“Apa yang kau maksud Tuan?,” tanya Isabelle yang terkejut mendengar ucapan J.Isabelle pun segera menarik Jayden dari pelukan J dan menyembunyikannya di balik badan mungilnya.J pun tampak menghela nafas dan mencoba untuk tetap tenang agar kepalanya tidak terasa sakit lagi saat mengingat setiap kejadian demi kejadian yang pernah terjadi.“Belle, boleh kita bicara berdua?,” tanya J dengan sangat lembut.Isabelle juga terheran dengan nama panggilan yang J ucap baru saja.“Tidak, aku tidak ingin bicara denganmu. Kalian berdua boleh pergi, aku sudah tidak membutuhkan bantuan kalian lagi,” tutur Isabelle yang mulai kesal dan marah terhadap J.Namun J tidak langsung menyerah, J mencoba membujuknya sekali lagi melalui Jayden.“Nak, Papi perlu bicara dengan Mami mu, apakah kau mau membantu Papi membujuk Mami agar mau bicara dengan Papi?,” tanya J dengan terus berjongkok di depan Jayden dan Isabelle.Jayden pun terlihat mengangguk dan segera berlari ke arah Thomas, genggaman tangan Isabelle pu
Pagi terasa begitu hangat, mentari menyinari ruangan menerobos masuk dari celah jendela. Membuat mata James mengerjap karena silaunya, dan ternyata dunianya terlihat begitu dekat berada di depan matanya.Tangannya secara teratur ingin mengusap pucuk kepala dari Isabelle yang tengah menemaninya di sana.Namun saat tangan dari James hendak terangkat, Isabelle tampak terusik dan terbangun dari tidurnya.James yang menyadarinya pun segera kembali berpura pura tertidur, james ingin melihat reaksi apa yang akan Isabelle lakukan saat melihat dirinya belum sadar.“Ya Tuhan, ini sudah jam berapa?,” gumam Isabelle terkejut karena hari sudah terlihat sangat cerah.Dilihatnya jam di tangannya yang menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh menit.“pukul tujuh?, bagaimana bisa aku tertidur begitu pulas sementara james belum sadar.” gumamnya lagi seraya menoleh ke arah James.Terlihat selang infus dan juga selang transfusi darah, selang oksigen pun turut membantu James yang terbaring lemah di bed.“Ap
“Black Rose, bisakah kau segera datang kesini. Ada hal penting yang ingin aku sampaikan,” ucap Leon yang tengah menelpon sang bosa besar.“Apakah ada masalah besar Leon?, tampaknya kau begitu panik?,” tanya Black Rose dari seberang telepon.Tanpa banyak berucap lagi, Leon pun memberitahukan hingga ke akar masalahnya kepada Black Rose. Setelah mendengar alasan dari Leon, Black Rose segera bergegas menemui Leon.Disamping itu, James tengah merasakan kesal karena bahan baku untuk perhiasannya telah dicuri oleh Black Rose dan membuatnya tidak bisa memproduksi desain terbaru di perusahaannya.“Bagaimana Thom, apakah kau sudah menemukan pemasok berlian yang aku inginkan kemarin?,” tanya James pada Thomas.Namun Thomas hanya menggeleng, sebab dirinya memang belum bisa menemukan pemasok terbaru untuk berlian yang diinginkan dan juga dibutuhkan oleh James.James hanya terus saja menggigit kuku jarinya dan berusaha menemukan jalan keluar yang dirasanya akan buntu.James tau jika yang menjual ba
Suara keributan terdengar begitu sangat nyaring dari dalam ruangan divisi pemasaran.Teriakan dari Patrician dan juga Isabelle membuat semua atensi jatuh dan tertuju kepada mereka.“Apa kau sudah gila?, kau bisa merusaknya Isabelle,” pekik Patricia dengan terus mengamankan sebuah kalung yang sudah dirinya buat untuk desain terbaru yang siap dirilis di perusahaan James.“Aku sudah mengatakannya, jika desain itu belum sempurna. JIka kau memaksanya untuk ditampilkan di galeri, itu akan membuat kesan memaksakan hal yang belum sepenuhnya terbentuk,” ucap Isabelle menjelaskan desain miliknya yang juga dibuat olehnya.Saat keduanya bertengkar, tiba tiba saja Maria datang dan mencoba untuk menengahi.Namun yang terjadi bukan menengahi, melainkan Maria membela patricia dan menyudutkan Isabelle habis habisan.“Kau, jangan terlalu ikut campur dengan urusan desain yang sudah dipilih dan dibuat oleh Patricia. Urus saja pekerjaanmu sendiri Isabelle, aku yang berhak memutuskan apakah desain ini laya
Suara cambukan itu terdengar sangat pedih di telinga Thomas, Van Der Mick yang tidak akan segan mencambuk sang putra jika melakukan kesalahan.“Tuan aku mohion, lepaskan Tuan James dia tidak bersalah untuk hal berlian biru itu,” teriak Thomas lagi memohon di dalam cengkraman penjaga.Tidak sedikitpun suara pekikan dari James yang justru membuat Thomas semakin khawatir.Saat Van Der Mick tengah sibuk mencambuk James, tiba tiba saja langkah kaki yang nyaring terdengar terburu buru berlari ke arah ruangan cambuk itu.“Daddy,,” teriak anak kecil yang ternyata adalah Jayden.“Jay,” teriak James yang terkejut melihat kedatangan dari sang putra yang Isabelle bawa kesana.“Are you okay Dad?, apa Grandpa menyakitimu?. Katakan padaku Dad, aku akan menghukumnya untukmu,” ucap Jayden yang sudah bersimpuh di depan James yang tengah tertelungkup.James pun hanya tersenyum getir melihat sang putra yang tengah ingin membela dirinya.“Grandpa menghukum Daddy karena Daddy nakal, jika Dady tidak nakal m
“Ayah…!!!” teriak Isabel ketika mendengar berita kecelakaan mobil yang sangat ia kenali. Mobil Mercedes Benz yang khusus sering digunakan oleh sang ayah ketika bertugas mengantar sang bos besar.Isabel segera menuju Rumah Sakit untuk memastikan kondisi sang ayah yang sudah terkapar lemah dalam berita di televisi tadi. Perasaannya berkecamuk tatkala mengetahui jika sang ayah terluka parah. Orang yang sangat ia kasihi, satu-satunya yang selalu mengharapkan dirinya berhasil sukses dan berjaya.“Ayah aku mohon, bertahanlah demi aku ayah,” tutur Isabel seraya tersedu. Air mata tidak berhenti mengalir di pipinya seraya mengemudi mobil dengan kecepatan penuh.Sesampainya di Rumah Sakit, Isabel segera pergi menuju resepsionis untuk menanyakan sang ayah. Saat tengah kalut menunggu petugas resepsionis mencari data dan nama dari sang ayah, tiba-tiba Isabel melihat sang Tuan Muda berjalan dikawal oleh dua orang bodyguard menuju dirinya.“Apa yang kau lakukan disini?,” tanya James Van Der Mick.“A
“Tidak, aku yakin tidak salah orang. Aku Van Der Mick, bos dari Atmaja ayahmu.” ungkap Van Der Mick memberitahu Isabel tentang siapa dirinya.Isabel pun tergagap dan juga terkejut mendengar nama Van Der Mick, orang hebat yang selalu membantu sang ayah dalam setiap kesusahannya. Hingga Isabel bisa tamat kuliah dan mengambil beberapa perguruan tinggi pun berkat bantuan van Der Mick.“T-tuan Besar, jadi kau Tuan Van Der Mick?” tanya Isabel dengan gugup.Van Der Mick pun hanya tersenyum mendengar kegugupan dari Isabel.“Ya Isabel, aku Van Der Mick. Ayahmu menitipkanmu kepadaku untuk dijaga, sebelum dia kecelakaan dia sempat menuliskan pesan kepadaku.” tutur Van Der Mick yang membuat Isabel penasaran dengan isi pesan dari ayahnya kepada tuan besarnya itu.Isabel pun hanya terdiam mendengar perkataan dari Van Der Mick, ia hanya terdiam saat mendengar sang ayah sudah menitipkan dirinya kepada bos dari sang ayah.“Minta anak keras kepala itu untuk masuk!” pinta Van Der Mick kepada Ray.“Baik
Setelah perdebatan antara Isabelle dan juga James, ia segera mengambil keputusan untuk keduanya.“Berhenti berdebat! keputusanku sudah bulat. Kalian berdua akan segera aku nikahkan, jadi berusahalah untuk memahami satu sama lain.” tutur Van Der Mick seraya pergi dari sana meninggalkan keduanya.Isabelle pun tampak kecewa dengan keputusan dari tuan besarnya itu. Ia sudah memikirkan semua hal buruk yang akan terjadi kepadanya setelah pernikahan itu terjadi.Sementara James terus saja mengepalkan tangannya seolah dendam dalam hatinya semakin menumpuk dan menggunung. Ia tampak menyeringai licik seraya melirik ke arah Isabelle yang masih betah dengan tangisannya.“Diam bodoh, tangisanmu hanya membuatku semakin muak. Jangan seolah menolakku namun sebenarnya kau menginginkanku.” ungkap James menghampiri Isabelle.James mencengkram dagu Isabelle begitu kuat, hingga Isabelle memekik kesakitan.]“Lepas Tuan, tanganmu melukaiku.” pinta Isabelle kepada James.Bukannya melepaskan, justru James sem