Share

Bab 15

Beberapa saat perempuan paruh baya itu terlihat berpikir. Hingga akhirnya dia menerima ajakan sang putra. Dengan ragu dia mulai berjalan ke rumah yang ada di pojokan jalan. 

"Mari. Bu, silahkan diminum tehnya."Yuli meletakkan secangkir diatas meja. 

Lina yang begitu sangat membenci Yuli justru memalingkan wajahnya saat melihat kehadiran menantu keduanya. Terlihat jelas jika dalam hati Lina masih belum bisa menerima kenyataan jika kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang sempit. Sementara itu Niko terlihat menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah sang ibu. 

"Diminum dulu, Bu. Kasihan Yuli sudah capek membuatkan teh itu untuk Ibu!" perintah Niko dengan lembut. 

"Ibu tidak akan minum teh itu,

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status