Home / Romansa / Hasrat Liar Suami Wasiatku / Menikahi Pembunuh Suaminya

Share

Menikahi Pembunuh Suaminya

Author: Mommykai22
last update Huling Na-update: 2025-06-14 12:53:08

Laura tidak mau mengingat malam itu, malam kelam yang tidak seharusnya terjadi antara dirinya dan sahabat suaminya.

Mereka sedang ada di pesta perusahaan malam itu. Laura bersumpah tidak minum alkohol, hanya segelas jus jeruk. Tapi tidak lama setelahnya, ia merasakan pusing dan rasa aneh di tubuhnya.

Saat ia bangun keesokan harinya, ia menemukan dirinya berada di ranjang yang sama dengan Darren. Dan kejadian itu terjadi tepat di malam Yusak mengembuskan napas terakhirnya.

Tubuh Laura gemetar mengingat dosa terlarang yang ia sembunyikan sampai detik ini.

"Apa itu alasannya? Kau mau bertanggung jawab sampai akhirnya menikahiku karena kejadian malam itu kan?" ulang Laura.

"Aku tidak mengerti maksudmu."

"Jangan berpura-pura, Darren! Kita melakukannya malam itu!" Suara Laura meninggi. "Aku tidak sadar waktu itu, kepalaku pusing dan tubuhku panas! Aku pikir kau adalah Yusak. Tapi kau sendiri tahu aku ini istri sahabatmu, mengapa kau tidak menolakku dan malah melanjutkan semuanya?"

Darren memicingkan matanya. "Apa kau sedang menyalahkan aku sekarang, Laura? Malam itu kau terus menyerangku dan aku pria normal. Semua pria normal tidak akan sanggup bertahan dengan godaan tanpa henti."

"Tapi aku ini istri orang!"

"Sekarang sudah menjadi istriku."

Laura tertawa getir. "Bagaimana kau bisa mengatakannya segampang itu, hah? Apa kau sudah merencanakan ini? Atau mungkin kau juga yang memasukkan sesuatu ke dalam minumanku sampai aku berakhir denganmu?"

"Pikiranmu sudah terlalu jauh, Laura!" Suara Darren tetap tenang, walaupun kali ini terdengar muak. "Seperti yang kubilang, kau harus istirahat. Dan demi ketenangan kita bersama, jangan ke mana-mana sampai aku kembali nanti!"

Darren menatap Laura sedikit lebih lama, sebelum ia memutuskan keluar dari kamar itu.

Laura yang ditinggalkan sendirian pun mendadak tertawa frustasi.

"Mengapa aku tidak boleh ke mana-mana? Aku ini istri atau tahanan?"

Kepala Laura berdenyut. Ia terlalu lelah menangis sejak Yusak meninggal, ia susah tidur, dan tubuhnya lelah. Ditambah rasa frustasi dan bersalah yang terus melingkupi dirinya mengingat malam itu.

"Bagaimana bisa kau masih perawan, Laura?"

Bisikan parau itu terngiang di telinganya, menusuk hingga ke dasar jiwanya. Dua tahun menikah dengan Yusak, belum pernah sekalipun ia disentuh sebagai seorang istri. Tapi malam itu—malam sialan itu—Darren menyentuh setiap inchi tubuhnya.

Pria itu merenggut kesuciannya yang seharusnya hak Yusak. Laura masih mengingat rasa perih yang membelah tubuhnya, napas memburu, desahan yang tidak seharusnya keluar.

"Aku pikir itu kau, Yusak! Maafkan aku! Aku pikir itu kau …," bisiknya putus asa.

Sementara itu, di luar kamar, Darren berjalan menuju ruang kerjanya. Oscar, asisten sekaligus sahabatnya sudah menunggu di sana, berdiri tegak sambil membawa berkas-berkas penting.

"Kau sudah datang, Oscar!" ujar Darren yang duduk di kursinya sambil memijat pelipisnya. 

Oscar meletakkan map di atas meja. "Aku tidak suka suasana kantor hari ini. Semua orang membicarakan Yusak. Kematian mendadak, pesta kantor, sampai dugaan overdosis."

Yusak memang ditemukan meninggal di kamar hotel setelah menghadiri pesta perusahaan dan gosip-gosip makin liar dengan menuduh ada pesta obat terlarang saat itu.

"Siapkan konferensi pers besok, katakan Yusak meninggal karena serangan jantung. Kita harus menyelesaikan semuanya, sebelum berita ini berimbas pada proyek kita!"

Oscar mengangkat bahunya. "Sayangnya ini sudah berimbas, Darren. Pihak Aurora Hotel menunda pertemuan sampai berita negatif tentang perusahaan mereda." Oscar menunjukkan pesannya pada Darren. 

"Sial!" Darren mengepalkan tangannya.

Oscar mengembuskan napas panjangnya. "Ini baru berita kematian, bagaimana kalau mereka tahu tentang kau yang menikahi janda Yusak, hah? Aku bahkan tidak tahu harus mengucapkan selamat padamu atau tidak!"

"Kau pikir aku tidak terkejut? Aku juga tidak punya pilihan!"

"Lalu kau sudah memberitahu orang tuamu?"

"Belum."

"Kau gila, Darren!"

"Kau tahu sendiri mereka sudah punya kandidat wanita untukku kan? Lagipula Laura belum stabil sekarang, aku tidak bisa memperkenalkannya pada orang tuaku." 

Oscar langsung terdiam sejenak dan ia tahu Darren tidak bisa dibantah lagi. 

"Baiklah, aku bisa memahaminya. Semua memang terlalu mendadak untuknya dan untukmu juga. Tapi bukankah kau sempat bertemu dengan Yusak malam itu, sebelum dia meninggal? Apa yang sebenarnya terjadi?" 

Darren melirik tajam. "Aku tidak mau membahasnya, Oscar!"  

"Well, aku tahu kau bertengkar dengannya dan ...." 

"Sudah kubilang, aku tidak mau membahasnya, Oscar!" Darren menggeram marah sampai Oscar tidak berani bicara lagi.

Darren menarik napas pelan, lalu menatap temannya dengan sorot dingin seperti biasa. Tapi kali ini, matanya tampak lelah. "Sial! Ya, kami bertengkar hebat malam itu! Dia memukulku dan aku ... Yusak meninggal karena aku." 

Tanpa mereka sadari, Laura berdiri di sana. Tadinya ia ingin keluar untuk mengambil air minum, tapi pintu ruang kerja Darren tidak tertutup rapat. 

Ia tidak bermaksud menguping, tapi nama yang disebut setelahnya membuat tubuhnya membeku.

Jantungnya berdetak kencang. Laura menutup mulut dengan tangannya yang gemetar, mencegah suara tangisannya keluar.

"Yusak memukul Darren malam itu! Lalu apa yang pria itu lakukan sampai membuat Yusak meninggal? Apa kematian Yusak bukan serangan jantung biasa?" 

Laura mundur perlahan. Kepalanya berputar. Ia tidak bisa bernapas.

Rasa takut menjalari setiap ujung sarafnya. Tubuhnya lemas, dan pikiran di kepalanya hanya satu—

Ia menikah dengan pria yang membunuh suaminya sendiri.

**

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Wiwi Yuningsih
eeh masih perawan Laura, trs dia JD istri pajangan doang,pa Yusak gay?
goodnovel comment avatar
Marlien Cute
OMG ternyata Laura masih Virgin & yang Unboxing kali pertama adalah Darren. Kenapa Laura masih Virgin ya padahal waktu itu sudah menikah with Yusak selama 2 th. Jadi penasaran dengan ceritanya...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Bersama Orang Jahat

    "Ya Tuhan! Laura! Laura!" Jantung Bik Erna sudah memacu tidak karuan. Ia mencemaskan Cia, tapi entah mengapa ia juga sangat mencemaskan Laura yang pergi bersama Darwis. Dengan gemetar, Bik Erna pun akhirnya menelepon Darren dan Darren langsung mengangkatnya. "Pak Darren, syukurlah Anda mengangkat teleponnya," seru Bik Erna penuh kelegaan. "Ada apa, Bik? Laura mana? Kau sudah tiba di taman kan?" "Aku di taman, Pak. Tapi ...." Jantung Darren memacu tidak karuan. "Ada apa? Katakan ada apa kau begitu panik, hah?" "Cia ... Cia dibawa Bu Winny dan Laura ... Laura sedang mengejarnya." Kedua mata Darren membelalak dan jantungnya berdebar makin tidak karuan. "Apa? Cia dibawa Winny dan ... Laura mengejarnya bagaimana? Katakan yang jelas, Bik! Aku sedang dalam perjalanan pulang sekarang!" "Laura menyusul mereka bersama Pak Darwis! Mendadak mobil Pak Darwis muncul dan Laura pergi bersamanya. Aku takut sekali, Pak!" Suara Bik Erna sangat cemas dengan air mata yang sudah mengalir deras.

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Eksekusi yang Sempurna

    "Aku masih tidak bisa menghubungi Laura, Oscar. Aku akan pulang duluan, sedangkan kau serahkan video ini ke pengacara untuk segera diproses." "Aku tahu, Darren. Tapi apa yang akan kita lakukan pada Darwis sekarang? Aku sudah menelepon kantor, tapi Darwis tidak masuk kerja hari ini." "Sial! Akhir-akhir ini dia sering tidak masuk kerja. Dia sudah membuatku sangat emosi. Kalau dia masuk, langsung tangkap dia saja! Tahan dia dan biarkan dia menjelaskan semua di kantor polisi." "Aku tahu!" Darren dan Oscar baru saja melangkah saat ponsel Oscar berbunyi dan ia pun mengangkat telepon dari Marlin itu. "Marlin, ada apa meneleponku?" "Maaf menganggu, Pak Oscar. Tapi karena Anda tidak kunjung datang ke kantor, aku tidak bisa menunggu lagi. Aku sudah mengamankan Jay, aku mendengarnya menelepon dengan Pak Darwis tentang penggelapan uang perusahaan yang sedang Anda selidiki itu." Oscar membelalak lebar. "Jay? Jadi Jay juga bekerja sama dengan Darwis?" "Dan ada beberapa orang lagi, Pak." "A

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Melihat Mamanya Lagi

    "Kau di mana Darwis? Ada berita gawat. Sepertinya kecuranganmu di kantor sudah ketahuan."Jay, seorang teman kepercayaan menelepon Darwis pagi itu dan memberitahu apa yang ia dengar di kantor. Darwis pun mengepalkan tangannya geram. "Apa maksudmu, Jay?" "Laporan keuangan sedang dibedah langsung oleh Pak Darren. Perasaanku sangat buruk tentang ini. Mereka juga mencari info dari beberapa karyawan finance. Bahkan mereka membongkar laporan keuangan sampai tahun lalu." "Sial! Bagaimana itu bisa terjadi, hah?" "Aku tidak tahu, tapi kau harus antisipasi. Aku yakin mereka sedang mencari bukti untuk membawamu ke polisi, Darwis." Darwis kembali menggeram. "Kau bersamaku kan, Jay?" Jay mengembuskan napas panjangnya. "Aku tidak bisa membantu lebih, aku hanya bisa memberitahumu saja." "Aku tahu. Aku akan menransfer bagianmu nanti, tapi tetaplah tutup mulut!" "Aku akan melakukannya, tapi berjanjilah untuk tidak membawa namaku, Darwis." Darwis tersenyum sinis. Tentu saja ia bukan orang seba

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Kebenaran yang Tersembunyi

    "Apa ini, Oscar? Pesan dari siapa? Pelayan hotel? Apa yang mau dia katakan tentang Yusak?"Darren langsung mengernyit membaca pesan aneh itu. "Aku tidak tahu, Darren! Tapi jantungku mendadak berdebar kencang. Aku akan meneleponnya." Oscar pun buru-buru menelepon nomor Didik dan Ody langsung heboh melihat nama Oscar di sana. "Dia menelepon, Dik! Dia menelepon!" "Siapa?" "Pak Oscar!" "Cepat angkat! Biarkan aku bicara dengannya!" Ody mengangkat teleponnya dan Didik pun langsung bicara dengan Oscar. Pengeras suara sengaja diaktifkan oleh Oscar dan Darren juga merekam pembicaraan itu untuk antisipasi apa pun. "Halo, dengan siapa ini?" tanya Oscar begitu suara seorang pria terdengar di seberang sana. "Pak Oscar, akhirnya Anda meneleponku, aku sudah berkali-kali menelepon Anda." "Ya, cepat katakan ada apa karena aku tidak punya banyak waktu." "Aku tahu Anda adalah orang sibuk, Pak. Tapi aku benar-benar harus bicara dengan Anda. Aku ... aku Didik, aku adalah pelayan di hotel tempat

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Pesan Aneh di Ponselnya

    "Kau tidak apa, Pak?" "Kau tidak apa? Lihat mereka! Lihat mereka!" Didik dan Ody masih kesakitan di aspal setelah tubuh keduanya menghantam keras ke sana. Jalanan tidak ramai sampai Didik bisa mencuri lihat mobil apa yang menabraknya. Didik menahan napasnya sejenak di antara rusuknya yang mungkin patah. Tapi ia bersumpah melihat wajah Darwis di sana sedang menyetir sambil menoleh ke arahnya. "Akhh!" rintih Didik. "Kau tidak apa, Pak? Bawa mereka ke rumah sakit!" Suara orang-orang di sekitar terdengar lagi. Ia tidak mendengar suara lagi karena tidak lama kemudian, ia kehilangan kesadaran. Ia baru sadar saat ia sudah berada di rumah sakit dengan Ody yang duduk di sampingnya dengan kepala diperban. "Dik, kau sudah sadar? Bagaimana rasanya? Mana yang sakit? Kau masih mengenaliku kan?" tanya Ody cemas. Didik menelan saliva. Ia masih linglung sejenak, tapi wajah Darwis terukir nyata di otaknya. "Orang itu ... orang itu yang menabrak kita. Orang itu ... kakaknya Pak Yusak itu," lir

  • Hasrat Liar Suami Wasiatku   Kecelakaan Tengah Malam

    "Kau serius, Dik? Pria itu? Dia bilang dia kan kakaknya Pak Yusak! Jangan becanda!" Ody sudah naik sepeda motor bersama Didik pergi dari Luxterra, tapi mereka tetap mengobrol di sepeda motor. "Aku yakin, sudah kubilang aku melihat dengan mata kepalaku sendiri kan? Aku sudah mengamati dia sejak dia memasukkan sesuatu ke dalam gelas minuman yang entah milik siapa. Kacamatanya itu membuat dia mudah sekali dikenali." "Aku terus mencuri pandang padanya karena dia terlihat mencurigakan. Dia tidak melihatku, tapi aku melihatnya. Dia bertengkar hebat dengan Pak Yusak, lalu mereka masuk ke kamar dan Pak Yusak ditemukan meninggal. Aku terus merasa tidak tenang sejak itu," imbuh Didik yang merupakan pelayan di hotel tempat pesta Luxterra diadakan waktu itu. Didik sudah menahan dirinya cukup lama, ia bahkan begitu niat meminta rekaman CCTV di koridor dan tempat pesta. Cukup lama ia baru berhasil mendapatkannya, sebelum akhirnya ia berani datang ke Luxterra. Tujuannya adalah mencari Darren, pi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status