Share

Bab 223.

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-08 12:15:30

"Sudahlah Ayah, Ibu. Devi tak apa-apa dan tak masalah dengan pembatalan perjodohan ini. Lebih baik kita tak usah lagi berhubungan dengan keluarga Radit itu," ujar Devi tenang dan tanpa emosi.

"Ahh, m-maafkan kami Devi. Kami telah berbuat salah dengan menjodohkanmu dengan Radit, tanpa bicara dan meminta persetujuan lebih dulu. Tsk, tsk..!" ucap Rini akhirnya.

Seraya terisak Rini menghampiri dan mendekap putri satu-satunya itu. "Demi Tuhan. Mulai saat ini kau bebas Devi. Ibu dan Ayah tak akan lagi ikut campur dalam urusan jodohmu. Tsk, tsk..!" bisik Rini serak dan lirih di telinga Devi.

"M-makasih Bu. Tsk, tsk..!" dan di titik inilah Devi baru keluarkan luapan hatinya. Hatinya begitu lega, bahagia, dan lepas, saat mendengar janji dari ibunya itu.

Ya, karena kebebasannya dalam memilih jodoh atau tidak, adalah hal yang sangat diinginkan Devi. Tanpa intervensi dari orangtuanya sekalipun.

Namun Devi juga berjanji dalam hatinya, jika pada saatnya nanti, dia akan tetap menikah dengan seor
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 231.

    "Halah..! Aku tahu kau juga senang mendengar kabar itu Niken..! Karena kini kau berpeluang menjadi Ketua yayasan istri para pengusaha, menggantikan Helda yang telah mati itu," ucap ketus Prayoga. "Lho..?! Kok kesana sih Mas pikiranmu itu..!" seru kesal Niken, dengan wajah merengut.Namun diam-diam, sebenarnya hati Niken memang membenarkan prasangka suaminya itu. Ada debar senang tersembunyi di hatinya, saat dia mendengar kabar kematian saingannya itu. Ya, sungguh sepasang suami istri yang 'senada dan seirama' Prayoga dan Niken ini. *** Sementara malam itu di sebuah posko cukup luas, yang menyerupai kantor satu lantai nampak agak ramai. Bangunan posko itu berada di samping kiri kediaman Evan, berbatasan dengan pagar keliling rumah Evan. Evan dan orang-orangnya menyebut posko itu sebagai MarShal (Markas Security Halim). Ya, di posko MarShal itulah berkumpul para security dan orang-orang dunia bawah dari Halim Group. Nampak tengah berbincang sekitar 5 orang di teras itu, mereka ad

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 230.

    'Ahh..! Lily..! Ya, Lily harus segera tahu kabar ini..!' sentak bathin Hendra, teringat pada putri semata wayangnya itu. Namun belum juga sempat Hendra menghubungi Lidya via ponselnya, saat... Tutt..! Tuutt..! 'Lily memanggil', tertera di layar ponsel Hendra. Segera saja Hendra menerima panggilan itu. Klikh..! "Pahh..! Lidya sedang menuju ke rumah bersama Mas Bimo..! Mas Bimo tiba-tiba mengajak Lidya ke rumah. Ada apa ya Pah..?! Mas Bimo cuma bilang nanti Lidya akan tahu di sana..!" Terdengar seruan cemas Lidya di sana. Matanya nampak melirik kesal pada Bimo, yang belum memberitahunya perihal apa yang terjadi sebenarnya. Namun Lidya sendiri melihat ketegangan dan kesedihan di wajah suaminya itu. Karenanya dia pun langsung menghubungi ayahnya. "Heii..! Ahh..! B-baru saja papah mau menghubungimu Lily..! M-mamahmu ... Lily.. Mamah t-telah tiada..! Tsk, tsk..! Papah juga akan pulang sekarang dengan helikopter..!" Hendra cukup terkejut, mendengar Lidya dan Bimo telah otw menuju ke

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 229.

    "Ahh..! B-baik Abah. Kami akan penuhi pesan Abah. Kami tak akan berhubungan dan memperpanjang urusan dengan keluarga Baskara dan si Devi itu," ujar terbata Kevin, dengan wajah pucat pasi. "Benar Abah. Asalkan putra kami Radit bisa pulih seperti semula. Kami lebih baik putus hubungan, dan tak memperpanjang urusan dengan keluarga Rini itu," Widya menimpali ucapan suaminya. Ya, tentu saja begitu..! Lagi pula apa yang bisa mereka andalkan kini, untuk mencari masalah dengan Devi dan keluarganya..?Karena bahkan paranormal andalan mereka Abah Kasim saja, sudah menyatakan 'angkat tangan' terhadap makhluk ghaib yang menjaga Devi..! *** "Ahh, Mas Bimo.." desah lirih Devi, yang menggigil di pembaringan kamarnya. Ya, Devi merasa sangat tersiksa dengan lintasan sosok Bimo di benak dan hatinya, yang terus datang dan tergambar semakin jelas di pelupuk matanya. Di dalam setiap kesendiriannya, bathin Devi selalu merasakan tarikkan untuk pergi menemui Bimo. Tak peduli dia sedang berada di manapu

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 228.

    "Tapi Bos Yoga. Melihat loyalitas mereka pada pimpinan dan ganknya, aku merasa orang di belakang kedua orang yang kubunuh itu, bukanlah orang atau gank sembarangan Bos," ujar Edo, mengungkapkan pandangannya. "Hmm. Kau benar juga Edo. Tapi siapa takut dan peduli akan hal itu..! Gank Shadow akan terus jaya dan bersinar..! Siapapun musuh yang menghadang, akan kita libas rata dengan tanah..!" seru Yoga penuh getar intimidasi. "Siap..! Bos Yoga..!" seru serentak para anggota gank Shadow, yang berada di teras posko itu. "Mulai sekarang, tambah personil dan perketat penjagaan area di sekitar markas dan kediaman Bos besar kita ini..! Jika ada pengintai atau orang yang mencurigakan lagi, maka sikat dan habisi saja mereka tanpa ampun..! Kalian paham..?!" seru tegas Yoga. "Siap Bos Yoga..!" *** Sementara di kediaman keluarga Radit saat itu, telah datang seorang paranormal atau penasehat spiritual andalan Kevin. Pasalnya adalah kondisi Radit, putra kesayangannya itu yang mendadak teramat

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 227.

    "A-ada apa Mas Evan..?" tanya gugup Maya, setelah melihat dan mendengar nada ketegangan dalam percakapan kekasihnya itu. "Begini Maya sayang. Ada rekan Mas yang meninggal, sepertinya Mas hanya akan mengantar Maya sampai depan rumah ya. Mas tak bisa singgah dulu ke rumahmu," ujar Evan, berusaha menjelaskan dengan tenang. Ya, Evan bicara apa adanya pada Maya soal kematian dua orang bayarannya. Kendati dia masih belum menceritakan perihal rencananya, untuk membalas dendam atas kematian ayahnya pada Prayoga Group. "Baik Mas Evan. Tolong sampaikan Maya juga turut prihatin dan berduka cita ya." "Baik Maya." *** Sementara Bimo dan Lidya baru saja tiba di rumah mereka yang di Gorbo. Bekas tempat tinggal Bimo dulu, semasa masih jomblo. Hehe. Suami istri Pak Adi dan Bi Sum, mereka segera menyambut kedatangan majikkan mereka itu dengan senyum gembira. Ya, Lidya memang cukup lama tak mampir di Gorbo karena kondisi kehamilannya. Sementara Bimo masih suka wira wiri mampir ke situ. Otomatis

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 226.

    "Uhhsk..! Milikmu seperti masih virgin saja Monica.. Asshk..!" ucap bergetar Hendra, ditengah gelitik rasa nikmat yang dirasakannya. "Uhhgsk..! A-aku sampai Omm..sshh..!" desah tersengal Monica, tubuhnya pun tersentak dan meregang. hal yang menandakan dia tengah terbang menjemput klimaksnya. "Arrghsk..! K-kita sama Monicaa..shhk..!" Hendra pun sama mengerang hebat, lalu mempercepat terjangan maju mundur di belakang tubuh Monica. "Haagksh..!" dengan hunjaman dalam dan erangan kerasnya, Hendra pun meregang bergetar seraya mendekap erat tubuh Monica dari belakang. Ya, cukup matang dan luar biasa memang stamina seorang Hendra Winata. Di usia paruh bayanya itu, dia masih sanggup melayani sosok Monica. Sosok wanita cantik berstamina iblis..! Usai menikmati deraan klimaks mereka, keduanya langsung membereskan kembali pakaian mereka, lalu duduk bersandar di sofa ruangan lux Hendra. 'Hmm. Semua informasi mengenai kontak Bimo, Lidya, serta data perusahaan telah kudapatkan. Luar biasa mema

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status