Share

Menghilang

Author: Emeliana
last update Last Updated: 2022-05-02 10:37:54

Sudah 3 hari berlalu sejak Pak Seno memberi peringatan kepada Lia, Lia merasa cemas karena Pak Seno selalu memandang dia dengan tajam apabila kebetulan bertemu. Pak Seno seperti menuntut apa yang sudah Lia janjikan. Lia hanya bisa bersabar dan terus berdoa semoga sebelum sampai waktu yang dijanjikan Seno hadir disini dan membelanya.

"Ingat waktumu tinggal 2 hari, siap-siap kamu dipecat" Pagi itu Lia berpapasan dengan Pak Seno di lift. Lia hanya bisa terdiam.

Lia semakin resah, karena beberapa hari Sandi juga gak kasih kabar, dari chat nya yang terakhir dia ke pedalaman dan tidak ada sinyal disana.

Hari perjanjian itupun tiba, Lia berangkat kerja dengan perasaan yang kalut, dia bingung apa nanti yang harus dia lakukan kalau dipecat, bagaimana nanti masa depan anaknya sedangkan Sandi gak ada lagi kabar.

Pak Seno sudah bolak balik di dekat pantri setiap ada kesempatan untuk melihat Lia, Lia pura-pura tidak tahu untuk menghindar.

Akhirnya waktunya pulang, Lia dengan cepat membereskan barangnya supaya cepat pulang, dia ingin menghindari Pak Seno. Dia tahu Pak Seno pasti menuntut dia menepati janjinya.

"Lia sini kamu.,." Pak Seno memanggil Lia di pangkalan angkot, betapa terkejutnya Lia.

"Aduh .., gimana ini. Mas Sandi belum ada kabar. Aku harus bilang apa ya"

"Jangan coba-coba kamu lari ya, ingat kamu sudah janji. Mana pacar kamu itu. Kamu pasti bohong kan. " Lia benar-benar bingung apa yang harus dia katakan.

"Maaf pak..... dia masih ada kerjaan belum ada waktu kesini. "Lia meremas tas yang dia pegang, rasa cemas melingkupinya.

"Kamu pasti bohong, sekarang kamu pilih dipecat atau..,"

"Menemani aku. Aku lagi ingin sama kamu" Pak Seno berbisik ke telinga Lia, Lia semakin gugup. Dia sangat muak kepada Pak Seno, apalagi mencium aroma tubuhnya dengan parfum yang begitu kuat, Lia ingin muntah.

"Gak kok pak, aku jujur sama bapak, beberapa hari ini pasti dia datang" Lia mencoba meyakinkan Pak Seno.

"Saya permisi ya pak, saya harus cepat pulang anak saya sedang sakit pak" Lia mencoba mencari alasan.

Kebetulan sebuah angkot datang, Lia dengan cepat menyetopnya dan buru-buru naik. Pak Seno yang melihat tindakan Lia hanya bisa bengong karena tiba-tiba ditinggal. Dia tidak berani mengejar Lia karena melihat banyak orang disekelilingnya.

Lia bersyukur Pak Seno tidak mengejarnya, disepanjang jalan Lia merenung apa yang harus dia lakukan.

Laki-laki yang dia harapkan menjadi pelindung nya hilang tak ada kabar berita dan sekarang dia dikejar-kejar Pak Seno yang sangat dia benci. Lia bingung harus bagaimana.

"Kamu kemana mas, aku takut sekali, apa yang harus aku lakukan" Lia menggeluh dalam hati.

"Baru pulang kerja Lia" seseorang menegurnya, Lia menoleh ada Pak Amir yang juga baru pulang kerja.

" Eh.,..iya Pak Amir."

"Kamu kenapa kok nampak sedih, mungkin saya bisa bantu"

"Gak ada pak, cuma lagi capek saja" Lia mencoba tersenyum dan memandang keluar.

"Kalau kamu ada masalah jangan takut cerita saja sama saya, saya siap bantu kapan pun kamu perlu, atau kita berhenti dulu diwarung biar bisa cerita ?" Pak Amir pindah duduk disamping Lia, kebetulan Angkot itu hanya mereka berdua penumpang nya.

"Terimakasih pak....saya gak apa-apa, maaf pak bisa geser sedikit saya terjepit ini" Lia mendorong Pak Amir yang semakin mendekati Lia.

Tiba-tiba angkot berhenti beberapa orang naik sehingga angkot itu sudah hampir penuh. Lia semakin terdesak disamping Pak Amir. Pak Amir cari kesempatan memegang tangan Lia. Lia refleks mendorong Pak Amir.

"Maaf pak ..."

Jarak kerumah masih jauh, Lia benar-benar tersiksa disamping Pak Amir. Pak Amir nampak sumringah dan setiap kesempatan dia menyentuh Lia. Lia sudah sangat gerah tapi dia takut kalau bertindak akan membuat dia malu.

Akhirnya mereka pun sampai dikomplek kontrakan mereka. Lia dan Pak Amir turun beriringan. Pak Amir membayar ongkos untuk mereka berdua.

"Ini ongkos untuk kami berdua"

"Jangan pak, ini ongkos saya" Berdua mereka memberikan ongkos kepada supir angkot itu, supir angkot kebingungan uang siapa yang diambil.

"Gimana sih ini, uang siapa yang saya ambil,... sinilah" supir angkot mengambil uang Lia.

"Orang cantik pasti duitnya juga cantik he...he..." Lia hanya tersenyum, beberapa penumpang pun ikut tersenyum mendengar kata-kata supir itu.

"Ya sudah, ini ongkos saya" pak Amir kesal.

Lia dengan cepat berjalan menuju rumahnya, Pak Amir berjalan dibelakangnya dengan cepat supaya bisa berjalan bersisian.

"Tunggulah Lia, Abang kok ditinggal" Lia tak memperdulikan Pak Amir, dia sudah sangat kesal

"O ....kurang ajar kamu ya, udah berani dekat-dekat sama suamiku, dasar janda gatal" Tiba-tiba istri pak Amir marah, dia sedang duduk dengan beberapa ibu didekat rumah Lia. Mereka memang sering kumpul disitu untuk bergosip.

"Maaf Bu ,. saya gak a..." tiba-tiba Bu Sinta, Istri pak Amir menampar Lia.

"Pelakor kamu, jangan berani kamu dekat suami ku ya, kamu itu janda, jangan kamu kotori tempat ini dengan kelakuan busukmu" Ibu Sinta menjamak rambut Lia, Pak Amir yang melihat itu hanya diam dan pelan-pelan masuk kerumah. Ibu-ibu yang ada disitu ikut mengompori sehingga Bu Sinta makin kalap. Habis sudah Lia dijambak dan dipukul Bu Sinta.

"Hentikan .." semua orang menoleh ke arah suara itu.

"Apa yang kalian lakukan, apa yang dilakukan Lia maka harus kalian Siksa seperti ini" rupanya yang datang itu pak RT.

Semua yang ada disitu diam, Lia yang sudah berantakan menangis dan dipeluk anak-anaknya yang dari tadi menangis teriak melihat ibunya disiksa.

"Dia pelakor pak RT, dia pacaran sama suami saya" Ibu Sinta bicara dengan lantang

"Apa betul itu Lia?" tanya pak RT melihat ke Lia

"Gak ada pak.,.. tadi kebetulan aku sama pak Amir satu angkot" Lia bicara sambil menangis.

"Coba pak Amir panggil kesini" Pak RT menyuruh Buk Sinta memanggil Pak Amir. Ibu Sinta masuk kerumah dan bawa suaminya keluar.

"Ada apa pak RT"

"Apa benar Pak Amir ada hubungan dengan Lia pak?"

"Ngggg.....gak ada pak, tadi kebetulan satu angkot maka nya kami pulang bareng." Pak Amir tersenyum.

"Bu Sinta dengar kan, jangan cepat menghakimi orang sebelum tahu kebenaran nya. Kalau sudah begini bagaimana. Ibu bisa dituntut pasal penganiayaan. Apa ibu mau masuk penjara?" Pak RT marah melihat ke arah Ibu Sinta. Ibu Sinta gemetar mendengar kata penjara.

"Maaf pak RT , saya gak mau masuk penjara Pak.."

"Minta maaf sana sama Lia, bukan sama saya .. "

Bu Sinta dengan ogah-ogahan mendatangi Lia

"Maaf deh, makanya kamu jangan dekat - dekat dengan suamiku." mulutnya cemberut melihat Lia. Bu Sinta langsung menarik tangan suaminya masuk rumah.

"Sudah Lia masuklah, kasihan anakmu" Lia dan anak-anak nya masuk rumah dengan tertatih, badannya terasa sakit semua.

"Ibu-ibu yang lain ayo.. ayo segera masuk rumah udah mau magrib, jangan lagi berkeliaran diluar ingat suami dirumah." ibu-ibu berjalan pulang. Pak RT pun pulang kerumahnya.

Dirumah Lia terduduk menahan tangis meratapi nasibnya, begitu banyak hinaan dan luka yang dia rasakan. Anaknya pun menangis sambil memeluk nya.

"Sakit ya ma ..hu...hu" Dini menangis sesenggukan memeluk Lia.

"Gak nak, mama gak apa-apa kok." Lia menahan tangisnya, dia gak mau anaknya semakin sedih.

"Mama mandi dulu ya, mama capek. " Lia mencoba tersenyum. Doni dan Dini mengangguk. Lia berjalan tertatih ke kamar mandi.

Di kamar mandi Lia menangis sepuasnya, dia membasuh tubuhnya dengan rasa perih, ada banyak bekas pukulan ditubuhnya, semua badan nya terasa sakit. Dia menahan perih dihati dan tubuhnya.

Mengapa hidup ini begitu tidak adil.......

(Bersambung....)

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hadirmu Menghancurkanku   Akhirnya

    Lia akhirnya mendapatkan kebahagiaan setelah bersabar dalam menjalani hidupnya yang penuh liku. Dia bertemu dengan Brata yang mencintai dia dengan semua kekurangan dan kelebihan nya. Mereka berbahagia bersama ketiga buah hatinya. Doni dan Dani yang telah memiliki adik yang begitu lucu sangat menyayangi si kecil. Tidak ada keluarga yang sempurna tapi dalam setiap permasalahan apabila dalam keluarga saling mendukung maka persoalan itu akan dapat diselesaikan dengan baik. Lia merasa menjadi wanita yang begitu bahagia diberi suami dan anak-anak yang begitu menyayangi. Brata juga sangat menyayangi keluarga nya. *********Kehidupan Sandi Dan Susi.Mereka sekarang tinggal di sebuah desa, mereka telah meninggalkan semua kehidupan lama yang penuh intrik. Sandi sekarang telah bekerja sebagai seorang petani. "Mas, makan dulu" Susi yang baru datang dari rumah memanggil Sandi yang masih bekerja ditengah sawah. Mereka bersiap mau menanam padi di sawah. Sandi menatap Susi dengan bahagia, dia m

  • Hadirmu Menghancurkanku   Di penjara.

    Kehidupan Lia dan Brata telah tenang, mereka hidup bahagia. Telah lahir seorang bayi laki-laki yang begitu lucu. Bayi itu mereka beri nama Bayu. Dani yang telah mendapatkan seorang adik lucu juga sangat bahagia. "Lucu sekali kamu dek" Dani mencium gemes Bayu, mereka sedang bermain di ruang keluarga yang nyaman. "Hati-hati ya dek, adeknya masih kecil sekali" Lia yang sedang memilih pakaian untuk ganti Bayu mengingat kan. " Iya Bu, adek masih kecil, tangannya kecil, kakinya kecil, semuanya masih kecil" Dani tertawa senang. "Hai, kalian bermain kok bapak gak diajak?" Brata yang baru keluar dari kamar ikut duduk disamping Dani. "Eh,..bapak datang dek. Dia udah wangi.. hehehe" Dani tertawa. "Iya, bapak udah wangi, udah bisa dekat-dekat dengan adek" Brata mencium Bayu. "Adek Bayu kok masih bau acem ya...heheh""Iya pak, adek Bayu belum mandi, ini mau di mandiin ibu" Dani menjawab. "Ayo mandi ." Lia datang mengangkat tubuh Bayu ke kamar mandi. Dani dan Brata mengikuti dari belakang.

  • Hadirmu Menghancurkanku   63

    Lia dan Brata bersama Dani sedang duduk bertiga di pinggir kolam renang, tempat favorit mereka berkumpul. Terlihat jelas kebahagiaan di wajah mereka. "Senang sekali adek udah sehat dan ada dirumah bersama kita kan mas?" Lia tersenyum. "Iya sayang, bapak juga senang sekali Danj udah kumpul lagi bersama kita disini" Brata membelai rambut Dani. " Iya Bu, Pak. Dani kemarin itu takut sekali gak bisa lagi berjumpa. " Tiba-tiba ada mendung di wajah Dani. "Kamu kenapa nak?" Lia panik melihat Dani yang meneteskan air mata. "Adek sedih Bu, adek ingat waktu sama ibu Susi. " "Adek cerita apa yang dilakukan oleh ibu Susi sama adek" Brata menahan marah. Dia merasa marah kalau mengingat bagaimana Susi telah menculik Dani hingga membuat Dani trauma. "Ibu Susi itu baik pak, dia gak pernah menyakiti adek. Dia sayang sama adek. Adek jadi kasihan sama dia. Dia pasti sedih sekali, sekarang dia pasti kesepian" Lia dan Brata kaget ."Maksud kamu gimana dek? bukannya kamu dia culik terus disekap?" Lia

  • Hadirmu Menghancurkanku   62

    Hari-hari Susi di desa itu begitu tenteram, dia tidak harus bersembunyi atau cemas akan usaha dan anak buahnya. Dia hanya perlu datang ke tempat pembuatan ikan asin itu dan menjemur ikan. Sehari-hari dia bercanda dengan pekerja yang sama-sama menjadi pegawai disitu. Gajinya memang tidak seberapa, hanya 60/hari. Dengan melihat perjuangan mendapatkan uang itu, Susi jadi lebih menghargai uang. Dia yang terbiasa hidup mewah, uang bukan masalah besar. Kini sadar begitu banyak orang yang butuh bekerja dengan sangat berat hanya untuk mendapatkan sedikit uang. Sepulang bekerja,dia akan bercengkrama dengan keluarga pamannya yang sederhana. Keluarga yang sudah begitu lama tidak Susi miliki. Orang tuanya sudah meninggal ketika dia masih kecil, pamannya ini adalah adik dari ibunya. Hanya pamannya inilah satu-satunya keluarga yang dia miliki.Ketika sedang asyik bercerita setelah selesai makan, handphone yang Susi simpan di dalam kantongnya bergetar. Dia sudah mengatakan kepada anak buahnya hany

  • Hadirmu Menghancurkanku   61

    Susi termenung dipinggir pantai yang sepi, dia telah berada ditempat itu selama seminggu. Bersembunyi setelah gagal menculik Dani.Dia mengingat apa yang Sandi ucapakan sebelum dia pergi melarikan diri. "Susi, tusuk lah perutku dan segeralah lari. Aku ingin kamu membuka kehidupan baru. Lupakan aku, lupakan semua" Sandi berbisik ke telinga Susi, Sandi tidak mau Gandi mendengar rencananya. Susi sebenarnya masih begitu mencintai Sandi, dia tak mungkin tega membuat Sandi terluka. Sandi terus mendorong dia untuk bersandiwara bertengkar. Akhirnya peristiwa itu terjadi. Susi terpaksa menikam perut Sandi dengan dorongan dari tangan Sandi sendiri. Disaat yang mendesak itu, Susi segera melarikan diri. Dia sebenarnya tidak sanggup meninggalkan Sandi bersimbah darah. Tapi pandangan Sandi yang tajam menyuruh dia pergi dengan terpaksa dituruti oleh Susi. Dari kejauhan Susi memperhatikan Gandii yang berusaha menghentikan pendarahan di perut Sandi. Susi akhirnya pergi setelah melihat Sandi segera

  • Hadirmu Menghancurkanku   Penyesalan

    POV SandiSusi begitu tega telah membohongi ku. Aku telah melakukan dosa yang sangat besar. Anak yang telah begitu lama ku rindukan telah ku bunuh dengan kejam. Bahkan orang yang paling ku sayangi telah tega ku siksa siang malam. Susi keterlaluan. Aku harus segera menemui Lia dan memohon ampun. Aku begitu merindukan dia. Aku tahu kesalahanku tidak pantas mendapatkan maaf dari Lia. Aku telah buta oleh semua cerita Susi. Aku sendiri bingung mengapa aku begitu percaya padanya, bahkan tanpa aku tahu aku melihat dia begitu menggairahkan dan setiap saat ingin menikmati tubuhnya, padahal aku selama ini tak pernah tertarik padanya. Entah apa sebabnya sekarang aku sangat jijik pada tubuhku sendiri yang telah menyentuh tubuhnya.Dengan kecepatan penuh aku menuju hutan , tempat aku menyiksa Lia selama ini. Rasanya sudah tidak sabar memeluk Lia. Aku sudah menghubungi anak buahku yang menjaganya tapi entah mengapa dia tidak bisa dihubungi. Dengan cepat begitu sampai ditempat itu, aku berlari.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status