Share

Menuntaskan Hasrat

Laura terbelalak tak percaya. Dia langsung mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar, sebelum kembali mengarahkan perhatian pada Delila. “Bunuh diri?” ulangnya. 

Delila mengangguk. “Maafkan aku, Nyonya. Aku tidak bisa memberitahu Anda lebih dari itu.” 

“Apa kau tahu apa yang Christian inginkan dariku? Apakah dia … semoga dia bukan psikopat yang ….” Laura tak sempat melanjutkan kata-katanya, berhubung terdengar suara panggilan di pintu depan. 

“Permisi. Aku harus ke bawah dulu.” Delila mengangguk sopan, sebelum berlalu dari hadapan Laura yang masih diliputi rasa penasaran. 

Penuturan Delila tadi, telah membuat Laura makin tak karuan dan tidak bisa berpikir jernih. Semua begitu buram baginya. 

Sementara itu, Christian telah tiba di kediaman mewah miliknya, yang berada di kawasan pemukiman elite Kota London. Dia keluar dari kendaraan, setelah Wayne membukakan pintu. Christian melangkah gagah sambil menenteng jas yang tidak dia kenakan lagi. Walaupun ekspresi wajah pria tiga puluh lima tahun tersebut tampak kacau, tetapi dia masih terlihat seksi dan menggoda. Setidaknya, bagi wanita cantik bertubuh sintal yang sudah berdiri di ambang pintu. 

“Kupikir, kau tidak akan pulang kemari,” ucap wanita cantik berambut cokelat tembaga tadi. Dia adalah Chelsea Wright, kekasih Christian. 

“Sedang apa kau di sini?” Christian menanggapi dingin sambutan sang kekasih. Sekilas, pria tampan itu menoleh pada Alfred yang menghampirinya. “Kau boleh beristirahat.” 

“Terima kasih, Tuan,” balas Alfred sopan. Dia mengangguk pada Chelsea, sebelum melanjutkan langkah masuk ke rumah. 

Sepeninggal Alfred, Chelsea mengarahkan perhatian sepenuhnya pada Christian. “Aku menunggumu selama dua jam dua puluh dua menit. Seperti inikah caramu memperlakukanku?” Wanita cantik berambut indah itu meraih tangan Christian, lalu membawanya masuk. Chelsea sudah seperti tuan rumah di sana. Hubungannya yang telah terjalin sekian lama dengan sang pengusaha muda tersebut, membuat wanita itu memiliki akses leluasa ke kediaman mewah milik Christian. 

Saat mereka berjalan melewati koridor, Christian menarik tangan Chelsea hingga wanita itu masuk ke pelukannya. Christian menggiring mundur sang kekasih, sambil mencium penuh gairah. Setelah menyandarkan tubuh Chelsea ke dinding koridor, dia mulai menjamah bagian-bagian yang menjadi kesukaannya. 

“Ah, Chris,” desah Chelsea pelan, sambil meremas tengkuk sang kekasih. Dia memejamkan mata, ketika Christian menciumi leher, lalu turun ke dada. “Bawa aku ke tempat tidurmu, Sayang," pintanya.

Tanpa memberikan jawaban, Christian langsung memangku Chelsea. Dia memegangi paha sang kekasih, sambil berjalan menuju kamar. Christian harus menuntaskan hasrat biologis, yang tadi sempat terbangkitkan saat dirinya berhadapan dengan Laura. Walaupun wanita itu tak menarik baginya, tetapi mereka sempat bersentuhan di tempat tidur. 

Beberapa saat kemudian, adegan panas telah berlangsung di dalam kamar mewah milik Christian. Desahan manja berbaur dengan helaan napas berat memburu, mengiringi penyatuan penuh gairah dua sejoli tadi. Untuk kesekian kalinya, pasangan kekasih itu dapat mereguk kenikmatan surga dunia. 

“Ah!” Christian meringis kecil, saat mengakhiri ritual melelahkan yang telah dilakoninya bersama Chelsea. Sesaat kemudian, dia melepas pengaman, lalu membungkusnya dengan selembar tisu. Barulah benda berbahan lateks itu dibuang ke tempat sampah di kamar mandi. 

“Aku sudah menyiapkan air hangat. Mari berendam,” ajak Chelsea. Dia sudah tahu betul kebiasaan sang kekasih, setiap kali habis bercinta. 

“Kau yang terbaik,” sanjung Christian diiringi senyum kecil, seraya membantu Chelsea masuk ke bathtub. Dia mendekap wanita cantik yang duduk di depannya. Sesekali, Christian mengecup lembut pundak sang kekasih, lalu menggodanya dengan menyentuh bagian-bagian tertentu. 

Chelsea tertawa renyah menanggapi kenakalan Christian. Namun, tak lama kemudian tawa itu memudar. Chelsea yang bersandar di dada pengusaha muda tadi, mengarahkan pandangan pada pria tampan tersebut. “Bagaimana rencanamu? Apakah semua berjalan lancar?” 

“Ya. Aku sudah menikah dengan Laura. Wanita itu juga telah kutempatkan di Cotswolds.” Tatapan Christian tertuju lurus ke depan. Bayangannya kembali tertuju pada apa yang sudah terjadi dalam seharian tadi. 

“Astaga. Aku merasa begitu bodoh, saat mengizinkanmu menikahi wanita sialan itu,” keluh Chelsea penuh sesal. 

“Kau sudah tahu seperti apa rencanaku sebelumnya,” ujar Christian. Dia mengambil air, lalu menyiramkan di pundak Chelsea, kemudian mengecupnya lembut.

Tawa renyah kembali meluncur dari bibir Chelsea. Entah apa yang lucu. Bisa jadi, wanita itu justru tengah menertawakan diri sendiri. “Kapan kau akan menceraikannya?” 

“Maksudmu?” Christian memicingkan mata.

“Aku tidak suka kau terlalu lama bermain-main dengan wanita itu, Sayang. Bisakah kau percepat misi balas dendammu ini?” Chelsea memainkan air yang memenuhi bathtub. 

“Ayolah. Aku baru mengawalinya.” Christian mulai tak nyaman dengan obrolan mereka. Dia sudah bisa menebak ke mana arah pembicaraan Chelsea. 

Benar saja. Keluhan panjang meluncur dari bibir Chelsea. Namun, wanita cantik dengan rambut yang digulung asal-asalan tersebut tak mengatakan apa pun. 

“Jangan berpikir macam-macam,” tegur Christian. “Aku tidak suka jika kau sudah berlebihan seperti ini.”

“Seberapa setia seseorang pada pasangannya, Christian? Siapa yang bisa mengukur hal itu? Segala hal bisa terjadi. Aku hanya takut bila suatu saat nanti kau justru terjebak dalam permainanmu. Bila dia bisa memikat para pria dengan sangat mudah, artinya bukan tak mungkin kau juga dapat ditaklukan tanpa ada kesulitan.”

“Omong kosong.” Christian tak suka dengan ucapan Chelsea. Dia mendorong pelan tubuh wanita cantik itu agar tak bersandar lagi padanya. Christian keluar dari bathtub. Dia masuk ke shower box untuk membilas tubuh.

Chelsea pun tak tinggal diam. Wanita cantik bertubuh sintal tersebut langsung mengikuti kekasihnya. Dia memeluk Christian dari belakang. 

“Sejujurnya aku tak habis pikir, saat kau mengatakan hendak menikahi pelacur itu. Apakah tidak ada cara lain? Kau membuatku takut, Sayang.” Chelsea membenamkan wajah di pundak belakang Christian. 

“Kau tahu bahwa ini hanya main-main,” ucap Christian sambil mengusap wajah dan rambut yang terkena guyuran air dari shower. 

“Kenapa harus menjadikannya istri?” Chelsea seperti ingin melakukan protes keras. “Kau bisa berpura-pura hanya mengencani atau ….”

“Seorang kekasih tidak memiliki hak mutlak atas kekasihnya. Berbeda dengan ikatan suami-istri. Aku memiliki kekuasaan penuh atas diri Laura Pearson,” bantah Christian penuh penekanan. 

Chelsea terdiam sejenak. Dia mengangkat wajah, membiarkan paras cantiknya tersiram deraian air yang mengalir deras. “Apakah itu artinya aku juga tidak memiliki hak mutlak atas dirimu, Chris?” Pertanyaan bernada kecewa, terlontar dari bibir wanita berambut cokelat tembaga tersebut. 

“Hentikan, Chelsea!” sergah Christian cukup tegas. Dia makin terganggu dengan perbincangan itu.

“Pahamilah ketakutanku sebagai seorang wanita, Sayang. Kau sangat tampan dan kaya raya. Kau memiliki magnet yang teramat kuat, untuk menarik wanita manapun agar mendekat. Tak terkecuali pelacur itu.”

“Jangan gila, Chelsea! Kau pikir, aku akan bercinta dengan pembunuh adikku?” 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status