Hasrat Pernikahan Suami Arogan

Hasrat Pernikahan Suami Arogan

Oleh:  Komalasari  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat
191Bab
3.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Christian menikahi Laura demi hasrat balas dendamnya. Namun, suatu ketika Christian mendapati kenyataan yang menjadikan dirinya seseorang paling bodoh. Apakah Laura akan memaafkannya atau justru memilih pergi meski sedang mengandung?

Lihat lebih banyak
Hasrat Pernikahan Suami Arogan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Kafkaika
Bintang 5 untuk kakak, novelnya bagus, semangat Update nya ya kak,
2024-03-27 17:58:54
0
user avatar
Titik pujiningdyah
novel ini benar² menarik. recomended
2024-03-22 09:55:28
1
user avatar
AkiraYuki
Seru. Penuh konflik dan bikin penasaran
2024-02-09 06:39:28
1
191 Bab
Dinikahi Pria Asing
Dekorasi indah penuh bunga, menghiasi area pesta pernikahan bernuansa serba putih. Senada dengan gaun pengantin indah yang Laura kenakan siang itu. Namun, gadis cantik bermata biru tersebut tampak resah karena mempelai pria belum juga hadir di sana. “Sudah kukatakan bahwa Christian Lynch adalah pria tua yang aneh. Dia pasti kesulitan berjalan sendiri menuju kemari,” bisik Emma pada Grace, sang ibu. Emma merupakan saudara kembar Laura.“Jangan sampai ayahmu mendengar apa yang kau katakan barusan, Sayang,” balas Grace. Selama ini, dia lebih menyayangi Emma dibanding Laura. Alasannya, Emma menyimpan rahasia besar sang ibu yang tidak James ketahui. “Untung kau sudah memiliki kekasih. Jika tidak, dirimulah yang saat ini sedang berdiri bagai orang bodoh di sana.” Ekor mata Grace tertuju ke arah Laura berada. “Aku tidak sebodoh dia, Bu. Kau sudah tahu itu,” balas Emma diiringi senyum puas. Namun, sikap serta ucapannya justru membuat sang ibu jadi tak nyaman. “Apakah calon mempelai pria be
Baca selengkapnya
Seperti Pelacur Jalanan
“Apa maksudmu?” Laura kembali bertanya. Dia yang awalnya tak banyak bicara atau membantah, kali ini memperlihatkan reaksi berbeda. Terlebih, setelah dirinya menyaksikan perselisihan antara Christian dengan James. “Kau sudah bersikap sangat buruk pada ayahku.” “Tidak akan terjadi andai ayahmu tak banyak bicara,” sanggah Christian dingin, seraya mengalihkan pandangan ke depan. Pria tampan itu mengembuskan napas berat, lalu melepas dasi kupu-kupu yang menghiasi lehernya.“Apa kita akan mampir ke kediaman Anda, Tuan?” tanya Alfred, seraya menoleh pada sang majikan. Dia duduk di jok depan. Alfred merupakan orang kepercayaan Christian. Selama ini, dialah yang disangka akan menikahi Laura karena Christian tak pernah menampakkan diri secara langsung, di hadapan James serta keluarganya.“Tidak. Langsung saja ke Cotswolds,” sahut Christian datar. “Kau dengar itu, Wayne?” Alfred menoleh pada sang sopir, yang sepertinya memiliki rentang usia sama seperti Christian. “Baik, Tuan,” balas Wayne di
Baca selengkapnya
Tak Bisa Dipahami
“Jadi, kau akan meninggalkanku di sini?” Laura menatap tak percaya pada suaminya. “Aku adalah istrimu. Bagaimana bisa kau melakukan itu padaku?” “Aku bisa melakukan apa pun, Laura!” balas Christian. Suaranya tiba-tiba meninggi. Membuat Laura seketika mundur beberapa langkah. “Kau tidak kuberi wewenang untuk melayangkan protes! Bukankah dirimu sudah tahu siapa Christian Lynch? Akulah bosnya, Nona Pearson,” ucap si pemilik rambut gelap itu penuh penekanan. “Tapi, aku adalah wanita yang telah kau ikat dengan sumpah di hadapan Tuhan, Christian!” Laura terus melayangkan protes. “Wanita sepertimu tidak pantas menyebut nama Tuhan!” balas Christian. “Sudahlah. Aku tidak mau terlalu banyak membuang waktu di sini.” Christian membuka pintu. Sebelum keluar dari kamar, dia kembali menatap Laura. “Ingat satu hal. Jangan pernah berpikir bahwa kau bisa melarikan diri dari sini. Bila kau berulah macam-macam, aku akan langsung bertindak. Tuan James Pearson ada dalam genggamanku saat ini. Aku bisa me
Baca selengkapnya
Menuntaskan Hasrat
Laura terbelalak tak percaya. Dia langsung mengedarkan pandangan ke setiap sudut kamar, sebelum kembali mengarahkan perhatian pada Delila. “Bunuh diri?” ulangnya. Delila mengangguk. “Maafkan aku, Nyonya. Aku tidak bisa memberitahu Anda lebih dari itu.” “Apa kau tahu apa yang Christian inginkan dariku? Apakah dia … semoga dia bukan psikopat yang ….” Laura tak sempat melanjutkan kata-katanya, berhubung terdengar suara panggilan di pintu depan. “Permisi. Aku harus ke bawah dulu.” Delila mengangguk sopan, sebelum berlalu dari hadapan Laura yang masih diliputi rasa penasaran. Penuturan Delila tadi, telah membuat Laura makin tak karuan dan tidak bisa berpikir jernih. Semua begitu buram baginya. Sementara itu, Christian telah tiba di kediaman mewah miliknya, yang berada di kawasan pemukiman elite Kota London. Dia keluar dari kendaraan, setelah Wayne membukakan pintu. Christian melangkah gagah sambil menenteng jas yang tidak dia kenakan lagi. Walaupun ekspresi wajah pria tiga puluh lima
Baca selengkapnya
Lebih Kuat dan Berkuasa
Christian menyingkirkan tangan Chelsea yang melingkar di perutnya. Dia keluar dari shower box, lalu mengambil handuk. Pria itu tak memedulikan sang kekasih yang masih berada di kamar mandi. “Ck!” Chelsea berdecak kesal. Rasa hati ingin mengeluarkan unek-unek. Namun, dia tak bisa melakukan sesuatu yang lebih dari itu, saat berhadapan dengan Christian. Cinta dan ketertarikan yang terlalu besar terhadap pengusaha muda tersebut, membuatnya merasa lemah. Beberapa saat berlalu. Pasangan kekasih itu sudah kembali berpakaian. Pelayan memberitahukan bahwa makan malam telah siap. Seperti biasa. Setiap kali berkunjung ke kediaman Christian, Chelsea pasti menemani pria itu layaknya seorang istri. “Maafkan aku, Sayang,” ucap Chelsea, setelah selesai makan malam. “Apa kau akan menginap di sini?” tanya Christian. Dia tak menanggapi permintaan maaf kekasihnya. “Jika kau tak keberatan,” jawab Chelsea. Christian menatap wanita yang sudah dia kencani selama lebih dari satu tahun. Itu merupakan pre
Baca selengkapnya
Misi Balas Dendam
Christian yang awalnya memasang ekspresi tak bersemangat, langsung mengubah mimik wajahnya. Pria tampan tiga puluh lima tahun tersebut menunjukkan raut penuh penasaran. “Apa rencanamu?” “Sebenarnya, aku tidak menyukai ide ini. Namun, aku juga ingin melihat pelacur itu benar-benar hancur,” ujar Chelsea seraya memainkan ujung telunjuk, di wajah serta dagu Christian yang dihiasi janggut tipis.“Lalu?” Christian menaikkan sebelah alisnya. Chelsea tersenyum kecil, lalu mengecup sekilas bibir sang kekasih yang menunggu penjelasan darinya. “Aku memang tidak terlalu lama mengenal Maria. Namun, dia sudah kuanggap seperti adik kandung. Aku mencintaimu dan segala hal yang kau miliki. Termasuk keluargamu.” Chelsea kembali tersenyum.“Tak dapat kubayangkan seberapa sakitnya dikhianati orang terkasih dalam hidup kita. Jika aku jadi Maria, aku akan memilih mengakhiri hidup setelah menghabisi jalang itu. Namun, kematian yang terlalu mudah, justru merupakan hukuman paling ringan untuk Laura si pelac
Baca selengkapnya
Menantu vs Mertua
Chelsea langsung bangkit. Dia menatap tajam Christian yang seakan tak peduli, bahwa jawabannya telah membuat membangkitkan kembali rasa kesal seperti tadi. “Untuk apa kau melihat keadaan pelacur itu?” tanyanya bernada protes. Christian yang sudah lelah dan ingin segera tidur, kembali membuka mata. Dia menoleh pada Chelsea dengan sorot aneh. “Untuk apa? Kenapa kau masih bertanya? Bukankah kau sendiri yang memberikan saran, agar aku tidak menyiksa Laura secara fisik? Aku hanya mengikuti apa yang menjadi ide brilianmu. Kenapa kau harus protes?” Christian menarik selimut, lalu berbalik. Tidur menyamping sambil membelakangi Chelsea akan jauh lebih nyaman baginya. Lain halnya dengan Chelsea. Wanita berambut panjang itu hanya dapat menggerutu dalam hati. Dia harus kembali menahan kekesalan terhadap sikap Christian, yang sempat teralihkan oleh adegan panas menguras keringat. Tak ada yang bisa dirinya lakukan selain ikut tidur. Lagi pula, Christian sudah terlelap. Dengkuran halusnya terdeng
Baca selengkapnya
Selembar Handuk
“Apa maksudmu?” tanya Christian sambil memicingkan mata. Tatapannya terfokus pada wanita cantik yang memiliki kemiripan identik dengan Laura. Emma tersenyum, seraya beranjak dari duduk. Dia mengarahkan pandangan pada foto keluarga yang membuatnya tertarik. “Siapa wanita muda itu?” tanya saudara kembar Laura tersebut. Christian ikut mengarahkan pandangan pada foto keluarga yang terpajang di dinding. Dia tahu siapa yang Emma maksud. Pria tampan itu kembali mengalihkan perhatian pada sang kakak ipar. “Memangnya kenapa?” Pengusaha tampan itu balik bertanya. “Jawab saja,” sahut Emma enteng. “Aku pernah menemukan fotonya di kamar Laura. Kupikir, mereka adalah sahabat dekat,” terang wanita muda itu. Membuat Christian seketika memasang ekspresi serius. “Sejujurnya, aku tidak peduli dengan apa pun yang berkaitan dengan saudara kembarku. Namun, kurasa dia sangat beruntung karena dipersunting pria sepertimu.” Christian menaikkan sebelah alisnya mendengar ucapan Emma. Akan tetapi, dia tak
Baca selengkapnya
Dendam dan Amarah
“Sedang apa kau di sini?” tanya Laura seraya bergerak mundur perlahan, sambil memegangi gulungan handuk di dada.Sementara Christian justru terus maju. Tatapan serta bahasa tubuh pria tampan tersebut menunjukkan bahwa dialah sang penguasa, yang dapat mengintimidasi siapa pun lawannya. Christian terus menggiring Laura mundur, hingga punggung wanita itu menyentuh dinding. Laura yang hanya memakai handuk sebatas dada, terlihat was-was. Tangannya makin kencang memegangi gulungan handuk agar tidak terlepas. “Mundur, Christian.” Suara Laura terdengar pelan, tetapi penuh penekanan. Dia tidak akan membiarkan pria itu berbuat tak sopan lagi seperti kemarin-kemarin. Namun, Christian tak menerima perintah dari siapa pun. Pria tampan berambut gelap tadi tidak menggubris ucapan Laura. Pengusah
Baca selengkapnya
Mulut Manis Penuh Racun
Christian menatap Laura dengan sorot tak bersahabat sama sekali. Namun, raut wajah pria tampan tersebut sudah tak terlalu tegang seperti tadi. “Tunggu sebentar. Aku harus berpakaian dulu.” Laura yang awalnya berdiri sambil menghadap pada Christian, segera membalikkan badan. Wanita muda dengan rambut yang digulung asal-asalan menggunakan jepitan plastik tersebut membuka lemari. Dia memilih baju tanpa berlama-lama, kemudian berjalan menuju pintu kamar mandi. “Mau ke mana?” tanya Christian dingin. Laura tertegun. “Aku harus berpakaian,” jawabnya tanpa menoleh. “Kenapa tidak di sini saja?” “Christian ….” Laura menoleh. Dia hendak mela
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status