Home / Romansa / Hasrat Cinta sang Mantan / Bab 5 Aku takut, Ken!

Share

Bab 5 Aku takut, Ken!

Author: Miss Luxy
last update Last Updated: 2025-10-08 00:00:27

"Lisa! Apa yang kamu lakukan?" sahut sang Papa, Tuan William Mahardika saat tahu kelakuan lancang sang putri kepada suaminya. Lisa tidak menggubrisnya, wanita itu segera pergi keluar rumah dengan perasaan marah.

"Aku pergi!" katanya tanpa basa-basi. Kenny mengusap wajahnya dan pria itu sepertinya sudah hilang kesabaran menghadapi sikap Lisa yang tidak pernah menghormatinya. Namun, ia tidak ingin membuat Tuan William bersedih karena ia tahu jika pria itu sedang sakit. Apa jadinya jika ia ikut marah, dipastikan kondisi kesehatannya akan semakin memburuk.

"Tidak apa-apa, Pa," kata Kenny berusaha terlihat tegar. Namun sebenarnya, dirinya sudah bosan dengan perlakuan sang istri yang kerap sekali kurang ajar padanya.

"Aku tidak tahu lagi bagaimana membuat Lisa berubah, anak itu benar-benar keterlaluan!" kata Tuan William yang merasa kecewa.

"Sudahlah, Pa, cuma masalah gitu aja dibesar-besarkan, ya wajar lah Lisa bersikap seperti itu karena dia terpaksa, Papa sih udah tahu Lisa itu nggak mau dinikahkan dengan Kenny, masih saja dipaksa!" sahut Nyonya Ana yang sedari awal tidak setuju Lisa menikah dengan Kenny.

"Mama tidak usah memperkeruh suasana!" sahut Tuan William.

Di sisi lain, Helmi pun segera berangkat kerja. Sungguh, pria itu tidak menghiraukan istrinya sama sekali.

"Aku berangkat dulu, Pa, Ma!" pamit Helmi sebelum pria itu keluar rumah.

"Hati-hati, Nak!" Nyonya Ana terlihat sangat menyayangi putranya. Pria itu pun segera keluar seolah-olah ia sudah ditunggu-tunggu oleh seseorang. Sesekali ia melihat ke arah jam tangannya dan tak ingin terlambat.

Sementara itu Kenny, pria itu berangkat kerja agak siangan dan nyantai. Sebagai bos dari sebuah showroom mobil, Kenny lebih sering berada di rumah dan ia datang ke showroom hanya untuk mengawasi dan menerima laporan dari anak buahnya.

Melihat sikap acuh Helmi kepada Tasya. Kenny pun merasa sangat yakin jika mereka ada masalah. Terlebih ibu mertuanya bicara seperti itu, menuduh Tasya mandul.

"Ada apa ini? Sepertinya Tasya sedang dalam masalah. Kasihan dia, bahkan Helmi pun tidak menghiraukannya sama sekali!" batin Kenny.

***

Siang harinya, Nyonya Ana mengantarkan sang suami kontrol ke dokter. Sehingga hanya ada Tasya di rumah bersama beberapa pelayan. Kebetulan, Kenny yang hari ini berangkat lebih siang sehingga ia memiliki kesempatan untuk berbicara dengan Tasya.

Setelah Nyonya Ana dan Tuan William pergi. Kenny pun memberanikan diri untuk bertanya kepada kakak iparnya itu tentang masalah apa yang sedang dihadapi wanita itu. Mungkin saja ia bisa memberikan solusi.

Tasya yang saat itu berada di dapur, tiba-tiba ia terkejut saat melihat kedatangan Kenny yang berdiri di belakangnya. Tasya yang sedang sibuk memasak, wanita itu tidak memperhatikan kedatangan Kenny, sampai akhirnya ia tidak sengaja menabrak dada Kenny saat hendak berbalik badan.

"Ken, kamu bikin aku kaget! Ada apa kamu ke sini?" tanya Tasya salah tingkah. Tak bisa dipungkiri jika kedua mata wanita itu terlihat sembap karena habis menangis. Sedangkan Kenny, pria itu menahan punggung Tasya agar wanita itu tidak terjatuh.

"Kamu baik-baik saja kan, Sya?" tanyanya dengan jarak yang begitu dekat. Waktu seolah berhenti berputar beberapa detik. Tatapan mata Kenny yang dalam tiba-tiba seperti sebuah hipnotis bagi Tasya. Wanita itu tertegun, mata indah itu pernah memberinya cinta yang indah untuknya.

"Ken... Iya, aku baik-baik saja!" jawab Tasya gugup sambil menjauh dari pria itu.

"Apa kamu tersinggung dengan ucapan istriku? Aku minta maaf jika Lisa sudah menyakitimu!" kata Kenny yang tiba-tiba menyinggung nama istrinya yang sudah berkata buruk kepada Tasya.

Karena Tasya tak ingin memperpanjang masalah, wanita itu pun segera mengalihkan pembicaraan.

"Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan itu lagi. Jika kamu ingin sesuatu cepatlah bilang, aku akan ambilkan, setelah itu pergilah! Nggak enak nanti dilihat pelayan!" kata Tasya yang menolak menjelaskannya.

"Apa kamu juga punya masalah dengan suamimu?" Kenny tak puas hanya dengan satu pertanyaan. Rasa penasarannya terhadap sikap dingin Helmi membuatnya ingin mengetahui apa yang terjadi pada Tasya selama ini.

"Kamu ke sini sedang butuh sesuatu atau cuma ingin menginterogasiku? Maksudmu apa tanya itu?" jawab Tasya mulai tegas. Tatapan matanya tampak berkaca-kaca seolah ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dari Kenny.

Sejenak, Kenny menatap kedua bola mata wanita itu. Pria itu tidak bisa dibohongi jika Tasya memang sedang menyimpan kesedihan yang mendalam.

"Menangislah! Aku tahu hatimu sedang hancur. Jangan pernah berusaha untuk membohongiku, Sya! Sepandai-pandainya kamu menyembunyikan kesedihanmu, semakin aku tahu jika kamu membutuhkan sandaran bahu! Jangan dipendam sendirian!" kata Kenny yang langsung ke duduk persoalan.

Mendengar itu, tiba-tiba air mata Tasya jatuh di pipi. Apa yang Kenny ucapkan benar adanya. Tasya menyimpan banyak kesedihan yang akhirnya ada seseorang yang bisa mengerti dirinya.

Spontan, Kenny memeluk wanita itu dan membiarkannya menumpahkan segala kesedihannya. Tasya benar-benar menangis dalam pelukan Kenny. Rasa sesak yang selama ini ia pendam sendirian akhirnya tumpah saat ada seseorang yang bisa mendengar jeritan hatinya.

"Sssssttt, sudah, jangan menangis lagi. Kamu tidak sendirian, ada aku di sini!" Kenny mengusap air mata wanita itu dan memberikan senyum kehangatan.

Keduanya saling menatap, bayangan kisah masa lalu perlahan hadir kembali. Tasya masih teringat jika Kenny lah yang sering menenangkan dirinya, dan kini semuanya terjadi lagi. Hanya Kenny yang bisa membuat hati seorang Tasya tenang.

"Aku takut, Ken!" ucap Tasya pelan.

"Apa yang kamu takutkan? Katakanlah!" balas Kenny sembari mengeringkan sisa-sisa air mata yang membasahi wajah cantik Tasya. Siapa yang bisa menolak pesona seorang Kenny yang dulu dikenal sebagai idola dan siswa tertampan di sekolah.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 94 kematian Lisa (Tamat)

    Lisa tak percaya jika dirinya bertemu dengan Tasya dan Kenny lagi setelah belasan tahun mereka berpisah. Wanita itu mendadak menangis tatkala sang Mama, Nyonya Ana menceritakan tentang pertemuan mereka.Lisa sudah tidak bisa bergerak, hanya kedua matanya yang masih hidup. Sekujur tubuhnya penuh luka bakar karena mobil itu terbakar habis, bahkan pria pasangan Lisa yang merupakan ayah Grace, meninggal dunia.Lisa masih bersyukur diberikan kesempatan untuk hidup dan bertemu dengan Kenny dan Tasya. Entah kenapa, wanita itu merasa jika pertemuan itu adalah pertemuan akhir mereka."Mas Kenny, Mbak Tasya...!" Suara Lisa terdengar lemah memanggil Kenny dan Tasya. Keduanya mendekat dan berusaha untuk memberikan semangat kepada Lisa untuk bertahan dan sembuh."Hai Lisa, jangan banyak bergerak dulu, kamu harus istirahat!" ucap Tasya sambil menatap wajah Lisa yang pucat dan menitikkan air matanya."Mbak Tasya...!" Lisa menyebut nama mantan kakak tirinya dengan suara gemetaran."Jangan bicara dulu

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 93 bertemu Tasya dan Kenny

    "Kenny dan Tasya orang tuamu, Nak?" tanya Nyonya Ana hampir tak percaya. Namun, wajah Evan yang sangat mirip dengan Kenny, membuat wanita itu tidak bisa memungkiri nya."Iya, mereka orang tua saya. Memangnya kenapa, Bu? Ibu kenal sama mereka?" balas Evan balik bertanya."Bukan cuma kenal, tapi sangat kenal!" jawab Nyonya Ana. Lalu, wanita itu menceritakan semuanya tentang Kenny dan Tasya kepada Evan. Kisah masa lalu yang rumit dan tentunya membuat wanita itu sangat menyesal.Evan menghela napas panjang, akhirnya terjawab sudah kenapa Nyonya Ana menganggap wajahnya mirip dengan Kenny. Memang benar, Kenny sang Papa adalah mantan suami mamanya Ziva."Begitulah, Nak. Itu artinya aku sedang bertemu dengan putra mereka, kamu benar-benar mirip sekali dengan Papamu... Oh ya Tuhan, mimpi apa aku semalam, engkau mempertemukan aku dengan putra mereka lewat Ziva!" kata Nyonya Ana yang nampak begitu terharu sekaligus malu. Malu karena dirinya sekarang seperti ini."Papa dan Mama pasti senang kalau

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 92 bukan ayahnya Ziva

    "Oh nggak apa-apa kok, Nek. Kalau begitu, Ziva pergi dulu ke kamar, mau mandi!" kata gadis itu. Nyonya Ana menganggukkan kepalanya dan membiarkan cucunya pergi. Wanita itu menghela napas, dirinya sudah banyak berubah sejak divonis sakit stroke. Terkadang, wanita itu merasa sangat berdosa kepada Tasya yang dulu sering ia sakiti.Dirinya juga merasa apa yang terjadi pada putrinya adalah karma dari perbuatannya yang sudah membuat Tasya menderita.Sementara itu, Ziva segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Gadis itu merasa sangat kotor dan jijik pada dirinya sendiri. Entah bagaimana nasibnya nanti. Hidupnya sudah hancur, kesuciannya sudah ternoda meskipun Evan berkata akan bertanggung jawab.Sedangkan di luar, setelah Evan melihat kepergian Lisa. Pemuda itu pun berinisiatif untuk menemui Ziva yang saat ini sudah berada di dalam rumah.Terdengar suara orang yang sedang mengetuk pintu. Nyonya Ana yang saat itu sedang berada di ruang tamu, ia pun segera membukakan pintunya de

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 91 bukan anak haram

    "Ziva, ya Tuhan. Tolong lindungi dia!" Evan masih mondar-mandir di depan rumah Ziva, pemuda itu sungguh tidak bisa meninggalkan Ziva dalam kondisi seperti itu. Gadis itu pasti sangat tersiksa. Baru saja ia kehilangan keperawanannya, kini ia harus mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya. Di sisi lain, Nyonya Ana, yang sekarang sudah sedikit membaik kondisinya meskipun masih berada di kursi roda. Wanita itu muncul dari dalam rumah saat mendengar suara teriakan sang cucu. Wanita itu sangat menyayangi cucunya dan tidak suka jika Lisa terlalu berat menghukum gadis itu. "Lisa, berhenti!" Suara tegas Nyonya Ana seketika membuat Lisa menoleh dan menghentikan penyiksaannya kepada sang anak. "Kamu ini kenapa sihh? Ziva ini anakmu, kamu siksa dia seperti tawanan saja!" kata Nyonya Ana yang tak tega melihat sang cucu, ia pun memanggil gadis itu untuk memeluknya. "Ziva, sini, Nak!" Ziva yang semula meringkuk, pasrah dengan hukuman dari sang ibu, gadis itu pun segera menghampiri sang nenek ya

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 90 Dicambuk

    Lisa benar-benar melihat wajah Evan yang begitu mirip dengan Kenny. Ya, bak pinang dibelah dua. Sementara itu Evan, pemuda itu segera mengantar Ziva untuk bertemu dengan keluarganya dan tentunya pemuda itu memberanikan diri untuk mengatakan bahwa dirinya akan melamar Ziva. Ziva sendiri nampak takut saat akan menemui sang ibu. Ia tahu bahwa ibunya tidak akan mengampuninya. "Ayo, Va!" kata Evan saat melihat Ziva yang terdiam dan tidak mau melangkah. Sangat jelas terlihat di wajah gadis itu jika ia sangat ketakutan. "Lo jangan takut, ada gue di sini, semuanya pasti baik-baik saja, oke!" Evan berusaha untuk meyakinkan gadis itu. Ziva diantar oleh pemuda itu untuk menghadap Lisa yang nyatanya wanita itu memang sangat marah. Lisa menatap tajam ke arah keduanya, apalagi saat ia melihat putrinya yang ketakutan. Semakin ingin ia menghajar gadis itu. Di sisi lain, Ziva harus bersiap-siap untuk menerima hukuman dari ibunya. Meskipun ia sudah terbiasa mendapatkan hukuman dari Lisa,

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 89 mirip wajah Kenny

    Ziva langsung menjauh dari pemuda itu sambil meraih apa pun di sekitarnya untuk menutupi seluruh tubuhnya. Gadis itu spontan menangis dengan apa yang baru saja terjadi padanya. "Lo jahat, Van! Kenapa Lo lakuin ini ke gue!" rintih Ziva sambil menangis tersedu-sedu. Evan sendiri juga panik sekaligus bingung. Sejatinya ia tak ada niatan untuk melakukan hal itu. Tapi dorongan dari Ziva sendiri yang membuat pemuda itu khilaf. Pemuda itu juga merutuki perbuatannya yang sudah kelewatan. Bagaimana bisa ia tergoda untuk melakukan hal terlarang itu kepada teman sekolahan. "Oke, gu-gue minta maaf. Gue udah khilaf! Gue pasti tanggung jawab, gue janji!" jawab Evan dengan serius. Ziva masih menangis. Ia merasa kotor dengan dirinya sendiri. "Gue udah hancur, masa depan gue udah nggak berguna lagi!" kata Ziva yang begitu menyayat hati. "Enggak, Lo nggak bakalan hancur, Va. Gue pasti tanggung jawab, suer! Gue akan nikahin Lo, gue janji!" kata Evan makin serius. Ziva sendiri bingung harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status