Home / Romansa / Hasrat Cinta sang Mantan / Bab 6 Jangan sebut nama istrimu lagi

Share

Bab 6 Jangan sebut nama istrimu lagi

Author: Miss Luxy
last update Last Updated: 2025-10-08 00:03:47

Tasya kembali menundukkan wajahnya, haruskah ia bercerita tentang hubungannya dengan sang suami kepada Kenny? Bukan cuma itu saja, tekanan dari ibu mertuanya yang menginginkan dirinya segera hamil semakin membuat Tasya stres dan akhirnya lari ke makanan, itulah sebabnya berat badannya makin berisi dan sang ibu mertua menganggapnya akan semakin sulit untuk mendapatkan keturunan.

"Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang!" kata Tasya. Lalu, Kenny pun mengajak wanita itu untuk ketemuan di luar agar mereka bisa bicara lebih bebas.

"Bagaimana kalau kita makan di luar, ya anggap saja aku mentraktirmu, dengan begitu kamu bisa cerita apa pun, aku siap untuk menjadi pendengar setia. Jangan khawatir, aku tidak akan macam-macam!" ucap Kenny.

"Maaf, Ken! Sepertinya aku tidak bisa. Aku tahu maksud baik kamu, tapi aku tidak mau ada yang salah paham. Kita ini adalah ipar, apa jadinya jika ada yang tahu aku dan kamu jalan bersama? Sebaiknya kita jaga jarak!" ucap Tasya.

"Tapi, Sya!"

"Sudahlah, aku tidak apa-apa, maaf jika sudah membuatmu kepikiran. Ini urusanku dengan Mas Helmi, biarkan aku menyelesaikan sendiri masalah kami, terima kasih banyak sudah ikut prihatin, permisi!" kata Tasya lagi. Setelah itu ia segera pergi meninggalkan Kenny. Namun, dengan cepat Kenny menahan tangan Tasya dan seketika membuat Tasya terhenti.

Napas wanita itu mulai tak beraturan apalagi saat Kenny berkata sesuatu padanya.

"Aku tahu ini memang bukan urusanku, asal kamu tahu, Sya! Sampai saat ini aku masih mencintaimu, takdir memang mengatakan kamu bukan milikku, tapi aku tidak akan pernah biarkan pria mana pun menyakitimu, termasuk dia! Ingat itu!"

Kata-kata Kenny terdengar begitu tegas dan serius. Tasya segera pergi tanpa membalasnya. Wanita itu makin gugup karena ia tahu betul bagaimana sifat Kenny yang tidak pernah ingin melihatnya bersedih.

Kenny menatap kepergian Tasya, pria itu menghela napas dan tidak akan membiarkan Tasya diperlakukan tidak adil di dalam keluarga itu.

"Sampai kapan pun aku tidak akan rela jika ada yang menyakitimu, Tasya. Aku tidak peduli itu adalah suamimu sendiri. Jika pria itu terus menyakitimu, maka aku tidak akan biarkan kamu hidup dengannya, aku akan merebutmu darinya!" gumam Kenny dengan sangat yakin.

***

Sementara itu di tempat lain, di sebuah ruangan kantor milik seorang direktur yang tak lain adalah Helmi, ada suara desah napas dua insan yang sedang beradu skill. Teriakan dan erangan panjang dari seorang wanita yang sedang bermain cinta dengan Helmi yang begitu semangat.

"Bagaimana, sayang? Kamu suka goyanganku, hah?" ucap wanita yang merupakan sekretarisnya sendiri yang bernama Rina.

"Oh shiiit! Aku makin gila karena mu, baby! Kamu lebih pintar dari Tasya!" jawab Helmi yang dibuat mabuk kepayang oleh mantan kekasihnya itu.

"Jangan sebut nama istrimu lagi! Di sini hanya ada kita berdua. Dia tidak sebanding denganku, aku bisa membuatmu terbang ke angkasa dan menikmati tubuhku setiap saat!" sahut Rina yang sedang bergoyang dombret di atas tubuh pria itu.

Di saat keduanya sedang asyik bermain api. Tiba-tiba saja terdengar dering telepon dari atas meja. Untuk sejenak mereka tidak menghiraukan dering telepon tersebut, namun lama-kelamaan suara telepon itu cukup mengganggu aktivitas gila mereka.

"Sialan! Siapa sih ganggu orang aja!" sungut Helmi dengan keringat yang membasahi wajahnya. Pria itu meminta Rina menghentikan sejenak goyangannya agar ia bisa mengangkat teleponnya.

"Sebentar sayang, aku angkat teleponnya dulu!" katanya seraya meraih gagang telepon yang tidak jauh dari tempatnya duduk. Sedangkan Rina, perempuan itu masih duduk di atas pang-kuan Helmi dengan wajah kesal.

"Halo!" sapa Helmi setelah telepon itu menempel di telinganya.

"Halo, Mas! Maaf udah ganggu kerjaan kamu!" Suara itu ternyata adalah suara Tasya yang sedang menelepon sang suami tercinta. Spontan Helmi terkesiap karena Tasya yang menelponnya. Ia langsung memberikan kode kepada Rina untuk tidak bersuara agar Tasya tidak curiga.

"Sssssttt, Tasya!" katanya sambil menutup speaker telpon dengan telapak tangannya. Rina pun terlihat makin geram karena Tasya sudah mengganggu kemesraannya bersama Helmi.

"Hiiihhh, kenapa sih si Tasya nggak mati aja! Gangguin orang aja! Dasar istri nggak guna!" gerutu Rina dalam hatinya.

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 35 Bukan siapa-siapa

    Luluh sudah kemarahan pria itu saat Tasya menghadiahkan kecupan di bibirnya. Beberapa saat kemudian, Tasya melepaskan ciuman itu sambil tersenyum menatap wajah iparnya. "Kamu marah ya sama aku?" tanyanya. Kenny memalingkan wajahnya tanpa ekspresi. "Hei, aku tanya, dijawab dong, malah buang muka!" sahut Tasya sambil mengerucutkan bibirnya. Kenny menatap wajah Tasya lagi lalu menjawabnya. "Bukankah kamu sudah tahu apa penyebab dan jawabannya, jadi aku tidak perlu mengatakannya!" "Jadi kamu beneran marah karena aku...!" Tasya tidak melanjutkan kata-katanya karena Kenny langsung memberikan jawaban yang panjang. "Iya, aku marah karena kamu bersikap lembut kepada Helmi, iya aku juga marah karena dia sudah berani pegang-pegang kamu, ngerayu kamu. Dan aku lebih marah lagi saat kamu ngajak Helmi ke Bali. Bisa nggak sih kamu bersikap biasa aja dan nggak usah ngajak dia. Aku cuma maunya kita berdua saja yang pergi!" Tasya mengerutkan keningnya mendengar jawaban Kenny. Wanita itu pun tak ma

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 34 Kecupan mesra

    Tak berhenti di situ, Tasya pun juga membalasnya dengan mengajak Helmi sekalian. "Oh ya, Mas! Aku juga mau ngajak kamu pergi ke Bali sekalian. Acaranya lima hari di Bali. Aku dan Kenny kan satu angkatan yang sama, Kenny aja ngajak Lisa, terus aku ngajak siapa dong kalau bukan kamu. Biar aku ada yang jagain, mau, ya? Pliss!" ucap Tasya kepada suaminya. Helmi pun tersenyum dan mengiyakan permintaan sang istri. Tidak ada salahnya ia ikut, daripada dirinya harus direpotkan dengan kehamilan Rina, lebih baik ia pergi berlibur bersama Tasya. "Lima hari di Bali? Hmmm biar nanti aku atur, aku usahakan, ya!" jawab Helmi. "Makasih ya, Mas!" "Sama-sama, di Bali kita pasti punya lebih banyak waktu untuk berdua, siapa tahu pulang dari Bali kamu segera hamil!" Ucapan Helmi, seketika membuat Kenny tak kuat untuk mendengarnya. Pria itu pun pamit pergi sebelum makan malam selesai. "Maaf, aku sudah kenyang, aku pergi dulu, permisi!" Kenny beranjak pergi keluar rumah. "Mas, kamu mau ke mana?" teria

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 33 Cemburu

    Ekspresi Kenny masih datar, tak ada respon apa pun, Kenny tak merasakan sesuatu saat tangan Lisa mengusap-usap miliknya, bahkan Lisa sampai berusaha untuk membangkitkan gairah sang suami dengan memainkan lidahnya di bawah sana. Namun tetap saja, sesuai tuduhan Lisa kepada suaminya, milik Kenny tidak menegang sama sekali, justru benda itu nyaris tidur.Sangat berbeda jika dirinya dihadapkan dengan Tasya. Hanya dengan memandang tubuh wanita itu saja, hasrat Kenny langsung bangkit dan ingin sekali menerkamnya.Setelah beberapa saat Lisa bermain pada tongkat kesaktian suaminya. Mendadak wanita itu bertanya dengan nada menelisik."Mas, kamu habis klimaks, ya?"Kenny terkesiap mendengar pertanyaan istrinya. Sisa-sisa percintaan dirinya dengan Tasya masih sangat basah, sehingga membuat Lisa tahu bahwa Kenny baru saja melakukan aktivitas seksual atau mungkin mimpi basah, pria itu harus mencari alasan agar Lisa tidak curiga."Ohhh, iya tadi... Aku, aku mimpi basah, iya begitulah, aku belum sem

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 32 Aku mau main

    Lisa telah sampai di lantai atas, wanita itu hendak berjalan menuju ke kamarnya. Namun ketika ia hendak membuka handle pintu, Lisa kembali berputar arah, ia lupa salah satu belanjaan tertinggal di dalam mobil. "Astaga! Bisa-bisanya aku lupa!" Akhirnya, wanita itu kembali turun untuk mengambil tas belanjaan yang ada di dalam mobil. Di sisi lain, setelah menikmati hangatnya cinta yang membara itu, Tasya segera memakai lagi pakaiannya. Wanita itu harus buru-buru agar sang suami tidak curiga dan bertanya-tanya. Sedangkan Kenny, pria itu masih berada di atas tempat tidur sambil tersenyum memperhatikan kakak iparnya yang sedang memakai pakaian. "Aku harus pergi! Semoga saja Mas Helmi tidak tanya macam-macam!" ucap wanita itu sambil melirik wajah Kenny yang sedang menatapnya penuh cinta. "Biarin saja dia nyariin kamu. Aku adalah Rahwana yang sedang mencuri Dewi Shinta dari tangan Helmi. Tapi sayangnya, Helmi bukan seorang Rama. Tapi dia itu lebih buruk dari seorang Rahwana. Dan sekarang,

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 31 I love you

    "Kamu itu gimana sih, ceroboh sekali. Gimana ceritanya remote bisa kamu tindihin, hati-hati dong! Jangan sering ngerusak barang-barang di rumah ini. Aku belinya susah payah dengan uangku, kamu tinggal lihat TV aja pakai nindih remot nya, dasar ceroboh!" sungut Helmi."Iya aku minta maaf, lagipula remot nya nggak rusak kok, baiklah kalau begitu aku matikan saja TV nya!" Tasya langsung mematikan televisi tersebut dan wanita itu segera pergi meninggalkan Helmi di sana.Tasya pergi ke kamarnya setelah dimarahi oleh suaminya. Wanita itu pun merutuki dirinya sendiri karena sudah ceroboh menindih remote tersebut saat permainan panas mereka."Hihhh bodoh! Bisa-bisanya ketindihan tuh remote, untung aja nggak ketahuan!" gerutu Tasya sambil berjalan menuju ke kamarnya. Di saat wanita itu hendak sampai di kamarnya, tiba-tiba saja Kenny menarik tangan wanita itu dari arah kamarnya yang tidak jauh dari kamar Tasya dan Helmi."Hah!" Tasya sangat terkejut ketika Kenny membawanya masuk ke dalam kamar

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 30 Di atas sofa 21+

    Pria itu berdiri setelah melihat Helmi yang sedang keluar membeli sesuatu. Kenny berjalan mengendap-endap menuju ke tempat sofa di mana Tasya berada. Pria itu tersenyum miring sembari melihat situasi, kebetulan para pelayan juga libur, hanya satpam penjaga dan tukang kebun yang ada di luar rumah sehingga tidak mungkin mereka mengetahui kejadian di dalam rumah. Setelah dirasa aman, Kenny mulai mengejutkan Tasya yang saat itu sedang dalam posisi tiduran. Pria itu tiba-tiba mengecup kening Kakak iparnya dari atas. Tasya langsung terbangun dan melihat wajah Kenny yang sedang tersenyum. "Kenny, sedang apa kamu di sini? Nanti ada yang lihat!" kata Tasya panik. Wanita itu memperhatikan sekeliling bila saja ada orang yang melihat mereka sedang berdua. "Nggak bakalan ada yang lihat. Suamimu sudah pergi pakai mobil, di rumah ini cuma kita berdua saja, hanya kita!" balas Kenny sembari duduk di samping Tasya dan langsung menciumi leher wanita itu. "Ah Ken, jangan sekarang, aku takut!" Tasya b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status