แชร์

Lupakan Matthias

ผู้เขียน: Koran Meikarta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-09-26 10:43:25

Luciana duduk diam di dekat jendela apartemen, membiarkan cahaya matahari siang menyorot tajam ke wajahnya. Dari lantai tinggi itu, matanya mengikuti arus kendaraan di jalan raya dan langkah-langkah orang yang lalu-lalang.

Namun semua itu hanya menambah rasa bosannya.

Dia tidak bisa keluar. Sang ibu melarang keras, khawatir jika orang yang membuntutinya kembali menemukan jejaknya. Luciana sendiri tidak yakin, sejak kemarin, dia tidak melihat tanda-tanda ada yang mengawasi. Entah ibunya terlalu berlebihan, atau memang ancaman itu nyata.

Yang jelas, kebebasannya kini terkekang.

Isabelle memang memastikan semua kebutuhannya tercukupi. Bahan makanan, perlengkapan sehari-hari, bahkan vitamin untuk kehamilan. Luciana sadar, ibunya hanya ingin dia aman dan nyaman di apartemen ini. Meski terkadang terasa menyesakkan, dia tetap mencoba bertahan.

Setelah puas memandang ke bawah, Luciana meninggalkan jendela dan menjatuhkan diri ke sofa. Ponselnya tergeletak di meja, dan tanpa sadar tangannya me
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Aksi Nekat dan Kesalahan Fatal

    "Apa yang kau lakukan? Cepat susul mereka! Tambah kecepatannya!" bentak Victoria di dalam mobil pada salah satu bawahan ayahnya yang kini sedang menyetir, berusaha mengejar Luciana yang melarikan diri.Wajah Victoria memerah karena amarah. Rencananya untuk menangkap Luciana dengan mudah di apartemen ibu tirinya berakhir gagal total, sebab wanita itu sudah menyadari kedatangannya lebih dulu. Seandainya saja dia datang lebih cepat, sebelum Luciana sempat keluar, semua ini tak akan serumit sekarang. Mereka tidak perlu melakukan aksi kejar-kejaran di jalan raya seperti orang gila.Kesialan semakin menumpuk sejak pagi. Victoria terjebak di rumah akibat skandal ayahnya yang meledak di media. Pemotretan yang sudah dia jadwalkan berantakan. Privasinya terganggu, rumahnya dipenuhi wartawan.Dan kini ... masalah Luciana yang kabur semakin membuat kepalanya berdenyut, seolah akan pecah kapan saja."Sulit, Nyonya, di depan macet. Ada mobil antre panjang, kita tidak bisa lewat," ucap si sopir, men

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Aksi Kejar-kejaran

    Keesokan harinya.Luciana sudah bersiap rapi untuk menemui pengacaranya. Gaun sederhana namun elegan membalut tubuhnya, rambutnya tertata rapi, meski sorot matanya masih menyimpan resah. Dia duduk di depan meja rias, jemarinya sibuk membuka layar ponsel, menatap pesan yang dia kirim tadi pagi.Tidak ada balasan. Bahkan centang pun tidak berubah. Pesan yang dia kirim kemarin pun masih belum dibaca.Keningnya berkerut. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah skandal Richard yang tersebar di luar sana membuat ibunya terpukul hingga tak sanggup menjawab panggilannya?Luciana menggigit bibir. Hatinya dicekam kekhawatiran. Ada bagian dirinya yang ingin langsung pergi ke rumah itu, memastikan keadaan ibunya. Namun ada juga bagian lain yang meningi, akut pada kenyataan yang mungkin akan dia temukan di sana.Belum sempat dia memutuskan, ponselnya tiba-tiba berdering. Degup jantungnya melonjak. Sekilas dia berharap itu dari ibunya, tapi nama yang muncul di layar segera membuyarkan harapannya.Penga

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Jalan Keluar

    "Anda ingin saya menghubungi Nyonya Luciana?""Iya, bisa kau melakukannya?"Matthias menatap serius pengacara Luciana. Mereka duduk berhadapan di ruang firma hukum. Suasana di ruangan itu terasa sedikit tegang, karena Matthias tidak sedikit pun mengendurkan urat di wajahnya. "Saya bisa melakukannya, tapi... kenapa Anda tidak melakukannya sendiri?"Pengacara itu mengerutkan alis kebingungan. Karena Matthias, orang yang begitu sibuk, meminta waktu untuk menghubungi salah satu kliennya. Matthias terdiam. Dia tahu, pertanyaan itu wajar, tapi sulit dijawab tanpa membuka kelemahannya. Apa dia harus mengatakan kalau Luciana sudah memblokirnya? Kalau wanita itu benar-benar menutup semua jalan untuk bisa berbicara dengannya?Matthias menarik napas panjang. Dia memejamkan mata sejenak, lalu berkata dengan nada rendah, "Luciana pergi dari rumah dan sepertinya dia memblokir nomorku. Jadi aku tidak bisa menghubunginya. Aku tidak bisa memberitahunya soal sidang keduanya." Pengacara itu terkejut

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Skandal Besar Richard Laurent

    Hari menjelang siang. Suasana menjadi lebih cerah. Luciana saat ini sedang duduk di depan sebuah televisi. Menonton film yang diputar, tapi sekali pun dia mencoba menikmatinya, dia gagal. Pikirannya tertuju pada hal lain. Dia bosan dan ibunya juga tidak terlihat sampai sekarang. Padahal dua hari ini, ibunya selalu menyempatkan diri untuk datang, entah untuk sekadar melihat atau mengobrol dengannya. Luciana kembali meraih ponselnya dan memeriksa pesan yang dia kirim beberapa jam sebelumnya. Dia ingin makan sesuatu yang disiapkan ibunya, tapi bahkan pesannya sama sekali tidak dibaca. Akhirnya, Luciana mencoba menghubunginya. Cukup lama dia menunggu, tapi tidak ada balasan. Panggilannya tidak diangkat. Alhasil, dia hanya bisa menatap aneh layar ponselnya. "Ibu ke mana, ya? Kenapa dia tidak membalas pesan dan menjawab panggilanku?"Ada perasaan resah yang tanpa sadar menyusup ke dalam hatinya saat sang ibu tidak kunjung membalas. Luciana jadi khawatir. Dia khawatir jika ayah tirinya m

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Menuju Kehancuran

    "RICHARD! BUKA PINTUNYA! RICHARD!"Teriakan keras terdengar di sebuah ruangan, di mana kini Isabelle berada. Dia menggebrak pintu berulang kali dan mencoba membukanya, tapi tidak berhasil. Sekeras apa pun dia mencoba, pintu tidak terbuka. "AKHHH! RICHARD!"Suara Isabelle nyaris menghilang karena semalaman dia terus berteriak. Berharap ada orang yang mendengar, tapi sekeras apa pun dia berteriak, tidak ada yang datang. Entah karena ruangan ini kedap suara atau karena dia saat ini berada di ruang bawah tanah. Satu hal yang jelas, Isabelle dikurung oleh suaminya di salah satu ruang bawah tanah. Terdapat ranjang dan juga alat-alat makan sederhana, tapi di sana, hanya ada sedikit ventilasi udara. Tempat itu juga gelap, lampu harus terus menyala agar dia bisa melihat. Isabelle yang lelah berteriak, akhirnya terduduk lesu di depan pintu sambil terisak. Dia tidak mempercayai apa yang telah dilakukan Richard padanya. Suaminya mengurungnya di ruang bawah tanah setelah pertengkaran mereka kem

  • Hasrat Tersembunyi Iparku   Masih Ada Harapan

    "Ayah, apa ada kabar tentang Luciana?"Matthias baru saja memasuki rumah orang tuanya. Wajahnya kusut, matanya merah karena kurang tidur. Dia bahkan masih mengenakan pakaian kerja, tanda jelas bahwa dia tidak sempat pulang, apalagi beristirahat. Langkahnya terburu-buru, penuh keresahan.Sejak Luciana menghilang, Matthias tidak henti mencarinya. Jika saja tidak ada tanggung jawab besar di perusahaan, dia mungkin sudah membuang semua pekerjaannya dan menelusuri setiap sudut kota. Namun dia sadar, ada banyak orang yang menggantungkan hidup padanya. Itu membuatnya terikat, hanya bisa mencari di sela waktu dan berharap ayahnya juga bisa membantu."Matthias? Kamu terlihat tidak baik. Duduklah dulu," ujar Alexander, yang sejak tadi duduk bersama Genevieve di ruang keluarga. Dia memberi isyarat pada putranya agar mendekat.Matthias awalnya enggan, tapi akhirnya dia menjatuhkan diri ke sofa. Napasnya berat, matanya penuh cemas. "Jadi bagaimana, Ayah? Apa Ayah sudah menemukan Luciana?" tanyanya

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status