Home / Romansa / Hasrat Terlarang Sang Ipar / Berkunjung Ke Rumah Revan

Share

Berkunjung Ke Rumah Revan

Author: Aqioqio
last update Last Updated: 2024-05-30 11:15:33

Aku tak menyangka mbak Lara sudah ada di belakang kami. Keringat dingin sudah membanjiri tubuhku. Aku takut mbak Lara mendengarkan pembicaraan aku dengan Mas Dika.

"Mbak Lara! Sejak kapan Mbak di sini?" Tanyaku gelagapan.

"Kalian ngapain? Apa yang kalian bicarakan?" Tanya mbak Lara. Jantungku langsung mereda. Detakkan jantungku yang seakan memberontak tadi, akhirnya mereda kembali. Sepertinya mbak Lara tidak mendengar apa yang kami bicarakan tadi.

"Oh nggak kok Mbak!" Jawabku. "Kami cuman ngomongin hal yang biasa!" Aku terpaksa berbohong pada mbak Lara. Aku tidak mau mbak Lara mengetahui tentang hubungan gelap kami.

"Nggak! Bukan itu! Mbak tadi dengar pembicaraan kalian!" Ucapan mbak Lara membuat jantungku kembali mau copot. Aku tak menyangka mbak Lara mendengar pembicaraan kami. Aku hanya bisa menunduk karena takut. Mbak Lara pasti marah padaku karena aku telah mengkhianati mbak Lara.

"Mas Dika! Mas kenapa sih mengadu dengan Elsa tentang permasalahan kita?" Dia masih kecil Mas! Dia t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Menggoda Revan

    Revan sempat merajuk padaku. Ia termakan omongan Lusi dan Bibi yang tak sengaja melihat aku dan mas Dika sedang jalan berdua. Setelah aku mencoba menjelaskan apa yang dikatakan Lusi dan Bibi itu hanya salah paham. Akhirnya Revan mengerti, tetapi ia meminta satu syarat agar dia mau memaafkan dan melupakan itu semua."Aku mau kok maafkan kamu! Tapi ada syaratnya!" Ucap Revan dengan senyuman imutnya."Syarat? Kok pakai syarat segala?" Tanyaku yang merasa heran dengan Revan. Aku melihat Revan dengan wajah gantengnya memasang muka memelas lagi."Kalau kamu nggak mau, aku ngambek lagi loh!" Balas Revan lagi."Iya - iya deh!" Aku memenuhi permintaan syarat dari Revan. Dengan senyum - senyum Revan berbisik di telingaku. Bisikan Revan membuatku mataku terbelalak. Aku tak menyangka Revan dengan berani meminta itu secara langsung padaku. Aku nyengir - nyengir mendengar perkataan Revan."Ok deh! Tapi aku juga ingin satu syarat untukmu!" Ucapku pada Revan."Syarat apa yang?" Tanya Revan dengan pen

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Tak Seperti yang Dikira

    "Ah enak Mas!" Ucapku pada mas Dika yang kelepasan."Enak apaan sih? Otakmu lagi konslet ya?" Tanya mas Dika heran dengan tingkahku."Pijatan Mas yang enak maksudku!" Jawabku. Mas Dika kemudian tetap melanjutkan pijatannya."Mas!" Panggilku pada mas Dika. "Apa?" Tanya mas Dika."Mas kalau buka tempat pijatan laku tuh Mas!" Jawabku pada mas Dika."Oh ya? Pijatan apa tuh El?" Tanya mas Dika yang sudah kegirangan aku puji."Pijatan plus - plus!" Jawabku lagi."Anjriiiit...!" Mas Dika langsung menempeleng kepalaku dari belakang."Sakit tahu Mas! Mas ini hobi banget menempeleng kepala aku!" Ucapku ketus."Kamu itu! Asal bicara saja sama Mas! Terus kalau Mas yang buka usaha pijatan plus - plus, kamu yang jadi pelanggannya?" Tanya mas Dika ketus."Iya Mas! Pelanggan tetap! Dan hanya aku satu - satunya pelanggan Mas! Karena cuman aku yang memuji Mas!" Jawabku sambil ketawa."Terserah kamu saja lah El! Yang penting kamu senang dan Mas tersiksa, tidak mengapa!" Ucap mas Dika ngambek."Kok mas

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Pijatan Dari Mas Dika

    Aku dan mas Dika segera masuk ke dalam rumah. Setelah mencoba untuk menerima semua yang telah terjadi dan berusaha untuk mengulang kembali lembaran baru. Seperti mas Dika dan mbak Lara yang membuka lembaran baru kembali dan melupakan kejadian yang lama. Aku merasa sedikit tenang dan lega lagi setelah mendengar dan bercerita dengan mas Dika di dalam mobil tadi. Untungnya tadi nggak ada mobil bergoyang walaupun aku sedikit berharap sih. Tapi ya sudahlah, mungkin mas Dika sudah sadar dan memilih untuk berbaikan dengan mbak Lara. Aku tidak masalah. Yang penting masDika dan mbak Lara bahagia. Itu sudah cukup bagiku. Perjalananku masih panjang untuk menemukan cinta sejati ku. Mungkin saja Revan yang menjadi cinta sejati ku. Aku akan menerima Revan dalam hidupku. Walau Revan bukan kriteriaku, tapi aku tak masalah.Revan sangat baik padaku.Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Aku ingin merilekskan diri dengan air yang hangat. Aku ingin merenggangkan seluruh otot - ototku y

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Mencoba Menerima Keadaan

    Suasana kembali canggung antara aku dan mas Dika. Kali ini bukan tentang mbak Lara, tapi kali ini adalah tentang Revan yang baru mas Dika ketahui menjadi pacarku. Mas Dika tidak mau membuka pembicaraan denganku. la lebih memilih diam dan tak mengeluarkan kata - kata sedikitpun."Mas! Mas marahya?" Tanyaku yang mencoba memulai pembicaraan."Nggak! Kenapa Mas harusmarah?" Elak mas Dika balik."ltu mas Dika diam saja dari tadi!" Balas ku. "Nggak kok! Mas biasa saja! " Ujar mas Dika lagi. Suasana kembali sunyi sepi. Hanya suara kendaraan yang lalu lalang yang aku dengar. Mas Dika sepertinya benar - benar cemburu. la bahkan tidak seperti yang tadi. Mas Dika yang rewel sudah tidak ada lagi suaranya aku dengar saat ini."Revan itu orangnya yang mana?" Setelah sekian lama diam, akhirnya mas Dika membuka suara lagi. Walau hanya sebuah pertanyaan, tapi terlihat jelas kalau mas Dika sebenarnya memang lagi cemburu."Itu! Yang dulu pernah ngantar aku ke rumah!" Jawabku singkat."Yang mana?"

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Cemburukah mas Dika?

    "El! Kamu mau makan apa?" Tanya mas Dika padaku yang sedang menyetir."Terserah!" Jawabku."Kalau makan soto gimana?" Tanya mas Dika memberi usulan."Nggak mau Mas! Cuaca lagi panas!" Jawabku menolak."Loh! Katanya terserah! Sudah dipilihkan, malah menolak!" Ucap mas Dika."Ya selain soto lah Mas! Gimana sih? Nggak peka amat!" Balasku judes."Kalau begitu kita makan sate saja El! Gimana?" Ucap mas Dika kembali sambil memberi ide."Nggak ah Mas! Perutku lagi mules. Aku diare!" Ucapku kembali menolak usulan mas Dika."Oh. Kalau junk food?" Tanya mas Dika memberi usulan lagi."Nggak ah Mas! Nggak sehat!""Kalau japanese food?""Aku nggak suka Mas!""Korean food?""Juga nggak suka Mas!""Pizza?""Apalagi itu Mas! Aku nggak suka!""KFC? Macdonald? Burger King?....""Aku nggak suka Mas! Cari tang lain saja!" Ucapku yang menolak semua usulan dari mas Dika."Katanya terserah! Mas pilihkan, kamu malah tolak semua? Jadi kamu maunya makan apa?" Tanya mas Dika yang sudah putus asa."Nasi goreng!"

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Jalan Bareng

    Aku segera buru-buru untuk pergi ke sekolah. Aku rasa aku sudah terlambat untuk pergi ke sekolah. Aku segera keluar dan berlari keluar."El! Mau kemana?" Tanya mas Dika yang melihatku sedang tergesa-gesa."Mau kemana lagi Mas! Ya ke sekolah lah! Mas nggak lihat aku sudah terlambat!" Ucapku sambil mengomel."Oh sudahlah!" Ucap mas Dika."Aku pergi dulu Mas!" Ucapku pamit pada mas Dika. Aku segera menuju mobilku dan segera tancap gas. Aku saking takutnya telat, aku tidak sempat untuk memanaskan mobilku. Aku tak peduli, yang penting aku dengan cepat sampai di sekolah."Sial! Aku kenapa bisa telat bangun gini? Mas Dika juga tidak membangunkan ku!" Aku mengomel seorang diri. Dan sesekali melihat jam yang ada di tanganku."Aduhhh... Sudah jam delapan ini! Aku sudah fix ini telatnya. Mana guru piketnya yang paling galak lagi! Belum lagi tingkahnya yangcabul! Habis aku dibikinnya!" Akumakin gemetaran karena takutterlambat.Aku segera ngebut membawa mobilku. Dengan keahlian mengendarai ku,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status