Share

Lima Perempuan Asing

Vyora merasa penasaran kepada wanita yang ada di balik pintu barusan, ia mendengar dengan jelas kalau dirinya minta ditemani tidur oleh Varka.

Bukan rasa cemburu yang ada dalam hari Vyora melainkan ia merasa dipermainkan oleh pria yang telah membuatnya seperti ini, Vyora akhirnya berusaha untuk memejamkan matanya dengan perasaan hati yang campur aduk hingga akhirnya ia terlelap dengan sendirinya.

Pagi harinya Vyora bangun, baru kali ini ia tidur tanpa memimpikan Varka. Saat Vyora hendak bangkit ia merasa ada yang melingkar di atas perutnya setelah di cek ternyata itu tangan Varka.

Vyora kemudian memindahkan tangan Varka ke kasur karena ia hendak ke kamar mandi untuk buang air kecil sekaligus mandi.

Merasa ada yang memindahkan tangannya Varka langsung membuka matanya dengan perlahan dan mendapati Vyora hendak bangkit dari tempat tidur, langsung di tariknya lengan Vyora oleh Varka karena ia mengira kalau Vyora hendak kabur.

“Mau kemana, hm?” tanya Varka dengan suara yang serak dan mata yang sipit karena masih mengantuk.

“Aku mau ke kamar mandi untuk buang air kecil sekalian mandi,” jawab Vyora dengan dingin, mengingat semalam Varka yang pergi begitu saja untuk menemani seorang perempuan tidur.

“Aku akan ikut,” Varka kemudian bangun dan bersiap untuk membuntuti Vyora menuju kamar mandi.

“Tidak!” Vyora langsung menolak permintaan Varka.

“Diam disini, jangan pernah berani mengikutiku masuk ke dalam kamar mandi!” Vyora mengancam Varka sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi yang ada di pojokan kamar.

Bagi Varka larangan sama saja dengan perintah, tetapi ia sengaja menunggu suara gemericik air yang menandakan Vyora sedang mandi kemudian ia akan masuk ke dalam kamar mandi tanpa sepengetahuannya.

Melihat kehadiran Varka di dalam kamar mandi sontak membuat Vyora menjerit dan langsung membalikkan tubuhnya walaupun Varka masih bisa melihat tubuh bagian belakangnya.

“Aku sengaja masuk untuk memberikan baju ganti untukmu sekalian aku hendak buang air kecil karena sudah tidak tahan,” jawab Varka dengan santainya sambil masuk ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya kembali.

“Kalau mau buang air kecil kenapa harus melepaskan semua pakaian?” Vyora sudah melihat tubuh polos Varka tanpa sengaja saat ia memasuki kamar mandi.

“Sekalian untuk mandi bareng.” Varka melangkahkan kakinya untuk lebih dekat lagi dengan Vyora.

Varka sengaja merapatkan tubuhnya ke bagian belakang Vyora yang membuatnya semakin menjadi mati kutu, benda asing milik Varka yang sudah membuat Vyora menjadi salah tingkah dan enggan untuk membalikkan tubuhnya menghadap Varka.

“Biar aku bantu pakai sabun ya,” Varka berbisik di telinga Vyora dengan nada yang sangat halus seolah sedang menggodanya.

Dan benar saja Varka langsung membalurkan buih sabun ke tubuh Vyora bagian belakang yang membuatnya terkejut.

“STOP! AKU BISA MELAKUKANNYA SENDIRI DAN TOLONG KAMU KELUAR SEKARANG!” bentak Vyora yang masih di posisi membelakangi Varka.

“Tidak bisa. Aku sedang menjalankan tugasku,” Varka menjawabnya dengan sangat santai bahkan ia terus melanjutkan aksinya.

Vyora merasa kesal dan berniat menepis tangan yang tengah menari-nari di tubuhnya itu tetapi setelah menepisnya justru Vyora tidak sengaja menyenggol milik Varka dan membuatnya terbangun.

“Dia jadi bangun karena sentuhanmu, sekarang tanggung jawab untuk menidurkannya kembali,” ucap Varka dengan seringainya.

Dengan cepat Varka membalikkan tubuh istrinya dan menarik tengkung kemudian langsung dilumatnya bibir mungil itu dengan ganas dan brutal, tangannya tidak mau kalah diraihnya gundukan kenyal lalu ia mainkan selayaknya squishy.

Vyora juga wanita normal, ia merasakan seperti tersengat listrik saat area sensitifnya dipilin oleh Varka yang membuatnya sedikit terbuai dengan ulah suaminya.

Melihat respon Vyora yang sudah agak menerima pancingannya, perlahan tangan Varka turun berpindah ke pangkal paha dan ia mengusapkan dengan lembut.

Sontak perlakuan itu membuat Vyora terkejut dan langsung mendorong paksa tubuh Varka untuk menghentikan aksinya kemudian ia keluar dari kamar mandi setelah melilitkan handuk ke tubuhnya dan memilih berpakaian di luar saja.

Setelah Vyora selesai berpakaian tidak lama Varka keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah rapih.

“Ayo kita sarapan, yang lain pasti sudah menunggu.” Varka mengajak Vyora untuk pergi sarapan dan terlihat sangat santai seolah tidak terjadi apa-apa.

Vyora hanya mengikuti ajakan Varka karena sebenarnya ia juga merasa lapar dan butuh asupan makanan.

Sesampainya di ruang makan yang terletak di lantai satu, Vyora melihat penampakan meja makan yang besar layaknya di kerajaan dan disana sudah ada beberapa orang yang menunggu kehadiran mereka.

Vyora langsung mengambil posisi duduk tanpa menyapa kepada semua orang yang ada, tidak lama acara sarapan keluarga pun berlangsung dan diselingi dengan obrolan kecil.

Disana ada lima wanita yang duduk berjejeran lalu ada adik Varka yang belum Vyora kenal dan pria paruh baya.

Setelah semuanya selesai makan, Varka meminta izin terlebih dahulu kepada semuanya untuk memperkenalkan mereka satu persatu kepada Vyora.

“Aku akan memperkenalkan diriku dan juga semua anggota yang ada di istana kepadamu,” bisik Varka tepat di telinga Vyora.

“Namaku Varka Jayne Lucifer aku adalah anak pertama dikeluarga ini, lalu yang duduk di ujung itu adalah ayahku yang bernama Adam Lucifer,” ucap Varka yang kemudian ia menundukkan kepalanya sejenak memberikan hormat kepada ayahnya.

“Di sebelahnya itu adikku yang kemarin malam sudah menyapamu, dia Ares Ardana Lucifer.”

“Tunggu, dimana ibumu? Kenapa langsung memperkenalkan adikmu?” tanya Vyora menyela Varka dengan santainya.

“Ibuku sudah tiada sayang,” jawab Varka dengan merendahkan suaranya seolah sedang menahan emosinya.

Vyora hanya menganggukkan kepalanya tanpa merasa bersalah sedikitpun.

“Lalu kelima wanita ini adikmu?” tanya Vyora dengan asal menebak.

“Bukan sayang, aku hanya mempunyai satu adik saja.” Varka menjawabnya dengan santai. “Mereka semua adalah selirku.” 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status