Mobil yang ditumpangi oleh Adrick baru saja menabrak seseorang.
"Apa yang kau pikirkan, Brian! Sehingga menabrak seseorang," tegur Aldrick merasa kepalanya semakin berdenyut nyeri ketika masalahnya belum selesai tapi ia kembali dihadapkan dengan masalah lain. "Maafkan saya, Tuan. Saya akan mengeceknya," balas Brian lalu keluar dari dalam mobil. Brian pun turun dari mobil dan melihat di depan ternyata ia sedang menabrak seorang wanita yang sudah tersungkur tak sadarkan diri di tengah jalan. Karena tak ingin menunggu lama Aldrick pun ikut turun dan melihat korban yang baru saja ditabrak oleh mobilnya. "Bawa dia ke rumah sakit," ucap Aldrick lalu kembali masuk ke dalam mobil tanpa melihat siapa wanita yang sudah di tabrak. Brian pun menggendong wanita itu lalu membawanya masuk ke dalam mobil tepat berada di samping kursi kemudi. Sementara Aldrick tak melihat wajah Gadis itu karena ia fokus pada pikirannya dan juga menatap ke arah luar melalui kaca jendela mobil. Dengan terpaksa Brian harus memutar arah dan kembali menuju Rumah Sakit milik Liam. Hanya butuh waktu beberapa menit mereka telah tiba kembali di rumah sakit, para petugas medis langsung membawa sebuah brankar ketika asisten Aldrick memberitahu bahwa ada korban kecelakaan. Gadis itu pun dipindahkan ke atas brankar lalu masuk ke dalam rumah sakit. Aldrick yang melirik sekilas pada wanita yang dibawa masuk ke dalam rumah sakit membuat pria itu terbelalak lalu langsung keluar dari mobilnya. "Tuan anda ingin pergi ke mana," tanya Brian ketika melihat bosnya berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Aldrick tak menggubris pertanyaan asistennya, pria itu terus melangkah maju dan menuju ruang pemeriksaan di mana korban yang telah ia tabrak itu dibawa masuk ke ruangan pemeriksaan. Pintu ruangan ditutup saat Aldrick baru saja tiba di tempat itu. Lelaki itu segera mengambil ponselnya yang berada di saku jasnya lalu menelepon Liam. Ia ingin memastikan tentang gadis yang berada di dalam sana. "Sekarang turun keruangan pemeriksaan yang berada di UGD!" perintah Aldrick saat sambungan telepon baru saja terhubung. Lalu tanpa menunggu jawaban dari orang yang baru saja ia telepon lelaki itu langsung mematikan sambungan. Sementara Liam berdecak lidah dengan sikap dari seorang Aldrick yang sangat arogan. "Ada apa?" tanya Liam dengan nafas yang memburu karena ia berlari dari ruangannya menuju ke UGD. "Aku ingin kau memastikan apakah gadis yang berada di dalam itu adalah gadis di malam itu," jawab Aldrick. "Gadis yang mana?" tanya Liam lagi. Belum sempat Aldrick menjawab tiba-tiba pintu ruang pemeriksaan terbuka dan menampilkan seorang dokter wanita berjalan keluar. "Dimana keluarga pasien?" tanya dokter wanita itu. "Ada apa dengannya," Aldrick langsung menjawab. "Pasien sedang mengandung dengan usia kehamilan yang masih muda dan kondisinya lemah karena ia kurang beristirahat dan mungkin terlalu memforsir tenaganya," jelas sang dokter. Mendengar hal itu membuat Aldrick seperti dihantam oleh batu besar, bagaimana jika wanita yang berada di dalam sana adalah wanita itu dan sedang mengandung benih miliknya. Pria itu mematung di tempatnya setelah mendengar penjelasan dari sang dokter. "Boleh saya melihat wanita itu, Dok?" tanya diam kepada rekannya. "Ya tentu saja, silahkan dokter," jawab dokter itu lalu mempersilahkan Liam dan juga Aldrick untuk masuk melihat keadaan sang wanita. Keduanya pun berjalan memasuki ruangan. "Oh Tuhan!"Next….."Aldrick, sungguh dunia ini sangat sempit, baru tadi aku mengatakan bahwa bagaimana jika wanita yang sudah kamu tiduri sedang mengandung anakmu," ucap lelaki itu merasa tak habis pikir dengan jalannya takdir. "Lalu sekarang kau benar-benar dipertemukan dengannya dalam keadaan dia yang benar-benar sedang mengandung," sambungnya lagi. "Jadi benar dia wanita itu?" tanya Aldrick. "Ya! Dia adalah wanita yang sudah kamu renggut kesuciannya dan membuatnya mengalami sebuah luka fisik," "Namun sungguh sang pencipta merencanakan hal ini padamu sampai membuat wanita ini mengandung hasil dari perbuatan bejatmu," ujar Liam. Saat sedang asik berdebat dan beradu argumen, tiba-tiba mereka mendengar suara seseorang yang sedang melenguh. Kedua pria itu kompak menoleh ke arah brankar dan mendapati Natalie yang telah sadar. "Dimana aku?" ucap Natalie karena merasa asing dengan tempat di mana ia sedang berbaring. Wanita itu memegangi kepalanya yang masih terasa berdenyut nyeri dan pusing. Natalie
"Aku yang akan bertanggung jawab atas anak yang berada di dalam kandungannya, tapi bukan berarti ku ingin menikahinya. Setelah anak itu lahir maka dia akan menjadi milikku," seru Aldrick dengan tegas.Natalie langsung menyahut, "Aku tidak butuh tanggung jawab darimu! Karena aku tidak akan mau mengandung anak darimu!" ucap wanita itu dengan suara lantang. Suasana di dalam ruang rawat itu terasa sangat panas akibat perdebatan kedua insan yang terus beradu argumen. Natalie yang tidak ingin mengandung benih dari Aldrick membuatnya tetap kekeh untuk tidak mempertahankan kandungannya. Sementara Aldrick sendiri bukan tanpa alasan pria itu mengambil keputusan untuk bertanggung jawab penuh atas kehidupan Natalie selama wanita itu sedang mengandung anaknya. Akan tetapi pria itu memilih itu semua karena memang usianya yang sudah tidak terbilang muda, sudah seharusnya dia memiliki seorang penerus untuk meneruskan membangun dunia bisnis miliknya. "Oh God! Apa kalian berdua tidak bisa memilih
"Cari penyusup itu!" perintah Aldrick dengan suara menggelegar. Suara pecahan kaca beriringan dengan suara jeritan dari Natalie menggema di halaman depan Mansion. Aldrick langsung berbalik arah saat pria itu merasa kondisi di luar tidak aman. Para anak buahnya langsung berlarian mencari siapa pelaku yang sudah dengan berani menyerang kediaman dari seorang Aldrick. Sementara Natalie saat ini mengalami luka pada keningnya, ia terkena lemparan batu dari orang yang baru saja melempari kaca jendela. Mengalami pusing dan penglihatannya yang berkunang-kunang. Tiba-tiba kesadaran gadis itu menghilang bersamaan dengan tubuhnya yang tumbang disertai teriakan dari kepala pelayan yang memanggilnya. "Nona!" teriak Elma. Aldrick yang posisinya tak jauh dari keberadaan Natalie, langsung menangkap tubuh Natalie yang hampir saja tumbang di atas tanah. "Siapkan kamar!" Aldrick memberi perintah sambil melangkah masuk ke dalam Mansion. Para pelayan dan penjaga dibuat ketar-ketir setelah mendapat
"Dia adalah kekasih Tuan Aldrick," jawab pelayan yang sedang berdiri di samping Natalie. Seorang wanita dengan pakaian seksi berjalan memasuki Mansion.Wanita itu baru saja membuat keributan karena tidak diberi izin untuk masuk ke dalam Mansion. Melihat ke arah Natalie yang berada di atas tangga, langsung saja wanita itu menghampiri Natalie lalu tanpa permisi langsung menjambak rambut Natalie. "Akh!" ringis Natalie merasakan kulit kepalanya perih akibat di jambak. "Jadi kau jalang yang sudah merebut Aldrick dariku!" ucap wanita itu semakin menarik dengan kuat rambut Natalie. Diora dia adalah anak dari perdana menteri Italia, wanita itu semakin menarik rambut Natalie hingga membuat gadis itu mendongak. "Dengarkan aku wanita jalang! Jangan coba-coba untuk merebut Aldrick dariku," sambung Diora lalu mendorong tubuh Natalie. Andai Aldrick tidak datang tepat waktu maka bisa dipastikan bahwa tubuh Natalie sudah tersungkur di atas lantai dan hal itu bisa berdampak pada kandungannya.
"Mau kemana kau?" tanya seorang pria. Natalie dibuat tak bergeming ditempatnya saat mendengar suara seseorang. Namun, setelah beberapa saat menunggu gadis itu tak melihat seorangpun yang datang menghampirinya. Membuang nafas panjang lalu menjejakkan kakinya di atas tanah lalu mulai berjalan mengendap-endap menyusuri halaman belakang Mansion. Saat berada melewati sebuah jembatan kecil dimana terdapat kolam yang berukuran sedang, Natalie hanya dapat melihat di sekeliling hanya terdapat pepohonan dan ia sangat yakin bahwa Mansion ini berada di tengah hutan. Tak menyerah Natalie terus berjalan ditengah malam dan tengah hutan yang gelap. Terus berjalan tanpa menggunakan alas kaki, hingga ia tak sengaja menginjak rumput berduri yang berada di hutan. Meringis kesakitan tapi tidak membuatnya menyerah, gadis itu terus melangkah maju hingga ia dapat mendengar beberapa suara deru mobil, ia memastikan pasti didepan sana adalah sebuah jalan dan akan terbebas dari hutan gelap ini. Sedangkan
"Turunkan aku!" teriak Natalie saat melihat ternyata di depan sana ia dibawa kembali pada Mansion milik Aldrick. Tiba di pelataran Mansion, ternyata kedatangannya telah ditunggu oleh para penghuni Mansion. Mobil berhenti tepat pada jalan masuk ke dalam Mansion, Maxim mematikan mesin mobil dan keluar dari dalam mobil lalu membuka pintu untuk Natalie. "Silahkan, Nona," ucap Maxim sambil membungkukkan tubuhnya. Enggan untuk turun Natalie hanya terus duduk berdiam diri di dalam mobil tanpa ada niat untuk turun. Tak berapa lama terlihat Aldrick keluar dari arah Mansion lalu langsung berjalan menuju mobil. "Keluar sendiri atau aku yang menyeretmu!" ucap Aldrick menggeram marah. "Tidak! Aku tidak ingin berada disini!" tolak Natalie dengan tegas. Seorang Natalie yang memang mempunyai watak yang keras kepala membuat wanita itu selalu menjadi pembangkang. Ia tidak tahu bahwa sikap keras kepalanya akan membawa dia kepada hukuman yang akan didapatkannya. Menggertakkan gigi saling beradu
"Ada apa, Nona?" tanya Zafa ketika mendengar suara teriakan Natalie. "Sepertinya ada tikus yang lewat di kakiku," jawab Natalie menaikkan kedua kakinya ke atas sofa. Zafa dan Bibi Elma saling pandang saat mendengar ucapan dari gadis itu. Bagaimana bisa seekor tikus bisa berada di dalam Mansion ini, sedangkan setitik debu saja tak dibiarkan untuk hinggap di Mansion ini. Lalu bagaimana bisa seekor tikus bisa hidup di dalam Mansion mewah ini. Namun, saat Bibi Elma dan Zafa memikirkan hal yang tidak mungkin itu. Tiba-tiba benar saja terdengar suara cicitan tikus lalu berjalan ke arah sofa. "Bibi! Zafa! Itu tikusnya, singkirkan hewan menjijikan itu dari hadapanku!" teriak Natalie yang memang sangat takut dan geli saat melihat seekor tikus. Elma dan Zafa bukannya mengusir tikus kecil itu, mereka justru ikut melompat naik ke atas sofa sambil berteriak ketakutan. Kehebohan terjadi akibat teriakan dari ketiga wanita itu dan membuat semua penghuni Mansion berdatangan termasuk Aldrick ya
"Natalie!" panggil Aldrick saat pintu kamar telah terbuka dan tubuh Natalie ambruk di atas lantai. Bukan tembakan yang membuat gadis itu tak bisa menopang bobot tubuhnya sehingga membuatnya ambruk. Akan tetapi gadis itu terkejut saat sebuah peluru meleset masuk melalui kaca jendela hingga membuatnya terkejut. Masih tak mampu mengucapkan kata-kata tubuh Natalie masih mematung dan berubah dingin akibat shock. "Maxim! Tangkap penembak itu!" perintahnya dengan tegas. "Elma, panggilkan Dokter Liam!" sambungnya memerintahkan kepada kepala pelayan. Setelah mengatakan hal itu, Aldrick langsung berjalan keluar sambil menggendong tubuh Natalie ala bridal style. Membawa wanita itu ke dalam kamar pribadinya, untuk pertama kalinya Aldrick membawa masuk orang yang baru dia kenal ke dalam kamarnya. Tak berapa lama Liam telah tiba di Mansion Aldrick dan langsung saja pria itu menuju kamar sahabatnya untuk memeriksa keadaan Natalie. "Apa yang terjadi?" tanya Liam di sela kegiatannya memeriksa