Share

Chapter 004

last update Huling Na-update: 2025-03-12 10:16:46

Ayla terpaku di tempatnya.

Otaknya berusaha menyangkal kenyataan yang ada di depan matanya. Tapi tidak peduli seberapa keras ia mencoba, pria itu tetap berdiri di sana. Nyata. Dengan tubuh tegap, tangan dimasukkan ke saku celana, dan senyum tipis yang terlihat santai, tetapi justru memancarkan kesombongan.

Victor Noelle.

Pria yang pernah Ayla cintai lebih dari siapa pun. Namun, meninggalkannya di altar tiga tahun lalu tanpa sepatah kata.

Jari-jari Ayla mencengkeram lengan kursi begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Detak jantungnya melonjak liar, tetapi ia menolak membiarkan kegelisahannya terlihat.

Ayla menelan ludah. Ia mencoba meredam sensasi aneh di perutnya yaitu perpaduan amarah, sakit hati, dan sesuatu yang ia benci untuk akui… ketakutan.

Sementara itu, Victor tetap diam, hanya mengamatinya dengan tatapan tajam yang sulit ditebak. Lalu, dengan gerakan santai, ia menyandarkan diri ke meja Darren, seolah situasi ini tidak lebih dari pertemuan bisnis biasa.

“Kau terlihat terkejut, Ayla.”

Suaranya masih sama. Dalam, tenang, dan mengandung nada yang membuat bulu kuduknya meremang.

Ayla mengangkat dagunya, menatap Victor lurus-lurus dengan sorot mata dingin. “Terkejut?” Ia tertawa pendek, sinis. “Tidak.”

Menyilangkan tangan, ia mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih berdebar cepat. “Aku hanya bertanya-tanya kenapa seseorang yang seharusnya sudah mati di hidupku masih berani berdiri di depanku.”

Senyum Victor tidak luntur. Justru semakin dalam. Tapi matanya… ada sesuatu yang tersembunyi di sana. Sesuatu yang membuat Ayla semakin waspada.

Darren, yang sejak tadi menikmati ketegangan di antara mereka, akhirnya menyela dengan nada ringan seolah baru saja menyaksikan drama yang menarik.

“Kalian bisa menyelesaikan urusan pribadi nanti. Sekarang mari kita bicara bisnis.”

Ayla mengalihkan tatapannya ke Darren dan menghela napas panjang, berusaha mengendalikan emosinya. “Kalau kau berharap aku menangani dia,” katanya tegas, “maka kau salah besar!"

Darren tidak tampak terkejut. Ia hanya menyandarkan tubuhnya ke kursi, lalu tanpa terburu-buru mendorong sebuah berkas ke arah Ayla.

“Kau mungkin ingin melihat ini dulu.”

Ayla memandang dokumen itu dengan kecurigaan yang jelas. Ia tidak langsung menyentuhnya. Tetapi setelah beberapa detik, rasa penasarannya menang. Ia meraih dokumen tersebut dan mulai membaca.

Matanya melebar. Itu adalah kontrak Victor dengan MAHA Entertainment. Namun bukan jumlah yang tertera di sana yang membuatnya kaget. Melainkan halaman terakhir, ada satu klausul yang membuat darahnya berdesir.

Victor Noelle hanya akan memperbarui kontrak jika Ayla Dewita menjadi manajernya.

Ayla merasakan amarah mendidih di dadanya. Ia mendongak, menatap Victor dengan tajam. “Kau bercanda?”

Victor tetap tenang. Tidak ada ekspresi mengejek di wajahnya, hanya ketenangan yang membuatnya semakin menyebalkan. “Aku tidak pernah bercanda, kau tahu.”

Sebuah dengusan marah keluar dari bibir Ayla sebelum ia membanting dokumen itu ke meja dengan kasar. “Aku tidak akan melakukannya.”

Darren masih santai, bahkan tersenyum kecil. “Sayang sekali.” Ia melirik sekilas ke Victor sebelum kembali menatap Ayla. “Padahal aku sudah menyiapkan penawaran yang lebih dari cukup untuk membuatmu berpikir dua kali.”

Ayla menyipitkan matanya. “Maksudmu?”

Darren menyandarkan diri ke kursinya, ekspresinya berubah serius. “Gaji yang kami tawarkan tiga kali lipat dari yang kau dapatkan di DxD.”

Ayla tahu, MAHA Entertainment tidak main-main soal bayaran. Tapi… tiga kali lipat? Itu jumlah yang sulit untuk diabaikan begitu saja.

Namun, uang bukanlah segalanya.

“Aku tidak tertarik.” Nada suaranya tajam, tanpa keraguan. “Beri aku artis lain.”

Darren tertawa kecil, seolah menikmati kepolosannya. “Kalau saja semudah itu.”

Darren mengetuk-ngetuk jarinya ke meja, lalu mencondongkan tubuh ke depan.

Tatapan Darren menajam. “Kau tahu, Ayla… gaji tinggi bukan satu-satunya alasan kau harus mempertimbangkan ini.”

Ayla tidak suka nadanya. Terlalu percaya diri. Terlalu yakin bahwa ia punya sesuatu yang bisa menggoyahkannya.

Ayla menatap pria itu dengan tajam. “Apa lagi sekarang?”

Darren tidak langsung menjawab. Ia hanya menatapnya dalam diam sebelum akhirnya berkata, “Aku tahu tentang berapa banyak tanggunganmu, Ayla.”

Jantung Ayla berdetak lebih cepat.

Darren tidak berhenti. “Tentang orang-orang yang bergantung padamu. Jika kau menolak kesempatan ini…” Ia mengangkat bahu. “Aku tidak bisa menjamin mereka akan baik-baik saja. Kau akan sulit mendapat tempat yang lebih bagus karena hasutan buruk Bianca.”

Tatapan mata Ayla menggelap. Darren tidak secara langsung mengancamnya, tapi pesannya jelas. Dan fakta bahwa Darren tahu tentang kehidupan pribadinya membuat darah Ayla terasa membeku.

Jika Ayla menolak, Ryan dan Bianca pasti akan langsung merasa menang. Ini bukan hanya tentang dia dan Victor. Tapi tentang perang bisnis dan sekarang ia terjebak.

Di hadapannya, Victor masih tetap diam. Tidak menawarkan bantuan dan tidak mencoba membujuknya. Hanya menatap. Seolah membiarkan Ayla bergulat dengan pikirannya sendiri.

Dulu, Ayla pernah mempercayai Victor dengan seluruh hatinya. Namun, ia berakhir dikhianati. Kini, ia dipaksa untuk bekerja dengannya lagi. Apakah Ayla benar-benar harus melakukan ini?

Ayla menutup mata, menarik napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. Ia tahu jawabannya. Dengan enggan, ia mendongak dan menatap Darren dengan ekspresi dingin.

“Baiklah.”

Darren tersenyum puas. “Keputusan yang cerdas.”

Namun yang membuat dada Ayla semakin sesak bukanlah senyum kemenangan Darren. Melainkan ekspresi Victor yang tersenyum tipis, seolah sudah tahu sejak awal bahwa Ayla tidak akan bisa menolak.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 043

    Victor menatapnya lekat-lekat. “Kamu masih memikirkannya?”Ayla mengerjap, jantungnya menghantam tulang rusuk. “Apa maksudmu?”“Mimpi itu,” bisik Victor. “Yang kamu alami semalam. Aku tahu kamu belum lupa.”Ayla membeku.“Bajingan,” gumamnya. “Kau!”“Kau memerah sekarang,” potong Victor, senyumnya melebar sedikit. “Bukan karena dingin. Tapi karena kau takut aku benar.”Ayla mendorong dadanya, tapi Victor tetap tak bergeming. Satu tangannya naik, menyentuh pipi Ayla dengan punggung jemarinya gerakan yang lembut tapi mengancam.“Kau bilang aku egois,” ucap Victor pelan. “Tapi kali ini aku akan berikan kau pilihan.”Ayla menatapnya curiga. “Pilihan?”Victor menunduk sedikit, bibirnya hampir menyentuh telinga Ayla saat berbisik, “Tinggal malam ini di sini dengan aku.”Ayla mendorong dada Victor sekuat tenaga, hingga ia bisa bangkit dari pangkuannya. Wajahnya merah, bukan lagi karena malu tapi karena marah. Matanya menyala, rahangnya mengeras.“Kau gila!” teriaknya tajam. “Kau pikir aku si

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 042

    Malam terasa tenang dengan angin semilir menyapu permukaan air kolam yang memantulkan cahaya bulan. Di kejauhan, para kru sudah mulai berkemas, sebagian kembali ke kamar, sementara yang lain memilih berkumpul di area makan, merayakan akhir syuting dengan obrolan ringan dan tawa pelan.Tapi tidak dengan Ayla.Ia duduk di kursi rotan menghadap kolam renang, dengan segelas teh dingin yang mulai mencair dalam genggamannya. Malam itu terasa sunyi di sekitar kolam. Hanya suara dedaunan dan riak air yang mengisi ruang kosong di antara pikiran-pikirannya.“Sendiri, manajer?”Suara berat itu membuat Ayla menoleh.Victor berdiri di sana, mengenakan kaos tipis berwarna gelap dan celana training. Sepatu ketsnya dibiarkan terbuka talinya, dan rambutnya sedikit berantakan seolah ia baru saja mengacaknya sendiri. Tapi ekspresi wajahnya datar.Ayla mengangkat alis, tampak tak suka dengan kehadiran Victor. Setelah berusaha menghindari pria itu seharian, tiba-tiba mereka malah bertemu di sini. “Kau ta

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 041

    Jantung Ayla masih berdegup tak karuan. Ia sempat mengutuk dirinya sendiri karena mimpi panas tentang Victor, tubuhnya, dan bisikan-bisikan menggoda yang terasa terlalu nyata.Begitu pintu tertutup, Ayla menyandarkan tubuhnya ke belakang. "Sial, apa karena aku mabuk makanya aku bisa mimpi kayak gitu? Astaga Ayla, kau pantas mati," desisnya pelan.Ia menyentuh wajahnya yang masih panas. Bayangan tubuh Victor dalam mimpi itu kembali hadir. Kulitnya, otot perutnya, dan cara pria itu menyuruhnya menyentuhnya.“Arght!” Ayla memekik kecil dan menepuk wajahnya sendiri."Ah, kau masih membayangkan pria brengsek itu, Ayla? Kau memang pantas mati!"Dengan gerakan cepat, Ayla melepas jubahnya, berganti pakaian dengan kaos crew hitam dan celana panjang senada. Rambutnya dikuncir seadanya, lalu ia keluar dari kamar sambil menggantungkan ID card di leher.Lorong villa masih sepi, tapi di ruang belakang, tempat setting taman, suara-suara mulai terdengar. Ayla melangkah cepat ke arah tenda logistik.

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 040

    Ayla menggigit bibir bawahnya kuat, hingga nyaris meninggalkan bekas. Matanya menyala, sayu tapi tajam, seperti api kecil yang diam-diam menyambar. Nafasnya mulai tidak beraturan, tapi ia tidak bergeming. Ia hanya terbaring di sana, membiarkan jubahnya terbuka separuh, memperlihatkan kulit pucat yang menggoda dalam pantulan lampu temaram.Tatapannya tak lepas dari Victor, seolah menantang pria itu untuk segera membuka satu-satunya penutup di tubuhnya. Tanpa kata, tangan Ayla mulai bergerak, tidak gemetar, tidak ragu. Ia menyentuh dada Victor sekali lagi, menyusuri otot yang menegang di bawah kulitnya. Tidak seperti di awal yang terpaksa, kali ini Ayla benar-benar menikmatinya. Sentuhan itu bukan sekadar menyentuh biasa. Dia seolah mengklaim tubuh Victor. Ayla tak ingat jika Victor memiliki tubuh seseksi ini. “Lepas itu,” bisik Ayla akhirnya. Suaranya serak, rendah, penuh amarah yang dibungkus hasrat. “Buat aku lupa bahwa kau adalah si brengsek,” tambahnya, nyaris tak terdengar.V

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 039

    BLAMMM!!!Pintu terbanting keras. Gagangnya bergetar hebat saat Ayla mendorongnya dengan kasar, lalu menguncinya rapat dari dalam. Suara hentakan tumitnya terdengar lantang di lantai kayu saat ia masuk, napasnya memburu.Pipinya merah padam, bukan hanya karena udara malam yang dingin, tapi karena malu, marah, dan kesal yang bercampur aduk dalam dada. Sementara jantungnya? Berdebar tak karuan. Seolah ingin memecah tulang rusuk dan kabur dari tubuhnya sendiri.“Apa karena aku mabuk?” gumamnya seraya menggigit kukunya. “Makanya aku bisa secara tak sadar masuk ke kamarnya?” lanjut Ayla menambahkan.Dia berjalan mondar-mandir, sebelum memejamkan mata dan menahan napas untuk sesaat, menahan rasa ingin memukul dirinya sendiri.“Astaga, Ayla, kau benar-benar pantas mati!”Dengan langkah gusar, dia melempar sepatunya ke sudut ruangan, menjatuhkan tas ke lantai, lalu menghempaskan diri duduk di pinggir ranjang.Namun otaknya tak bisa diam.Gambaran dada bidang Victor muncul begitu saja dalam b

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 038

    Ayla mengumpulkan keberaniannya, tubuhnya menggigil entah karena marah, malu, atau karena sesuatu yang lain yang bahkan tak ingin ia akui. Dengan gerakan tiba-tiba, ia mengangkat kedua tangannya dan mendorong dada Victor dengan sekuat tenaga.Namun tangan Victor lebih cepat. Ia menangkap pergelangan tangan Ayla, mencengkeramnya dengan lembut namun cukup kuat untuk membuat Ayla tak bisa melawan.“Lepaskan!” desis Ayla, berusaha melepaskan cengkeraman itu, tapi tubuh Victor terlalu dekat.“Aku bilang lepaskan, brengsek!”Bukannya menurut, Victor justru menarik Ayla mendekat.“Ah...”Air di bathtub langsung berombak ketika tubuh Ayla sedikit terangkat dari posisi nyaman sebelumnya. Dada mereka hampir bersentuhan. Nafas mereka bertabrakan. Mata Victor menatap dalam ke iris gelap Ayla yang sekarang terbuka lebar dengan ketegangan dan kemarahan.Namun Victor hanya diam beberapa detik. Mempelajari ekspresi wanita di depannya. Lalu ia mencondongkan wajahnya dan mengecup bibir Ayla dengan ger

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status