendirian di dunia ini,” teriak Randy.

Safina meninggalkan Randy dan pergi ke kamarnya. Safina menangisi takdirnya di kamar.

Seharusnya, Safina bisa merasakan kebahagiaan dan mendapatkan perlakuan manja dari suaminya. Namun, ia justru melihat Angga bersikap manis pada calon madunya.

Safina membuka gaunnya, lalu melempar dan menginjaknya. Ia meluapkan perasaan perasaan kecewanya. Ternyata, kebaikan Angga memiliki maksud lain.

Sekelompok ibu-ibu sedang membicarakan sikap Safina terhadap Angga. Salah seorang tamu mendekati Angga kemudian berbisik,

“Istri pertamanya kok tiba-tiba pergi?”

“Sialan!” umpat Angga dalam hati. Kemudian, berjalan cepat menuju kamar.

Angga sangat marah, karena Safina pergi meninggalkan acara yang sedang berlangsung dan mengundang pikiran buruk para tamu.

“Safina! Buka pintunya!” Angga memukul dengan kencang pintu.

Safina baru saja membuka sedikit pintunya. Namun Angga mendorongnya hingga Safina terjatuh di lantai.

“Oh. Kamu ingin aku malu di hadapan semua orang? Tiba-tiba kamu pergi meninggalkan acara, padahal belum selesai,” kata Angga dengan suara tinggi.

Safina benci mendengar ocehan Angga. Padahal ia sudah sabar menghadapi suaminya. Safina ingin marah dan mengeluarkan semua emosinya. Tetapi itu tidak ada gunanya karena dirinya tetap salah di mata Angga.

“Mas, di mana perasaan kamu? Aku sudah menuruti semua keinginanmu. Kenapa kamu tidak bisa membuka mata dan hatimu?”

Safina bertanya balik. Air matanya pun semakin bercucuran di pipinya.

Angga tertawa lepas mendengar Safina merintih kesakitan atas nasib hidupnya.

“Safina! Berhenti kamu mengharapkan cinta dariku! Walaupun kamu mengemis menangis darah, itu tak akan terjadi,” tegas Angga kemudian meninggalkan Safina di kamar.

Di luar kamar, ternyata diam-diam Randy mendengarkan perseteruan Safina dan Angga. Randy mengikuti Angga saat ia lari mencari Safina.

Ia beranggapan, Safina adalah wanita yang baik dan berasal dari keluarga baik pula, sehingga sangat tidak pantas direndahkan seperti itu.

Ponsel Safina berdering, karena ada beberapa pesan dan panggilan masuk. Rupanya, itu dari Randy.

Randy: Safina. Ayo, dong buka mata dan pikiranmu! Kamu gak boleh lemah kayak gitu. Hubungi aku, jika kamu memerlukan bantuan!

Safina membaca pesan Randy. Ia terharu. Ternyata, masih ada seseorang di dunia ini yang peduli padanya.

‘Randy, aku ingin kamu membantuku. Tapi, nggak sekarang!’ pinta Safina dalam hati.

Randy memang benar. Safina tidak boleh lemah seperti itu.

Setelah Safina membaca pesan Randy, ia bangkit. Lalu, berusaha menenangkan hati dan pikirannya. Setelah berdo’a, ia harus mengistirahatkan badan, perasaan, dan pikirannya sejenak. Berharap setelah beristirahat, ada keajaiban yang terjadi di kehidupannya.

“Lihat, Mas! Kamu akan kaget melihat diriku berada di tengah tamu-tamu istimewamu,” dengan percaya diri Safina berjalan menghadiri kembali acara tersebut.

Kerapuhan yang dirasakan Safina membuka pikirannya untuk mencari jalan agar bisa terbebas dari suaminya. Safina mengambil air wudhu kemudian menunaikan shalat.

Ia berharap pertolongan Allah akan segera datang. Ia menginginkan petunjuk atas kelanjutan rumah tangganya bersama Angga.

“Selamat siang, para hadirin!” Safina ke tengah keramaian menyapa para tamu tanpa sepengetahuan Angga.

Bola mata para tamu spontan tertuju kepada sumber suara. Mereka kaget mendengar suara Safina yang sempat hilang.

“Mungkin kalian bertanya dan mencariku? Aku tadi izin sebentar ke suami untuk menunaikan shalat di kamar. Jadi, maafin aku!”

Safina berusaha meyakinkan pikiran para tamu. Perkataan yang manis, tetapi tatapan yang sangat sinis untuk wanita yang akan menjadi istri kesayangan suaminya.

Prok! Prok!Prok!

Para tamu sorak bertepuk tangan. Mereka mengira, bahkan kagum setegar itukah hati seorang istri mengikhlaskan suaminya menikah lagi?

“Terima kasih, istriku!” Angga merangkul kemudian merapatkan badan Safina dan berbisik, “sekali lagi kamu menghilang, nyawamu pun turut hilang!”

Angga dan Safina berpisah untuk menyapa langsung para tamu. Safina mencari Randy, ia ingin mengatakan sesuatu kepadanya. Semoga Angga dan mertuanya tidak melihatnya.

“Randy, terima kasih yah, kamu masih mau menguatkanku! Aku sangat butuh bantuanmu,” tutur Safina dengan suara pelan kemudian meninggalkan Randy.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   56. Kegigihanku Bermain Cantik, Bukan?

    “Silahkan, Ibu Safina bertanda tangan di sini!”Sutradara film tersebut menyodorkan kertas perjanjian, bahwa Safina bersedia salah satu karyanya difilmkan di layar lebar dan pastinya dengan penghasilan yang sangat fantastis.Kurang lebih dua jam berlangsung diskusi antara Safina dan sutradara film membuahkan hasil. Yah, tentu saja keberuntungan sudah di depan mata Safina dan disaksikan oleh Randy. Akhirnya, dari sekian lama Safina menulis sebuah cerita, bahkan air mata menemaninya ketika menulis cerita tersebut. Air mata yang dulu keluar kini digantikan dengan air mata kebahagiaan.“Terima kasih, Pak! Semoga ini menjadi dorongan saya untuk terus bersemangat dalam berkarya!” ucap Safina—penuh percaya diri.Safina dan sutradara film tersebut melakukan foto bersama. Randy melihat Safina begitu antusias menjemput kesuksesannya. Ia pun turut bahagia.Safina menghampiri Randy dan berkata, “Kegigihanku bermain cantik, bukan?”Randy tersenyum dan puas melihat Safina menunjukkan, bahwa dirinya

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   55. Semoga Segera Impianku Terwujud!

    “Kesabaranmu berbuah manis, Safina.”Tuhan telah menggariskan jalan takdir manusia-Nya. Begitu pula dengan takdir kehidupan Safina. Tidak disangka, setelah beberapa tahun menderita dengan penyiksaan, kini ia bisa menghirup udara bebas dan membuktikan keahlian yang dimilikinya. Safina menghempaskan badannya di kasur kecil yang baru saja ia beli. Paras mendongak ke atas, bibirnya tersenyum manis. Otaknya berputar tidak pernah berhenti berpikir.‘Sampai detik ini pun, aku akan terus tunjukin, bahwa Safina yang dulu setiap hari kau sakiti, dia akan bahagia dengan caranya sendiri di waktu yang tepat,’ tegas Safina dalam hati.Setelah melanjutkan karya tulisannya kemudian dibagikan di platform ternama, Safina memanjakan bola mata dan mengistirahatkan badannya. Berharap esok akan ada kebahagiaan lagi menghampirinya.Kring! Kring! Kring!Randy menghubungi Safina dan ia terbangun mendengar ponselnya berdering. Ketika Randy menghubungi Safina, ia ketakutan. Akankah kabar baik atau buruk yang i

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   54. Ran! Kenapa Kamu Begitu Baik Denganku?

    “Tolong, katakan kalau kamu bercanda, Ran!”Pikiran Safina kacau, bingung, mau marah, tetapi takut hubungan persahabatannya dengan Randy jadi renggang. Baru saja Safina ingin berbagi kebahagiaan dengan Randy, justru suasananya berubah menjadi situasi yang tidak terduga.“Maaf, Fin! Kalo gak bisa jawab sekarang juga nggak masalah. Satu yang perlu kamu ingat, aku ingin selalu menjagamu,”Randy menjadi segan kepada Safina, tetapi itulah perasaan, ketika terlalu lama terpendam, akan menjadi beban pikiran. Randy pun tidak memaksakan Safina untuk memutuskan jawabannya. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan.Safina perlahan mengungkapkan perasaannya, agar Randy tidak berprasangka buruk. Safina tidak ingin, setelah Randy mengungkapkan perasaannya malah menjauhi Safina.“Maaf, Randy! Aku belum mau memikirkan hal itu. Aku ingin perbaiki hidupku dulu.”“Ya, aku paham, Fin. Maaf yah jadi beban pikiranmu lagi!” ucap Randy.Randy mencairkan suasana. Ia berusaha membuat Safina tersenyum dan tert

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   53. Khawatir Akan Kehilangan Safina

    “Jangan sampai itu benar Safina!” Safina mendengar kelakar tetangganya tersipu malu, sedangkan Randy salah tingkah dan membalasnya dengan bercanda pula. Randy berharap Ibu tersebut pergi. “Ah! Ibu bisa aja,” canda Randy. Randy berdiri menghampiri Safina. Tangannya masuk di dalam saku celana. “Katanya, Mbak Safina jualan lauk, kan?” lanjut Randy, membisik ke telinga kanan Safina. Setelah mendengarkan Randy, Safina menyimpan ponselnya di dekat Randy kemudian mendatangi Ibu tersebut. Randy dengan tidak sengaja melihat ponsel Safina sedang aktif. Layar ponsel Safina menampilkan sebuah cerita. Sepertinya, itu adalah cerita Safina yang baru saja diunggah di media sosial. “Maaf, Bu! Untuk sementara aku tidak jualan dulu, soalnya banyak urusan yang harus kuselesaikan terutama persidangan perceraianku,” jelas Safina. Ia juga memberikan pengertian kepada tetangganya, bahwa Randy hanyalah sahabatnya, walaupun Ibu-ibu keberatan dengan kehadiran Randy, ia bisa meminta Randy untuk tidak ke

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   52. Penampilan Baru

    “Ada kabar bahagia yang ingin aku sampaikan.”Beberapa cerita karangan Safina sudah dibukukan dan tersedia di berbagai toko buku terkemuka. Perkembangan hasil karyanya tersebut, memotivasi Safina untuk lebih fokus pada karya-karya selanjutnya.Safina mengirimkan pesan kepada Randy, “Ran. Ada banyak yang ingin aku cerita ke kamu. Pokoknya kamu pasti akan senang dengarnya.”Randy membaca pesan Safina dengan senyum bahagianya. Ia juga sudah tidak gelisah memikirkan keamanan Safina. Tugas Randy kepada Safina sekarang yaitu terus memberikan semangat dan dukungan kepada apa yang Safina usahakan untuk masa depannya.Sekarang Randy dan Safina juga bisa tenang ketika bertemu. Tidak ada lagi yang bisa menghalanginya.“Ok, Fin! Ntar kalo pulang kantor, aku ke rumahmu. Nggak sabar ingin dengar ceritamu,” Randy membalas pesan Safina.Kini, Safina menikmati keuntungan dari cerita-ceritanya yang dibukukan dan terjual di toko buku. Dengan penghasilannya walaupun masih sedikit, perlahan ia mengubah pe

  • Hadiah Tak Terduga di Pesta Anniversary-ku   51. Terima Kasih, Mas!

    Merliam puas, setelah mengambil cek yang sudah ditandatangani Randy. Merliam mengikuti Angga ke mobil, mengira Angga tidak ingin menemui Safina lagi. Namun, ketika Merliam masuk ke mobil, Angga keluar dari mobil dengan membawa berkas.“Angga, mau ngapain di sana? Kita sudah dapatkan ini,” teriak Merliam dengan mengibaskan cek dari Randy.Angga tidak menghiraukan perkataan Ibunya. Ia tetap melangkah menuju Safina. Merliam di mobil saja menunggu Angga sambil menatap cek dan berangan-angan apa yang akan dilakukan nanti dengan uang sebanyak itu.Merliam sampai lupa dengan suami dan anaknya. Ia menyuruh sopirnya mengantarnya segera ke bank.“Hey, cepat kita ke bank!” perintah Merliam ke sopirnya.“Tapi, Bu! Tuan masih di sana. Kita tunggu Tuan dulu!” respon sopir dalam hati berkata, ‘idih lupa ingatan hanya karena uang.’Merliam tetap tersenyum terus menerus menatap cek tersebut.Angga tiba-tiba berada di samping Safina, di saat Safina bersandar lemas di pundak Randy. Randy dan Safina terk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status