Share

Hanya Sebatas Istri Bayaran
Hanya Sebatas Istri Bayaran
Author: Putri rahmania

Bab 1

"Yuli. Menikahlah dengan suamiku!" ucap Rani sambil menatap Yuli dengan tajam. 

"Apa! Menikah dengan Tuan Niko. Tidak, Mbak. Itu tidak mungkin," jawab Yuli yang terlihat kaget. 

"Rani! Apa-apaan kamu, aku memintamu untuk memberi keturunan. Bukan menyuruhku untuk menikah lagi!" bentak Niko yang terlihat kesal. 

Sambil berdiri dari tempat tidurnya. "Aku tahu, tapi aku memang tidak mau memiliki anak. Apa kamu tahu masa kehamilan itu akan membuat ku menjadi gemuk, belum lagi saat anak itu lahir dan aku harus menyusuinya." 

"Kamu terlalu berlebihan. Rani, banyak wanita diluar sana masih terlihat cantik dan memiliki tubuh yang indah," jawab Niko sambil memperhatikan sang istri. 

"Mas aku bilang tidak ya tidak! Aku tidak mau mengorbankan karir ku hanya demi memberikanmu seorang anak." Rani menoleh ke arah Niko. 

"Tunggu-tunggu! Rani, apa tidak bisa kamu pikirkan lagi. Nak? Bagaimana mungkin kamu menyuruh Niko menikah dengan pembantu miskin ini," timpal Lina sambil memegang tangan Rani yang berdiri di depannya. 

"Tidak bisa. Bu," ucap Rani. "Dan kamu, Yuli. Kamu tidak perlu khawatir jika kamu mau menerima tawaranku, aku pastikan hidupmu dan keluargamu akan berubah." 

Yuli yang masih duduk di tempatnya hanya bisa menunduk. Dia terlihat memikirkan jawaban atas tawaran sang majikan. Keadaan Aminah yang sakit-sakitan memang membuatnya sangat membutuhkan banyak uang. 

Namun, menurutnya tawaran Rani sangatlah tidak masuk akal. Pasalnya mana mungkin ada seorang istri mau menerima kehadiran wanita lain. Terlebih hidup dalam satu atap. 

"Bagaimana, apa kamu bersedia?" tanya Rani hingga membuat Yuli terkejut.

"Tapi, Mbak. Apa kata orang jika Mas Niko menikah dengan saya, terlebih Mbak Rani adalah seorang bintang terkenal." Yuli terlihat gugup. 

"Sudah, aku tidak mau membahas masalah ini lagi." Niko yang sudah mulai kesal langsung meninggalkan ruangan itu. 

"Mas, Mas Niko! Kamu tidak bisa pergi begitu saja, Mas!" teriak Rani sambil menoleh ke arah Niko yang sudah berjalan keluar. 

"Rani! Lebih baik kamu pikirkan lagi tentang keputusanmu," ucap Lina sambil berdiri. 

"Semua sudah aku pikirkan matang-matang, dan aku rasa hanya ini jalan satu-satunya agar Mas Niko bisa memiliki anak," jawab Rani yang terlihat sungguh-sungguh dengan ucapannya. 

Sambil berdiri dari tempat duduknya. "Maaf, saya permisi dulu. Karena masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan di dapur." 

"Tunggu! Aku memberimu waktu 3 hari untuk menjawab semuanya, kamu tidak perlu khawatir. Aku akan membayarmu jika kamu menerima tawaranku," ucap Rani sambil berjalan ke arah Yuli. 

Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir wanita itu selain anggukan kecil. Dengan langkah pasti Yuli langsung keluar dari ruang kerja dan berjalan ke arah dapur. Sementara itu Lina yang masih berdiri di dekat Rani langsung menarik tangan menantunya itu. 

"Rani. Apa kamu tahu keputusanmu ini hanya akan menghancurkan rumah tanggamu," ucap Lina sambil duduk di sofa. 

"Tidak. Bu, aku tidak menghancurkan rumah tanggaku, justru aku menyelamatkannya dari kehancuran." Rani melepaskan tangan Lina. 

"Menyelamatkannya dari kehancuran, menyelamatkan bagaimana? Kamu tahu seiring berjalannya waktu Ibu yakin Niko akan meninggalkanmu," jelas Lina dengan wajah serius. 

Sambil tersenyum. "Bu, aku bukan perempuan bodoh. Jika wanita itu bersedia menikah dengan Mas Niko dia dan Mas Niko harus menandatangani surat perjanjian."

"Surat perjanjian. Maksudmu?" tanya Lina penasaran. 

Yuli Angraeni adalah seorang gadis manis dari desa Tlogo Ungu. Usianya yang masih 23 tahun tentu sangat terlalu muda untuk berjuang mencari nafkah. Keberadaan Yuli di rumah Rani adalah untuk bekerja sebagai seorang pembantu menggantikan ibunya yang sudah tua. 

Aminah yang memiliki riwayat penyakit jantung membutuhkan pengobatan rutin. Biaya hidup serta pengobatan sang ibu yang tidak sedikit membuat Yuli harus rela menamatkan pendidikannya di Sekolah menengah atas. Yuli yang saat itu baru saja menyelesaikan sekolahnya langsung bekerja sebagai karyawan di sebuah toko sembako di pasar tradisional. 

Hingga suatu hari, dia mendapat telepon dari Rani yang mengabarkan jika sang ibu sedang di rawat di rumah sakit. Sejak saat itulah Yuli meminta Aminah untuk beristirahat di rumah. Sementara dia harus bekerja bersama bintang terkenal itu menggantikan sang ibu. 

Kini tiga tahun sudah Yuli bekerja sebagai seorang pembantu di rumah Rani. Perkenalan yang tidak singkat itu membuat Rani begitu sangat mengenal sosok Yuli. Mungkin karena itulah Rani memilihnya untuk menjadi istri kedua Niko. 

***

Yuli yang malam itu baru saja menyelesaikan pekerjaannya di dapur. Tiba-tiba terkejut saat melihat sang majikan sudah berdiri di depan pintu dapur. Rani yang saat itu baru saja pulang, terlihat memperhatikan wanita itu dari jauh. 

Perlahan Rani mulai mendekati sang pembantu. "Bagaimana apa kamu sudah mendapatkan jawaban atas tawaranku." 

Gadis manis itu hanya terlihat menunduk saat Rani berdiri di hadapannya. Rasa ragu dan takut terus menghantui perasaannya. Hingga akhirnya jari tangan Rani mengangkat wajah Yuli agar memandangnya. 

"Aku bertanya padamu. Apa kamu sudah mendapat jawaban tentang tawaranku?" tanya Rani sambil memegang dagu Yuli. 

"Be-belum, Mbak." Yuli terlihat ketakutan.

"Belum! Apa kamu lupa kalau aku sudah memberimu waktu tiga hari untuk menjawab tawaranku. Lagi pula harusnya kamu bersyukur, aku memilihmu menjadi istri kedua suamiku seorang pria tampan yang memiliki banyak harta." Rani memandang wajah Yuli dengan tajam. 

"Bukan begitu. Mbak, aku hanya … ." 

"Aku tidak mau tahu apapun alasanmu! Kamu harus memberi jawaban padaku malam ini juga. Atau aku akan memecatmu sekarang juga," ancam Rani hingga membuat Yuli terkejut. 

"Ya Allah. Bagaimana ini?" batin Yuli sambil memandang kedua mata Rani.  

Dengan ragu, Yuli akhirnya menerima tawaran Rani untuk menjadi madunya. Mendengar jawaban gadis polos itu Rani langsung tersenyum lebar. Beberapa hari kemudian pernikahan kedua antara Niko dan Yuli dilakukan secara tertutup. 

Pernikahan siri itu hanya dihadiri kedua mempelai dan keluarga inti saja. Terlihat air mata mengalir membasahi pipi Yuli yang saat itu duduk di samping Niko. Namun, pemandangan berbeda terlihat dari wajah Rani yang terlihat tersenyum bahagia saat menyaksikan ijab kabul sang suami. 

Dalam satu tarikan nafas Yuli kini sudah menyandang status Nyonya Niko. Setelah acara ijab kabul. Setelah acara selesai dilakukan. Rani segera meminta Yuli untuk menandatangani surat perjanjian. 

Sebuah surat yang menyebutkan jika Yuli berjanji akan menyerahkan anaknya setelah melahirkan. Dan dia juga akan langsung menceraikan suaminya sebulan setelah bersalin. Bahkan di surat tersebut juga dijelaskan nominal uang yang diterima Yuli, serta konsekuensi yang harus diterima jika ia melanggar perjanjian itu. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status