Share

Bab 10

"Ah sudahlah, Mas." Aku hampir saja mau membuang benda pipih itu saking putus asanya.

"Eh jangan buang dulu, sini coba Mas lihat." Ia merebut benda itu dari tanganku.

Dilihat bolak balik pun percuma garis merah melintang hanya ada satu yang nampak, kalau begini aku harus bagaimana? kasihan Mas Lutfi kalau sampai tak memiliki anak hingga akhir hayatnya.

"Yang, lihat deh. Ini tuh kaya garis tapi kok ...." Ia menunjuk-nunjuk benda pipih itu.

Aku melirik, garis apaan orang itu samar ga jelas begitu.

"Sudahlah, Mas." Aku mendesah lelah.

"Mas yakin kamu hamil tapi belum terdeteksi karena masih dini, kita tunggu semingguan lagi ya." Mas Lutfi memelukku.

"Setiap wanita yang punya rahim insya Allah berpeluang memiliki keturunan, jangan pesimis gitu dong." Mas Lutfi mengelus punggungku.

Kata-katanya memang menyejukkan, tapi kekecewaan ini tetap saja ada enggan sirna, apalagi kalau ingat hasil tes kesuburan waktu itu, semakin putus asa saja.

"Tapi umur kita ga muda lagi, Mas. Apa mungkin?" Aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
terlalu DURJANA makanya pendarahan tuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status