Share

Ancaman

Penulis: Nrlatifah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-03-07 15:04:19

Ella kini nampak cantik dengan balutan busana berwarna merah jambu. Sebuah gaun yang diberikan oleh ayahnya beberapa bulan yang lalu. Makanan pun telah siap di atas meja. Ella sengaja meminta seluruh pelayanan untuk membantunya memasak makanan kesukaan dari pria yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai suaminya itu. Tak hanya itu, Ella juga telah menyediakan kado spesial untuk Lias.

Setelah menunggu selama beberapa menit, terdengar suara mobil berhenti tepat di depan rumah. Ella sangat yakin bahwa orang itu pasti Lias. Dengan buru-buru dia melangkahkan kaki menuju ke arah pintu. 

Ternyata benar bahwa dia adalah pria yang sedari tadi telah ditunggunya. Ella berlari menghampiri Lias dan memeluknya dengan sangat erat. 

“Ella, aku merindukanmu!” kata Lias. Rasa rindunya terhadap Ella terbalas juga. 

“Kenapa kamu begitu lama? Kamu tahu bahwa aku sangat merindukanmu. Apalagi saat ini Ayah juga telah pergi,” ujar Ella yang kini terisak.

“Maafkan aku, Sayang,” ucap Lias sambil menyeka air mata yang membanjiri pipi cabi Ella.

“Sekarang aku tidak akan pernah meninggalkan dan membiarkanmu sendiri lagi. Aku telah berjanji kepada Paman untuk menjagamu apapun yang terjadi. Aku akan memenuhi janji tersebut dan akan menetap di Indonesia,” kata Lias.

“Oh iya, aku punya kado untukmu,” sambungnya sambil mengeluarkan cincin dari saku celananya dan memberikannya kepada Ella. Senyum manis kini merekah di bibir mungil perempuan itu.

“Terima kasih, Lias,” kata Ella menggenggam tangan Lias dengan erat. Dia yakin bahwa kekasihnya ini pasti lapar. Dia langsung meminta Lias masuk dan makan bersama. 

Ella salah satu tipe calon istri idaman. Tak hanya baik hati, dia juga begitu sangat perhatian dan selalu membuat hati Lias senang. Lias memang sudah lama sekali tidak pernah lagi memakan makanan Indonesia. Dan hari ini, Ella menyiapkan semua makanan yang disukainya. Dia tak sabar lagi untuk menyantap makanan tersebut dengan lahap.

“Permisi Nona, di luar ada seseorang yang sedang mencari Anda,” kata salah seorang pelayan yang tiba-tiba datang dan menghampiri keduanya.

“Siapa Bi?” tanya Ella.

“Dia Nona Alena, Non,” kata sang pelayan.

 Seketika darah Ella mendidih mendengar nama tersebut. Dia sama sekali tidak suka dengan keberadaan perempuan itu di rumahnya ini. Dia lalu meletakkan sendok dan juga garpunya tepat di atas meja dengan sangat kasar sehingga menimbulkan suara gaduh dan beranjak menuju ke arah ruang tamu. 

Lias yang melihat hal itu sontak menyusul Ella. 

“Mau ngapain kamu ke rumah ini? Apakah kamu belum puas menghancurkan semua kebahagiaanku?” bentak Ella beberapa saat kemudian sambil menarik tangan Alena dan memintanya untuk segera keluar dari rumah itu.

“Ella! Apa yang kamu lakukan, Sayang? Dia itu tamu di rumah ini. Kenapa kamu malah mengusirnya seperti itu?” tanya Lias mencegah Ella. 

“Lepaskan aku! Kamu tidak tahu siapa perempuan ini. Dia ini perempuan jahat,” maki Ella.

“Aku kemari hanya ingin bertemu denganmu dan mengucapkan bela sungkawa atas apa yang telah terjadi terhadap Pak Albert. Aku tidak menyangka bahwa kamu begitu sangat membenciku bahkan mengusirku seperti ini. Aku telah menyesal dan aku salah. Apa yang telah terjadi biarlah terjadi. Mari kita mulai lembaran baru.” Alena menjalankan sandiwaranya dengan baik. 

“Tunggu! Bukannya kamu adalah perempuan yang pernah aku temui? Rupanya kamu dan juga ….”

“Kamu pernah bertemu dengan dia?” pangkas Ella.

“Iya, kami tidak sengaja bertemu. Lagian itu semua tidaklah penting. Aku hanya ingin meminta maaf kepadamu,” sahut Alena.

“Setelah semua yang kamu lakukan dengan enaknya kamu meminta maaf? Kamu tidak tahu betapa bencinya aku kepadamu.” 

Ella sudah tidak bisa lagi membuka pintu maaf terhadap Alena. Apalagi perempuan itu memang terlihat tidak benar-benar ingin meminta maaf. 

“Sayang, cukup! Memangnya apa yang telah terjadi di antara kalian?” tanya Lias sambil terus memegang Ella. Dia tak ingin membuat kekasihnya itu melakukan tindakan yang melampaui batas.

Seketika, Alena berlutut dan meminta maaf. Tapi, Ella malah mendorongnya dan membuatnya terjatuh.

 “Lebih baik pergi dan angkat kaki dari rumahku sekarang juga! Aku tidak sudi melihatmu di sini!” teriak Ella.

“Ella, tolong maafkan dan berikan kesempatan kepadaku untuk memperbaiki semuanya,” pinta Alena dengan mata berkaca-kaca. 

“Berhenti bersandiwara! Aku tidak butuh air mata kepalsuanmu.”

“Sayang! Ayo kita masuk sekarang. Apa pun yang telah dilakukan oleh sahabatmu ini, tidak sepantasnya kamu memperlakukan orang dengan cara yang tidak baik seperti itu,” ujar Lias memberikan nasihat kepada Ella agar tak berbuat jahat seperti barusan.

“Kamu tidak tahu apa yang telah dia lakukan, Mas! Dia ini perempuan yang pandai bersandiwara. Dia tak sebaik yang terlihat.”

“Memangnya apa yang telah dia lakukan sehingga kamu begitu sangat membencinya?” tanya Lias. Seketika, Ella terdiam dan memegang kepalanya. Dia tidak mungkin memberitahu kepada kekasihnya tersebut tentang kebenaran dari kematian ayahnya. Lias tidak tahu bahwa Pak Albert meninggal dunia karena meminum racun akibat dari perempuan yang saat ini sedang berada di depannya itu.

“Baiklah aku minta maaf karena telah berkata kasar seperti barusan. Tapi bisakah kamu meninggalkan kami dulu, Mas? Biarkan aku berbicara dengan perempuan ini,” pinta Ella.

“Tapi kamu janji untuk bisa mengontrol emosimu?” 

“Iya aku janji.”

Lias kini meninggalkan kedua perempuan tersebut di ruang tamu untuk saling berbicara satu sama lain. Setelah kepergian Lias, Ella lalu menarik tangan Alena keluar.

“Lepaskan aku! Lancang sekali tadi kamu mendorongku dan menarik tanganku dengan paksa seperti ini!” bentak Alena tak terima.

“Kenapa? Apa kamu tidak suka? Ini adalah rumahku dan aku berhak melakukan apa pun yang aku inginkan. Lagian aku tahu persis bahwa kamu datang ke rumah ini tidak untuk meminta maaf bukan? Entah apa yang kamu inginkan dariku,” kata Ella.

Alena tertawa terbahak-bahak. “Sepertinya percuma juga aku bersandiwara. Kamu memang sahabatku yang begitu sangat mengenalku. Kamu ingin tahu alasan sehingga aku datang ke rumah ini? Itu semua karena Lias. Laki-laki itu telah membuatku jatuh cinta sejak pandangan pertama. Aku pun tahu bahwa dia adalah kekasihmu dan sebentar lagi kalian akan menikah. Tapi akan aku pastikan bahwa pernikahan itu tidak akan pernah terjadi!” bisik Alena. Ella langsung terbelalak mendengar itu semua. 

“Ka—kamu ….”

“Iya, aku telah berjanji kepada diriku sendiri bahwa aku tidak akan pernah membiarkan kebahagiaan datang menghampirimu,” pangkas Alena.

“Segitu bencinya kamu terhadapku?” tanya Ella tak percaya sambil menutup mulutnya menggunakan kedua tangan.

“Iya, aku membencimu dan sangat membencimu. Aku iri dengan semua kehidupanmu. Akan aku rebut Lias bagaimana pun caranya!” tegas Alena lalu pergi. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Hasrat Cinta   Perpisahan Yang Menyakitkan

    "Lias, apakah kamu sungguh tidak ingin memberikan kesempatan kepada Ella untuk memperbaiki semuanya? Aku sangat yakin bahwa apa yang terjadi di antara kalian memang benar-benar hanyalah sebuah kesalahpahaman. Bagaimana jika sampai Ella memang hanya di jebak," kata Ibu Margaretha. Dia berusaha memberikan pemahaman kepada putranya tersebut untuk yang terakhir kali sebelum dia pergi ke luar negeri. Dia tidak ingin jika sampai Lias menyesal suatu saat nanti jika sampai ini semua memang hanyalah sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan."Aku tidak mengerti dengan apa yang ibu pikirkan. Aku adalah korban dari ketidaksetiaan perempuan itu. Ibu lebih percaya perempuan tersebut dibandingkan aku? Sampai kapanpun aku tidak akan memberikan maaf kepadanya." Lias sudah sangat hancur dan pusing atas semua kebenaran yang dia ketahui. Dia merasa kecewa karena berpikir bahwa Ella memang benar-benar telah menghianati cintanya dan lebih memilih tidur dengan laki-laki lain. Ditambah, kedua orang tuanya

  • Hasrat Cinta   Sakit

    Ella terus saja kepikiran dengan semua ancaman yang telah diberikan oleh Alena kepadanya. Dia benar-benar sangat takut jika sampai perempuan tersebut benar-benar melakukan tindakan yang sama sekali tidak dia inginkan."Ibu, kamu tidak apa-apa?" tanya Ella kepada ibunya."Aku sama sekali tidak apa-apa, Sayang," jawab Ibu Farah. Dia kini terlihat jauh lebih baik. "Apa yang telah dilakukan oleh perempuan tersebut kepadamu, Ibu? Dia sama sekali tidak macam-macam, bukan?" tanya Ella memastikan."Ada apa, Nak? Kenapa kamu bertanya seperti itu? Dia hanya menyampaikan ucapan maaf dan juga turut berbelasungkawa atas kematian ayahmu," kata Ibu Farah."Hubungan persahabatan kalian baik-baik saja, bukan?" lanjutnya.Ella seketika mengangguk. Dia tidak ingin jika sampai ibunya kepikiran ketika mengetahui tentang apa yang sebenarnya telah terjadi antara dirinya dan juga sahabatnya tersebut."Semuanya baik-baik saja, Ibu. Lebih baik sekarang ibu istirahat. Aku akan keluar sebentar," kata Ella. Ell

  • Hasrat Cinta   Akan Aku Singkirkan Ibumu!

    Alena merasa sangat puas telah berhasil menghancurahkan hubungan antara Ella dan Lias. Memang ini adalah hal yang diinginkan sejak awal."Kamu sungguh perempuan yang sangat luar biasa, Alena. Aku sangat yakin bahwa saat ini Ella pasti sedang meratapi nasib atas kepergian dari laki-laki yang begitu sangat dicintai," kata Alena.Dia beranggapan bahwa ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh Ella. Perempuan tersebut pantas mendapatkan semua kesedihan itu."Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bagaimana mungkin kamu begitu sangat membenci perempuan seperti Ella. Padahal jika diperhatikan dia adalah perempuan yang baik," kata Alex yang saat itu terlihat duduk tepat di depan Alena. "Diam Alex!" bentak Alena. Dia sama sekali tidak suka jika laki-laki tersebut berkata demikian. "Lancang sekali kamu memuji perempuan tersebut di depanku," lanjutnya."Wow, maafkan aku," kata Alex sambil menaikkan kedua alisnya karena beranggapan bahwa itu semua hanyalah candaan dan tidak perlu diper

  • Hasrat Cinta   Memberitahu Ibu Farah

    Sudah hampir dua minggu lamanya sejak hubungan antara Ella dan Lias berakhir, namun rasanya masih begitu sulit bagi Ella untuk bisa berdamai dan menerima semua perpisahan tersebut. Dia sudah tidak pernah lagi mendengar kabar dari laki-laki tersebut. Lias benar-benar telah pergi dari hidupnya."Sepertinya kamu sungguh tidak mengharapkan aku lagi, Lias. Apakah sebegitu bencinya kamu kepadaku? Apakah kamu sudah tak mencintai aku lagi?" Ada begitu banyak pertanyaan yang terbesit di dalam benak Ella. Hampir setiap harinya dia terus kepikiran tentang laki-laki tersebut. Ella juga harus menghindar dari pertanyaan ibunya tentang rencana pernikahan antara dirinya dan juga laki-laki itu. "Nona, mobil telah siapa. Kita bisa berangkat sekarang," kata salah seorang sopir yang kini terlihat menghampiri Ella yang masih duduk termenung di ruang tamu. "Baiklah," kata Ella. Dia akan pergi ke rumah sakit dan melihat bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat berharap semoga perempuan tersebut tidak melont

  • Hasrat Cinta   Berakhirnya Sebuah Hubungan

    Ella kini hanya bisa menangis di sudut kamar sambil meratapi nasibnya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan bahwa dirinya akan hidup seperti ini. Satu persatu orang yang dicintainya pergi begitu saja akibat ulah Alena. Dia dibuat tidak berdaya."Kenapa kamu sekejam itu kepadaku? Selama ini aku telah menganggapmu seperti saudaraku sendiri. Namun rupanya kamu begitu sangat membenciku bahkan kamu sama sekali tidak ingin melihatku bahagia," kata Ella.Dia tidak tahu lagi harus mencurahkan segala isi hatinya kepada siapa. Dia tidak mungkin mengatakan ini semua kepada ibunya. Kondisi perempuan tersebut benar-benar tidak memungkinkan. Ella tidak ingin jika sampai kondisi kesehatan ibunya semakin memburuk setelah mengetahui bahwa Alena selama ini begitu sangat membencinya bahkan berusaha untuk menghancurkan hubungannya dengan Lias.Saat ini, dia bahkan tidak mampu untuk bertemu dengan ibunya di rumah sakit. Dia meminta kepada Nisa agar perempuan tersebut menjaga dan merawat ibunya dengan b

  • Hasrat Cinta   Membujuk Lias

    Ibu Margaretha melihat kepergian anaknya tersebut masuk ke dalam rumah kini langsung meminta suaminya untuk membujuk Ella, sementara dirinya akan menyusul putranya tersebut."Biar aku yang mengurus Lias," kata Ibu Margaretha kepada Pak Bagas.Ibu Margaretha dengan cepat mengikuti langkah kaki anaknya tersebut. Sementara itu, Pak Bagas kini terlihat mencoba menenangkan Ella. Dia mengajak perempuan tersebut untuk duduk di taman sambil meminta seorang pelayan untuk mengambilkan minuman. "Paman percaya kepadaku, bukan? Aku sama sekali tidak pernah menduakan Lias. Ini semua hanyalah jebakan dan aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana mungkin aku bisa ada di hotel tersebut. Selama ini ada seseorang yang benar-benar begitu sangat membencimu bahkan dia sama sekali tidak ingin melihatku bahagia. Namun aku sama sekali tidak bisa memberitahu siapa orang tersebut. Aku ...." Ella kini terus saya terisak. Pak Bagas tersenyum, dia percaya bahwa calon menantunya tersebut adalah perempuan yang beg

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status