Beranda / Romansa / Hasrat Cinta sang Mantan / Bab 4 sebenernya kamu masih mencintaiku

Share

Bab 4 sebenernya kamu masih mencintaiku

Penulis: Miss Luxy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-07 23:59:28

"Haruskah aku menjawabnya juga? Aku rasa kamu sudah tahu jawabanku!" balas Kenny yang kini hanya berjarak beberapa centimeter saja dari Tasya. Tasya langsung memalingkan wajahnya dan sedikit menjauhi Kenny.

"Sebaiknya kita tidak usah membahas ini lagi," potong Tasya, wanita itu tidak ingin menyalakan api asmara yang sempat padam karena saat ini dirinya telah bersuami.

"Apa kamu bahagia hidup bersama Helmi? Apa Helmi bisa menerimamu apa adanya?" Pertanyaan itu tiba-tiba saja terucap dari bibir Kenny.

"Kenapa kamu tanyakan itu?" Tasya membalas ucapan Kenny dengan menatapnya tajam.

"Aku kan cuma tanya, harusnya kamu mengerti kenapa aku tanyakan ini, Sya! Apa kamu sudah lupa malam perpisahan sekolah kita melakukannya di rumah dengan sangat sadar dan tanpa paksaan, aku memilikimu malam itu!" terang Kenny tentang malam pertama mereka sebelum sah.

Mendengar itu, seketika ingatan Tasya memutar kembali memori beberapa tahun silam saat mereka baru saja merayakan malam kelulusan SMA. Malam itu keduanya larut dalam suasana dan akhirnya hal yang seharusnya tidak boleh mereka lakukan kecuali dilakukan oleh suami istri terjadi juga.

Tasya dan Kenny memang telah melampaui batas namun mereka melakukannya hanya sekali. Iya, sekali, tapi tidak bisa dilupakan dengan mudah.

Wanita itu menelan ludahnya, wajahnya mulai panik dan kali ini ia merasa rapuh. Kenapa dirinya tidak menikah dengan Kenny yang jelas-jelas sangat mencintainya, kenapa jodohnya berubah menjadi Helmi, pria yang dulu sangat mencintainya tapi tidak untuk saat ini. Pertanyaan itu tiba-tiba memenuhi pikiran Tasya.

"Sudahlah, aku mau ke kamar! Terima kasih banyak untuk tehnya!"

Tasya mendadak memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Ia meletakkan teh hangat itu di atas meja lalu ia segera pergi meninggalkan Kenny yang masih terpaku di sana. Pria itu terus memperhatikan kepergian Tasya, matanya tidak bisa berbohong jika rasa cinta itu masih ada.

"Well, Tasya! Aku tahu betul sebenarnya kamu masih mencintaiku," gumam Kenny dengan senyum tipisnya. Rahang tegas itu mengerat seolah-olah ada sesuatu yang harus ia dapatkan kembali. Lalu, ia mengambil cangkir teh milik Tasya yang diletakkan di atas meja. Setelah itu, Kenny meletakkan cangkirnya sendiri dan mengambil cangkir teh milik Tasya. Kemudian, tanpa ada rasa jijik ia meminum cangkir teh bekas bi-bir Tasya dan menikmatinya.

"Hmmm cinta itu memang gila, Tasya! Mungkin bagimu pertemuan kita ini sebuah kebetulan, tapi bagiku ini adalah kesempatan untuk mengambil cintaku yang hilang!"

***

Keesokan harinya, semua keluarga berkumpul di ruang makan. Menikmati sarapan pagi sebelum semuanya kembali beraktivitas. Tampak Tasya duduk di samping sang suami, sedangkan Kenny duduk di samping Lisa.

Tatapan mata Kenny langsung tertuju pada Tasya yang kebetulan duduk berhadapan. Pria itu tampak memberikan sedikit senyuman kepada kakak iparnya itu dan Tasya pun langsung membuang muka tak ingin suami dan mertuanya curiga.

Sementara itu, ibu mertua Tasya, Nyonya Ana berkata kepada Tasya dengan sedikit sinis saat tahu Tasya makan dengan porsi sedikit. Tasya memang sedang menjalani diet karena berat badannya semakin hari semakin bertambah.

"Tasya, bukannya kamu ini sedang menjalani program kehamilan, kenapa makanmu cuma sedikit? Kalau seperti ini, bagaimana bisa kamu cepat hamil?" ucap Nyonya Ana sedikit ketus. Tasya tersenyum dan berusaha untuk menjelaskan kepada ibu mertuanya.

"Iya, Ma. Aku sedang menjalani diet Karbo, kata dokter nggak apa-apa kok, itu tidak akan mempengaruhi progam kehamilanku, Mama tidak usah khawatir!" jawab Tasya. Namun, rupanya penjelasan Tasya tidak diterima begitu saja oleh sang mertua.

"Tidak usah khawatir katamu! Nggak usah alasan. Kamu ini udah jadi istri Helmi bukan cuma setahun, tapi hampir tiga tahun loh. Udah konsultasi ke dokter mana pun juga udah lama. Masa sampai sekarang nggak hamil-hamil juga. Jangan-jangan kamunya yang mandul!" hardik Nyonya Ana yang langsung menghakimi menantunya.

Tuan William, sang suami yang lebih sabar tampak tidak suka jika istrinya bicara seperti itu kepada menantunya.

"Jangan begitu, Ma. Siapa tahu saja memang mereka belum rejeki saja. Toh, dulu kita juga baru dua tahun, lalu Helmi lahir, sabar dong! Kita dukung saja anak dan menantu kita!" kata pria itu.

"Nggak bisa gitu dong, Pa! Jangan samakan Mama dengan Tasya. Aku dulu emang sengaja menunda kehamilan karena aku masih terlalu muda waktu nikah sama kamu. Sedangkan Tasya, dia ini sudah cukup umur bahkan udah waktunya punya anak, tapi ya mungkin emang dia mandul aja jadi nggak bisa hamil!" lanjut Nyonya Ana tanpa perasaan.

Tentu saja Tasya merasa bersedih dengan ucapan ibu mertuanya. Ia tak menyangka jika masalah dirinya yang belum bisa hamil membuat wanita yang dulu menyayanginya, kini berubah sinis padanya.

"Kenapa Mama bilang begitu? Kata dokter kami berdua tidak ada masalah, mungkin Tuhan belum ngasih rejeki anak sama kami!" sahut Tasya yang sebenarnya sangat bersedih sang mertua bicara seperti itu. Di sisi lain, Helmi tidak membela istrinya sama sekali, pria itu justru sibuk melihat layar ponselnya sambil makan.

"Jangan menyalahkan Tuhan. Kalau kamu nggak berusaha ya mana bisa kamu hamil. Kalau Helmi nggak mungkin yang mandul. Kebanyakan itu wanitanya yang bermasalah. Kalau begini terus, Mama yang malu. Punya mantu tapi nggak bisa ngelahirin anak, apa mungkin aku harus ganti mantu aja ya!"

Sungguh, ucapan Nyonya Ana kali ini terlalu menyakitkan hati Tasya. Air matanya mulai mengembun dan tak lama butiran bening itu jatuh di pipinya.

Sementara itu, Lisa, sang adik ipar yang melihat Tasya sedang menangis. Bukannya kasihan, justru ia ikut mengumpat sang kakak ipar.

"Halah, lebay banget sih! Dibilangin gitu doang, mewek!" sungut Lisa kepada Tasya.

"Lisa, kamu jangan bicara seperti itu, kasihan Mbak Tasya!" sahut Kenny yang merasa tak tega melihat Tasya diperlukan seperti itu oleh ibu mertua dan istrinya. Apalagi saat ia melihat reaksi Helmi yang dingin dan tidak peduli dengan perasaan istrinya.

"Kamu kenapa sih, Mas! Emang bener kan aku ngomong. Mbak Tasya itu terlalu baperan. Mama ngomong bener kok. Harusnya Mbak Tasya tahu diri kalau dia emang nggak bisa ngasih keturunan buat Mas Helmi!" kata Lisa yang semakin membuat Tasya tidak sanggup lagi duduk di sana. Wanita itu pun langsung beranjak pergi ke kamarnya.

"Hah, pasti ngambek. Kayak anak kecil!" umpat Lisa lagi saat Tasya pergi. Kenny terlihat makin kesal dengan sikap keluarga istrinya kepada Tasya. Ia pun tanpa sadar membalas perkataan Lisa dengan berbalik menuduhnya mandul.

"Oh begitu, jika Mbak Tasya bisa seperti itu, itu artinya tidak menutup kemungkinan kamu juga mandul dong? Udah setahun lohh kita nikah. Masa kamu belum hamil juga?"

Lisa langsung diskakmat oleh suaminya sendiri. Wanita itu pun tidak terima dengan ucapan suaminya. Ia langsung menyiram wajah Kenny dengan air minum sehingga membuat wajah pria itu basah kuyup.

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 34 Kecupan mesra

    Tak berhenti di situ, Tasya pun juga membalasnya dengan mengajak Helmi sekalian. "Oh ya, Mas! Aku juga mau ngajak kamu pergi ke Bali sekalian. Acaranya lima hari di Bali. Aku dan Kenny kan satu angkatan yang sama, Kenny aja ngajak Lisa, terus aku ngajak siapa dong kalau bukan kamu. Biar aku ada yang jagain, mau, ya? Pliss!" ucap Tasya kepada suaminya. Helmi pun tersenyum dan mengiyakan permintaan sang istri. Tidak ada salahnya ia ikut, daripada dirinya harus direpotkan dengan kehamilan Rina, lebih baik ia pergi berlibur bersama Tasya. "Lima hari di Bali? Hmmm biar nanti aku atur, aku usahakan, ya!" jawab Helmi. "Makasih ya, Mas!" "Sama-sama, di Bali kita pasti punya lebih banyak waktu untuk berdua, siapa tahu pulang dari Bali kamu segera hamil!" Ucapan Helmi, seketika membuat Kenny tak kuat untuk mendengarnya. Pria itu pun pamit pergi sebelum makan malam selesai. "Maaf, aku sudah kenyang, aku pergi dulu, permisi!" Kenny beranjak pergi keluar rumah. "Mas, kamu mau ke mana?" teria

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 33 Cemburu

    Ekspresi Kenny masih datar, tak ada respon apa pun, Kenny tak merasakan sesuatu saat tangan Lisa mengusap-usap miliknya, bahkan Lisa sampai berusaha untuk membangkitkan gairah sang suami dengan memainkan lidahnya di bawah sana. Namun tetap saja, sesuai tuduhan Lisa kepada suaminya, milik Kenny tidak menegang sama sekali, justru benda itu nyaris tidur.Sangat berbeda jika dirinya dihadapkan dengan Tasya. Hanya dengan memandang tubuh wanita itu saja, hasrat Kenny langsung bangkit dan ingin sekali menerkamnya.Setelah beberapa saat Lisa bermain pada tongkat kesaktian suaminya. Mendadak wanita itu bertanya dengan nada menelisik."Mas, kamu habis klimaks, ya?"Kenny terkesiap mendengar pertanyaan istrinya. Sisa-sisa percintaan dirinya dengan Tasya masih sangat basah, sehingga membuat Lisa tahu bahwa Kenny baru saja melakukan aktivitas seksual atau mungkin mimpi basah, pria itu harus mencari alasan agar Lisa tidak curiga."Ohhh, iya tadi... Aku, aku mimpi basah, iya begitulah, aku belum sem

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 32 Aku mau main

    Lisa telah sampai di lantai atas, wanita itu hendak berjalan menuju ke kamarnya. Namun ketika ia hendak membuka handle pintu, Lisa kembali berputar arah, ia lupa salah satu belanjaan tertinggal di dalam mobil. "Astaga! Bisa-bisanya aku lupa!" Akhirnya, wanita itu kembali turun untuk mengambil tas belanjaan yang ada di dalam mobil. Di sisi lain, setelah menikmati hangatnya cinta yang membara itu, Tasya segera memakai lagi pakaiannya. Wanita itu harus buru-buru agar sang suami tidak curiga dan bertanya-tanya. Sedangkan Kenny, pria itu masih berada di atas tempat tidur sambil tersenyum memperhatikan kakak iparnya yang sedang memakai pakaian. "Aku harus pergi! Semoga saja Mas Helmi tidak tanya macam-macam!" ucap wanita itu sambil melirik wajah Kenny yang sedang menatapnya penuh cinta. "Biarin saja dia nyariin kamu. Aku adalah Rahwana yang sedang mencuri Dewi Shinta dari tangan Helmi. Tapi sayangnya, Helmi bukan seorang Rama. Tapi dia itu lebih buruk dari seorang Rahwana. Dan sekarang,

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 31 I love you

    "Kamu itu gimana sih, ceroboh sekali. Gimana ceritanya remote bisa kamu tindihin, hati-hati dong! Jangan sering ngerusak barang-barang di rumah ini. Aku belinya susah payah dengan uangku, kamu tinggal lihat TV aja pakai nindih remot nya, dasar ceroboh!" sungut Helmi."Iya aku minta maaf, lagipula remot nya nggak rusak kok, baiklah kalau begitu aku matikan saja TV nya!" Tasya langsung mematikan televisi tersebut dan wanita itu segera pergi meninggalkan Helmi di sana.Tasya pergi ke kamarnya setelah dimarahi oleh suaminya. Wanita itu pun merutuki dirinya sendiri karena sudah ceroboh menindih remote tersebut saat permainan panas mereka."Hihhh bodoh! Bisa-bisanya ketindihan tuh remote, untung aja nggak ketahuan!" gerutu Tasya sambil berjalan menuju ke kamarnya. Di saat wanita itu hendak sampai di kamarnya, tiba-tiba saja Kenny menarik tangan wanita itu dari arah kamarnya yang tidak jauh dari kamar Tasya dan Helmi."Hah!" Tasya sangat terkejut ketika Kenny membawanya masuk ke dalam kamar

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 30 Di atas sofa 21+

    Pria itu berdiri setelah melihat Helmi yang sedang keluar membeli sesuatu. Kenny berjalan mengendap-endap menuju ke tempat sofa di mana Tasya berada. Pria itu tersenyum miring sembari melihat situasi, kebetulan para pelayan juga libur, hanya satpam penjaga dan tukang kebun yang ada di luar rumah sehingga tidak mungkin mereka mengetahui kejadian di dalam rumah. Setelah dirasa aman, Kenny mulai mengejutkan Tasya yang saat itu sedang dalam posisi tiduran. Pria itu tiba-tiba mengecup kening Kakak iparnya dari atas. Tasya langsung terbangun dan melihat wajah Kenny yang sedang tersenyum. "Kenny, sedang apa kamu di sini? Nanti ada yang lihat!" kata Tasya panik. Wanita itu memperhatikan sekeliling bila saja ada orang yang melihat mereka sedang berdua. "Nggak bakalan ada yang lihat. Suamimu sudah pergi pakai mobil, di rumah ini cuma kita berdua saja, hanya kita!" balas Kenny sembari duduk di samping Tasya dan langsung menciumi leher wanita itu. "Ah Ken, jangan sekarang, aku takut!" Tasya b

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 29 kamu hamil!

    "Apa? Ka-kamu hamil! Kok bisa? Aku selalu memakai kondom pas kita bermain, mana bisa hamil!" sahut Helmi tak percaya dengan wajah cemas, sesekali ia menoleh ke arah sang istri, khawatir jika Tasya mendengarkannya. "Ya bisa lah, Mas! Kita kan sering melakukannya, dan kondom itu bisa aja kan bocor, gimana sihh! Ayo buruan nikahin aku, Mas! Dan ceraikan istri kamu! Udah kubilang kan, istri kamu itu mandul nggak bisa ngasih kamu anak!" desak Rina. "Shit! Ya nggak bisa gitu dong, Rin! Aku nggak bisa nikahin kamu untuk saat ini!" kata Helmi menolak. "Kalau kamu nggak mau nikahin aku, terus gimana dengan nasib anak ini!" desak Rina lagi. "Gugurkan! Aku kasih cek sekarang juga dan gugurkan kandunganmu!" kata Helmi dengan serius. "Hah, kamu sudah gila, Mas! Aku nggak mau gugurin kandungan ini. Aku tetap minta pertanggungjawaban kamu, kalau kamu nggak mau nikahin aku, aku bakalan datang ke rumah kamu dan bilang ke semua orang bahwa aku sedang hamil darah dagingmu!" ancam Rina, setelah itu i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status