Share

Bab 5

Author: Araina_ina
last update Last Updated: 2025-12-09 19:16:05

Baik Renata maupun Royan sama – sama tercenung saat mendengar pertanyaan singkat dari pria luar biasa di depan mereka.

Terlebih bagi Renata. Meski ia awalnya hanya asal bicara tapi ia tahu jika ucapannya ini tidak berdasar dan terkesan tidak masuk akal. Dia bahkan bersiap untuk mendengar penolakan dari mulut Damian.

Siapa yang mengira jika Damian justru bertanya alasan padanya? Seolah Damian memang mempertimbangkan usulan yang ia kemukakan barusan.

‘Gleeek!’ Tanpa sadar Renata menelan ludah dan matanya menatap lekat – lekat wajah tampan bak patung itu tanpa berkedip.

Ia menarik nafas dalam – dalam sebelum mulutnya kembali membuka, “Karena saya juga butuh seseorang yang bisa melindungi saya yang juga berada di pihak saya. Saya tidak tahu alasan Anda untuk mencari istri, hanya saja saya bisa menjadi istri yang Anda butuhkan.”

“Istri yang aku butuhkan? Apakah kau tahu istri apa yang aku butuhkan?” Damian justru bertanya dengan ruat wajah tidak tertebak. Namun matanya yang tajam bagaikan elang membuat Renata gugup setengah mati.

Hanya saja, toh dia sudah melangkah dan terlanjut berbicara. Dia tidak mungkin mundur saat ini juga bukan? Sudah terlambat, ia harus tetap melangkah maju.

Dengan wajah tenang Renata menjawab, “Tidak tahu. Hanya saja, saya yakin bisa menjadi istri seperti yang Anda inginkan.” Ucapannya penuh dengan kepercayaan diri seolah itu adalah hal mutlak yang memang seharusnya terjadi. Membuat Damian menatapnya tanpa berkedip. Di matanya yang segelap sumur itu, ia tengah menatap dengan serius seolah tengah mempertimbangkan sesuatu di pikirannya.

‘’Royan ... cari tahu identitas Nona ini. Jika dia tidak bermasalah, aku akan menikahinya hari ini juga.”

Setelah berkata dengan ringan Damian pergi meninggalkan dua orang yang masih tertegun di tempatnya.

‘’Apakah aku tidak salah dengar?” Begitulah yang ada di dalam pikiran Royan.

Hanya saja ia berusaha menormalkan mimik wajahnya dan memandang wajah cantik tanpa riasan milik Renata. Meski tidak memiliki riasan di sana namun kecantikan alami ini akan membuat hati siapapun terhanyut. Terlebih saat gadis di depannya ini tersenyum, senyum itu bahkan mampu membuat semua laki – laki terkesima saat melihatnya.

‘‘Ehhem .. ehem..!” Dengan sedikit berdeham Royan menormalkan suasana yang ada dan mulai bersikap profesional.

“Nona. Silahkan!” dengan melambaikan tangannya untuk mempersilahkan Renata berjalan, Royan berucap.

Renata mengangguk dan berjalan mengikuti ke arah dimana Damian pergi.

“Nona, mohon tunggu di sini. Dan ...  bisakah saya meminjam tanda pengenal Anda?” Dengan masih bersikap sopan Royan berkata.

Renata mengambil dompet dan menyerahkan identitas dirinya pada Royan dengan tenang.

‘’Saya akan segera kembali!” Setelah berkata demikian Royan meninggalkan Renata dan pergi ke ruang samping.

‘Tok .. Tok’ Suara pintu diketuk dan menampilkan sosok Royan yang tengah membawa berkas di hadapan Damian.

‘’Tuan, saya sudah mendapatkan seluruh riwayat hidup Nona Renata. Beliau tidak memiliki skandal dan juga hidup dengan bersih selama ini. Beliau adalah putri kedua dari Keluarga Aditama. Tapi, sudah beberapa tahu sejak beliau tidak kembali ke Kediaman Aditama dan memilih tinggal sendiri. Beliau juga seorang wartawan di salah satu perusahaan media terbesar di Dawnbreak.”

Damian yang mendengar informasi dari bawahannya ini terdiam. Hanya terdengar ketukkan jari telunjuknya yang mengetuk meja dengan teratur. Pikirannya rumit seolah tengah merancang semuanya untuk masa depan.

“Baiklah. Aku akan menikahinya. Siapkan perjanjiannya!” Damian akhirnya berkata yang segera diangguki oleh Royan.

Mungkin karena Royan sudah terbiasa bekerja dengan  cekatan dan profesional sehingga apapun yang ia kerjakan akan selesai dengan mudah dan cepat.

Di tuang tunggu, Renata masih duduk dengan tenang. Meski dia terlihat santai tapi hatinya juga sedikit cemas. Perasaan antara apakah dia akan benar – benar menikah dengan Damian. Atau apakah pernikahan ini akan baik – baik saja ke depannya.

Baginya, selama Damian bisa menghargainya sebagai istri ia juga tidak akan keberatan. Jika tidak memiliki perasaan satu sama lain, asal hidup dengan saling menghargai dan menghormati juga lebih baik. Yang jelas baginya saat ini adalah bagaimana ia bisa membalas dendam tentang pengkhianatan yang dilakukan oleh dua orang yang begitu ia benci itu.

“Nona Renata, Tuan memanggil Anda. Silahkan!” Suara itu berhasil membuyarkan lamunan Renata dan berakhir dengan menaikkan pandangannya.

Ia bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam ruangan yang terlihat formal dan mewah.

“Duduklah!” Seraya menunjuk ke arah sofa yang tersedia, Damian berkata.

Renata pun duduk di sana dengan tenang. Sikapnya terlihat anggun dan penuh percaya diri yang jarang dimiliki oleh orang saat berhadapan dengan Damian.

“Aku sudah mencari tahu mengenaimu. Jika kau tidak keberatan aku akan mendaftarkan pernikahan kita hari ini juga. Aku juga bukan orang yang rumit, selama kau menjadi istriku aku tidak menyukai pengkhianatan. Kau harus menjauh dari pria lain dan tidak terlibat skandal apapun. Juga, untuk masalah lainnya kau tidak akan ku tahan. Kau masih bebas melakukan apa yang kau inginkan. Dan ... setelah kita menikah aku meminta kau untuk tinggal di rumah yang sudah ku siapkan.”

Renata mendengar dengan seksama semua yang dikatakan pria di depannya ini.

“Jadi, tugasku sebagai istri adalah ...?” Renata tidak mengerti saat Damian menyebutkan poin – poin itu. Tidak ada hal yang berat yang harus ia lakukan.

“Tidak ada.” Jawab Damian dengan tenang.

Mata Renata yang cerah masih menatap wajah tampan Damian itu. Mencoba mencari celah jika seandainya pria itu tengah berdusta. Hanya saja, dia benar – benar tidak menemukan keraguan ataupun kebohongan di mata yang tajam dan dingin itu. Membuat Renata akhirnya bernafas lega.

Ia mengangguk dan berkata, “Baiklah. Kalau begitu aku setuju.” Ujarnya yang akhirnya membubuhkan tanda tangan di surat perjanjian di depannya.

Baginya, itu bukan hal yang sulit untuk ia lakukan. Toh memang dasarnya dia tidak menyukai jika dekat dengan pria lain. Selama Damian mau memberikan perlindungan baginya itu sudah cukup.

Setelah Renata, Damian juga membubuhkan tanda tangannya di sana. Dan keduanya pun segera pergi ke kantor urusan pernikahan untuk mendaftarkan pernikahan mereka.

Hanya membutuhkan waktu 10 menit bagi keduanya akhirnya keluar dari kantor itu dan membawa masing – masing buku pernikahan mereka.

Entah kenapa Renata sendiri merasa semua seperti mimpi. Semua berjalan begitu cepat dan otaknya masih belum bisa memproses segalanya. Hanya saja, ia tidak memiliki waktu untuk berdiam diri.

“Kau akan kemana?” Damian yang sudah berada di samping mobil bertanya.

‘’Aku ingin kembali ke hotel tadi. Temanku datang untuk menjemputku. Dia akan kebingungan mencariku?”

“Temanku wanita!” tanpa menunggu Damian bertanya Renata sudah lebih dulu menjelaskan.

Damian menatap wajahnya dan akhirnya mengangguk tipis. “Naiklah! Aku akan mengantarmu ke sana.”

Renata pun ikut masuk dan ini adalah kedua kalinya dia duduk di mobil yang sama dengan Damian. Jika sebelumnya ia masih bukanlah siapa – siapa bagi Damian tapi kini ia justru sudah menjadi istri Damian. Semakin dipikirkan entah kenapa membuat Renata sedikit tegang.

Mungkin Damian merasakan ketegangan itu dan akhirnya menoleh ke arahnya.

“Kau baik – baik saja?” ucapannya mulai melembut dan tidak sedingin sebelumnya.

“Ya. Terima kasih.” Dengan tersenyum Renata menjawab dan menatap balik ke arah wajah tampan bak Dewa itu.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Cinta Tuan Muda Damian   Bab 10

    Darah Renata berdesir saat mendengar kalimat ini. Matanya yang sejernih air menatap lekat – lekat mata tajam milik Damian. Mencoba mencari celah kebohongan yang mungkin terlihat di sana. Sayangnya, ia tidak menemukannya sedikitpun. Tatapan itu tampak tajam dan dalam, tapi bukan tatapan kemunafikan yang biasa ia lihat di mata Julian. Renata segera menarik pandangannya dan bergumam pelan, “Terima kasih.”Meski itu terdengar kecil tapi Damian bisa mendengar dengan jelas. Tanpa diketahui oleh Renata, sesungging senyum tipis terlihat di wajah Damian yang jarang sekali terlihat. Dari kursi pengemudi Royan yang melihat senyum tuannya dari kaca tengah, tiba – tiba tanpa sadar mengerem mobil secara mendadak. Membuat Renata hampir jatuh ke depan. Beruntung tangan kekar milik Damian dengan tanggap menangkap tubuhnya. Damian segera melemparkan pandangan dingin pada sekretarisnya itu. Royan hanya bisa merasa punggungnya dingin.Dengan sedikit gemetar Royan menjawab, “M-Maafkan saya Tuan, Nyony

  • Hasrat Cinta Tuan Muda Damian   Bab 9

    Sesampainya di Lobi apartemen, dering ponsel kembali terdengar. Rahang Renata mengeras saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Ia memilih untuk menolak panggilan itu. Hanya saja, berkali – kali panggilan itu tidak juga berhenti. Membuatnya mengerutkan kening sebelum akhirnya dengan enggan mengangkat panggilan tersebut. ‘’Renata?! Kau ada dimana?! Hari sudah siang dan kau bahkan belum sampai ke kantor?! Tahukah kau, karena keterlambatanmu itu pekerjaan menjadi menumpuk dan beberapa pekerjaan menjadi terbengkalai?!”Bahkan Renata belum sempat memberikan salamnya tapi suara Julian sudah lebih dulu terdengar dengan setengah berteriak dari ujung panggilan.Jika biasanya, Renata akan segera meminta maaf dan terburu – buru ke kantor untuk mengurus semuanya, kali ini dia memilih untuk tetap tenang di tempatnya. Renata masih diam dan dengan santai mendengar semua ocehan yang keluar dari mulut Julian hingga keheningan menyergap keduanya.Setelah menunggu jeda yang agak lama, denga

  • Hasrat Cinta Tuan Muda Damian   Bab 8

    Joan adalah orang yang selalu berada di samping Renata bahkan saat dirinya menjadi model. Perjuangan Renata untuk meraih posisi itu, tentu Joan tahu dengan betul. Dia adalah saksi hidup yang melihat segala perjalanan sahabatnya ini.Bahkan ketika Renata mengatakan padanya untuk mundur dan menarik diri dari dunia modelling, Joan adalah orang pertama yang paling menentang. Tidak terhitung berapa kali ia mencoba untuk bisa meyakinkan Renata agar tidak menyerah begitu saja pada mimpinya.Hanya saja, ia juga tidak bisa memaksa terlalu jauh. Bagaimanapun keputusan akhirnya ada di tangan Renata saat itu. Sebagai sahabat, ia hanya bisa menghargai keputusan itu meski sangat disesalkan.Sekarang saat mendengar jika sahabatnya itu ingin kembali ke industri fashion, sebagai sahabat ia tentu sangat bahagia. Melebihi kebahagiaan apapun yang ia pernah alami dalam hidup.“Renata, jangan khawatirkan apapun. Lagi pula, kau juga tahu bagaimana aku memiliki sedikit pengaruh dalam dunia itu. Kau bisa memp

  • Hasrat Cinta Tuan Muda Damian   Bab 7

    Ia sendiri tidak pernah mengira jika Renata akan bisa membalas dirinya. Selama ini Renata hanya akan diam dan membisu jika ia mengatakan apapun di depan orang lain. Bahkan meski dia mengolok – olok Renata, Renata tidak akan berbicara atau bahkan membalas. Ia hanya akan memilih diam, tidak peduli cercaan seperti apa yang mengarah padanya. Juwita mengira jika kali ini akan seperti biasanya. Siapa yang mengira jika Renata justru memiliki sikap yang tidak hanya anggun namun juga tenang dalam mengendalikan keadaan? Ia seperti seorang yang berbeda yang membuat Juwita merasa asing di saat yang bersamaan. Saat ia menoleh ke arah Julian, tatapannya tiba – tiba muram saat mendapati tatapan pria di sisinya itu yang masih menatap sosok Renata yang sudah menjauh dari mereka. Beberapa orang di sekitar berbisik, membuat Juwita segera menarik lengan Julian untuk menyadarkan lamunannya. ‘’Julian, di sini sangat ramai. Mari kita pergi lebih dulu.” Kalimat lembut ini sukses menyadarkan Julia

  • Hasrat Cinta Tuan Muda Damian   Bab 6

    Sesampainya di depan hotel, Renata menatap mobil Maybach Exelero itu pergi menjauh. Baru setelah mobil itu tidak lagi terlihat ia memasuki lobi dan ingin menghubungi Joan. ‘Bruuuk!’ Tanpa disadari Renata justru menabrak seseorang hingga dirinya mundur dan jatuh ke belakang. “Hati – hati! Sayang, kamu tidak apa?” Suara itu begitu familiar di telinga Renata. Saat ia mendongakkan kepalanya ia justru melihat sosok Julian yang kini memperlihatkan raut khawatirnya pada wanita di sisinya yang tidak lain adalah Juwita, kakak tirinya. Nampak kening Juwita memerah karena benturan yang terjadi. “Kau tidak punya mat ...!” suara Julian tertahan saat melihat siapa wanita yang baru saja menabrak Juwita. Tidak pernah mengira jika Renata justru ada di sini. Bukankah wanita itu seharusnya masih terbaring di tempat tidur? Lalu, kenapa dia sudah ada di sini? Begitu kira – kira yang ada di pikiran Julian. Juwita juga ikut melihat sosoknya. Hanya saja tidak ada sikap canggung atau malu – ma

  • Hasrat Cinta Tuan Muda Damian   Bab 5

    Baik Renata maupun Royan sama – sama tercenung saat mendengar pertanyaan singkat dari pria luar biasa di depan mereka. Terlebih bagi Renata. Meski ia awalnya hanya asal bicara tapi ia tahu jika ucapannya ini tidak berdasar dan terkesan tidak masuk akal. Dia bahkan bersiap untuk mendengar penolakan dari mulut Damian.Siapa yang mengira jika Damian justru bertanya alasan padanya? Seolah Damian memang mempertimbangkan usulan yang ia kemukakan barusan.‘Gleeek!’ Tanpa sadar Renata menelan ludah dan matanya menatap lekat – lekat wajah tampan bak patung itu tanpa berkedip. Ia menarik nafas dalam – dalam sebelum mulutnya kembali membuka, “Karena saya juga butuh seseorang yang bisa melindungi saya yang juga berada di pihak saya. Saya tidak tahu alasan Anda untuk mencari istri, hanya saja saya bisa menjadi istri yang Anda butuhkan.”“Istri yang aku butuhkan? Apakah kau tahu istri apa yang aku butuhkan?” Damian justru bertanya dengan ruat wajah tidak tertebak. Namun matanya yang tajam bagaika

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status