Share

Kembali ke kantor

Hari ke hari sikap Ardi makin berubah bahkan lebih sering bepergian ke luar negeri dengan alasan bisnis padahal menurut orang kantor Ardi pergi tidak dalam agenda bisnis atau kunjungan ke kantor yang ada di luar negeri.

Mita pun meminta Linda untuk membantunya mencari seorang wanita muda nan cantik yang akan ia jadikan umpan untuk menjebak Ardi. Benar saja setelah tiga bulan melakukan penjebakan ternyata Ardi benar-benar laki-laki buaya. Wanita yang di jadikan umpan itu memberikan banyak bukti berupa transferan uang dalam jumlah yang lumayan besar, hadiah-hadiah mewah, foto-foto saat mereka bersama serta chat-chat mesra yang di kirimkan oleh Ardi.

Berbeda dengan sebelumnya kini Mita terlihat lebih santai dan tidak lagi menagis saat melihat kelakuan buruk Ardi, ia malah tersenyum dan berterima kasih pada wanita muda itu, tak lupa ia memberikan bayaran dalam jumlah yang lumayan besar.

“Sekarang lu mau ngapain,” tanya Linda saat mereka bertemu di sebuah café.

“Menurut lu?” tanya balik Mita.

“Kalo gua jadi lu sih, udah gua tendang si Ardi ke jalanan, gedek banget gua sama cowok nggak tahu diri kaya dia,” geram Linda.

Mita hanya tersenyum mendengar perkataan Linda.

Keesokan harinya setelah Ardi berangkat ke kantor, Mita segera mandi dan berdandan rapih seperti waktu ia belum menikah, anak pertama dan keduanya diantar supir ke sekolah sedang anak bungsunya ia titipkan pada bi Asih dan Siti(anak bi Asih) di rumah.

Dengan memakai setelan kerja berwarna biru muda, rambut di gerai serta riasan tipis namun cantik Mita sampai di kantor kebanggaan almarhum papahnya yang di bangun dengan peluh dan kerja keras selama bertahun-tahun.

Semua orang terkejut melihat kedatangan Mita karena sejak menikah dan kepergian papahnya Mita tidak pernah lagi menginjakan kakinya di kantor Surya Corp.

“Se-selamat siang Non Mita,” sapa pak Budiman yang merupakan salah satu orang kepercayaan papahnya dulu.

“Pagi, Pak Ardi ada di kantor?”

“Ada non, beliau di ruangannya.” Pak Budi terlihat sangat tekejut melihat kedatangan Mita secara tiba-tiba di kantor.

“Kumpulkan semua berkas yang berhubungan dengan kantor termasuk pengeluaran dan pendapatan sejak Pak Ardi menjabat ceo menggantikan papah, saya tunggu di ruangan Pak Ardi sekarang,” perintah Mita tegas.

Pak Budi menggangguk lalu pergi dengan sedikit tergesa. Mita pun berjalan kembali menuju ruangan ceo milik almarhum papahnya yang sekarang di tempati oleh Ardi.

“Ekhm, apa aku menganggu?” tanya Mita ketika membuka pintu ruangan dan melihat Ardi sedang bermesraan dengan caroline sekretarisnya.

“Maaf nyonya, apa anda tidak bisa mengetuk pintu dulu sebelum masuk ruangan,” ketus wanita muda dengan tubuh tinggi langsing dan pakaian yang sangat seksi. Wanita itu terlihat terkejut dan segera merapikan atasan kemeja bagian atasnya.

“Kenapa saya harus mengetuk pintu? Ini kantor saya dan kau tahu sekarang sedang berbicara dengan Salomita Darmawan anak dari Surya Darmawan pemilik dari perusahaan Surya Corp, apa perkataanku kurang jelas?”

Wanita muda yang merupakan sekretaris pribadi Ardi itu langsung pucat pasi mendengar ucapan Mita barusan, ia menunduk dan segera permisi untuk keluar ruangan.

“Ada apa kamu tiba-tiba ke kantor?” tanya Ardi sedikit panik.

“Yang jelas bukan untuk menonton perbuatan mesummu,” jawab Mita tanpa ekspresi.

“Ayolah tugasmu di rumah menjaga anak-anak, aku tidak mau kalau anak-anakku sampai tidak terurus.”

“Lalu tugasmu? berselingkuh dengan banyak wanita dan menghambur-hamburkan uang peusahaan millik papahku,” tekan Mita.

“Perusahaan ini tidak akan berjalan jika bukan aku yang mengendalikannya.” Ardi mulai tersulut emosi.

“Dan ingat kau tidak akan menjadi seorang ceo jika tidak menikah denganku,” geram Mita yang juga mulai emosi.

Tok tok tok

Suara ketukan pada pintu membuat perdebatan antara Mita dan Ardi terhenti.

“Maaf nona, ini semua berkas yang anda minta.” Pak Budi masuk dan menyerahkan beberapa tumpuk map yang merupakan berkas dan laporan semua pendapatan dan pengeluaran kantor.

“Ada apa ini hah?” bentak Ardi.

“Sssst! Ini bukan di rumah jadi kau tidak bisa berteriak seenaknya, dan ingat aku adalah pemilik tunggal dari Surya Corp.” Tatapan Mita dingin di sertai senyuman sinis.

“Mita. Ingat aku suamimu!” Suara Ardi meninggi dan penuh penekanan.

“Aku tahu. Terimakasih Pak Budi, sekarang bapak silahkan kembali ke ruangan bapak.” Pak Budi mengangguk lalu pergi.

“Aku kemari hanya ingin mengambil berkas-berkas ini, dan sekarang aku akan pergi, silahkan teruskan kegiatanmu yang sempat terganggu tadi,” sindir Mita lalu pergi meninggalkan Ardi yang wajahnya merah menahan emosi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status