Share

Diusir

“Kenapa pahamu merah begini, Nak?” tanyaku sambil memeluk Azfar.

“Dicubit tante Citra, Bu,” jawab Azfar sambil masih menangis.

Ya Alloh, Ya Robbi … berani sekali Citra mencubit anakku sampai merah dan kebiru-biruan begini! Pantas saja Azfar tak henti menangis, dia pasti sangat kesakitan! Awas kau Citra, kali ini aku gak akan diam. Kalau kau berani menyakiti anakku, aku tak akan segan maju melawanmu!

“Kenapa kok Tante Citra sampe nyubit kamu?”

“Tadi waktu aku lagi main di depan rumah, Tante Citra manggil aku, terus pas aku samperin ke dalam rumahnya, dia langsug cubit pahaku, Bu,” rintih Azfar.

“Jadi kamu gak salah apa-apa, Tante Citra main cubit aja?” tanyaku.

Azfar mengangguk. Aku langsung membaluri bekas cubitan itu dengan minyak gosok. Hanya itu yang kupunya untuk pertolongan pertama, aku tak punya salep atau semacamnya.

Setelah Azfar cukup tenang dan tangisnya mereda, aku mengajaknya menonton TV di ruang tengah.

Selagi Azfar asyik menonton, aku bergegas ke rumah Citra untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status