Share

Hidup Seorang Wanita
Hidup Seorang Wanita
Penulis: Ucu nurhayati

Tak seindah dulu

Malam sudah larut, terdengar suara deru mobil memasuki garasi sebuah rumah mewah dan berada di sebuah komplek perumahan elit. Setelah mobil  terparkir di garasi seorang laki-laki berpakaian setelan kerja keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki rumah bergaya modern minimalis itu.

Baru saja ia menapaki teras depan rumah tiba-tiba pintu rumah sudah terbuka dan nampak seorang wanita menghampiri laki-laki itu yang tidak lain adalah  suaminya, setelah mencium tangan wanita itu pun segara mengambil tas jingjing dan jas dari tangan suaminya yang terlihat sangat cuek.

“Apa mas mau makan? Aku sudah masak makanan kesukaan mas,” ucapnya dengan senyum merekah.

“Aku sudah makan di luar,” jawab suaminya singkat seraya berlalu dan tanpa menoleh sedikit pun.

Itulah percakapan dingin yang selalu terjadi antara Salomita dan Ardia Gunawan yang sudah menjalani biduk pernikahan selama 6 tahun dan sudah di karuniai 3 orang anak , anak pertama mereka adalah laki-laki dan sudah berusia 5 tahun bernama Nathan Gunawan, yang kedua perempuan bernama Alisyia Gunawan berusia 3 tahun dan yang paling kecil laki-laki berusia 1 tahun bernama Alvian Gunawan.

Mita sapaann wanita  berusia 30 tahun yang memiliki tinggi badan 176cm dengan kulit putih, hidung bangir, bibir sensual yang jika tersenyum maka akan muncul dua buah lesung pipi yang menghiasi wajah mulusnya.

Setelah suaminya pergi menuju kamar ia dengan tergesa segera mengikutinya dan saat masuk ke dalam kamar ternyata suaminya sedang berada di kamar mandi, ia lalu segera mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur menerawang serta menyemprotkan parfum favorit suaminya dulu saat mereka masih pacaran tak lupa ia juga memakai sedikit bedak dan memoles lisptik tipis pada bibirnya.

Setelah merasa penapilannya sudah sempurna ia lalu berdiri tepat di depan pintu kamar mandi berharap saat suaminya keluar suaminya akan tergoda dan mereka akan menghabiskan malam penuh gairah dan hangat yang sudah lama tidak mereka lalui.

Klik

Pintu kamar mandi terbuka, Mita pun segara memasang fose seksi dengan senyum menggoda. Namun realita tidak sesuai dengan ekspektasi, suaminya hanya menatap Mita sekilas lalu berjalan menuju tempat tidur dan berbaring.

Mita yang kesal berusaha menahan amarahnya, ia berjalan menghampiri suaminya dan mendaratkan sebuah ciuman panas yang dulu jika ia melakukan hal itu maka gairah suaminya akan langsung memuncak, agak lama ia melumat dan menghisap bibir suaminya namun sikap suaminya masih saja dingin, melihat suaminya tidak merespon dan masih memejamkan mata Mita tak habis akal, setelah dari bibir ia perlahan turun mengecup leher suaminya namun suaminya masih saja diam dengan sedikit kesal Mita pun menghisap leher suaminya sedikit kuat dan berharap suaminya akan bereaksi.

“Apa kau tidak tahu jika aku cape hah!” Bentak suaminya seraya mendorong tubuh Mita yang membuat wanita dengan tubuh kurus itu tersungkur ke lantai.

“Aku cape seharian bekerja dan sekarang kau mau mengganggu istirahat ku, istri macam apa kau ini!” Suara Ardi meninggi dengan wajah marah dan mata melotot.

“Tapi mas, kita sudah lama tidak menikmati malam bersama ,” ucap Mita seraya bangkit dan mendekati suaminya.

“Apa kau pikir aku bisa bernafsu dengan tubuhmu sekarang.” Ardi menarik tubuh Mita dan menghadapkannya pada sebuah cermin,”Lihat seperti apa kau sekarang, apa menurutmu tubuhmu itu bisa membangkitkan gairahku?” tanya Ardi dengan senyum mengejaek lalu pergi dan kembali berbaring pada tempat tidur.

Mita menatap lekat dirinya dan semua perkataan suaminya benar, tubuh yang selama ini ia banggakan dan selalu menjadi pusat perhatian setiap laki-laki sekarang sudah berubah, kulit wajahnya terlihat kusam denga kantung mata yang terlihat, rambut indah yang selalu suaminya belai saat mereka pacaran sekarang terlihat kusam dan tak terawat, di tambah lagi terdapat stretch mark dan luka bekas operasi cecar pada perutnya, bagian dadanya pun terlihat tidak lagi membusung dan menantang setiap laki-laki untuk menjamahnya. Melihat tampilan dirinya sekarang di cermin tak terasa butiran hangat mengalir di kedua pipi Mita.

Cukup lama Mita berdiri dan menagis di depan cermin hingga akhirnya ia berjalan dengan gontai menuju kamar mandi dan mengganti pakaiannya dengan piyama tidur biasa. Mita duduk di pinggir  di tempat tidur dan menatap wajah suaminya, setelah 6 tahun tidak ada yang berubah pada suaminya, ia masih terlihat tampan dengan wajah khas laki-laki yang menonjoklan bentuk rahang yang kuat dan garis wajah yang tegas, di tambah bentuk tubuh yang proposional dengan jabatan ceo pada sebah perusahaan besar yang membuat banyak wanita menggilainya.

Tangan Mita terulur dan hendak membelai wajah pria yang telah memberinya 3 orang anak itu namun niatnya urung ketika mendengar suara tangisan anak bungsunya. Dengan langkah perlahan agar tak mebangunkan saminya Mita segera menghampiri sebuah kamar yang berada tepat di sebelah kamar tidurnya, di kamar yang di dominasi warna putih dan wallpaper dinding bergambar bola dan mobil terbaring seorang bayi laki-laki yang sedang menangis dan meronta, dengan segera Mita menggendong putra bungsunya itu dan ternyata popoknya basah, setelah mengganti popoknya dengan yang baru bayi mungil itu tetap saja menangis, Mita lalu menggendong dan menyusuinya dan benar saja Alvian dengan lahap langsung menyusu pada ibuya dan berhenti menangis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status