Share

Mendaki Gunung

Author: Aqioqio
last update Last Updated: 2024-05-29 14:16:46

Aku mulai bosan dengan aktivitas ku kali ini. Aku juga mulai bosan dengan suasana rumah. Ketemu mas Dika dan juga mbak Lara yang tiap harinya bertengkar terus. Akibatnya aku mulai tak betah di rumah. Aku akhirnya meminta Revan untuk nongkrong keluar.

"Rev! Kamu lagi ngapain?" Tanyaku melalui sambungan telepon.

"Di rumah saja El!? Jawab Revan. " Emang kenapa?" Tanya Revan.

"Kita keluar yuk!" Ajak ku pada Revan. "Aku suntuk nih di rumah!" Tambah ku.

"Oh kebetulan sekali El. Tadi temen- temen aku ngajak nongkrong. Gimana kalau kamu ikut aku?" Tanya Revan.

"Ok Rev! Kamu jemput aku ya!"

Akupun segera siap - siap untuk pergi. Aku mengganti pakaianku dengan rapi dan setelah itu menunggu Revan datang menjemputku.

Tak lama setelah itu Revan datang menjemputku dengan mobilnya. Aku segera keluar menghampiri mobil Revan yang sudah terparkir di depan rumah.

"Hai El! Sudah lama nunggu?" Tanya Revan saat aku masuk kedalam mobilnya.

"Nggak juga Rev! Yuk kita jalan!" Jawabku.

Revanpun melajukan mobiln
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Kekecewaan Mas Dika

    Kekecewaan Mas Dika"Ayo dong mbak Lara! Please...! Angkat teleponnya!" Aku masih berharap mbak Lara cepat datang sebelum Ibu mas Dika dikebumikan. Aku tidak ingin mas Dika akan kecewa pada dirinya. Aku tidak ingin mereka kembali tidak akur, sebab mereka baru saja baikan. Aku takut kalau kali ini mereka kembali tidak akur, akan bernasib naas dengan rumah tangga mereka. Aku juga tidak ingin itu terjadi.Ibu mas Dika akhirnya diangkat dan segera di bawa ketempat pemakaman. Aku akhirnya pasrah saja dan menerima apa yang akan terjadi nanti. Aku ikut mengantarkan Ibu mas Dika menuju pusaranya. Aku melihat mas Dika begitu terpukul kehilangan sang Ibu. Aku tahu mas Dika dan Ibunya sangatlah dekat. Karena mas Dika adalah anak pertamanya.Tak lama kemudian, aku mendengar ponselku berbunyi. Aku segera mengambil ponsel itu dari saku celanaku. Aku berharap itu adalah panggilan dari mbak Lara. Aku segera melihat layar ponsel itu dan melihat nama yang tertera disana. Namun nama yang terlihat itu m

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Kesedihan Mas Dika

    Aku yang sedang sibuk dengan pekerjaan dapur, tiba-tiba Mas Dika memeluk tubuhku dari belakang. Aku merasa ada yang aneh dengan Mas Dika saat itu. Mungkin Mas Dika kembali memiliki masalah baru dengan Mbak Lara. Sehingga ia memelukku dengan tiba-tiba begini."Kenapa Mas?" Tanyaku pada Mas Dika dan membiarkannya memelukku."Biarkan Mas memelukmu sebentar saja, El!" Jawab Mas Dika yang tak melepaskan pelukannya dariku. Aku membiarkan Mas Dika memelukku dalam beberapa saat. Walaupun jantungku kembali berdetak kuat, aku tetap membiarkan tangannya melingkari pinggangku. Aku tidak ingin memaksa Mas Dika melepaskan tangannya dari pinggangku. Setelah aku merasa dia sudah mulai tenang, aku kemudian membalikan tubuhku dan menatap wajahnya yang manis itu. Aku melihat ada kesedihan dimatanya. Entah apa lagi yang terjadi dengannya."Kenapa Mas? Kamu kenapa sedih Mas?" Tanyaku lagi pada Mas Dika. Aku tak tega melihat Mas Dika seperti ini. Ada tangis yang ia coba tahan. Aku benar-benar tak tahu apa

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Dua Kali

    Aku membiarkan Revan bereaksi seperti orang ayan. Aku tahu ia pasti sudah tak sabar menginginkannya. Aku dengan lihai memainkan tubuhku dan meraba dadaku di depan Revan. Mata Revan seperti tak berkedip menatap tubuhku yang hanya memakai celana dalam G-string berwarna hitam itu. Aku bahkan memainkan selangkanganku dengan jari telunjukku. Mengusap-usap belahan selangkanganku itu. Revan makin tergoda, nafsunya sudah tak terkendali lagi. Ia mencoba melepaskan ikatannya itu, tapi aku mengikatnya adengan kuat. Sehingga ia tidak bisa melepaskan dengan mudah.Aku terus lenggang lenggok di depan Revan. Aku pikir aku berbakat juga menjadi perempuan nakal. Aku melihat Revan yang melotot itu dengan senyuman menggoda."Ahh sayang…!" Aku kemudian merunduk dan mengusap-usap dadaku dan memperlihatkan pada Revan. Revan berusaha mati-matian melepaskan ikatanku, karena sudah tidak bisa tenang dan sabaran lagi."Aku mohon sayang! Ayo berikan kepadaku! Pay*daramu itu sangat menggoda sayang! Mendekat lag

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Menggoda Revan

    Revan sempat merajuk padaku. Ia termakan omongan Lusi dan Bibi yang tak sengaja melihat aku dan mas Dika sedang jalan berdua. Setelah aku mencoba menjelaskan apa yang dikatakan Lusi dan Bibi itu hanya salah paham. Akhirnya Revan mengerti, tetapi ia meminta satu syarat agar dia mau memaafkan dan melupakan itu semua."Aku mau kok maafkan kamu! Tapi ada syaratnya!" Ucap Revan dengan senyuman imutnya."Syarat? Kok pakai syarat segala?" Tanyaku yang merasa heran dengan Revan. Aku melihat Revan dengan wajah gantengnya memasang muka memelas lagi."Kalau kamu nggak mau, aku ngambek lagi loh!" Balas Revan lagi."Iya - iya deh!" Aku memenuhi permintaan syarat dari Revan. Dengan senyum - senyum Revan berbisik di telingaku. Bisikan Revan membuatku mataku terbelalak. Aku tak menyangka Revan dengan berani meminta itu secara langsung padaku. Aku nyengir - nyengir mendengar perkataan Revan."Ok deh! Tapi aku juga ingin satu syarat untukmu!" Ucapku pada Revan."Syarat apa yang?" Tanya Revan dengan pen

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Tak Seperti yang Dikira

    "Ah enak Mas!" Ucapku pada mas Dika yang kelepasan."Enak apaan sih? Otakmu lagi konslet ya?" Tanya mas Dika heran dengan tingkahku."Pijatan Mas yang enak maksudku!" Jawabku. Mas Dika kemudian tetap melanjutkan pijatannya."Mas!" Panggilku pada mas Dika. "Apa?" Tanya mas Dika."Mas kalau buka tempat pijatan laku tuh Mas!" Jawabku pada mas Dika."Oh ya? Pijatan apa tuh El?" Tanya mas Dika yang sudah kegirangan aku puji."Pijatan plus - plus!" Jawabku lagi."Anjriiiit...!" Mas Dika langsung menempeleng kepalaku dari belakang."Sakit tahu Mas! Mas ini hobi banget menempeleng kepala aku!" Ucapku ketus."Kamu itu! Asal bicara saja sama Mas! Terus kalau Mas yang buka usaha pijatan plus - plus, kamu yang jadi pelanggannya?" Tanya mas Dika ketus."Iya Mas! Pelanggan tetap! Dan hanya aku satu - satunya pelanggan Mas! Karena cuman aku yang memuji Mas!" Jawabku sambil ketawa."Terserah kamu saja lah El! Yang penting kamu senang dan Mas tersiksa, tidak mengapa!" Ucap mas Dika ngambek."Kok mas

  • Hasrat Terlarang Sang Ipar   Pijatan Dari Mas Dika

    Aku dan mas Dika segera masuk ke dalam rumah. Setelah mencoba untuk menerima semua yang telah terjadi dan berusaha untuk mengulang kembali lembaran baru. Seperti mas Dika dan mbak Lara yang membuka lembaran baru kembali dan melupakan kejadian yang lama. Aku merasa sedikit tenang dan lega lagi setelah mendengar dan bercerita dengan mas Dika di dalam mobil tadi. Untungnya tadi nggak ada mobil bergoyang walaupun aku sedikit berharap sih. Tapi ya sudahlah, mungkin mas Dika sudah sadar dan memilih untuk berbaikan dengan mbak Lara. Aku tidak masalah. Yang penting masDika dan mbak Lara bahagia. Itu sudah cukup bagiku. Perjalananku masih panjang untuk menemukan cinta sejati ku. Mungkin saja Revan yang menjadi cinta sejati ku. Aku akan menerima Revan dalam hidupku. Walau Revan bukan kriteriaku, tapi aku tak masalah.Revan sangat baik padaku.Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Aku ingin merilekskan diri dengan air yang hangat. Aku ingin merenggangkan seluruh otot - ototku y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status