Home / Romansa / Hasrat Cinta sang Mantan / Bab 8 Aku belum puas

Share

Bab 8 Aku belum puas

Author: Miss Luxy
last update Last Updated: 2025-10-13 19:23:24

Malam harinya, Helmi pulang dari kantor. Sambutan Tasya kali ini sudah berbeda. Wanita itu tidak sehangat biasanya yang selalu tersenyum saat sang suami pulang. Ia tampak datar saat menyambut kedatangan Helmi. Tak ada sepatah pun keluar dari mulut wanita itu. Biasanya Tasya yang banyak tanya dan cerewet, mendadak ia menyimpan suaranya seolah diam seribu bahasa. 

Melihat wajah acuh sang istri, Helmi mengerutkan keningnya. 

"Kamu kenapa?" tanyanya dengan nada menelisik. 

"Tidak apa-apa!" Tasya membalasnya cepat sambil membawakan tas suaminya. 

"Tidak apa-apa tapi mukanya jutek gitu. Katanya tadi kamu mau masakin aku? Udah matang? Mana?" seru Helmi seraya melihat ke arah meja makan yang kosong. Tasya langsung menunjuk ke arah jam dinding. 

"Kamu nggak lihat ini jam berapa? Hampir setengah sepuluh malam. Mana ada makan malam semalam ini. Bisa-bisa makanannya udah bau angin dan nggak enak karena terlalu lama nungguin kamu pulang. Jadi aku nggak masak, lagian kamu pasti udah makan di luar jadi malas makan, bukan?" Tasya menjeda kata-katanya sejenak.

"Aku sudah siapkan air hangat untuk mandi, setelah itu kamu bisa beristirahat!" imbuh Tasya sambil membawa tas milik suaminya ke kamar. 

Helmi memperhatikan sikap istrinya yang berbeda. Pria itu berjalan mengekor di belakang sang istri, ia masih menganggap jika Tasya tidak akan mengetahui rahasianya dengan Rina. Siapa sangka ada sepasang mata yang sedang melihat mereka dari balik pintu. 

Adalah Kenny, pria itu diam-diam memperhatikan Tasya dan suaminya. Tak bisa dipungkiri jika ada rasa cemburu dalam matanya. Memang bukan hal yang wajar karena Kenny adalah suami Lisa, tapi Kenny masih memendam cinta yang luar biasa kepada Tasya. 

"Tasya, apa yang kamu inginkan dari pria itu? Dia tidak bisa mencintaimu seperti aku mencintaimu!" gumam Kenny dengan mengepalkan kedua tangannya.

Sesampainya di dalam kamar, Tasya membiarkan suaminya mandi. Hatinya memang masih bertanya-tanya, namun ia mencoba untuk memendam rasa ingin tahu itu. Tapi ia juga tidak ingin berlama-lama penasaran karena sudah sangat jelas bahwa ada suara wanita yang sedang bersama suaminya. 

Tasya menunggu suaminya selesai mandi, malam ini ia harus menyelesaikan masalahnya, Helmi harus berbicara apa adanya dan tidak ada rahasia di antara mereka. 

Di saat Tasya menunggu suaminya selesai mandi, kedua alisnya saling bertaut saat mendengar dering ponsel milik sang suami yang tergeletak di atas ranjang. Selama ini Tasya tidak pernah mengecek ponsel sang suami, karena Helmi sengaja mengamankan nya dengan sandi yang rumit sehingga Tasya tidak pernah tahu Helmi chat dengan siapa saja. 

Ponsel itu terus berdering, biasanya Tasya yang cuek dengan ponsel suaminya, kini rasa penasarannya makin tinggi setelah apa yang ia dengar dan rasakan. 

Tasya memberanikan diri mengambil ponsel itu sembari memperhatikan pintu kamar mandi, untuk memastikan Helmi masih berada di dalam. Setelah dirasa aman, Tasya mengambil benda pipih itu lalu melihat ke layar ponselnya. 

Kedua matanya membola saat melihat nama seorang wanita yang ia curigai tengah menjalin hubungan dengan sang suami. Iya, nama Rina terlihat sedang menelpon Helmi. 

"Rina! Sedang apa wanita itu menelepon suamiku? Apa jangan-jangan dugaanku benar!" batin Tasya semakin yakin. Diam-diam ia membuka tombol terima dan ia menempelkan ponsel itu di telinganya. Sungguh, apa yang terjadi kali ini lebih menyayat hatinya. Pasalnya, itu benar-benar Rina dan wanita itu sedang berbicara mesra kepada Helmi. 

"Mas, ya ampun lama banget sih angkatnya, kamu udah pulang belum? Tahu nggak sih, aku masih pingin main sama kamu lagi! Tadi kita mainnya kurang lama, gara-gara istri kamu nelpon kamu buru-buru keluar dehh! Jadinya aku masih belum puas! Emmm gimana kalau besok sepulang kerja kita ke rumahku, ya? Atau kita cek in sekarang, gimana?" 

Tasya berusaha untuk tidak bersuara, namun telinganya merekam sangat jelas bahwa Rina benar-benar adalah selingkuhan suaminya. Di saat yang bersamaan, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Helmi telah menyelesaikan mandinya. Seketika itu Tasya langsung mereject panggilan dari Rina dan meletakkan ponsel itu kembali ke tempat semula. 

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 94 kematian Lisa (Tamat)

    Lisa tak percaya jika dirinya bertemu dengan Tasya dan Kenny lagi setelah belasan tahun mereka berpisah. Wanita itu mendadak menangis tatkala sang Mama, Nyonya Ana menceritakan tentang pertemuan mereka.Lisa sudah tidak bisa bergerak, hanya kedua matanya yang masih hidup. Sekujur tubuhnya penuh luka bakar karena mobil itu terbakar habis, bahkan pria pasangan Lisa yang merupakan ayah Grace, meninggal dunia.Lisa masih bersyukur diberikan kesempatan untuk hidup dan bertemu dengan Kenny dan Tasya. Entah kenapa, wanita itu merasa jika pertemuan itu adalah pertemuan akhir mereka."Mas Kenny, Mbak Tasya...!" Suara Lisa terdengar lemah memanggil Kenny dan Tasya. Keduanya mendekat dan berusaha untuk memberikan semangat kepada Lisa untuk bertahan dan sembuh."Hai Lisa, jangan banyak bergerak dulu, kamu harus istirahat!" ucap Tasya sambil menatap wajah Lisa yang pucat dan menitikkan air matanya."Mbak Tasya...!" Lisa menyebut nama mantan kakak tirinya dengan suara gemetaran."Jangan bicara dulu

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 93 bertemu Tasya dan Kenny

    "Kenny dan Tasya orang tuamu, Nak?" tanya Nyonya Ana hampir tak percaya. Namun, wajah Evan yang sangat mirip dengan Kenny, membuat wanita itu tidak bisa memungkiri nya."Iya, mereka orang tua saya. Memangnya kenapa, Bu? Ibu kenal sama mereka?" balas Evan balik bertanya."Bukan cuma kenal, tapi sangat kenal!" jawab Nyonya Ana. Lalu, wanita itu menceritakan semuanya tentang Kenny dan Tasya kepada Evan. Kisah masa lalu yang rumit dan tentunya membuat wanita itu sangat menyesal.Evan menghela napas panjang, akhirnya terjawab sudah kenapa Nyonya Ana menganggap wajahnya mirip dengan Kenny. Memang benar, Kenny sang Papa adalah mantan suami mamanya Ziva."Begitulah, Nak. Itu artinya aku sedang bertemu dengan putra mereka, kamu benar-benar mirip sekali dengan Papamu... Oh ya Tuhan, mimpi apa aku semalam, engkau mempertemukan aku dengan putra mereka lewat Ziva!" kata Nyonya Ana yang nampak begitu terharu sekaligus malu. Malu karena dirinya sekarang seperti ini."Papa dan Mama pasti senang kalau

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 92 bukan ayahnya Ziva

    "Oh nggak apa-apa kok, Nek. Kalau begitu, Ziva pergi dulu ke kamar, mau mandi!" kata gadis itu. Nyonya Ana menganggukkan kepalanya dan membiarkan cucunya pergi. Wanita itu menghela napas, dirinya sudah banyak berubah sejak divonis sakit stroke. Terkadang, wanita itu merasa sangat berdosa kepada Tasya yang dulu sering ia sakiti.Dirinya juga merasa apa yang terjadi pada putrinya adalah karma dari perbuatannya yang sudah membuat Tasya menderita.Sementara itu, Ziva segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Gadis itu merasa sangat kotor dan jijik pada dirinya sendiri. Entah bagaimana nasibnya nanti. Hidupnya sudah hancur, kesuciannya sudah ternoda meskipun Evan berkata akan bertanggung jawab.Sedangkan di luar, setelah Evan melihat kepergian Lisa. Pemuda itu pun berinisiatif untuk menemui Ziva yang saat ini sudah berada di dalam rumah.Terdengar suara orang yang sedang mengetuk pintu. Nyonya Ana yang saat itu sedang berada di ruang tamu, ia pun segera membukakan pintunya de

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 91 bukan anak haram

    "Ziva, ya Tuhan. Tolong lindungi dia!" Evan masih mondar-mandir di depan rumah Ziva, pemuda itu sungguh tidak bisa meninggalkan Ziva dalam kondisi seperti itu. Gadis itu pasti sangat tersiksa. Baru saja ia kehilangan keperawanannya, kini ia harus mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya. Di sisi lain, Nyonya Ana, yang sekarang sudah sedikit membaik kondisinya meskipun masih berada di kursi roda. Wanita itu muncul dari dalam rumah saat mendengar suara teriakan sang cucu. Wanita itu sangat menyayangi cucunya dan tidak suka jika Lisa terlalu berat menghukum gadis itu. "Lisa, berhenti!" Suara tegas Nyonya Ana seketika membuat Lisa menoleh dan menghentikan penyiksaannya kepada sang anak. "Kamu ini kenapa sihh? Ziva ini anakmu, kamu siksa dia seperti tawanan saja!" kata Nyonya Ana yang tak tega melihat sang cucu, ia pun memanggil gadis itu untuk memeluknya. "Ziva, sini, Nak!" Ziva yang semula meringkuk, pasrah dengan hukuman dari sang ibu, gadis itu pun segera menghampiri sang nenek ya

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 90 Dicambuk

    Lisa benar-benar melihat wajah Evan yang begitu mirip dengan Kenny. Ya, bak pinang dibelah dua. Sementara itu Evan, pemuda itu segera mengantar Ziva untuk bertemu dengan keluarganya dan tentunya pemuda itu memberanikan diri untuk mengatakan bahwa dirinya akan melamar Ziva. Ziva sendiri nampak takut saat akan menemui sang ibu. Ia tahu bahwa ibunya tidak akan mengampuninya. "Ayo, Va!" kata Evan saat melihat Ziva yang terdiam dan tidak mau melangkah. Sangat jelas terlihat di wajah gadis itu jika ia sangat ketakutan. "Lo jangan takut, ada gue di sini, semuanya pasti baik-baik saja, oke!" Evan berusaha untuk meyakinkan gadis itu. Ziva diantar oleh pemuda itu untuk menghadap Lisa yang nyatanya wanita itu memang sangat marah. Lisa menatap tajam ke arah keduanya, apalagi saat ia melihat putrinya yang ketakutan. Semakin ingin ia menghajar gadis itu. Di sisi lain, Ziva harus bersiap-siap untuk menerima hukuman dari ibunya. Meskipun ia sudah terbiasa mendapatkan hukuman dari Lisa,

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 89 mirip wajah Kenny

    Ziva langsung menjauh dari pemuda itu sambil meraih apa pun di sekitarnya untuk menutupi seluruh tubuhnya. Gadis itu spontan menangis dengan apa yang baru saja terjadi padanya. "Lo jahat, Van! Kenapa Lo lakuin ini ke gue!" rintih Ziva sambil menangis tersedu-sedu. Evan sendiri juga panik sekaligus bingung. Sejatinya ia tak ada niatan untuk melakukan hal itu. Tapi dorongan dari Ziva sendiri yang membuat pemuda itu khilaf. Pemuda itu juga merutuki perbuatannya yang sudah kelewatan. Bagaimana bisa ia tergoda untuk melakukan hal terlarang itu kepada teman sekolahan. "Oke, gu-gue minta maaf. Gue udah khilaf! Gue pasti tanggung jawab, gue janji!" jawab Evan dengan serius. Ziva masih menangis. Ia merasa kotor dengan dirinya sendiri. "Gue udah hancur, masa depan gue udah nggak berguna lagi!" kata Ziva yang begitu menyayat hati. "Enggak, Lo nggak bakalan hancur, Va. Gue pasti tanggung jawab, suer! Gue akan nikahin Lo, gue janji!" kata Evan makin serius. Ziva sendiri bingung harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status