Share

Bab 9 Helmi pergi

Penulis: Miss Luxy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-13 20:03:02

Tentu saja Rina sangat terkejut karena telponnya tiba-tiba diputus.

"Loh kok putus? Mas, Mas Helmi! Halo! Sialan!" umpat Rina. Wanita itu kembali berusaha untuk menghubungi Helmi. Sementara itu Tasya langsung pura-pura tidur agar Helmi tidak curiga.

Helmi melihat sang istri yang nampaknya sudah tidur, pria itu sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk. Sungguh ia tidak peduli dan membiarkan istrinya tidur.

Tak berselang lama, suara dering ponselnya mengejutkan pria itu. Ia segera mengambilnya sambil memperhatikan Tasya, memastikan jika sang istri sudah tertidur. Wanita itu memang pura-pura tidur pulas agar terkesan jika dirinya tidak mendengar apa pun di sekitarnya.

Setelah Helmi merasa aman, lantas ia segera mengangkat teleponnya yang ternyata itu adalah Rina. Agaknya ia sedikit menjauh dari Tasya untuk mengantisipasi jika Tasya terbangun.

"Iya halo, ada apa kamu telepon aku sekarang?" kata Helmi dengan suara lirih karena ia tahu itu adalah suara Rina.

"Mas, kenapa kamu tutup teleponku?" jawab Rina dengan kesal.

"Menutup teleponmu? Aku nggak ngerasa nelpon kamu!" jawab Helmi bingung.

"Tadi aku telepon kamu masa nggak tahu?" kata Rina lagi.

"Sumpah beneran, ini aku habis mandi dan ini saja aku baru tahu kamu nelpon aku! Jangan-jangan tadi...!" Helmi langsung melihat ke arah Tasya yang sedang tidur. Ia curiga jika Tasya yang mengangkat teleponnya.

"Jangan-jangan apa, Mas?" sahut Rina penasaran.

"Oh tidak apa-apa, lupakan! Ada apa kamu telepon malam-malam, kau tahu aku sedang berada di rumah, besok kan bisa?" seru Helmi dengan suara lirih agar tidak terdengar oleh sang istri.

"Kok kamu marah sih, Mas. Aku tuh cuma mau bilang, aku pingin ketemu kamu sekarang, bisa, kan? Aku belum puas bermain tadi siang," kata Rina dengan manja.

"Aduh, nggak bisa Rin. Kita nggak bisa ketemuan sekarang, istriku ada di sini, gila aja kalau aku tidak ada di kamar, dia pasti curiga!" jawab Helmi dengan waspada.

"Pokoknya aku nggak mau tahu, aku mau kita ketemu sekarang. Kalau kamu nggak mau, aku akan datang ke rumah kamu, kau tahu aku tidak pernah main-main, Mas!" ancam Rina dengan sungguh-sungguh. Helmi langsung panik, ia tahu bagaimana watak dan karakter Rina yang keras kepala. Wanita itu bisa saja nekad jika Helmi tidak menuruti permintaannya.

"Oke, oke, aku akan menemuimu sekarang, tapi awas jangan sampai kamu datang ke rumah!" balas Helmi mengingatkan.

"Nah, gituu dong! Okay, aku tunggu di tempat biasa, muachh! Sampai ketemu, Sayang!"

Akhirnya, obrolan mereka berakhir. Helmi terpaksa mengikuti permintaan Rina untuk bertemu di tempat biasa. Namun, ternyata Tasya mendengarkannya, wanita itu pun berinisiatif untuk mengikuti suaminya pergi malam ini.

"Mas Helmi mau pergi malam-malam dengan Rina? Pasti mereka sedang melakukan perbuatan gila itu lagi! Aku tidak bisa membiarkan ini. Semua harus tahu kebusukan suamiku terutama Mama, keluarga ini harus tahu bagaimana brengsek nya anak kebanggaan mereka! Dan setelah ini aku akan mengurus perceraianku dengan segera, tapi aku harus mengumpulkan bukti-bukti dulu jika mereka memang pasangan selingkuh!" gumamnya serius.

Setelah Helmi bersiap untuk pergi, pria itu kembali memeriksa istrinya. Setelah dirasa Tasya benar-benar tidur nyenyak. Helmi pun bersiap untuk pergi, namun sebelum itu ia sempat geleng-geleng kepala melihat betapa pulasnya saat Tasya tidur.

"Astaga, pantesan aja badanmu makin lama makin membuatku tak selera, tidur saja seperti orang mati!" gerutu Helmi yang seolah enggan untuk melihat sang istri yang baginya terlihat membosankan. Pria itu lantas keluar kamar untuk menemui Rina yang sudah menunggunya.

Suasana rumah sudah sepi, semua penghuni rumah sudah tidur. Helmi keluar dengan hati-hati agar tidak ada yang bertanya ia pergi ke mana. Sayangnya, sepandai-pandainya ia berhati-hati, tetap saja ada orang rumah yang tahu ia hendak keluar.

"Mau ke mana, Mas? Kok buru-buru?" Suara Kenny tiba-tiba mengejutkan Helmi. Pria itu langsung menoleh dan melihat wajah adik iparnya yang belum tidur.

"Eh, Ken! Kamu di sini! Iya, aku mau pergi sebentar, ada urusan kantor yang harus aku selesaikan sekarang juga!" jawabnya gugup.

"Urusan kantor? Malam-malam begini? Pasti penting banget ya, Mas?" kata Kenny menambahkan, namun pria itu tidak percaya begitu saja dengan alasan Helmi.

"Iya, tentu saja. Kamu benar, ini sangat penting sekali dan aku tidak bisa menundanya!" jawab Helmi lagi. Kenny melihat penampilan Helmi yang tidak biasanya. Seperti orang yang sedang ketemuan dengan orang spesial.

"Ohhh gituu, ngomong-ngomong tapi Mas Helmi kelihatan rapi banget, udah gitu wangi. Pasti Mas mau ketemu sama klien penting ya, Mas?" tanya Kenny sambil menyipitkan matanya. 

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 34 Kecupan mesra

    Tak berhenti di situ, Tasya pun juga membalasnya dengan mengajak Helmi sekalian. "Oh ya, Mas! Aku juga mau ngajak kamu pergi ke Bali sekalian. Acaranya lima hari di Bali. Aku dan Kenny kan satu angkatan yang sama, Kenny aja ngajak Lisa, terus aku ngajak siapa dong kalau bukan kamu. Biar aku ada yang jagain, mau, ya? Pliss!" ucap Tasya kepada suaminya. Helmi pun tersenyum dan mengiyakan permintaan sang istri. Tidak ada salahnya ia ikut, daripada dirinya harus direpotkan dengan kehamilan Rina, lebih baik ia pergi berlibur bersama Tasya. "Lima hari di Bali? Hmmm biar nanti aku atur, aku usahakan, ya!" jawab Helmi. "Makasih ya, Mas!" "Sama-sama, di Bali kita pasti punya lebih banyak waktu untuk berdua, siapa tahu pulang dari Bali kamu segera hamil!" Ucapan Helmi, seketika membuat Kenny tak kuat untuk mendengarnya. Pria itu pun pamit pergi sebelum makan malam selesai. "Maaf, aku sudah kenyang, aku pergi dulu, permisi!" Kenny beranjak pergi keluar rumah. "Mas, kamu mau ke mana?" teria

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 33 Cemburu

    Ekspresi Kenny masih datar, tak ada respon apa pun, Kenny tak merasakan sesuatu saat tangan Lisa mengusap-usap miliknya, bahkan Lisa sampai berusaha untuk membangkitkan gairah sang suami dengan memainkan lidahnya di bawah sana. Namun tetap saja, sesuai tuduhan Lisa kepada suaminya, milik Kenny tidak menegang sama sekali, justru benda itu nyaris tidur.Sangat berbeda jika dirinya dihadapkan dengan Tasya. Hanya dengan memandang tubuh wanita itu saja, hasrat Kenny langsung bangkit dan ingin sekali menerkamnya.Setelah beberapa saat Lisa bermain pada tongkat kesaktian suaminya. Mendadak wanita itu bertanya dengan nada menelisik."Mas, kamu habis klimaks, ya?"Kenny terkesiap mendengar pertanyaan istrinya. Sisa-sisa percintaan dirinya dengan Tasya masih sangat basah, sehingga membuat Lisa tahu bahwa Kenny baru saja melakukan aktivitas seksual atau mungkin mimpi basah, pria itu harus mencari alasan agar Lisa tidak curiga."Ohhh, iya tadi... Aku, aku mimpi basah, iya begitulah, aku belum sem

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 32 Aku mau main

    Lisa telah sampai di lantai atas, wanita itu hendak berjalan menuju ke kamarnya. Namun ketika ia hendak membuka handle pintu, Lisa kembali berputar arah, ia lupa salah satu belanjaan tertinggal di dalam mobil. "Astaga! Bisa-bisanya aku lupa!" Akhirnya, wanita itu kembali turun untuk mengambil tas belanjaan yang ada di dalam mobil. Di sisi lain, setelah menikmati hangatnya cinta yang membara itu, Tasya segera memakai lagi pakaiannya. Wanita itu harus buru-buru agar sang suami tidak curiga dan bertanya-tanya. Sedangkan Kenny, pria itu masih berada di atas tempat tidur sambil tersenyum memperhatikan kakak iparnya yang sedang memakai pakaian. "Aku harus pergi! Semoga saja Mas Helmi tidak tanya macam-macam!" ucap wanita itu sambil melirik wajah Kenny yang sedang menatapnya penuh cinta. "Biarin saja dia nyariin kamu. Aku adalah Rahwana yang sedang mencuri Dewi Shinta dari tangan Helmi. Tapi sayangnya, Helmi bukan seorang Rama. Tapi dia itu lebih buruk dari seorang Rahwana. Dan sekarang,

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 31 I love you

    "Kamu itu gimana sih, ceroboh sekali. Gimana ceritanya remote bisa kamu tindihin, hati-hati dong! Jangan sering ngerusak barang-barang di rumah ini. Aku belinya susah payah dengan uangku, kamu tinggal lihat TV aja pakai nindih remot nya, dasar ceroboh!" sungut Helmi."Iya aku minta maaf, lagipula remot nya nggak rusak kok, baiklah kalau begitu aku matikan saja TV nya!" Tasya langsung mematikan televisi tersebut dan wanita itu segera pergi meninggalkan Helmi di sana.Tasya pergi ke kamarnya setelah dimarahi oleh suaminya. Wanita itu pun merutuki dirinya sendiri karena sudah ceroboh menindih remote tersebut saat permainan panas mereka."Hihhh bodoh! Bisa-bisanya ketindihan tuh remote, untung aja nggak ketahuan!" gerutu Tasya sambil berjalan menuju ke kamarnya. Di saat wanita itu hendak sampai di kamarnya, tiba-tiba saja Kenny menarik tangan wanita itu dari arah kamarnya yang tidak jauh dari kamar Tasya dan Helmi."Hah!" Tasya sangat terkejut ketika Kenny membawanya masuk ke dalam kamar

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 30 Di atas sofa 21+

    Pria itu berdiri setelah melihat Helmi yang sedang keluar membeli sesuatu. Kenny berjalan mengendap-endap menuju ke tempat sofa di mana Tasya berada. Pria itu tersenyum miring sembari melihat situasi, kebetulan para pelayan juga libur, hanya satpam penjaga dan tukang kebun yang ada di luar rumah sehingga tidak mungkin mereka mengetahui kejadian di dalam rumah. Setelah dirasa aman, Kenny mulai mengejutkan Tasya yang saat itu sedang dalam posisi tiduran. Pria itu tiba-tiba mengecup kening Kakak iparnya dari atas. Tasya langsung terbangun dan melihat wajah Kenny yang sedang tersenyum. "Kenny, sedang apa kamu di sini? Nanti ada yang lihat!" kata Tasya panik. Wanita itu memperhatikan sekeliling bila saja ada orang yang melihat mereka sedang berdua. "Nggak bakalan ada yang lihat. Suamimu sudah pergi pakai mobil, di rumah ini cuma kita berdua saja, hanya kita!" balas Kenny sembari duduk di samping Tasya dan langsung menciumi leher wanita itu. "Ah Ken, jangan sekarang, aku takut!" Tasya b

  • Hasrat Cinta sang Mantan    Bab 29 kamu hamil!

    "Apa? Ka-kamu hamil! Kok bisa? Aku selalu memakai kondom pas kita bermain, mana bisa hamil!" sahut Helmi tak percaya dengan wajah cemas, sesekali ia menoleh ke arah sang istri, khawatir jika Tasya mendengarkannya. "Ya bisa lah, Mas! Kita kan sering melakukannya, dan kondom itu bisa aja kan bocor, gimana sihh! Ayo buruan nikahin aku, Mas! Dan ceraikan istri kamu! Udah kubilang kan, istri kamu itu mandul nggak bisa ngasih kamu anak!" desak Rina. "Shit! Ya nggak bisa gitu dong, Rin! Aku nggak bisa nikahin kamu untuk saat ini!" kata Helmi menolak. "Kalau kamu nggak mau nikahin aku, terus gimana dengan nasib anak ini!" desak Rina lagi. "Gugurkan! Aku kasih cek sekarang juga dan gugurkan kandunganmu!" kata Helmi dengan serius. "Hah, kamu sudah gila, Mas! Aku nggak mau gugurin kandungan ini. Aku tetap minta pertanggungjawaban kamu, kalau kamu nggak mau nikahin aku, aku bakalan datang ke rumah kamu dan bilang ke semua orang bahwa aku sedang hamil darah dagingmu!" ancam Rina, setelah itu i

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status