Share

Bab 3

Author: Bhay Hamid
last update Last Updated: 2025-02-19 11:42:31

“Kanda, bagaimana buruan nya hari ini.”

“Tidak terlalu buruk di ujung des aini ada sebuah safana dengan pohon-pohon kecil beserta rumput yang bagus untuk bersembunyi  dan memiliki banyak hewan liar disana serta aku dapat membidik dengan baik satu ekor kijang Jantan ini.”

Aina begitu terkejut Ketika Raka menunjukkan arah busurnya ke samping pagar rumah mereka yang reot.

“Wah kijang ini cukup untuk kita berempat sampai dua hari kedepan.”

Kemudian bagaimana dengan beras kita apakah masih ada?” Ujar Raka

Andini…kemari kakak mau menanyakan sesuatu padamu.”

“Iya kak sebentar aku kedepan.” Andini tergopoh-gopoh hingga kakinya tersandung dan langsung di sambut dengan sigap oleh Raka.

Mata mereka saling memanah dan raka merasakan empuk di tangannya sesuatu yang tidak ingin ia lepaskan. Namun suara Aina membuat mereka berdua tersada.

Momen yang membagongkan dan membuat libido siapapun segera membuncah dan ingin segera rasanya melanjutkannya di ranjang panas.

Aihhh pikiran ini selalu….

Kemudian Aina memarahi adiknya yang selalu gopoh dan tidak berhati-hati.

“Sudah sudah itu hal wajar lagian kamu Aina jangan membuat adikmu ini panik.”

Sambil memeluk dan mengecup pipi istri ketiganya membuta Andini semakin berdekup kencang jantungnya.

Dan sambil melepas pelukan yang sebenarnya ia juga tidak mau namun keadaan harus melepas sekenario ini. Entah kapan aka nada adegan romantic seperti ini.

“Iya kak Aina ada apa?”

“Apakah beras kita masih ada.”

“Masih Kak terakhir kita dapatkan dari Mandor tiga hari yang lalu sebelum peristiwa memilukan ini terjadi.”

“Kira-kira cukup untuk berapa hari?” Ujar Raka

‘’Emmmm..kira-kira bisa lima hari kanda.” Suara Aina begitu menggoda

Sehingga Raka Kembali jatuh dalam hayalan fantasinya yang membara…sekali lagi isssssttttttt pikiran ini.

Betapa tidak di kehidupan sebelumnya Raka sibuk dengan kegiatan kantor dan buku-buku yang membosankan. Sedangkan disini dia mendapati tiga istri cantik yang begitu menggiurkan dan sangat seksi dengan bentuk….sempurna dan indah.

Sehingga setiap kali dia mendapati istrinya ada disampingnya segera ingin ia Bersama bertiga untuk memadu kasih. Namun hal itu urung dilakukan mengingat rumah mereka yang reot dan musim dingin juga akan menghantui mereka di zaman kuno ini.

Namun kesenangan dan hayayalan Raka di hentikan oleh isak tangis dari dalam rumah reot yang siap menunggu runtuh diterpa ranting jatuh.

“Ada apa dengan Aini kepada ia menangis.” Sela Raka

Kami takut dengan kejadian satu bulan lalu Kanda. Bahwa kita terlilit hutang hingga limaratus keping emas dan seratus keping perak hal ini terjadi karena kanda di buang di desa Kemusuk ini.

*****

Lima orang berbadan tegap dengan senjata lengkap berdiri dihalaman rumah mereka yang reot. Masing-masing mereka memiliki perawakan tinggi dan sangar serta memasang wajah galak seolah-olah sedang menatap ikan panggang di atas meja.

Mengapa mereka ada di halaman kita?

Raka menoleh kearah tiga bersaudari ini namun wajah mereka pucat pasi dan Aina pun langsung pingsan ditempat. Kemudian mereka berdua seraya memohon dan seperti meminta perlindungan dari Raka. Melihat hal ini jiwa kepahlawanan Raka muncul dan ia pun maju dengan wajah tenang dan santai.

Kisanak apa tujuan anda berlima kerumah kami yang buruk ini?

Hai bajingan jangan berlagag lupa kamu ya?

“Jangan pura-pura menghilangkan permasalahan kita ini, Mandor sudah memberikan tiga jalang itu untuk kami nikmati secara free karena kami berhasil mendapatkan titah raja untuk menemukan cendikiawan hebat didesa ini.”

Mendengar hal ini membuat Raka merah padam sehingga darahnya begitu deras seperti air terjun Niagara yang menggebu-gebu.

“Dasar manusia laknat berani-beraninya kau berbicara sekotor itu didepan istriku!”

“Oh ternyata dia sudah punya nyali sekarang.” Ujar salah seorang dari mereka yang buru-buru menghampiri dua gadis yang masih berdiri ketakutan dibelakang Raka.

Sebelum pria berseragam lengkap ala militer zaman kuno melewati Raka. Pukulan dengan satu tangan melemparkan pria itu hingga beberapa meter dari mereka.

Brakkkkkk….aduhhhh….

Empat tentara kuno itu tertegun sejenak sebelum tersadar bahwa mereka baru kali ini melihat kekuatan yang mengerikan dari seorang pria lemah. Namun Raka kini adalah orang yang memiliki kemampuan modern jauh jutaan kali di atas tentara kuno ini.

Dengan tatapan dingin yang menakutan Raka memalingkan wajah ke arah empat yang tersisa.

“Kalian masih mau lancang dengan mulut bau limbah itu!”

Dasar bodoh bunuh pria ini. Dan kita nikmati gadisnya sampai puas dan kita pesta malam ini. Serang jangan takut kita berempat dia hanya seorang yang lemah. Seru peria hitam gondrong.

Mereka menyerang bersamaan namun tidak disangka pria lemah ini juga dapat meladeni mereka dengan sangat epic pertarungan di halaman rumah Raka membuat dua gadisnya semakin terpana karena melihat kehebatan suaminya mengatasi lima tentara kuno dengan tangan kosong.

Brakkkk----brakkk….. teriakan kompak dari ke tiga pasukan kuno itu mengerang kesakitan setelah mendapatkan tendangan kilat dari Raka.

Kemudian Raka berjalan menghampiri pria krebo dengan mulut bau arak. Raka menatap dengan dingin sedinging puncak gunung everes yang abadi. “Sampaikan kepada penyuruhmu jangan sekali-kali menyentuh tanah dihalaman rumahku ini lagi.” Atau kalian akan berpindah alam. Camkan itu!” sekarang pergi dan enyah lah dari hadapan ku.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Hidup Kembali di Zaman Kuno   Bab 286

    Di tengah gemuruh pembangunan dan geliat kehidupan yang baru di Giri Amerta, Raka tidak hanya sibuk dengan pertahanan fisik. Ia juga membenahi struktur pemerintahan demi efisiensi dan kekuatan yang lebih besar.Sebuah perubahan besar terjadi Kota Giri Amerta yang luas kini resmi dibagi menjadi tiga distrik baru yang strategis."Para penasihat, para jenderal, dan kalian semua, dengarkanlah!" seru Raka di balairung istana yang dipenuhi para petinggi.”"Untuk meningkatkan kesejahteraan dan pertahanan kita, Giri Amerta akan dibagi menjadi tiga distrik besar. Distrik Anggur, Distrik Kali Bening, dan Distrik Petir."Suara bisik-bisik riuh terdengar. Ini adalah perubahan besar yang akan mengubah wajah kerajaan. Dan yang lebih penting, para pemimpinnya kini sudah berganti, orang-orang kepercayaan Raka ditempatkan di posisi kunci."Setiap distrik akan memiliki otonomi dan tanggung jawabnya sendiri, di bawah pengawasan langsung dari pusat," tambah Raka, mengangguk pada Rama dan Tama yang berdiri

  • Hidup Kembali di Zaman Kuno   Bab 285

    Di balik gerbang megah dan jembatan kokoh yang baru dibangun, Desa Petir kini menjelma menjadi permata di perbatasan Giri Amerta. Sebuah benteng kokoh kini mengelilingi seluruh Desa Petir, bagaikan pelukan baja yang melindungi setiap jengkal tanahnya.Tembok-tembok tinggi menjulang, menara-menara pengawas berdiri tegak, dan parit dalam mengelilingi perimeter, menjadikannya sebuah pos pertahanan yang nyaris tak tertembus.Penduduk desa, yang berjumlah lebih dari 200 kepala keluarga, kini menatap benteng itu dengan penuh kebanggaan. Mereka telah menjadi bagian dari pembangunan ini, keringat mereka tumpah demi masa depan yang lebih baik."Ki Wulan, lihatlah! Benteng kita ini lebih kokoh dari benteng di ibu kota Kemusuk!" seru seorang pemuda, Ki Jaka, kepada tetangganya.Nyi Sari, seorang ibu muda, mengangguk setuju sambil memeluk anaknya. "Siapa sangka, desa kita yang dulu hancur, kini sekuat ini. Kita aman di sini."Kebanggaan itu terpancar dari setiap wajah, sebuah bukti nyata dari visi

  • Hidup Kembali di Zaman Kuno   Bab 284

    Di bawah naungan matahari Giri Amerta, Desa Petir yang dulu porak-poranda kini menggeliat bangkit dari puing-puingnya. Penguasaan penuh Kota Giri Amerta atas Desa Petir semakin solid.Di bawah arahan langsung Raka, yang tak pernah lelah mengawasi, serta bantuan Rama dan Tama, desa ini perlahan tapi pasti berdiri kembali dengan wajah baru, lebih kokoh dan teratur dari sebelumnya.Setiap pagi, asap mengepul dari dapur-dapur rumah yang baru dibangun. Anak-anak berlarian riang di jalanan tanah yang mulai rata, dan suara tawa bercampur dengan dentingan palu serta ayunan kapak. Para pekerja, baik prajurit maupun penduduk sipil, bekerja bahu-membahu."Ki Lurah, pastikan semua bahan bangunan tersedia besok pagi," kata Rama kepada Ki Lurah desa, yang dulu sempat mengungsi namun kini kembali dengan semangat baru. "Pembangunan balai pertemuan harus selesai sebelum musim hujan tiba.""Siap, Gusti Pangeran! Rakyat sangat bersemangat. Mereka melihat sendiri bagaimana Paduka Raka peduli pada kami,"

  • Hidup Kembali di Zaman Kuno   Bab 283

    Di tengah hutan belantara yang lebat, di perbatasan antara Kerajaan Giri Amerta dan Kadipaten Kemusuk, geliat aktivitas tak pernah berhenti. Sejak fajar menyingsing hingga rembulan menggantung tinggi.Ribuan tangan bekerja keras di bawah arahan langsung Raka. Mereka sedang membangun sebuah benteng raksasa di Hutan Walet, sebuah mahakarya pertahanan yang akan menjadi simbol kekuatan dan kewaspadaan Giri Amerta.Batu-batu besar diangkut dari pegunungan, kayu-kayu kokoh ditebang dari hutan, dan tanah digali tanpa henti. Dentingan pahat beradu, pekik pekerja menggema, menciptakan simfoni pembangunan yang penuh semangat."Ki Mandor, pastikan fondasinya kokoh! Ini bukan sekadar tembok, tapi jantung pertahanan kita!" teriak Rama, putranya, yang kini juga ikut mengawasi pembangunan."Siap, Gusti Pangeran! Fondasi ini akan sekuat karang!" jawab Ki Mandor, mengusap peluh di dahinya.Raka memandang hasil kerja keras pasukannya dengan puas. Ia tahu betul, benteng ini bukan hanya untuk melindungi

  • Hidup Kembali di Zaman Kuno   Bab 282

    Ambisi Aryo kini telah mencapai puncaknya, menguasai setiap relung jiwanya. Ia tak hanya menginginkan kemenangan militer, tetapi juga kekuasaan mutlak di Kerajaan Surya Manggala.Untuk mencapai tujuan itu, ia melancarkan intrik politik yang licik, menjadikan Permaisuri sebagai boneka politiknya."Permaisuri, ini adalah titah kerajaan," ujar Aryo dengan suara lembut namun mengandung ancaman terselubung.Saat ia menyerahkan gulungan perintah kepada Permaisuri di ruang pribadi sang ratu. "Paduka harus menandatanganinya. Ini demi kekuatan maksimal Surya Manggala."Permaisuri, dengan wajah pucat dan mata sendu, memandangi gulungan itu. Isinya adalah perintah untuk menempatkan orang-orang kepercayaan Aryo di posisi-posisi kunci dalam pemerintahan, dan mencopot para penasihat lama yang loyal pada mendiang Raja. Ia tahu, menolak berarti mengundang bencana."Tapi, Pangeran... apakah ini tidak terlalu terburu-buru?" tanya Permaisuri, suaranya nyaris berbisik.Aryo tersenyum sinis. "Terburu-buru

  • Hidup Kembali di Zaman Kuno   Bab 281

    Setahun berlalu, dan janji Aryo mulai menunjukkan hasilnya, meski dengan cara yang penuh intrik. Ia tak hanya menunggu bantuan Negeri Angin, tetapi juga mengerahkan segala daya upaya untuk memperkuat pasukannya.Inovasi militer Aryo sungguh mengejutkan banyak pihak. Ia tak segan menggunakan taktik kotor meniru dan bahkan mencuri teknologi senjata dari Giri Amerta.Di ruang rahasia yang gelap, Aryo mengamati para pandai besi Surya Manggala yang bekerja keras meniru cetak biru senjata-senjata Giri Amerta."Cepatlah! Aku ingin setiap prajurit kita dilengkapi dengan senjata terbaik, bahkan lebih baik dari milik Raka!" perintah Aryo, matanya berkilat ambisi.Ki Jaya, seorang ahli persenjataan yang loyal pada Aryo, melaporkan, "Ampun, Pangeran. Setelah berhasil mendapatkan cetak biru dari pengintai kita, kami hampir menyelesaikan pembuatan busur panjang khusus Giri Amerta. Akurasinya sungguh mengagumkan.""Bagus! Dan bagaimana dengan tameng baja mereka? Apakah sudah bisa kita tiru?" tanya A

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status