Cincin Berlian Palsu Gundik Suamiku
Bab 47
Tunggu, tunggu, ini kan fotonya Panji. Tapi, kenapa dia seperti ada diacara nikahan. Jangan-jangan, Panji sudah menikah secara diam-diam tanpa sepengetahuanku lagi.
Argh! Pikiranku langsung berkecamuk hebat. Semoga tidak benar tudingan ini.
Jempolku hanya menekan tombol like untuk foto yang tak ada caption-nya tersebut. Dan lantas menutup aplikasi biru itu.
Ponsel yang masih ada dalam pangkuanku terus berbunyi. Gegas kulihat dering yang mengganggu itu.
<
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 48Sesosok wanita tengah menatapku tajam. Pandangan itu seolah singa yang sedang mengintai mangsanya."Apa kau tidak dengar, dasar wanita murahan! Jika kau tidak dengar, biar saya ulangi!" Lagi, wanita itu memaki hingga membuat emosiku meledak-ledak.Aku kenal siapa wanita itu. Dan kami pernah beberapa kali bertemu saat dulu sama-sama pernah tinggal di Jogja. Dia adalah mamanya Panji. Entah kenapa beliau bisa tahu di mana tempat tinggalku sekarang.Atau, mamanya Panji memang sejak tadi menguping di sekitar sini. Pikirku begitu, tapi entah bagaimana kebenarannya."Maaf, salah saya apa, Tente?" tan
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 49Gegas kuikuti dia. Yang ternyata menuju ke toilet.Kurasa ini waktu yang tepat. Akan aku kembalikan cincin ini dan mengatakan … kita nggak akan pernah ketemu lagi."Panji!" Aku memanggil dengan menarik tangannya.Ia pun menoleh.Wajahnya terlihat terperangah melihat siapa yang kini ada di hadapannya."Vina, kok kamu ada sini?" tanyanya, dengan mata agak membeliak.Cincin yang ada di jari manis ku segera kuberikan tepat di atas telapak tangan Panji.
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 50"Bagus! Teruslah berpelukan! Karena itu pelukan yang terakhir untuk kalian!"Suara tepukan tangan membuat kami menarik diri masing-masing.Aku dan Panji melihat ke arah suara itu. Mata kami sama-sama membeliak. Di sana ada wanita dan dua orang berbadan gempal tengah berdiri di belakangnya sambil memasang wajah sangar."Mama!" Panji memekik. Reflek ia melepaskan genggaman dariku tangannya seketika.Wanita bermata tajam itu melangkah maju pelan dan elegan."Gimana? Sudah puas pelukannya?" tanya mamanya Panji. Semakin mendekati kam
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 51Rasain tuh! Makanya jangan suka merendahkan orang. Perlu diingat, serendah-rendahnya orang, jika semua sudah dibawah tanah. Apa yang bisa diandalkan lagi? Harta pun tidak bisa menolong.Bugh!Sepatu heels terlempar jauh masuk ke kolong mobilku. Untung saja tidak kena kakiku yang hampir naik ke mobil.Siapa yang sudah berani melemparnya? Kurang ajar!Aku menoleh dengan mata elang yang menukik tajam. Tatapanku ini jelas langsung tertuju pada dua wanita di seberang sana.Benar dugaanku. Sepatu heels
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 52Seperti kilat. Secepat itu Panji mendaratkan ciuman di bibirku. Sontak mataku membulat sempurna karena kaget.Plak!Satu tamparan kudaratkan di pipinya. Tak menyangka ia akan seberani ini."Jangan kurang ajar kamu! Pergi! Aku nggak mau ketemu lagi sama lelaki mesum sepertimu!"Panji memegang pipinya yang bekas kugampar."Jangan pernah kamu nekat buat temuin aku lagi. Karena aku nggak mau kenal lagi sama orang yang ternyata nggak bisa mengendalikan dirinya sendiri." Aku menunjuk ke arah pintu. Memberi tatapan nyalang padanya. Kin
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 53Di pinggir jalan, mata ini terkesiap melihat banner besar yang berdiri kokoh di sana.Foto prewedding Panji dan gadis rese itu tengah berpose mesra. Apa itu artinya mereka akan menikah?Jika iya, betapa jahatnya Panji. Mengapa ia bisa secepat ini melupakan kisah kita yang lama ada. Pradugaku tentangnya tak sesuai dengan realita. Kini, dia dan aku benar-benar telah usai."Heh Vina, kenapa wajahnya ditekuk begitu?" Mama bertanya seraya mendaratkan tepukan di pundakku.Terperanjat diri ini dan segera membuyarkan lamunan. Karena ternyata mobil kami sudah tiba di restoran.
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 54Pohon besar masih tetap kokoh meski ditabrak oleh mobil hitam legam itu. Aku, Papa dan Pak Ujang berlari menghambur untuk melihat lebih dekat di lokasi kejadian.Dadaku langsung berdebar kencang. Plat belakang di mobil itu aku kenal milik siapa.Itu mobil Panji. Semoga bukan dia yang kecelakaan."Cepat bantu evakuasi korban!""Kasihan, sepertinya terjepit badan mobil!"Tolong telepon polisi sama ambulan!"Riuh orang-orang yang berada di lokasi terdengar bising di telinga.&nbs
Cincin Berlian Palsu Gundik SuamikuBab 55Kulihat, mamanya Panji langsung terhuyung lemas ketika mendengar kondisi anak lelakinya."Vina, ayo pulang. Tak ada gunanya kamu di sini. Lagi pula, perkataan wanita itu tadi sangat tidak enak didengar. Ayo pulang! Papa nggak suka kamu di sini!" Papa menarikku. Membuat kaki yang terasa berat melangkah ini terpaksa aku ayunkan.Panji lumpuh … malang sekali nasibmu Panji.Sekarang, kaki yang biasa dulu kau pakai berlari untuk mengejarku. Kini membuat langkahmu terhenti. Semoga kau kuat dengan cobaan ini.Dengan sisa luka di dada, aku melangkah beriringan bersama Papa. Berdoa dalam hati un