Share

Empat Belas

Tak peduli dengan kondisi keadaan mobil. Berjalan menelusuri jalan. Tatapan orang dengan kondisi mobilku menatap miris. Aku masih punya mobil yang lain.

Bagian depan dan lampu depan hancur. Untung saja masih bisa menyala. Segera memarkir mobil di basement satu.

Menghubungi supirku untuk mengantar mobil yang lain. Kuberikan kunci mobil kepada penjaga agar ia tak menganggu pekerjaan yang sedang berlangsung.

Semua orang menyapaku ramah. Ternyata, mereka masih mengenalku dengan baik.

"Selamat siang, Bu," sapa mereka serentak.

Aku lihat mereka sedang santai. Mungkin karena tak ada mas Ilham, pemimpin mereka. Aku hanya tersenyum tanpa menjawab salam.

Seorang wanita di depan ruangan mas Ilham mengecat kukunya berwarna biru.

"Ehm ...."

"Ibu Intan." Segera meletakkan cat kukunya di atas meja." Selamat siang, Bu!" sapanya.

"Siang." Melangkahkan kaki ke dalam ruangan suamiku.

Seketaris mas Ilham, Vika membukakan pintu. Ruangan kerja dengan nuansa classic terlihat bersih. Aku berjalan menelusuri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
paksa itu s Vika suru ngasi tau tempat penyimpenan brankas nya klo g mau ngasi tau ancam dgn pemecatan nya .setelah itu pecat dua2 nya ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status