Share

Bab 7

Dania menyeka air matanya sambil mengeluh, "Hazel, aku tahu kamu nggak menyukaiku sebagai ibu tirimu. Tapi Darra nggak salah. Kenapa kamu begitu kejam kepadanya?"

"Aku mengganggunya? Apa itu yang dia katakan?" Hazel tiba-tiba tersenyum, hanya saja senyumnya tidak terlihat di matanya yang begitu dingin dan menusuk.

Saat bertemu dengan tatapan Hazel, Darra tiba-tiba meringis. Matanya berkedip karena dia telah berbohong.

Namun, dia kembali teringat akan janji Justin padanya semalam, yang mengatakan bahwa dia akan membatalkan pertunangannya dengan Hazel. Rasa takut itu pun lenyap tak tersisa.

Kak Justin mencintainya.

Salah Hazel sendiri yang tidak mampu menyenangkan seorang pria. Darra tidak bisa disalahkan!

Krisna sangat marah saat melihat sikap berani Hazel. "Siapa lagi selain kamu? Darra itu lembut dan baik hati, nggak seperti kamu yang suka iri dan berpikiran jahat."

Hazel terlihat seperti mendengar lelucon besar dan benar-benar tertawa terbahak-bahak.

Dia menatap Darra dengan dingin, tatapannya sedingin es. "Lembut dan baik hati? Sangat baik memang. Dia bahkan menjaga tunanganku di tempat tidurnya."

Terlalu malas untuk berbicara omong kosong dengan mereka Hazel pun langsung mengeluarkan ponselnya dan memutar sebuah video.

Dari video itu, suara desahan genit wanita terdengar bercampur dengan suara terengah-engah pria.

Krisna berdiri mematung di tempat, terlihat tercengang.

Dua suara dalam video itu terasa sangat familier di telinganya.

Mereka adalah putri bungsunya tercinta, Darra dan tunangan Hazel, Justin.

Dia selalu berpikir bahwa semua rumor yang berkembang di luar sana tidak benar.

Karena dia yakin bahwa Darra yang lembut dan baik hati tidak akan pernah melakukan hal seperti itu untuk memojokkan adiknya.

Namun, fakta-fakta yang ada di hadapannya tidak bisa dibantah.

Dia menatap Darra, ingin mendengar Darra menyangkalnya. Namun, dia malah melihat tatapan Darra tertunduk seakan merasa bersalah.

Sekarang, bagian mana lagi yang tidak dia pahami?

Krisna gemetar karena marah, menekan dadanya yang terasa sesak. Lalu, dia bertanya kepada Darra dengan suara yang dalam, "Apa ini benar? Kamu benar-benar melakukan hal semacam itu?"

Wajah Darra menjadi pucat dan menggelengkan kepalanya dengan panik. Dia menarik-narik lengan baju Krisna dan mulai menggerutu, "Ayah, biar aku jelaskan. Bukan seperti itu yang terjadi."

Krisna meringis dan berkata dengan tidak senang, "Itu tunangan kakakmu, kenapa kamu tega melakukan itu?"

Kenapa?

Untuk menghancurkan Hazel, tentu saja!

Selama wanita tua Keluarga Hardwin masih hidup, Justin tidak akan bisa menarik diri dari pernikahan itu.

Darra tidak akan pernah membiarkan Hazel menikah dengan taipan papan atas Keluarga Hardwin. Dia tidak ingin Hazel menjadi Nyonya Hardwin yang terhormat, sementara dia sendiri hanya bisa menyandang reputasi sebagai anak haram selamanya!

Jadi, dia bersedia melakukan segalanya untuk merayu Justin dan menunjukkan cinta mereka di depan Hazel. Dia ingin Hazel sadar akan kenyataan dan mengambil inisiatif untuk menarik diri dari pernikahan.

Meskipun sekarang semuanya sudah ketahuan oleh Hazel, dia sama sekali tidak menyesalinya.

Selama Darra bisa menginjak-injak Hazel di bawah kakinya, dia bersedia melakukan apa pun.

Sejak masih kecil, Hazel selalu berada di atasnya dalam segala hal.

Entah itu latar belakangnya, penampilannya, studinya atau popularitasnya, di mana pun Hazel berada, cahaya Darra akan sepenuhnya tertutupi.

Darra tidak senang akan hal itu!

Mata Darra penuh dengan kelicikan, seperti ular yang bersembunyi di rerumputan dan siap melahap mangsanya.

Tersembunyi dan berbahaya.

Dia berdiri dan bergegas meraih ponsel Hazel. "Hazel, matikan rekamannya! Kak Justin dan aku saling mencintai. Kalau kamu sadar diri, cepat akhiri pertunangan kalian! Inilah yang terbaik untuk semuanya!"

Hazel dengan cepat mundur dua langkah dan menghindari tangan Darra. Mendengar itu, dia tersenyum sinis dan mengatakan, "Selingkuhan tetaplah selingkuhan. Banyak sekali alasanmu."

Tidak peduli siapa yang Justin cintai, yang memiliki status sebagai tunangan Justin adalah Hazel.

Lebih memuakkan lagi, Justin tetap berhubungan dengan Darra meskipun dia tahu bahwa Hazel sangat membenci pengkhianatan yang dilakukan ibunya Darra.

Amarah Dania langsung meledak saat mendengar hal ini. Dia merasa seperti rasa sakit yang dia sembunyikan dikuak tanpa ampun oleh Hazel. "Siapa yang kamu sebut sebagai selingkuhan!"

Dia menggertakkan gigi dan mengayunkan tangannya untuk menampar Hazel.

Namun, tangannya tiba-tiba berhenti karena ditahan oleh sebuah tangan yang putih dan ramping.

Kemudian, terdengar suara tamparan yang keras dan tajam, lalu pipi Dania terasa sakit dan panas.

Dia dibuat mematung karena pukulan Hazel, menutupi wajahnya dan menatap Hazel dengan tatapan tidak percaya. "Kamu memukulku? Kamu benar-benar berani memukulku?"

Bibir merah Hazel sedikit terkait. Dia mengeluarkan tisu dari dalam tasnya dan mengelap tangannya dengan perlahan.

Setelah menyeka tangannya, barulah Hazel menjawab pelan, "Tante, aku cuma asal bicara saja. Kenapa reaksi Tante berlebihan sekali. Tante lah yang ingin menamparku dulu. Jangan salahkan aku karena gerakan tangan Tante yang terlalu lambat."

"Kamu!" Dania mengatupkan giginya, kemarahan di matanya hampir meledak tak terkendali.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status