Share

Hello, Papa!
Hello, Papa!
Penulis: Author newbie

Chapter 1

Priscilla menutup kancing baju tidurnya yang tadi sempat dilepas oleh Stefan, ia masih syok dengan tingkah liar Stefan. Priscilla menduga Stefan tengah mabuk, dari mulutnya tercium bau alkohol yang cukup menyengat.

"Aku bakal tanggung jawab kok, kamu gak percaya sama aku?"

Bujuk Stefan, membuat Priscilla bingung. Lima tahun Priscilla mengenal Stefan, dan sudah lima tahun pula mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Stefan yang Priscilla kenal sangat baik dan sangat menjaga dirinya entah mengapa malam ini sangat berbeda, stefan meminta hal yang diluar batas dalam hubungan berpacaran.

"Kamu takut apa si Sil? Kamu kenal mami aku, mereka welcome sama kamu. Kalo kamu sampe hamil aku pasti bakal tanggung jawab Sil,"

"Tapi kamu janji Stef?"

Stefan mengangguk dan terus meyakinkan Priscilla, dengan setengah hati Priscilla mengiyakan permintaan Stefan. Ia hanya berharap jika suatu saat nanti terjadi sesuatu padanya Stefan akan menepati janjinya.

Cukup lama mereka bergelut dalam aktifitas panas ini, hingga pukul satu dini hari mereka baru selesai melakukannya. Ada noda darah di sela area intim Priscilla dan rasanya sangat menyakitkan untuknya, Stefan menciumi Priscilla berkali-kali dan terus mengatakan i love you padanya.

"Stef tolong tepatin janji kamu kalo sampe aku kenapa-kenapa ya?" Pinta Priscilla.

"Iya sayang, makasih ya untuk malam ini. Aku pulang ya?"

Priscilla mengangguk dan mengantar Stefan ke garasi untuk mengambil motor kesayangannya, setelah keadaan aman barulah Stefan pergi dari rumah Priscilla. Priscilla tidak bisa tenang, ia terus memikirkan hal yang barusan ia lakukan dengan Stefan. Perasaan menyesal terus membayangi hati dan pikirannya.

"Gak usah dipikirin Sil, Stefan pasti tanggung jawab kok." Gumam Priscilla guna menyingkirkan rasa khawatirnya.

*****

Setelah kejadian malam itu gaya pacaran Stefan dan Priscilla berubah, mereka yang tadinya berpacaran secara sehat kini sering melakukan having sex dan pergi ke klub malam. Tentu Priscilla tidak dengan senang hati melakukannya, ia mau melakukan itu semua karena tekanan dari Stefan. Ia takut Stefan akan meninggalkannya.

"Ayolah kamu gak asik banget, temen aku udah open table nih Sil."

"Tapi aku lagi gak enak badan Stef, mami papi aku juga ada dirumah."

"Terserah kamu lah, kamu gak asik banget Sil jadi cewek."

Melihat Stefan marah Priscilla langsung panik dan berusaha memenuhi keinginan Stefan, ia terpaksa membohongi orang tuanya lagi agar bisa pergi ke klub bersama Stefan.

Sesampainya disana mereka disambut oleh teman-teman Stefan yang tidak Priscilla kenal, dan sepertinya mereka juga bukan orang baik-baik.

"Wah jadi nih kayaknya, bagus banget bro mulus." Ucap salah seorang teman Stefan.

Ia terus memandangi tubuh Priscilla dan membuatnya risih, tapi Stefan malah secara sengaja menyuruhnya duduk di samping temannya itu.

Segelas minuman datang dipesan khusus untuk Priscilla, ia tidak ingin meminumnya namun lagi-lagi Stefan mengancamnya. Tegukan demi tegukan hingga akhirnya minuman itu lenyap, tidak butuh waktu lama minuman itu berhasil membuat Priscilla tidak sadarkan diri dan terus meracau tidak jelas.

"Sikat nih!"

Teriak Stefan sambil mendorong Priscilla ke dalam pelukan lelaki itu, tanpa Priscilla sadari ia sudah ditukar oleh Stefan dan Stefan menikmati pacar temannya di tempat lain.

*****

Mentari pagi menyeruak masuk dari jendela dan menyilaukan Priscilla yang tengah tidur terlelap, beberapa menit kemudian ia terbangun. Priscilla masih belum tau apapun tentang kejadian semalam, ia masih merasakan sakit di kepalanya dan terus berusaha memulihkan kesadarannya penuh.

Priscilla menyingkirkan selimut yang dipakai untuk menutupi tubuhnya, betapa terkejutnya saat ia tau tidak ada sehelai benangpun yang menempel di badannya.

"Stefan! Stefan!" Priscilla gelagapan, ia berusaha memanggil Stefan.

Namun bukan Stefan yang datang padanya melainkan teman Stefan, ia keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk untuk menutupi area intimnya. Ia menghampiri Priscilla dan terus menampilkan senyum menjijikkannya.

"Gue gak nyangka hebat juga permainan lo, padahal tampang lo polos banget." Ia menyentuh dagu Priscilla dan berusaha mencium Priscilla.

"Mana stefan?!" Tanya Priscilla dengan intonasi nada tinggi.

Ia tertawa, "Stefan? Ada tuh di Hotel Amarys sama cewek gue. Mau gue anter kesana biar kita bisa nge-sex bareng?"

Plakk!

Sebuah tamparan mendarat di pipinya, Priscilla menangis dan nafasnya berderu kencang menahan sesak amarah di dada. Tamparan dari Priscilla membuatnya naik pitam, ia membalas tamparan Priscilla dengan beberapa pukulan di wajah Priscilla.

"Dasar lonte!" Bentaknya sambil meludahi Priscilla lalu pergi.

Wajah Priscilla memerah akibat pukulan kencang tadi dan di sudut bibirnya ada luka robekan kecil, ia meringis kesakitan dan terus memanggil nama Stefan. Priscilla mencoba menghubungi Stefan berkali-kali tapi nihil, ia tau kalau Stefan telah mengabaikannya.

"Stefan brengsek!" Rutuk Priscilla.

Hotel ini sangat dekat dengan rumah Priscilla, ia takut jika ada orang yang melihatnya keluar dari hotel. Apalagi semalam ia sudah membohongi orang tuanya demi Stefan. 

Priscilla keluar dari hotel dengan menundukkan wajah dan menutupinya dengan sehelai tissue, tapi sepertinya nasib buruk memang sedang senang mengelilinginya. Priscilla tanpa sengaja berpapasan dengan tantenya, ia terkenal usil dan sering membicarakan masalah keluarga pada orang lain.

"Sil? Kamu ngapain di Hotel?" Tanya Amelia.

"Oh tante Amelia, aku cuma lewat aja kok tan."

Amelia sepertinya tidak percaya dengan alasan Priscilla, terlihat dari sorot matanya. Senyumnya sinis dan memandangi Priscilla dari atas hingga bawah, lalu mendekati Priscilla.

"Kamu bau alkohol, mami papi kamu pasti gatau kan?" Bisik Amelia.

Priscilla membulatkan kedua matanya, jantungnya berdegup kencang dan wajahnya mulai terlihat sangat panik.

"Ma- maaf tante, Sila pergi dulu." Tanpa menengok Amelia lagi Priscilla langsung pergi menggunakan taksi.

Amelia tertawa sinis, "haha bahan gosip baru nih, Julie pasti gak tau kalau anaknya main ke hotel murahan kayak gini."

****

Hingga kini Stefan masih belum bisa Priscilla hubungi, ia harus meminta penjelasan Stefan tentang apa yang terjadi kemarin malam.

"Sayang, are you okay?" Tanya Julie.

Melihat Priscilla yang terus melamun sejak kemarin membuat Julie khawatir, bahkan makanan favorit Priscilla yang Julie buatkan tidak disentuhnya sama sekali. Naluri keibuan Julie berkata bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja, namun Julie tidak akan bertanya kalau bukan putrinya sendiri yang bersedia bicara. Bukan Julie tidak perduli, kalau Julie yang bertanya lebih dulu mungkin Priscilla tidak akan jujur padanya. 

"Okay mi, aku cuma lagi gak nafsu makan aja karena sariawan." Ucapnya berbohong seraya menunjuk sudut bibirnya yang luka.

"Bener?" Tegas Julie.

Priscilla hanya mengangguk dan menampilkan senyumnya, jelas Julie tau kalau Priscilla sedang berbohong. Julie menebak kalau Priscilla sedang ada masalah dengan Stefan.

"Kamu gak ada masalah sama Stefan kan?"

Priscilla yang sedang mengunyah pisang keju tersedak saat mendengar nama Stefan disebut, memang salah ia berbohong pada maminya.

"Cuma masalah kecil mi."

"Selesaikan ya? Sekecil apapun masalah harus diselesaikan."

Julie mengusap kepala Priscilla, meski sudah mendengar jawaban Priscilla tapi hatinya masih tetap tidak tenang.

Priscilla tidak nafsu lagi untuk melanjutkan makannya, Priscilla membuka sosial media miliknya dan mencari sedikit hiburan. Namun Priscilla syok saat sebuah foto muncul di timeline-nya, Stefan bersama dua orang perempuan berpakaian minim sedang berpose di atas ranjang kamar hotel. Secepatnya Priscilla menghubungi Stefan, tapi lagi-lagi Stefan mengabaikannya.

Notifikasi chat masuk berurutan ke dalam ponselnya, semua teman Priscilla yang juga mengenal Stefan bertanya padanya tentang foto yang Stefan unggah. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Greesa Yuni
kasihan Priscilla,semoga aja dia bisa cari tau kenapa Stefan berbuat seperti itu kepadanya. jadi ikutan gregetan sama kelakuan stefan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status